disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan yang dibimbing oleh
Abd. Mu’id Aris Shofa, S.Pd, M.Sc
Disusun Oleh :
Kelompok 1/Offering C3
Maret 2021
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
kebesaran-Nya kami mendapatkan rahmat berlimpah sehingga kami dapat menyelesaikan
Makalah kelompok dengan topik pembahasan “ Negara dan Kewarganegaraan ”. Tidak lupa kami
sampaikan ucapan terima kasih kepada Abdul Mu’id Aris Shofa selaku dosen Pendidikan
Kewarganegaraan, yang telah membantu kami baik secara moral maupun materi. Ucapan
terima kasih juga kami sampaikan kepada semua pihak yang terlibat dalam penyelesaian
makalah kelompok ini. Terima kasih pula atas kerja sama teman-teman satu kelompok yang
ikut mewujudkan pembuatan makalah diskusi kelompok ini dapat selesai dengan tepat waktu.
Makalah diskusi kelompok ini tentang topik Negara dan Kewarganegaraan. Kami
menyadari bahwa makalah diskusi kelompok yang kami buat jauh dari kata sempurna baik
segi penyusunan, materi sesuai pemahaman kelompok, bahasa, maupun penulisannya. Oleh
karena itu, kami meminta maaf jika terdapat kesalahan penulisan kata atau kalimat yang tidak
sesuai dan kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca guna
menjadi acuan agar penulis bisa menuliskan laporan sejenis dengan lebih baik di masa
mendatang.
Akhir kata, kami sebagai tim penyusun berharap agar makalah kelompok ini semoga
dapat bermanfaat bagi pembaca, menambah wawasan pembaca dan bermanfaat untuk
perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN
Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu :
1. Mengetahui dan memahami hubungan negara dan warga negara.
2. Mengetahui dan memahami sifat, fungsi, dan tujuan negara.
3. Mengetahui dan memahami negara hukum Pancasila.
4. Mengetahui dan memahami kasus yang terjadi.
BAB II
PEMBAHASAN
Negara wajib melindungi unsur negara(rakyat, wilayah, dan pemerintahan) dari segala
ancaman, hambatan, dan gangguan, serta tantangan lain yang berasal dari internal atau
eksternal. Contoh: TNI menjaga perbatasan negara
Fungsi Keadilan
Negara wajib berlaku adil dimuka hukum tanpa ada diskriminasi atau kepentingan tertentu.
Contoh: Setiap orang yang melakukan tinfakan kriminal dihukum tanpa melihat kedudukan
dan jabatan.
Fungsi Pengaturan dan Keadilan
Negara bisa mengeksplorasi sumber daya alam yang dimiliki untuk meningkatkan kehidupan
masyarakat agar lebih makmur dan sejahtera
Sifat memaksa
Negara dapat memaksakan kehendak melalui hukum atau kekuasaan. Negara memiliki
kekuasaan memaksa agar masyarakat tunduk dan patuh terhadap negara tanpa tidak ada
pemaksaan fisik
Hak negara ini memiliki sifat legal agar tercipta tertib di masyarakat dan tidak ada
tindakan anarki. Paksaan fisik dapat dilakukan terhadap hak milik.
Sifat monopoli
Negara menetapkan tujuan bersama dalam masyarakat. Negara dapat menguasai hal-hal
seperti sumberdaya penting untuk kepentingan orang banyak. Negara mengatasi paham
individu dan kelompok.
Sifat totalitas
Semua hal tanpa pengecualian menjadi wewenang Negara
2.2.3 Tujuan Negara
Menurut Miriam Budiharjo. Menyatakan bahwa Negara dapat dipandang sebagai asosiasi
manusia yang hidup dan bekerjasama untuk mengejar beberapa tujuan bersama. Dapat
dikatakan bahwa tujuan akhir setiap negara adalah menciptaka kebahagiaan bagi rakyatnya.
Sedangkan tujuan Negara Indonesia adalah yang tertulis dalam pembukaan UUD 1945 alinea
ke empat;
Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia
Memajukan kesejahteraan umum
Kasus yang dibahas dalam makalah ini adalah kasus yang terjadi pada pemilihan Bupati
Nusa Tenggara Timur yang dilakukan pada tahun 2020. Dimana, Orient Patriot Riwu Kore yang
terpilih sebagai bupati ternyata memiliki kewarganegaraan ganda. Hal ini diketahui pada
Februari 2021 setelah Bawaslu Kabupaten Sabu Riajua menerima balasan surat elektronik dari
Kedubes AS yang menyatakan bahwa Orient sudah menjadi warga negara Amerika Serikat
(Kompas.com, 2021).
Kemungkinan terjadinya kewarganegaraan ganda di Indonesia pada UUD NRI Tahun 1945
tidak mengharuskan dan tidak melarang. Akan tetapi, kebijakan lebih lanjut diberikan kepada
pembentuk Undang-Undang untuk mengaturnya sesuai dengan ketentuan Pasal 26 ayat (3) UUD
NRI Tahun 1945. Pada saat ini, Undang-Undang yang mengatur tentang kewarganegaraan
Indonesua adalah UU No. 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia. Dalam
UU No. 12 Tahun 2006 tidak mengenal kewarganegaraan ganda dengan dianutnya asas
kewarganegaraan tunggal. Namun, UU No. 12 Tahun 2006 juga menganut Asas
kewarganegaraan ganda terbatas, dimana asas ini yang menentukan kewarganegaraan ganda bagi
anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang ini. Asas ini merupakan
pengecualian dalam rangka perlindungan terhadap anak (Unair News, 2020).
Setelah anak berusia 18 (delapan belas) tahun atau sudah kawin, maka anak tersebut harus
menyatakan memilih salah satu kewarganegaraannya. Terdapat beberapa pasal yang
membuktikan bahwa UU No. 12 Tahun 2006 tidak menganut kewarganegaraan ganda untuk
orang dewasa, yaitu Pasal 6 ayat (1), Pasal 7, Pasal 9 huruf (f), Pasal 19, Pasal 20, Pasal 21, Pasal
23 huruf (a,b,h), Pasal 25, Pasal 26, dan Pasal 42 (Pemerintah Republik Indonesia, 2006; Unair
News, 2020). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Orient sudah dapat dinyatakan sebagai
WNA bukan lagi WNI.
Kesalahan ini dapat terjadi karena ketika mendaftarkan diri pada partai maupun sebagai
calon Bupati memiliki syarat utama, yaitu merupakan warga negara Indonesia yang dibuktikan
dengan e-KTP dan kartu keluarga. Ketika penerimaan dokumen calon, KPU Sabu mendapat
rekomendasi Bawaslu yang mempertanyakan keabsahan e-KTP milik Orient, sehingga KPU
Sabu menindaklanjuti dengan melakukan klarifikasi ke instansi yang menerbitkan dokumen
tersebut di Disdukcapil Kota Kupang dengan hasil tertuang dalam BA klarifikasi bersama yang
menyatakan bahwa yang bersangkutan benar WNI (KumparanNEWS, 2021).
3.1 KESIMPULAN
3.1.1 Negara dan warga negara memiliki hubungan timbal balik dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara. Persoalan yang paling mendasar mengenai hubungan antara negara dan warga
negara adalah masalah hak dan kewajiban, dimana negara memiliki tanggung jawab terhadap
warga negaranya begitu juga sebaliknya. Terdapat tiga teori yang menjelaskan hubungan
negara dan warga negara, yaitu pluralis, marxis, dan strukturasi Giddens. Jika dilihat dalam
konteks yang tertuang dalam UUD 1945, maka hubungan negara dan warga negara di
Indonesia lebih dekat dengan teori strukturasi Giddens.
3.1.2 Negara memiliki beberapa sifat yaitu sifat memaksa, monopoli dan totalitas yang
kemudian semua sifat tersebut memiliki fungsi yaitu berfungsi untuk Pertahanan dan
Keamanan, berfungsi untuk keadilan, berfungsi untuk pengaturan dan keadilan, dapat
berungsi untuk kesejahteraan dan kemakmuran. Sedangkan untuk tujuannya sendiri ada
beberapa pendapat yang berbeda. Namun dengan seiring berjalannya waktu Indonesia
memakai tujuan bernegara sesuai dengan UUD 1945 alenia ke 4 yaitu melindungi segenap
bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa, ikut melaksanakan ketertiban dunia.
3.1.3 Indonesia adalah negara hukum sehingga segala kekuasaan dari alat-alat
pemerintahan didasarkan atas hukum. Rakyat tidak boleh bertindak sendiri-sendiri semaunya
yang bertentangan dengan hukum. Kekhususan itu karena negara hukum Indonesia berjalan
di atas asas Pancasila yang menjadi dasar filosofis dan ideologis negara. Pancasila
merupakan falsafah kenegaraan atau staatsidee (cita negara) yang berfungsi sebagai
filosofische grondslag dan common platforms atau kalimatun sawa di antara sesama warga
masyarakat dalam konteks kehidupan bernegara dengan lima prinsip dasar Pancasila dan juga
mencakup dari isi pancsila.
3.2 SARAN
Untuk lebih mendalami materi mengenai negara dan kewarganegaraan, pembaca dapat
menambah pengetahuan dengan mempelajari buku, jurnal atau artikel lain agar semakin paham
dan mengetahui berbagai peraturan dan ketentuan sebagai warna negara juga negara Indonesia.
Dengan adanya hal tersebut diharapkan dapat menambah rasa nasionalisme dan memberi
pengetahuan baru yang dapat diajarkan pada orang lain.
DAFTAR RUJUKAN
Abdin, Maslan. 2020. Kedudukan dan Peran Warga Negara dalam Masyarakat Multikultural.
Jurnal Pattimura Civic (JPC), 1(1): 17-25.
Abu, Ahmadi. 1982. Psikologi Sosial. Surabaya: PT. Bina Ilmu Soerjono.
Damsar. 2010. Pengantar Sosiologi Politik Jakarta. Cet. Ke-1. Jakarta: Kencana. H. 100-102.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1994. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
Balai Pustaka.
Horton, P.B. & Hunt, C.L. 1993. Sociology, Sixth Edition. London: Mc. Graw-Hill Book
Company.
Laurensius Arliman S, Hukum Adat Di Indonesia Dalam Pandangan Para Ahli Dan Konsep
Pemberlakuannya di Indonesia , Jurnal Selat, Volume 5, Nomor 2, 2018,
https://doi.org/10.31629/selat.v5i2.320
Merton, R.K. 1968. Social Theory and Social Structure. New York: The Free Press.
Ubaedillah, A., dkk. 2008. Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education) Demokrasi, Hak
Asasi Manusia, dan Masyarakat Madani. Edisi Ketiga. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group. H. 84.
Wibowo, I. 2000. Negara dan Masyarakat: Berkaca dari Pengalaman Rakyat Cina. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Wignjosoebroto, Soetandyo. 2012. Hubungan Antara Negara dan Warga Negara. Makalah.
Yogyakarta: PUSHAM-UII.
Hukum, P., & Negara, T. (n.d.). Moh. Kusnardi, Pengantar Hukum Tata Negara Indonesia , PT.
Sastra Hudaya, Jakarta, 1985, hlm. 291. 1.
Purba, E. (2017). Eran Guru Pkn Dalam Mewujudkan Civil Society Siswa Kelas Xi Sma Teladan
Pematang Siantar Melalui Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan. 1–7.