Anda di halaman 1dari 7

IX.

PEMBAHASAN

Pada praktikum yang berjudul “Inversi Gula” yang dilakukan pada


hari Rabu,11 Oktober 2023 di Laboratorium Kimia Fisika dengan tujuan
untuk menentukan orde reaksi dari reaksi inversi gula menggunakan
polarimeter. Dalam praktikum kali ini alat yang dibutuhkan adalah
Polarimeter dan komponennya, gelas ukur 25 mL, gelas kimia dan
stopwatch. Bahan-bahan yang diperlukan dalam percobaan ini adalah
larutan gula %, aquades dan HCl 2N. Sukrosa berbentuk padatan kristal
yang berwarna putih, mempunyai rasa yang manis dan sering dijumpai
sebagai gula pasir. Sukrosa bersifat larut dalam air dan juga dapat
terhidrolisis membentuk gula invert yaitu glukosa dan fruktosa
(Mulyono, 2005). Sukrosa merupakan salah satu senyawa yang
bersifat polar. Sukrosa dapat terhidrolisis menjadi monosakarida.
Hidrolisis sukrosa merupakan proses terpecahnya sukrosa yang kemudian
membentuk fruktosa dan glukosa sebagai monosakarida.

Langkah pertama yaitu membuat larutan gula 10% degan cara


menimbang sebanyak 10 gram gula pasir yaitu sukrosa, kemudian
dilarutkan dengan aquades hingga volumenya menjadi 100 mL dan diaduk
hingga larut. Dalam hal ini akan dihasilkan sampel berupa 10% larutan
sukrosa (gula pasir). Selanjutkan mempersiapkan penggunaan
polarimeter, yang pertama kali dilakukan adalah mengeluarkan kuvet
dari polarimeter kemudian dicuci dengan aquades sebersih mungkin
dan dikeringkan. Untuk memperkecil kemungkinan kesalahan terjadi
dalam pengamatan maka lebih baik tabung (kuvet) dibilas dengan pelarut
yang akan dipakai sebagai pelarut zat optis aktif yang akan dianalisis.
Untuk memulai penggunaan polarimeter pastikan tombol power pada
posisi on dan biarkan selama 5-10 menit agar lampu natriumnya siap
digunakan. Dalam praktikum kali ini dilakukan 3 kali percobaan yaitu
menentukan titik nol pelarut, menentukan sudut putar jenis sapel dan
menentukan sudut putar sampel dari waktu ke waktu.

1. Menentukan titik nol pelarut


Dalam percobaan ini untuk menentukan titik nol pelarut
digunakan pelarut aquades. Keadaan nol ini perlu untuk mengkoreksi
pembacaan atau pengamatan rotasi optik. Mula-mula diisi kuvet
dengan aquades hingga penuh dan diusahakan tidak ada gelembung
udara dalam kuvet agar hasil pengamatan yang diperoleh lebih
akurat. Kuvet berisi air dimasukkan kedalam polarimeter dan ditutup
kemudian di cari cahaya gelap terangnya. Bila sebelum kuvet
diisi larutan didapat keadaan cahaya terang, maka setelah kuvet diisi
larutan analisator diputar sampai didapat keadaan terang kembali.
Sebaliknya bila awalnya keadaan cahaya gelap harus kembali
kekeadaan gelap. Setelah itu dicatat nilai rotasi optik yang dapat
terbaca pada skala. Pada percobaan ini didapatkan sudut putar aquades
adalah 0,6 ° dimana hasil tersebut tidak sesuai dengan teori yang diacu
yaitu 0-0,5 °.
2. Menentukan sudut putar jenis sampel
Penentuan sudut putar jenis sampel menggunakan sampel larutan
gula 10%. Mula-mula dikeluarkan kuvet yang berisi aquades
kemudian dibersikan dan dibilas dengan sampel yang akan dibaca
sudut putarnya. Selanjutnya diisi lagi dengan larutan gula 10%. Kuvet
yang telah berisi larutan gula 10%, dimasukkan kedalam polarimeter
kemudian diamati cahaya gelap terangnya dan dilihat skalanya. Sebuah
molekul sukrosa terdiri dari 2 molekul gula yaitu molekul glukosa dan
molekul fruktosa (Koswara, 2008). Dengan hidrolisis sukrosa akan
terpecah dan menghasilkan glukosa dan fruktosa. Sukrosa mempunyai
sifat memutar cahaya terpolarisasi ke kanan. Hasil yang diperleh dari
hidrolisis ialah glukosa dan fruktosa dalam jumlah yang
ekuimolekuler. Glukosa memutar cahaya kekanan, sedangkan fruktosa
ke kiri. Dengan demikian pada proses hidrolisis ini terjadi perubahan
sudut putar, mula-mula ke kanan menjadi kekiri, dan oleh karenanya
proses ini disebut inversi. Dari percobaan ini didapatkan sudut putar
larutan gula 10% adalah 64,7° dimana sudut putar yang diperoleh
sesuai dengan sudut putar sukrosa teori yaitu sebesar 66,5. Kemudian
menghitung sudut putar jenis sampel (α), yang diperoleh dari
perbedaan skala pengukuran titik nol air dan sudut putar larutan gula
10% :
𝑃𝑒𝑟𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑎𝑚𝑎𝑡𝑖
[α] = 𝑔
𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑎𝑏𝑢𝑛𝑔 (𝑑𝑚) 𝑥 𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 ( ⁄𝑚𝐿 )

[α] 10% larutan gula


64,7°
[α] = 𝑔
2,0 𝑑𝑚 𝑥 0,1 ⁄𝑚𝐿

= 323,5000
3. Menentukan sudut putar sampel dari waktu ke waktu
Dalam menentukan sudut putar sampel dari waktu ke waktu,
pertama adalah mengosongkan kuvet kemudian mengisi dengan
larutan yang dibuat dengan cara mencampurkan 25 mL larutan gula
10% dengan 10 mL larutan HCl 2N. Tujuan dari hal ini ialah untuk
mengetahui reaksi hidrolisis yang terjadi pada gula dengan
menggunakan suatu asam (HCl) sebagai katalis. Penambahan HCl
adalah sebagai katalis yang dapat mempercepat reaksi terurainya
sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa, dimana pada akhir reaksi akan
terbentuk kembali. Kemudian kuvet yang berisi campuran larutan gula
dan HCl dimasukkan kedalam polarimeter dan melakukan pengamatan
sudut putar dari waktu ke waktu yaitu pada waktu : 5, 10, 15, 20, 25,
30, 35, 40, 45, 50, 55 dan 60 menit. Hasil percobaan didapat data
sebagai berikut :
Waktu (s) skala 𝜶
300 +60,2 301,0000
600 +56,7 283,5000
900 +53,2 266,0000
1200 +51,3 256,5000
1500 +48,4 242,0000
1800 +45,9 229,5000
2100 +42,4 212,0000
2400 +41,3 206,5000
2700 +38,7 193,5000
3000 +36,2 181,0000
3300 +34,2 171,0000
3600 +33,1 165,5000

Terjadinya reaksi hidrolisis sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa


ditandai dengan semakin turun nilai putaran optik atau sudut putar dari
waktu ke waktu. Dengan hidrolisis sukrosa akan terpecah dan
menghasilkan glukosa dan fruktosa. Sukrosa mempunyai sifat
memutar cahaya terpolarisasi ke kanan. Glukosa memutar cahaya
kekanan, sedangkan fruktosa ke kiri. Dengan demikian pada proses
hidrolisis ini terjadi perubahan sudut putar mula-mula ke kanan
menjadi kekiri. Pada sukrosa yang memiliki putaran optik + 66,5 jika
terhidrolisis akan terdapat campuran D-Glukosa dan D-Fruktosa dalam
jumlah yang sama, dan rotasi optiknya berubah tanda menjadi [𝛼] = -
20. Hal ini disebabkan oleh campuran kesetimbangan anomer D-
glukosa (𝛼 dan 𝛽) mempunyai rotasi +52, tetapi anomer fruktosa
mempunyai rotasi negatif yang kuat yaitu [𝛼 ] = -92, karena hidrolisis
sukrosa menukar (=invert) tanda rotasi optik. Reaksi inversi gula :
C12H22O11+ H2OC6H12O6 + C6H12O6
Orde reaksi dari inversi gula merupakan orde ke satu. Pada reaksi
ini laju reaksi hanya tergantung pada satu kosentrasi saja yaitu
[C12H22O11] sedangkan H2O tidak berpengaruh dalam reaksi tersebut.

t (s) 𝜶 (𝜶 − 𝒙) 𝜶 − 𝒙)2 ln(𝜶 − 𝒙) 1/( 𝜶 − 𝒙)


0 323,5000 5,7792 0,0031
300 323,5000 301,0000 90.601 5,7071 0,0033
600 323,5000 283,5000 80.372 5,6472 0,0035
900 323,5000 266,0000 70.756 5,5485 0,0037
1200 323,5000 256,5000 65.792 5,5471 0,0039
1500 323,5000 242,0000 58.564 5,4890 0,0041
1800 323,5000 229,5000 52.670 5,4360 0,0043
2100 323,5000 212,0000 44.944 5,3566 0,0047
2400 323,5000 206,5000 42.642 5,3303 0,0048
2700 323,5000 193,5000 37.442 5,2653 0,0052
3000 323,5000 181,0000 32.761 5,1985 0,0055
3300 323,5000 171,0000 29.241 5,1416 0,0050
3600 323,5000 165,5000 27.390 5,1090 0,0060

Selanjutnya dari data tersebut dapat digunakan untuk mencari


nilai k dengan integral metode grafik maupun non grafik sebagai
berikut.
Metode non grafik
Orde 1

5,8 ORDE 1
5,6
5,4
ln (a-x)

5,2 Konsentrasi
5 Terhdap
Waktu
4,8 y = -0,0552x + 5,7598
4,6 R² = 0,9976
300
600
900

2100
1200
1500
1800

2400
2700
3000
3300
3600

t (s)

Orde 2

0,007 ORDE 2
0,006
0,005
1/(a-x)

0,004
0,003 Konsentrasi
Terhdap
0,002 Waktu
0,001
0 y = 0,0003x + 0,003
R² = 0,9908
300
600
900
1200
1500
1800
2100
2400
2700
3000
3300
3600

t (s)

Orde 3
1/2(a-x)²
0,00002 ORDE 3
0,000015

0,00001
Konsentras
i Terhdap
0,000005 Waktu

0 300 y = 1E-06x + 3E-06


600
900
1200
1500
1800
2100
2400
2700
3000
3300
3600
R² = 0,9718
t (s)

Metode Non grafik


Orde 1 (𝑘)
1 𝑎
Rumus : 𝑘 = 𝑡 ln (𝑎−𝑥)
a) 5 menit (300 s)
1 323,5000
𝑘= ln = 0,00024
300 (301,0000)
b) 10 menit (600 s)
1 323,5000
𝑘= ln = 0,00022
600 (283,5000)
c) 15 menit (900 s)
1 323,5000
𝑘= ln = 0,00021
900 (266,0000)
d) 20 menit (1200)
1 323,5000
𝑘= ln = 0,00019
1200 (256,5000)
e) 25 menit (1500 s)
1 323,5000
𝑘= ln = 0,00019
1500 (242,0000)
f) 30 menit (1800 s)
1 323,5000
𝑘= ln = 0,00019
1800 (229,5000)
g) 35 menit (2100 s)
1 323,5000
𝑘= ln = 0,0002
2100 (212,0000)
h) 40 menit (2400 s)
1 323,5000
𝑘= ln = 0,0002
2400 (206,5000)
i) 45 menit (2700 s)
1 323,5000
𝑘= ln = 0,0002
2700 (193,5000)
j) 50 menit (3000 s)
1 323,5000
𝑘= ln = 0,0002
3000 (181,0000)

k) 55 menit (3300 s)
1 323,5000
𝑘= ln = 0,0002
3300 (171,0000)
l) 60 menit (3600 s)
1 323,5000
𝑘= ln = 0,0002
3600 (165,5000)

Berdasarkan metode penentuan nilai k diatas, ditinjau dari nilai R2


nya, maka reaksi dalam percobaan inversi gula merupakan reaksi orde
1 karena nilai R2 mendekati 1. Sedangkan jika ditinjau dari nilai k
yang diperoleh reaksi tersebut bukalah reaksi orde satu karena nilai k
yang didapat berbeda-beda tiap waktunya.
X. SIMPULAN
1. Besarnya sudut putar dan konsentrasi suatu zat optik aktif dapat
ditentukan dengan menggunakan polarimeter
2. Reaksi inversi gula termasuk reaksi berorde satu terhadap
konsentrasi gula jika dilihat dari grafik yang terbentuk.
XI. SARAN
Sebaiknya sebelum melakukan percobaan praktikan harus terlebih
dulu tahu dan paham tentang percobaan yang akan dikerjakan.

Anda mungkin juga menyukai