KECEPATAN DISOLUSI
I. Prinsip Percobaan
Semakin tinggi kosentrasi zat terlarut maka semakin cepat pula
kecepatan disolusiya.
dM D.S
(Cs C )
dt h
dimana
dM/dt : kecepatan disolusi
D : koefisien difusi
S : luas permukaan zat
Cs : kelarutan zat padat
C : konsentrasi zat dalam larutan saat waktu t
h : tebal lapisan difusi
Bila konsentrasi zat terlarut di dalam larutan (C) jauh lebih kecil daripada
kelarutan zat tersebut (Cs), harga konsentrasi zat terlarut di dalam larutan (C)
dapat diabaikan, maka harga (Cs-C) dianggap sama dengan Cs. Sehingga
persamaan kecepatan disolusi disederhanakan menjadi :
dM DSCs
dt h
(Prasetya dkk., 2012)
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan adalah pengadukan,
suhu, luas permukaan, viskositas, ukuran partikel, pH larutan, dan polimerfisme
(Ditjen POM, 1979).
Selain faktor di atas penambah surfaktan juga akan mempengaruhi kelarutan.
Surfaktan adalah suatu zat yang digunakan untuk menakkan kelarutan suatu zat.
Molekul surfaktan terdiri atas dua bagian yaitu polar dan non polar (Ditjen POM,
1979).
Jika kelarutan suatu zat tidak diketahui dengan pasti, kelarutannya dapat
ditunjukkan dengan istilah berikut (Ditjen POM, 1979) :
Jumlah bagian pelarut yang
Istikah Kelarutan diperlukan untk melarutkan 1 bagian
zat
Larut 10 sampai 30
Indikator yang dipakai dalam titrasi asam basa adalah indikator yang
perubahan warnanya dipengaruhi oleh pH. Penambahan indikator
diusahakan sesedikit mungkin dan umumnya adalah dua hingga tiga tetes.
Diisi bejana dengan 900 mL air suling dan dipasang thermostat pada suhu 30C
Jika suhu air di dalam bejana sudah mencapai 30C dimasukkan 2 gram asam salisilat dan
dihidupkan motor penggerak pada kecepatan 50 rpm.
Diambil sebanyak 20 mL air dari bejana setiap selang waktu 1, 5, 10, 15, dan 20 menit
setelah pegadukan. Setiap selesai pengambilan sampel segera digantika dengan 20 mL air
suling.
Ditentukan kadar asam salisilat terlarut dari setiap sampel denga metode titrasi asam basa
menggunakan NaOH 0,05 N dan indikator fenolftalein. Dihitung faktor koreksi konsentrasi
asam salisilat yang diperoleh setiap selang waktu pengenceran yang dilakukan karena
penggatian larutan sampel dengan air suling.
Ditabelkan hasil yang diperoleh dan dibuat kurva hubungan antar konsentrasi asam salisilat
yang diperoleh oleh waktu.
Dilakukan percobaan yang sama pada 30C dan 45C untuk dilihat pengaruh suhu terhadap
kecepatan disolusi.
Diisi bejana dengan 900 mL air suling dan dipasang thermostat pada suhu 30C
Jika suhu air di dalam bejana sudah mencapai 30C dimasukkan 2 gram asam salisilat dan
dihidupkan motor penggerak pada kecepatan 50 rpm.
Diambil sebanyak 20 mL air dari bejana setiap selang waktu 1, 5, 10, 15, dan 20 menit
setelah pegadukan. Setiap selesai pengambilan sampel segera digantika dengan 20 mL air
suling.
Ditentukan kadar asam salisilat terlarut dari setiap sampel denga metode titrasi asam basa
menggunakan NaOH 0,05 N dan indikator fenolftalein. Dihitung faktor koreksi konsentrasi
asam salisilat yang diperoleh setiap selang waktu pengenceran yang dilakukan karena
penggatian larutan sampel dengan air suling.
Ditabelkan hasil yang diperoleh dan dibuat kurva hubungan antar konsentrasi asam salisilat
yang diperoleh oleh waktu.
Dilakukan percobaan yang sama dengan kecepatan pegadukan 100 dan 150 rpm untuk
dilihat pengaruh kecepatan pegadukan terhadap kecepatan disolusi.
V. Data Pengamatan dan Perhitungan
Suhu 300 , 50 rpm
1 0,8 0,002
5 0,4 0,001 0,001
10 0,9 0,00225 0,002
15 4,4 0,011 0,01
20 2,1 0,00525 0,00561
1 1,1 0,00275
5 1,3 0,00325 0,003
10 3,0 0,0075 0,007
15 3,1 0,00775 0,008
20 2,8 0,007 0,074
1 2,6 0,0065
5 2,8 0,007 0,0071
10 3,1 0,00775 0,008
15 4,2 0,0105 0,0109
20 4,4 0,011 0,0117
Suhu 300, 100 rpm
1 0,7 0,00175
5 1,0 0,0025 0,0025
10 2,8 0,007 0,00709
15 3,5 0,00875 0,009
20 4,2 0.0105 0,01
1 2,0 0,005
5 2,6 0,0065 0,00661
10 3,9 0,00975 0,01
15 3,8 0,0095 0,009
20 4,0 0,01 0,01
0.008 0.0065
0.006 0.005
0.004
0.002
0
0 5 10 15 20 25
Suhu 370 , Rpm 50
0.012
0.00975 0.01
0.0095
0.01
0.008 0.0065
0.006 0.005
0.004
0.002
0
0 5 10 15 20 25
0.008 0.0065
0.006 0.005
0.004
0.002
0
0 5 10 15 20 25
0.008 0.0065
0.006 0.005
0.004
0.002
0
0 5 10 15 20 25
Suhu 300 , Rpm 150
0.012
0.00975 0.01
0.0095
0.01
0.008 0.0065
0.006 0.005
0.004
0.002
0
0 5 10 15 20 25
Vol.NaOH
Menit yang Konsentrasi
Faktor Koreksi
Ke- terpakai Asam Salisilat
(mL)
V1.N1= V2.N2
0,8 mL . 0,05 N= 20 mL. N2
1 0,8 0.04 = 20. N2
-
N2= 0,002= 2x103
V1.N1= V2.N2 0,001x 900 mL + 0,002 x 20 mL
0,4 mL . 0,05 N= 20 ml. N2 = 900 mL
5 0,4 0,02 = 20. N2
N2= 0,001= 1x103 = 1,044 X 103
V1.N1= V2.N2 =
0,9 mL . 0,05 N= 20 ml. N2 0,00225X900+0,002X20+0,001X20
10 0,9 0,045 = 20. N2 900
N2= 0,00225= 2,25x103 = 2,316 X 103
V1.N1= V2.N2 =
4,4 mL . 0,05 N= 20 ml. N2 0,011X900+0,002X20+0,001X20+0,00225X20
15 4,4 0,22 = 20. N2 900
N2= 0,011= 11x103 =1,1 X103
=(0,00525X900 +
V1.N1= V2.N2
0,002X20 + 0,001X20 +
2,1 mL . 0,05 N= 20 ml. N2
20 2,1 0,105 = 20. N2 0,00225X20 +
N2= 0,00525= 5,25x103 0,011X20)/900
= 5,611X103
Pengaruh suhu 30C, rpm 100
Vol.NaOH
Menit yang Konsentrasi
Faktor Koreksi
Ke- terpakai Asam Salisilat
(mL)
V1.N1= V2.N2
0,7 mL . 0,05 N= 20 mL.
N2
1 0,7 -
0,035 = 20. N2
N2= 0,00175= 1,75x103
N
V1.N1= V2.N2
0,0025x 900 mL + 0,0175 x 20 mL
1 mL . 0,05 N= 20 mL. N2 =
900 mL
5 1,0 0,05 = 20. N2
N2= 0,0025= 2,5x103N =2,538X103
V1.N1= V2.N2
2,8 mL . 0,05 N= 20 mL. 0,007X900+0,0025X20+0,00175X20
=
10 2,8 N2 900
0,14 = 20. N2 = 7,0944 X 103
N2= 0,007= 7x103 N
V1.N1= V2.N2
3,5 mL . 0,05 N= 20 ml. =
N2 0,00875X900+0,0025X20+0,00175X20+0,007X20
15 3,5
0,175 = 20. N2 900
N2= 0,00875= 8,75x103 =9 X103
N
V1.N1= V2.N2 =(0,0105X900 + 0,0025X20 +
4,2 mL . 0,05 N= 20 ml. 0,00175X20 + 0,007X20 +
20 4,2 N2 0,00875X20)/900
0,21 = 20. N2
N2= 0,0105= 10,5x103 = 1,2160X105
Pengaruh suhu 30C, rpm 150
Vol.NaOH
Menit yang Konsentrasi
Faktor Koreksi
Ke- terpakai Asam Salisilat
(mL)
V1.N1= V2.N2
2,0 mL . 0,05 N= 20 mL.
1 2,0 N2 -
0,1 = 20. N2
N2= 0,005= 5x103 N
V1.N1= V2.N2 0,0065x 900 mL + 0,005 x 20 mL
=
2,6 mL . 0,05 N= 20 mL. 900 mL
5 2,6 N2
0,13 = 20. N2 = 0,00661
N2= 0,0065= 6,5x103N =661X105
V1.N1= V2.N2
3,9 mL . 0,05 N= 20 mL. 0,00975X900+0,005X20+0,0065X20
=
N2 900
10 3,9 =0,01
0,195 = 20. N2
N2= 0,00975= = 1X102
9,75x103 N
V1.N1= V2.N2 =
3,8 mL . 0,05 N= 20 ml. 0,0095X900+0,005X20+0,0065X20+0,00975X20
15 3,8 N2 900
0,19 = 20. N2 =9,9722
N2= 0,0095= 9,5 x103 N =99722X104
V1.N1= V2.N2 =(0,0105X900 + 0,005X20 +
4,0 mL . 0,05 N= 20 ml. 0,0065X20 + 0,00975X20 +
20 4,0 N2 0,0095X20)/900
0,2 = 20. N2
N2= 0,01= 1x102 = 111X104
Pengaruh suhu 37C, rpm 50
Vol.NaOH
Menit yang Konsentrasi
Faktor Koreksi
Ke- terpakai Asam Salisilat
(mL)
V1.N1= V2.N2
1,1 mL . 0,05 N= 20 mL.
N2
1 1,1 -
0,055 = 20. N2
N2= 0,00275= 2,75x103
N
V1.N1= V2.N2
0,00325x 900 mL + 0,00275 x 20 mL
1,3 mL . 0,05 N= 20 mL. = 900 mL
5 1,3 N2
0,065 = 20. N2 = 3,311X103
N2= 0,00325 3,25x103N
V1.N1= V2.N2
0,0075X900+0,00275X20+0,00325X20
3,0 mL . 0,05 N= 20 mL. = 900
10 3,0 N2
0,15 = 20. N2 = 7,633X103
N2= 0,0075= 7,5x103 N
V1.N1= V2.N2
3,1 mL . 0,05 N= 20 ml. =
0,00775X900+0,00275X20+0,00325X20+0,0075X20
N2
15 3,1 900
0,155 = 20. N2
N2= 0,00755= 7,75 x103 =8,05X103
N
V1.N1= V2.N2 =(0,007X900 + 0,00275X20 +
2,8 mL . 0,05 N= 20 ml. 0,00325X20 + 0,0075X20 +
20 2,8 N2 0,00775X20)/900
0,14= 20. N2
N2= 0,007= 7x103 = 7,472103
Pengaruh suhu 45C, rpm 50
Vol.NaOH
Menit yang Konsentrasi
Faktor Koreksi
Ke- terpakai Asam Salisilat
(mL)
V1.N1= V2.N2
2,6 mL . 0,05 N= 20 mL.
N2
1 2,6 -
0,13 = 20. N2
N2= 0,0065= 6,5x103 N
V1.N1= V2.N2
2,8 mL . 0,05 N= 20 mL. 0,007x 900 mL + 0,0065 x 20 mL
=
N2 900 mL
5 2,8 =7,144X10 3
0,14 = 20. N2
N2= 0,007 =7x103 N
V1.N1= V2.N2
3,1 mL . 0,05 N= 20 mL. 0,00775X900+0,0065X20+0,007X20
=
N2 900
10 3,1
0,155 = 20. N2
N2= 0,00775= = 8,05X103
3
7,75x10 N
V1.N1= V2.N2
4,2 mL . 0,05 N= 20 ml. =
0,0105X900+0,0065X20+0,007X20+0,00775X20
N2
15 4,2 900
0,21 = 20. N2 =0,0109
N2= 0,0105= 10,5 x103 =109X104
N
V1.N1= V2.N2 =(0,011X900 + 0,0065X20 +
4,4 mL . 0,05 N= 20 ml. 0,007X20 + 0,00775X20 +
20 4,4 N2 0,0105X20)/900
0,22= 20. N2
N2= 0,011= 11x103 = 11,7X 103
VI. Pembahasan
Kecepatan Disolusi merupakan kemampuan zat terlarut untuk
melarut dalam pelarut persatuan waktu. Tujuan dari percobaan
kecepatan disolusi adalah menerangkan faktor- faktor yang
mempengaruhi kecepatan disolusi suatu zat, menentukan kecepatan
disolusi suatu zat, dan menggunakan alat penentu kecepatan disolusi.
Prinsip kecepatan disolusi adalah semakin tinggi kosentrasi zat terlarut
maka semakin cepat pula kecepatan disolusiya. Difusi didefinisikan
sebagai proses transfer masa molekul tunggal suatu senyawa yang
terjadi karena gerakan molekul acak dan dikaitkan dengan gaya dorong
seperti gradien konsentrasi (Martin, 2006).
Dari suhu 30C, 37C, dan 45C kecepatan disolusi lebih meningkat di suhu
45C.
VII. Kesimpulan
Kecepatan disolusi adalah kemampuan zat terlarut untuk melarut
dalam pelarutnya persatuan waktu, yang dipengaruhi oleh beberapa
faktor yaitu:
1. Sifat fisiko kimia zat aktif :
Kelarutan zat aktif
Ukuran partikel
Bentuk kristal obat
Sifat permukaan zat
2. Kondisi pengujian
Suhu
Viskositas
pH pelarut
Kecepatan pengaduka
DAFTAR PUSTAKA
Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia, edisi III. Jakarta: Ditjen POM
Sinko, P. J., 2011. Martin Farmasi Fisika dan Ilmu Farmasetika edisi 5.
Jakarta: Buku Kedokteran EGC