DINAMIKA KIMIA
Oleh :
Rohit (H1031201032)
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2023
I. PENDAHULUAN
a) Tujuan
Tujuan dari percobaan ini yaitu dapat menunjukkan bahwa reaksi penyabunan
etil asaetat oleh ion hidroksida adalah reaksi orde kedua dan dapat menentukan tetapan
laju reaksinya dengan cara titrasi.
b) Prinsip Percobaan
Prinsip percobaan ini yaitu dapat menunjukkan bahwa reaksi penyabunan etil
asaetat oleh ion hidroksida adalah reaksi orde kedua dan dapat menentukan tetapan
laju reaksinya dengan metode titrasi. Titrasi merupakan suatu metode analisis yang
digunakan untuk menentukan konsentrasi dari suatu zat menggunakan larutan standar
[1]. Orde reaksi merupakan suatu bilangan pangkat atau eksponen dari konsentrasi
pada persamaan laju reaksi. Apabila orde berbanding lurus terhadap suatu konsentrasi
dengan pangkat dua disebut dengan orde reaksi kedua [2]. Tahapan percobaan ini
diawali dengan proses standarisasi NaOH dengan asam oksalat lalu dilakukan
pencampuran larutan etil asetat dengan NaOH setelah pemanasan pada suhu 40ºC.
Campuran etil asetat dn NaOH selanjutnya ditambahkan ke dalam HCl dan
ditambahkan indikator PP pada erlenmeyer waktu ke-0 menit, lalu dititrasi dengan
NaOH sehingga terjadi titik akhir titrasi berupa perubahan warna menjadi merah muda
dan dilakukan titrasi kembali pada variasi waktu menit ke-15, 30, 45, dan menit ke-
60. Hasil yang diperoleh pada percobaan ini tidak dapat menunjukkan bahwa reaksi
penyabunan etil asetat oleh ion hidroksida adalah reaksi orde kedua karena nilai
linearitas yang diperoleh tidak mendekati 1, yakni 0,5 dengan persamaan laju yang
didapatkan yaitu y = -0,0188x + 0,8459. Adapun tetapan laju reaksi (k) yang diperoleh
yaitu sebesar -2,8923. Reaksi yang terjadi pada percobaan ini yaitu sebagai berikut.
2NaOH(aq) + H2C2O4(aq) → Na2C2O4(aq) + 2H2O(aq) .... (1)
Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini meliputi batang pengaduk, botol
semprot, bulb, buret, corong kaca, erlenmeyer, gelas beaker, hot plate, klem, pipet
tetes, pipet ukur, statif dan termometer.
Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini meliputi akuades (H 2O),
asam klorida (HCl), asam oksalat (H2C2O4), etil asetat (CH3CH2OCCH3) dan natrium
hidroksida (NaOH)
b.) Cara Kerja
Apabila persamaan tersebut diubah ke dalam bentuk persamaan linear maka menjadi
seperti di bawah ini [10].
𝐸𝑎 1
ln 𝑘 = (− ) ( ) + ln 𝐴 ...(6)
𝑅 𝑇
Tahapan berikutnya yaitu dipipet sebanyak 10mL larutan HCl 0,02M ke dalam
erlenmeyer terpisah. Sementara itu, apabila larutan NaOH telah mencapai suhu 40 oC
maka dicampur larutan etil asetat secara cepat ke dalam larutan NaOH. Ketika
pencampuran etil asetat ke dalam NaOH, terjadi reaksi saponifikasi. Reaksi
saponifikasi merupakan reaksi hidrolisis trigliserida atau asam lemak karena adanya
suatu basa atau alkali dengan produk yang diperoleh yaitu berupa sabun sebagai
produk utama dan gliserol sebagai produk samping. Larutan alkali yang umum dipakai
yaitu NaOH pada pembuatan sabun lunak dan KOH pada pembuatan sabun keras [17].
Ditinjau dari kinetika reaksinya, maka reaksi saponifikasi antara etil asetat dan NaOH
termasuk ke dalam reaksi orde kedua [18]. Adapun penurunan rumus reaksi orde kedua
yaitu sebagai berikut.
Reaksi: A → P
𝑑[𝐴] 𝑑[𝑃]
− =+ = 𝑘[𝐴]2 ... (7)
𝑑𝑡 𝑑𝑡
𝑑[𝐴]
− = 𝑘[𝐴]2 ... (8)
𝑑𝑡
𝑑 [𝐴 ]
− [𝐴]2 = 𝑘𝑑𝑡 ... (9)
𝑑[𝐴]
∫ [𝐴]2 = ∫ −𝑘𝑑𝑡 ... (10)
[𝐴] 1 𝑡
∫[𝐴]𝑜 − [𝐴] = ∫0 −𝑘𝑡 ... (11)
1 1
− + = −𝑘𝑡 ... (12)
[𝐴] [𝐴𝑜]
1 1
[𝐴]
− [𝐴𝑜]
= 𝑘𝑡 .... (13)
0.8
0.6
0.4
0.2
0
-0.2 0 10 20 30 40 50 60 70
-0.4
t (menit)
IV. PENUTUP
a) Simpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa
reaksi penyabunan etil asetat oleh ion hidroksida tidak menunjukkan reaksi orde kedua
karena linearitas yang diperoleh tidak mendekati nilai 1, yaitu 0,5 dengan persamaan
laju yaitu y = -0,0188x + 0,8459. Adapun nilai tetapan laju reaksi (k) yang diperoleh
dari percobaan ini yaitu sebesar -2,8923.
b) Saran
Saran yang dapat disampaikan dari percobaan ini yaitu agar praktikan lebih teliti
dalam melakukan setiap prosedur percobaan supaya kesalahan dalam praktikum dapat
diminimalisir sehingga didapatkan hasil yang sesuai.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Indrajaya, I. N. R., Irfansyah, A. N. dan Pirngadi, H., 2021. Titrator otomatis
untuk Mengukur Kadar Kalsium Karbonat (CaCO3) PADA Batu Kapur, Jurnal
Teknik, 10(2); 108-113.
[2] Yuda, R. C., Irdiansyah, Prihatiningtyas, I., 2017. Studika Kinetika Pengaruh
Suhu Terhadap Ekstraksi Minyak Atsiri dari Kulit Jeruk Nipis dengan Pelarut
Etanol, Jurnal Chemurgy, 1(1): 22-26.
[3] Fatimah, 2013, Kinetika Kimia, Graha Ilmu, Yogyakarta.
[4] Sari, H, N., dan Suteja, 2021, Polimer Termoset, Deepublish, Sleman.
[5] Widodo, H., dan Maesaroh, E., 2016, Studi Kinetika Reaksi Metilasetat Dari
Asam Asetat Dan Methanol Dengan Variabel Waktu, Konsentrasi Katalis Dan
Perbandingan Reaktan, Jurnal Ilmiah Widya, 3(4) : 28-34.
[6] Haryono, 2017, Analisa Kinetika Reaksi Pembentukan Kerak CaCO 3-CaSO4
Dalam Pipa Beraliran Paminar Pada Suhu 300oC dan 400 oC Menggunakan
Persamaan Arhennius, Traksi., 17(2): 40-51
[7] Mulyono, 2005, Kamus Kimia, PT. Bumi Aksara, Jakarta.
[8] Laloupa, V, M, N., 2020, Rendemen Ekstrak Kasar Dan Fraksi Pelarut Alga
Merah (Kappaphycus Alvarezii Doty), Majalah Biam, 16(1):1-5
[9] Elisa,N., Indriyanti, E., Anggoro, D., Adustasari, Y, D., dan Anggraeny, E, N.,
2022, Monograph Farmakologi Toksikologi Imunokistokimia Jaringan Jantung
Sebagai Parameter Hipertensi Daun Avokad, Deepublish, Yogyakarta.
[10] Chang, R., 2005, Kimia Dasar, Edisi Ketiga, Erlangga, Jakarta
[11] Wulandari, M, A., dan Santika, , I, W, M., 2022, Penetapan Kadar Tablet
Asetosal Dengan Metode Asidi-Alkalimetri, Journal Scientific of Mandalika,
3(6): 664-669.
[12] Saijin, K. A., Anoobkumar, K. I., Rasa, O. K. 2020. pH Indicators : A Valuable
Gift for Analytical Chamistry, Saudi Journal of Medical and Pharmaceutical
Science, 6(5):393-400.
[13] Abdurrozak, M, I., dan Syafnir, L., 2021, Uji Efektivitas Ekstrak Etanol Daun
Angsana (Pterocarpus Indicus Willd) sebagai Biolarvasida terhadap Larva
Nyamuk Culex Sp., Jurnal Riset Farmasi., 1(1): 33-37.
[14] Sukib, M., dan Siahaan, J., 2018, Demonstrasi Cara Penyepuhan Logam Untuk
Meningkatkan Motivasi Belajar Kimia Siswa Sman 1 Batulayar, Lombok Barat,
Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Masyarakat, 1(1): 104-110.
[15] Kusmardinah, 2017. Pembelajaran Kooperatif Index Card Match disertai
Laboratorium Virtual untuk Meningkatkan Kualitas Proses dan Hasil Belajar
Kimia Materi Pokok Laju Reaksi Pada Siswa Kelas XI-MIA SMA
Muhammadiyah 3 Surakarta Semester Gasal Tahun Pelajaran 2017/2018, Jurnal
Pendidikan Empirisme, 23(6): 167-178.
[16] Bhuyan, P., Sen, S., and Bihari, ., 2019, Extraction Of Neem (Azadirachta
Indica) Oil Using Blends Of Hexane, Ethyl Acetate And Acetone By Sonication,
International Journal of Advance Research, Ideas and Innovations in
Technology, 5(2): 78-84.
[17] Christian, A., dan Setiadi, W., 2019, Industri Oleokimia Berbasis Kelapa Sawit,
CV. Rasi Terbit, Bandung.
[18] Panjaitan, J, R, H., 2021, Review Kinetika Reaksi Pembuatan Sabun dan
Pemurnian Gliserol dari Limbah Alkali Sabun, Rekayasa., 14(2): 200-206.
[19] Hartono, R., dan Suhendi, E., 2020. Pemurnian Minyak Jelantah dengan
Menggunakan Steam pada Kolom Vigrek dan Katalis Zeolit Alam Bayah, Jurnal
Integrasi Proses, 9(1): 20-24.
[20] Yulvianti, M., Ernayati, W., Tarsono, Alfian, M., 2015, Pemanfaatan Ampas
Kelapa Sebagai Bahan Baku Tepung Kelapa Tinggi Serat Dengan Metode Freeze
Drying, Jurnal Integrasi Proses., 5(2): 101-107.
[21] Citak, A., and Krivak, A., 2019, Determination of the Expression Rate of Ethyl
Acetate Hydrolysis Reaction Depending on the Temperature, Journal of the
Institute of Science and Technology., 9(1): 382-388.
LAMPIRAN PERHITUNGAN
a) Perhitungan
1. Pembuatan Larutan
• Larutan NaOH 0,02 M
Diketahui:
𝑀𝑟 𝑁𝑎𝑂𝐻 = 40 𝑔⁄𝑚𝑜𝑙
𝑉 𝑁𝑎𝑂𝐻 = 250 𝑚𝐿 = 0,25 𝐿
[𝑁𝑎𝑂𝐻] = 0,02 𝑀
Ditanya: massa?
𝑛
𝑀 𝑁𝑎𝑂𝐻 =
𝑣
𝑛 𝑁𝑎𝑂𝐻 = 𝑀. 𝑉
𝑛 𝑁𝑎𝑂𝐻 = 0,02 𝑀 × 250 𝑚𝐿
𝑛 𝑁𝑎𝑂𝐻 = 0,02 𝑀 × 0,25 𝐿
𝑛 𝑁𝑎𝑂𝐻 = 0,005 𝑚𝑜𝑙
W = 𝑛 × 𝑀𝑟
= 0,005 𝑚𝑜𝑙 × 40 𝑔⁄𝑚𝑜𝑙
= 0,2 𝑔𝑟𝑎𝑚
• Larutan HCl 0,02 M
Diketahui:
%𝐻𝐶𝑙 = 37%
𝑀𝑟 𝐻𝐶𝑙 = 36,5 𝑔⁄𝑚𝑜𝑙
𝜌 𝐻𝐶𝑙 = 1,19 𝑔⁄𝑚𝐿
[𝐻𝐶𝑙] = 0,02 𝑀
Ditanya: volume?
𝜌 𝐻𝐶𝑙×% 𝐻𝐶𝑙×10
𝑀1 = 𝑀𝑟 𝐻𝐶𝑙
1,19𝑔⁄𝑚𝐿×37%×10
=
36,5 𝑔⁄𝑚𝑜𝑙
= 12,06 𝑀
Pengenceran:
𝑀1 × 𝑉1 = 𝑀2 × 𝑉2
12,06 𝑀 × 𝑉1 = 0,02 𝑀 × 250 𝑚𝐿
0,02 𝑀×250 𝑚𝐿
𝑉1 = 12,06 𝑀
𝑉1 = 0,414 𝑚𝐿
• Larutan CH3COOCH2CH3 0,02 M
Diketahui:
% 𝐶𝐻3 COOCH2 CH3 = 99,5%
Mr 𝐶𝐻3 COOCH2 CH3 = 88,11 𝑔⁄𝑚𝑜𝑙
𝜌 𝐶𝐻3 COOCH2 CH3 = 0,901 𝑔⁄𝑚𝐿
𝑉2 𝐶𝐻3 COOCH2 CH3 = 250 𝑚𝐿
[𝐶𝐻3 COOCH2 CH3 ] = 0,02 M
Ditanya: V1...?
𝜌 𝐶𝐻3 COOCH2 CH3 × % 𝐶𝐻3 COOCH2 CH3
𝑀1 =
𝑀𝑟 𝐶𝐻3 COOCH2 CH3
0,901𝑔⁄𝑚𝐿×99,5%
=
88,11𝑔⁄𝑚𝑜𝑙
= 10,174 𝑀
Pengenceran:
𝑀1 × 𝑉1 = 𝑀2 × 𝑉2
10,174 𝑀 × 𝑉1 = 0,02 𝑀 × 250 𝑚𝐿
0,02 𝑀×250 𝑚𝐿
𝑉1 =
10,174 𝑀
𝑉1 = 0,491 𝑚𝐿
• Larutan 𝐶2 𝐻2 𝑂4 . 2𝐻2 𝑂 0,01 M
Diketahui:
𝑀𝑟 𝐶2 𝐻2 𝑂4 . 2𝐻2 𝑂 = 126,07 𝑔⁄𝑚𝑜𝑙
𝑉 𝐶2 𝐻2𝑂4 . 2𝐻2 𝑂 = 100 𝑚𝐿 = 0,1 𝐿
[𝐶2 𝐻2 𝑂4 . 2𝐻2 𝑂] = 0,01 𝑀
Ditanya: massa...?
𝑛
𝑀 𝐶2 𝐻2 𝑂4 . 2𝐻2 𝑂 =
𝑣
𝑛 𝐶2 𝐻2 𝑂4 . 2𝐻2 𝑂 = 𝑀. 𝑉
𝑛 𝐶2 𝐻2 𝑂4 . 2𝐻2 𝑂 = 0,01 𝑀 × 100 𝑚𝐿
𝑛 𝐶2 𝐻2 𝑂4 . 2𝐻2 𝑂 = 0,01 𝑀 × 0,1 𝐿
𝑛 𝐶2 𝐻2 𝑂4 . 2𝐻2 𝑂 = 0,001 𝑚𝑜𝑙
W = 𝑛 × 𝑀𝑟
= 0,001 𝑚𝑜𝑙 × 126,07 𝑔⁄𝑚𝑜𝑙
= 0,126 𝑔𝑟𝑎𝑚
2. Standarisasi Larutan NaOH 0,02 M
𝑁𝑎𝑂𝐻(𝑎𝑞) + 𝐶𝑂𝑂𝐻𝐶𝑂𝑂𝐻(𝑎𝑞) → 𝐶𝑂𝑂𝐻𝐶𝑂𝑂𝑁𝑎(𝑎𝑞) + 𝐻2 𝑂(𝑙)
Diketahui:
𝑉1 𝑁𝑎𝑂𝐻 = 9,2 𝑚𝐿
𝑉2 𝑁𝑎𝑂𝐻 = 10 𝑚𝐿
𝑉3 𝑁𝑎𝑂𝐻 = 10,1 𝑚𝐿
𝑉 𝐶2 𝐻2𝑂4 . 2𝐻2 𝑂 = 10 𝑚𝐿
𝑛𝑁𝑎𝑂𝐻 = 𝑀𝑁𝑎𝑂𝐻 × 𝑉𝐶2𝐻2𝑂4.2𝐻2𝑂
= 9,7667 𝑚𝐿 = 0,0098
𝑛
𝑁 𝐶2 𝐻2 𝑂4 . 2𝐻2 𝑂 =
𝑉
𝑛 𝐶2 𝐻2 𝑂4 . 2𝐻2 𝑂 = 𝑁𝑁𝑎𝑂𝐻 × 𝑉𝐶2𝐻2𝑂4.2𝐻2𝑂
𝑛 𝐶2 𝐻2 𝑂4 . 2𝐻2 𝑂 = 0,02 𝑀 × 0,01 𝐿
𝑛 𝐶2 𝐻2 𝑂4 . 2𝐻2 𝑂 = 0,0002 𝑚𝑜𝑙
𝑒𝑘𝑁𝑎𝑂𝐻 × 𝑛𝐶2𝐻2𝑂4.2𝐻2𝑂
𝑀 𝑁𝑎𝑂𝐻 =
𝑉𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
1×0,0002 𝑚𝑜𝑙
=
0,0098 𝐿
= 0,02040816 𝑀
3. Menghitung nx (mol NaOH yang bereaksi)
𝐶𝐻3 𝐶𝑂𝑂𝐶2 𝐻5(𝑎𝑞) + 2𝑁𝑎𝑂𝐻(𝑎𝑞)
Diketahui:
𝑉𝑁𝑎𝑂𝐻 = 50 𝑚𝐿
[𝑁𝑎𝑂𝐻] = 0,0204 𝑀
𝑉𝐻𝐶𝑙 = 10 𝑚𝐿
[𝐻𝐶𝑙] = 0,02040816 𝑀
𝑉𝐶𝐻3COOCH2CH3 = 100 𝑚𝐿
𝑉𝑐𝑎𝑚𝑝𝑢𝑟𝑎𝑛 = 150 𝑚𝐿
𝑉𝑑𝑖𝑎𝑚𝑏𝑖𝑙 = 10 𝑚𝐿
Rumus:
𝑉𝐻𝐶𝑙 × [𝐻𝐶𝑙] 𝑉𝑐𝑎𝑚𝑝𝑢𝑟𝑎𝑛
𝑛𝑥 = [𝑉. 𝑁𝑎𝑂𝐻𝑎𝑤𝑎𝑙 − ( − 𝑉𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 (𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎) ) × ]
[𝑁𝑎𝑂𝐻] 𝑉𝑑𝑖𝑎𝑚𝑏𝑖𝑙
× [𝑁𝑎𝑂𝐻]
• 𝑡 = 0 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
Diketahui:
𝑉𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 = 8,75 𝑚𝐿
10 𝑚𝐿×0,02 𝑀 150 𝑚𝐿
𝑛𝑥 = [50 𝑚𝐿 − ( 0,02040816 𝑀 − 8,75 𝑚𝐿) × 10 𝑚𝐿
]×
0,02040816 𝑀
= 0,6990 𝑚𝑚𝑜𝑙
• 𝑡 = 15 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
Diketahui:
𝑉𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 = 9,85 𝑚𝐿
10 𝑚𝐿×0,02 𝑀 150 𝑚𝐿
𝑛𝑥 = [50 𝑚𝐿 − ( − 9,85 𝑚𝐿) × ]×
0,02040816 𝑀 10 𝑚𝐿
0,02040816 𝑀
= 1,0357 𝑚𝑚𝑜𝑙
• 𝑡 = 30 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
Diketahui:
𝑉𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 = 10,1 𝑚𝐿
10 𝑚𝐿×0,02 𝑀 150 𝑚𝐿
𝑛𝑥 = [50 𝑚𝑙 − ( − 10,1 𝑚𝐿) × ]×
0,02040816 𝑀 10 𝑚𝐿
0,02040816 M
= 1,1122 𝑚𝑚𝑜𝑙
• 𝑡 = 45 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
Diketahui:
𝑉𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 = 10,1 𝑚𝐿
10 𝑚𝐿 × 0,02 𝑀 150 𝑚𝐿
𝑛𝑥 = [50 𝑚𝑙 − ( − 10,1 𝑚𝐿) × ]
0,02040816 𝑀 10 𝑚𝐿
× 0,02040816 𝑀
= 1,1122 𝑚𝑚𝑜𝑙
• 𝑡 = 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
Diketahui:
𝑉𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 = 10,2 𝑚𝐿
10 𝑚𝐿 × 0,02 𝑀 150 𝑚𝐿
𝑛𝑥 = [50 𝑚𝑙 − ( − 10,2 𝑚𝐿) × ]
0,02040816 𝑀 10 𝑚𝐿
× 0,02040816 𝑀
= 1,1428 𝑚𝑚𝑜𝑙
Tabel 3. Nilai Setiap Waktu
= 0,0074 𝑀
• 𝑡 = 45 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
Diketahui:
𝑛𝑥 = 1,1122 𝑚𝑚𝑜𝑙
1,1122 × 10−3 𝑚𝑜𝑙
𝑥 =
15 × 10−2 𝐿
= 0,0074 𝑀
• 𝑡 = 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
Diketahui:
𝑛𝑥 = 1,1428 𝑚𝑚𝑜𝑙
1,1428 × 10−3 𝑚𝑜𝑙
𝑥 =
15 × 10−2 𝐿
= 0,0095 𝑀
Molaritas NaOH
Menit V NaOH rata-rata Mol NaOH yang bereaksi
yang bereaksi (x)
ke- (mL) (nx) (mmol)
(M)
0 8,75 0,6990 0,0047
15 9,85 1,0357 0,0069
30 10,1 1,1122 0,0074
45 10,1 1,1122 0,0074
60 10,2 1,1428 0,0095
5. Menghitung Nilai a dan b
Diketahui:
V. NaOH = 50 mL
[𝐶𝐻3 COOCH2 CH3 ] = 0,02 𝑀
[𝑁𝑎𝑂𝐻] = 0,02040816 𝑀
𝑉 𝐶𝐻3 COOCH2 CH3 = 100 𝑚𝐿
𝑉𝑐𝑎𝑚𝑝𝑢𝑟𝑎𝑛 = 150 𝑚𝐿
Rumus:
[𝐶𝐻3 COOCH2 CH3 ]×𝑉𝐶𝐻3 COOCH2 CH3
a) 𝑎 =
𝑉𝑐𝑎𝑚𝑝𝑢𝑟𝑎𝑛
0,02 𝑀 × 100 𝑚𝐿
𝑎=
150 𝑚𝐿
= 0,0133 𝑀
[𝑁𝑎𝑂𝐻]×𝑉𝑁𝑎𝑂𝐻
b) 𝑏 =
𝑉𝑐𝑎𝑚𝑝𝑢𝑟𝑎𝑛
0,02040618 𝑀 × 50 𝑚𝐿
𝑏=
150 𝑚𝐿
= 0,0068 𝑀
Menit V rerata
a (M) b (M) nx (mmol) x (M) In[(a-x)/(b-x)
ke- (mL)
0 8,75 0,6990 0,0047 1,4098
15 9,85 1,0357 0,0069
30 10,1 0,0133 0,0068 1,1122 0,0074
45 10,1 1,1122 0,0074
60 10,2 1,1428 0,0095
0.8
0.6
0.4
0.2
0
-0.2 0 10 20 30 40 50 60 70
-0.4
t (menit)
𝑚 = 𝑘(𝑎 − 𝑏)
𝑚 = −2,8923 (0,0133 − 0,0068)
𝑚 = −0,0188
LAMPIRAN PERTANYAAN
1. Kenyataan apakah yang membuktikan bahwa reaksi penyabunan etil asetat
ini adalah reaksi orde kedua?
Jawab: Reaksi penyabunan etil asetat merupakan reaksi orde kedua dapat
dibuktikan dari satuan tetapan dari reaksinya yaitu M-1 menit-1. Tetapan laju reaksi
harus dibuktikan melalui serangkaian percobaan dan tidak dapat ditentukan secara
teoritis.
2. Turunkan satuan-satuan yang digunakan dalam satuan internasional untuk
hantaran jenis dan hantaran molar?
Jawab:
Hantaran jenis: ohm-1 cm-1 (Ώ cm–1)
Hantaran molar: S m2 mol–1 , S cm2 mol–1
3. Apakah akibatnya bila titrasi HCl tidak dapat segera dilakukan? Seandainya
titrasi ini harus ditunda (misalnya sampai seluruh percobaan selesai). Apakah
yang harus dilakukan?
Jawab: Jika tidak segera dilakukan titrasi HCl makaa suhu campuran akan segera
menurun dan hal itu dapat mempengaruhi nilai tetapan laju reaksi sehingga suhu
campuran zat sebisa mungkin harus dipertahankan supaya tetap konstan saat
titrasi. Apabila titrasi ditunda maka perlu dilakukan peningkatan suhu yang dapat
dilakukan dengan cara pemanasan ulang. Hal ini akan mempengaruhi hasil titrasi
yang mana akan didapatkan data volume titrasi yang tidak sesuai.
4. Terangkan tiga buah cara untuk menentukan orde dari suatu reaksi kimia?
Jawab:
a. Memperhatikan satuan dari tetapan laju reaksinya
b. Melihat perbandingan waktu paruhnya.
c. Melakukan perbandingan 2 persamaan laju reaksi yang datanya telah
diketahui
5. Eneri pengaktifan dapat ditentukan secara percobaan. Terankan prinsipnya
dan lukiskan pula persamaan-persamaan yang diperlukan
Jawab: Energi pengaktifan atau energi aktivasi merupakan energi minimal yang
dibutuhkan suatu pereaksi agar reaksi tersebut dapat berjalan. Nilai energi
pengaktifan akan berkurang dengan adanya penambahan katalis. Persamaan yang
dibutuhkan yaitu persamaan arrhenius yaitu dengan persamaan berikut.
𝒌
𝑬𝒂 = −𝑹𝑻 𝒍𝒏
𝑨