Energetika Kimia
Percobaan B2
Kelarutan sebagai Fungsi Suhu
V. Pengolahan data
A. Penentuan Volume Piknometer
𝑊𝑝𝑎 − 𝑊𝑝𝑘
𝑉𝑝 =
𝜌𝑎𝑖𝑟(260 𝐶)
(46,507 − 18,010)𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑉𝑝 = 𝑔𝑟𝑎𝑚
0.996783
𝑚𝐿
𝑉𝑝 = 28, 58 𝑚𝐿
B. Penentuan Massa Jenis Asam Oksalat
𝑊𝑎𝑠𝑎𝑚 − 𝑊𝑝𝑘
𝜌 𝐴𝑠𝑎𝑚 𝑜𝑘𝑠𝑎𝑙𝑎𝑡 =
𝑉𝑝
(47, 500 − 18,010)𝑔𝑟𝑎𝑚
𝜌 𝐴𝑠𝑎𝑚 𝑜𝑘𝑠𝑎𝑙𝑎𝑡 =
28, 58 𝑚𝐿
𝜌𝐴𝑠𝑎𝑚 𝑂𝑘𝑠𝑎𝑙𝑎𝑡 = 1,031 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝐿b
Tabel 2 Massa Jenis Asam Oksalat
Massa
0
T ( C) Massa pikometer kosong piknometer + Massa Jenis Asam
(gram) Asam Oksalat (gram/mL)
Oksalat(gram)
55 47,500 1,031
50 47,460 1,030
45 18,010 47,350 1,026
40 47,320 1,025
35 47,260 1,023
C. Penentuan Kelarutan Asam Oksalat dalam Larutan Jenuh Asam Oksalat
a. Penentuan Konsentrasi Asam Oksalat jenuh
[𝑁𝑎𝑂𝐻]. 𝑉𝑁𝑎𝑂𝐻 . 100 𝑚𝐿
[𝐻2 𝐶2 𝑂4 ] = .
2. 𝑉𝐻2 𝐶2 𝑂4 10𝑚𝐿
0
Untuk Asam Oksalat 60 C,
0,5109𝑀. 11,55 𝑚𝐿. 100 𝑚𝐿
[𝐻2 𝐶2 𝑂4 ] = ×
2.10 10𝑚𝐿
Tabel 3 Perhitungan juga dilakukan pada berbagai suhu asam oksalat
𝑉𝐴𝑠𝑎𝑚 𝑂𝑘𝑠𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑉𝑁𝑎𝑂𝐻 (𝑚𝐿)
0
T ( C) (mL) [𝐻2 𝐶2 𝑂4 ]
Titrasi 1 Titrasi 2
VI. Pembahasan
Asam oksalat adalah asam diprotik yang akan menghasilkan dua mol ion hydronium
jika satu mol molekul asam oksalat dilarutakan dalam air. Reksi pelarutan asam
oksalat dalam air adalah
Kelarutan asam oksalat dalam air adalah 220,000 mg/l pada 25 °C. Kelarutan asam
oksalat dalam air terbilang cukup kecil disbanding dalam pelarut lain seperti etanol.
Pada penentuan massa jenis zat digunakan piknometer karena ruang kosong didalam
tabung hampir tidak ada ruang kosong di dalam piknometer tersebut sehingga
perhitunggan massa jenis zat akan lebih presisi dibandingkan menggunakan alat lain.
Pada pelarutan asam oksalat, suhu mempengaruhi kelarutan asam tersebut dalam
pelarut. Semakin tinggi suhu semakin banyak asam oksalat yang terlarut. Asam
oksalat yang terlarut ini akan menghasilkan ion hydronium yang akan membuat
larutan menjadi asam. Kelarutan asam oksalat yang semakin meningkat seiring
pertambahan suhu bisa dibuktikan dengan titrasi menggunakan indicator PP. Dalam
titrasi tersebut, jumlah basa yang dibutuhkan untuk menitrasi larutan asam oksalat
hingga ttitik akhir reaksi semakin meningkat seiring pertambahan suhu. Hal ini bisa
menjadi bukti kalau ion hydronium akan lebih banyak dihasilkan dalam larutan jika
suhu larutan ditingkatkan. Hal ini juga dapat dibuktikan melalui pengamatan terhadap
konsentrasi asam oksalat yang semakin menurun saat suhu diturunkan. Pengamatan
tersebut menandakan bahwa semakin rendah suhu konsentrasi asam oksalat dalam air
semaking menurun. Hal ini berkolerasi dengan semakin rendah suhu maka semakin
sedikit asam oksalat yang terlarut. Dari Hasil penentuan kalor pelarutan diferensial
asam oksalat dapat dilihat bahwa reaksi pelarutan asam oksalat adalah reaksi
endoterm sehingga semakin ditambahkan suhu maka semakin banyak asam oksalat
yang semaking larut. Kalor pelarutan diferensial dari asam oksalat adalah 26502 J/mol
yang didapatkan dengan cara rata-rata. Sedangkan
VII. Kesimpulan
Dari percobaan, diketahui bahwa kalor pelarutan asam oksalat bergantung pada suhu
dengan kalor pelarutan secara rata-rata 26502 J/mol
VIII. Daftar Pustaka
Brady, dkk.2011. Chemistry The molecular nature of chemistry 6th edition.
https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/. Diakses pada 17 Februari 2021
https://sciencenotes.org/unsaturated-solution-definition-and-examples-in-chemistry/.
Diakses pada 17 Februari 2021
IX. Lampiran
A. Pertanyaan
1. Pencuplikan pada percobaan ini dilakukan dari suhu tinggi ke suhu rendah
bagaimana jika hal ini dibalik?
Jika dilakukan dari suhu rendah ke suhu tinggi maka asam oksalat harus
ditambahkan setiap saat agar larutan menjadi jenuh. Ditakutkan jika pada
penambahan tersebut larutannya menjadi lewat jenuh
2. Bagaimana integrasi Van’t Hoff diandaikan bahwa ΔH tidak bergantung temperature.
Bagaimana bentuk persamaananya bila kalor pelarutan merupakan fungsi kuadrat
dari suhu?