Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK

DINAMIKA KIMIA
MODUL M-1
KINETIKA HALOGENASI ASETON DENGAN KATALIS ASAM

Nama : Muhammad Abdullah Hanif


NIM : 10517033
Kelas : 01
Kelompok :3
Tanggal Percobaan : 10 Oktober 2019
Tanggal Pengumpulan: 24 Oktober 2019
Asisten : Jonathan

LABORATORIUM KIMIA FISIK


PROGRAM STUDI KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2019
I. Tujuan Percobaan

-Menentukan orde reaksi terhadap konsentrasi aseton, konsentrasi I2, dan


konsentrasi Asam
-Menentukan tetapan laju reaski halogenasi aseton pada suasana asam
-Menentukan hukum laju reaksi halogenasi aseton pada suasana asam

II. Teori Dasar

Laju reaksi adalah merupakan kecepatan suatu reaksi mengubah sejumlah


senyawa reaktan menjadi sejumlah senyawa produk. Laju reaksi memiliki berbagai
satuan mulai dari jumlah mol senyawa per satuan waktu atau konsentrasi senyawa
per satuan waktu. Pada percobaan ini satuan yang akan dipakai adalah konsentrasi
senyawa per satuan waktu, khususnya detik-1. Hal tersebut disebabkan karena
konsentrasi senyawa yang diukur komplek I2- akan menghasilkan absorbansi yang
sebanding dengan konsentrasinya. Oleh sebab itu laju reaksi pada percobaan ini
merupakan perubahan absorbansi dibagi dengan perubahan waktu. Karena
absorbansi tidak memiliki satuan (abstrzct unit) maka satuan lajunya akan menjadi
detik-1.
Laju reaksi dapat diekspresikan sebagai hukum laju reaksi. Hukum laju reaksi
adalah suatu persamaan yang menunjukan laju reaski merupakan fungsi dari
konsentrasi reaktan. Bentuk umum laju reaksi adalah sebagai berikut
𝑣 = 𝑘 [𝐴]𝑚 [𝐵]𝑛
v menyatakan laju reaksi, k menunjukan nilai konstanta laju reaksi, [A] menunjukan
variabel konsentrasi reaktan A, dan m menunjukan orde reaski terhadap konsentrasi
reaktan A. Nilai konstanta laju reaksi bisa didapatak dengan menggunakan
persamaan Arrhenius. Hukum laju reaksi tidak sesuai dengan stokiometri reaksi dan
perlu ditentukan melalui percobaan langsung.
Pada percobaan ini akan dicari hukum laju reaksi halogenasi aseton dengan
katalis asam dengan mencari nilai konstanta laju reaksi serta orde reaksi terhadap
konsentrasi Aseton, I2, dan HCl. Pada percobaan ini penentuan hukum laju reaksi
akan menggunakan metode laju awal atau metode reaktan berlebih. Pada metode
laju awal akan divariasikan konsentrasi reaktan awal dan dihitung laju awal reaksi.
Kemudian perbedaan laju awal dan variasi konsentrasi reaktan dibandingkan untuk
mendapatkan orde reaksi. Pada metode reaktan berlebih, semua selain satu reaktan
dipada campuran dengan konsentrasi sangat berlebih dan reaktan sisanya
dimasukan dengan jumlah normal. Pada reaktan yang dilebihkan, konsentrasi
sangat besar sehingga pengurangan akan tidak signifikan dan reaktan yang
berjumlah normal akan berkurang dengan siginifikan. Pengurangan reaktan yang
signifikan kemudian dibandingkan dengan waktu dan laju reaksi untuk
mendapatkan orde reaksi.
III. Metodologi

i). Alat & Bahan

Alat Bahan
Tabung Reaksi HCl 1 M
Kuvet KI 0.01 M
Gelas Kmia 150 mL I2 0.01 M
Buret & Klem 25 mL Aseton 3 M
Spektofotometer

ii). Cara Kerja


Alat spektofotometri UV-Vis diatur panjang gelombang pengukurannya adalah
475 nm. Kemudian larutan yang terdiri dari 10 mL larutan HCl, 10 mL larutan
Aseton, dan 17 mL larutan KI dibuat blanko dan dimasukan ke dalam kuvet.
Absorbansi larutan tersebut diukur dan dinolkan nilai pengukuran absorbansinya.
Kemudian buat 12 larutan dengan variasi volume reaktan sebagai berikut
No.Run Volume Aseton (mL) Volume HCl Volume I2 Volume KI
(mL) (mL) (mL)
1 10 10 6 11
2 10 10 7 10
3 10 10 8 9
4 10 10 9 8
5 10 6 10 11
6 10 7 10 10
7 10 8 10 9
8 10 9 10 8
9 6 10 10 11
10 7 10 10 10
11 8 10 10 9
12 9 10 10 8

Larutan aseton, larutan HCl, dan larutan KI dicampurkan ke dalam gelas kimia 50
m sesuai dengan baris ran 1 di tabel. Kemudian tambahkan larutan I2 pada gelas
kimia dengan volume sesuai dengan baris ran 1 di tabel dan segere diaduk.
Campuran dituang ke dalam kuvet dan diukur absorbansinya pada 30 detik, 60
detik, 90 detik, dan seterusnya hingga absrobansi dibawah 0.200. Ulangi
pencampuran dan pengukuran absorbansi untuk baris ran 2 hingga baris ran 12.
IV. Data Pengamatan

4.1. Data Absrobansi terhadap Waktu

Aseton Aseton Aseton Aseton HCl 6 HCl 7 HCl 8 HCl 9 I2 6 I2 7 I2 8 I2 9


(s) 6 mL 7 mL 8 mL 9 mL mL mL mL mL mL mL mL mL

60 1.367 1.239 1.26 1.245 1.305 1.236 1.279 1.227 0.645 0.845 0.976 1.111

90 1.244 1.211 1.176 1.161 1.241 1.161 1.192 1.136 0.551 0.753 0.884 1.026

120 1.179 1.125 1.085 1.07 1.187 1.095 1.123 1.047 0.454 0.653 0.791 0.939

150 1.115 1.06 1 0.979 1.127 1.022 1.045 0.96 0.339 0.555 0.618 0.851

180 1.049 0.986 0.91 0.894 1.065 0.953 0.968 0.875 0.262 0.46 0.521 0.763

210 0.979 0.916 0.825 0.82 1.004 0.878 0.899 0.784 0.162 0.361 0.429 0.67

240 0.91 0.847 0.739 0.71 0.945 0.804 0.812 0.697 0.239 0.332 0.574

270 0.843 0.772 0.647 0.619 0.882 0.731 0.731 0.605 0.158 0.234 0.48

300 0.779 0.696 0.558 0.527 0.757 0.656 0.651 0.515 0.138 0.387

330 0.714 0.624 0.468 0.433 0.693 0.581 0.57 0.423 0.29

360 0.647 0.553 0.38 0.34 0.628 0.507 0.492 0.33 0.194

390 0.581 0.48 0.289 0.245 0.567 0.43 0.412 0.234

420 0.514 0.409 0.198 0.151 0.502 0.354 0.33 0.14

450 0.447 0.336 0.437 0.276 0.248

480 0.38 0.262 0.372 0.2 0.165

510 0.313 0.193 0.307

540 0.248 0.24

570 0.181 0.172

600

[I2]=0.001 M [KI]=0.001 M [HCl]=1M


[Aseton]= 3 M λ=475 nm
V. Pengolahan Data
A. Penentuan Laju Awal

Aseton 6 mL
0.9
0.8
0.7
0.6
Absorbansi

0.5
0.4
0.3 y = -0.0022x + 1.4458
0.2 R² = 1
0.1
0
0 100 200 300 400 500 600
Waktu (detik)

Gambar 5.1 Grafik absrobansi terhadap waktu campuran 6 mL Aseton

Aseton 7 mL
0.9
0.8
0.7
0.6
Absorbansi

0.5
0.4
0.3 y = -0.0024x + 1.4225
0.2 R² = 1

0.1
0
0 100 200 300 400 500 600
Waktu (detik)

Gambar 5.2 Grafik absrobansi terhadap waktu campuran 7 mL Aseton


Aseton 8 mL
0.8
0.7

Absorbansi 0.6
0.5
0.4
0.3 y = -0.003x + 1.4558
R² = 1
0.2
0.1
0
0 50 100 150 200 250 300 350 400 450
Waktu (detik)

Gambar 5.3 Grafik absrobansi terhadap waktu campuran 8 mL Aseton

Aseton 9 mL
0.8
0.7
0.6
Absorbansi

0.5
0.4
0.3 y = -0.0031x + 1.4558
0.2 R² = 1

0.1
0
0 50 100 150 200 250 300 350 400 450
Waktu (detik)

Gambar 5.4 Grafik absrobansi terhadap waktu campuran 9 mL Aseton


HCl 6 mL
0.8
0.7

Absorbansi 0.6
0.5
0.4
0.3
y = -0.0021x + 1.4029
0.2 R² = 0.9999
0.1
0
0 100 200 300 400 500 600
Waktu (detik)

Gambar 5.5 Grafik absrobansi terhadap waktu campuran 6 mL HCl

HCl 7 mL
0.8
0.7
0.6
Absorbansi

0.5
0.4
0.3
y = -0.0025x + 1.4155
0.2
R² = 0.9999
0.1
0
0 100 200 300 400 500 600
Waktu (detik)

Gambar 5.6 Grafik absrobansi terhadap waktu campuran 7 mL HCl


HCl 8 mL
0.8
0.7

Absorbansi 0.6
0.5
0.4
0.3 y = -0.0027x + 1.4544
0.2 R² = 1

0.1
0
0 100 200 300 400 500
Waktu (detik)

Gambar 5.7 Grafik absrobansi terhadap waktu campuran 8 mL HCl

HCl 9 mL
0.9
0.8
0.7
0.6
Absorbansi

0.5
0.4
0.3 y = -0.0031x + 1.429
0.2 R² = 0.9998
0.1
0
0 50 100 150 200 250 300 350 400 450
Waktu (detik)

Gambar 5.8 Grafik absrobansi terhadap waktu campuran 9 mL HCl


I2 6 mL
0.7

0.6
Absorbansi 0.5

0.4

0.3

0.2 y = -0.0032x + 0.8389


R² = 0.9984
0.1

0
0 50 100 150 200 250
Waktu (detik)

Gambar 5.9 Grafik absrobansi terhadap waktu campuran 6 mL I2

I2 7 mL
0.8
0.7
0.6
Absorbansi

0.5
0.4
0.3 y = -0.0034x + 1.0599
0.2 R² = 0.9984

0.1
0
0 50 100 150 200 250 300
Waktu (detik)

Gambar 5.10 Grafik absrobansi terhadap waktu campuran 7 mL I2


I2 8 mL
0.9
0.8
0.7
0.6
Absorbansi

0.5
0.4
0.3
y = -0.0036x + 1.1811
0.2 R² = 0.9859
0.1
0
0 50 100 150 200 250 300
Waktu (detik)

Gambar 5.11 Grafik absrobansi terhadap waktu campuran 8 mL I2

I2 9 mL
0.9
0.8
0.7
0.6
Absorbansi

0.5
0.4
0.3 y = -0.0032x + 1.3307
R² = 1
0.2
0.1
0
0 50 100 150 200 250 300 350
Waktu (detik)

Gambar 5.12 Grafik absrobansi terhadap waktu campuran 9 mL I2


Dari persamaan regresi nilai -a = laju awal reaksi, dengan pengolahan data
tersebut didapatkan data laju awal sebagai berikut

Tabel 5.1 Laju awal masing-masing campuran

Campuran a (detik^-1) laju awal (detik^-1)


Aseton 6 mL -0.0022 0.0022
Aseton 7 mL -0.0024 0.0024
Aseton 8 mL -0.003 0.003
Aseton 9 mL -0.0031 0.0031
HCl 6 mL -0.0021 0.0021
HCl 7 mL -0.0025 0.0025
HCl 8 mL -0.0027 0.0027
HCl 9 mL -0.0031 0.0031
I2 6 mL -0.0032 0.0032
I2 7 mL -0.0034 0.0034
I2 8 mL -0.0036 0.0036
I2 9 mL -0.0032 0.0032

B. Penetuan Orde Reaksi

Untuk mencari irde reaksi untuk setiap reaktan maka perlu diketahui konsentrasi
reasktan dalam campuran. Cara mencari konsentrasi reaktan dalam campuran
menggunakan rumus berikut
𝑉 𝑅𝑒𝑎𝑘𝑡𝑎𝑛 𝑚𝑢𝑟𝑛𝑖
[𝑅𝑒𝑎𝑘𝑡𝑎𝑛 𝐴]′ = [𝑅𝑒𝑎𝑘𝑡𝑎𝑛 𝐴]
𝑉 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙

6 𝑚𝐿
[𝐴𝑠𝑒𝑡𝑜𝑛]′ = 3 𝑀 = 0.4864 𝑀
37 𝑚𝐿

Dari persamaan tersebut didapatkan tabel data berikut


Tabel 5.2. Konsentrasi reaktan dalam campuran

Volume
Aseton Volume Volume
Campuran (mL) HCl (mL) I2 (mL) [Aseton]' M [HCl]' M [I2]' M
Aseton 6
mL 6 10 10 0.48648649 0.27027 0.002703
Aseton 7
mL 7 10 10 0.56756757 0.27027 0.002703
Aseton 8
mL 8 10 10 0.64864865 0.27027 0.002703
Aseton 9
mL 9 10 10 0.72972973 0.27027 0.002703
HCl 6 mL 10 6 10 0.81081081 0.162162 0.002703
HCl 7 mL 10 7 10 0.81081081 0.189189 0.002703
HCl 8 mL 10 8 10 0.81081081 0.216216 0.002703
HCl 9 mL 10 9 10 0.81081081 0.243243 0.002703
I2 6 mL 10 10 6 0.81081081 0.27027 0.001622
I2 7 mL 10 10 7 0.81081081 0.27027 0.001892
I2 8 mL 10 10 8 0.81081081 0.27027 0.002162
I2 9 mL 10 10 9 0.81081081 0.27027 0.002432

Kemudian jika dibandingkan ln V0 (laju awal) terhadap ln [reaktan] (konsentrasi


yang divariasikan) maka didapatkan grafik sebagai berikut

ln r terhadap ln [Aseton]
-2.48
-0.35 -0.3 -0.25 -0.2 - 2.3721
y = 0.9286x -0.15 -0.1 -0.05 -2.5 0
R² = 0.9339
-2.52
-2.54
-2.56
ln r

-2.58
-2.6
-2.62
-2.64
-2.66
-2.68
ln [Aseton]

Gambar 5.13 Grafik ln r terhadap ln [Aseton]


ln r terhadap ln [HCl]
-2.5
-0.9 y =-0.8
0.9232x --0.7
1.9448 -0.6 -0.5 -0.4 -0.3 -0.2 -0.1 -2.52 0
R² = 0.985
-2.54
-2.56
-2.58
ln r

-2.6
-2.62
-2.64
-2.66
-2.68
-2.7
ln [HCl]

Gambar 5.14 Grafik ln r terhadap ln [HCl]

ln r terhadap ln [I2]
-2.44
-2.8 -2.75 -2.7 -2.65 -2.6
-2.45

-2.46

y = 0.0595x - 2.315 -2.47


ln r

R² = 0.0337

-2.48

-2.49

-2.5
ln [I2]

Gambar 5.15 Grafik ln r terhadap ln [I2]

Karena nilai a pada persamaan regresi ln r terhadap ln [Aseton] ialah 0.9286 dan
lebih besar dari 0.5 maka orde reaski terhadap [Aseton] adalah 1

Karena nilai a pada persamaan regresi ln r terhadap ln [HCl] ialah 0.9232 dan
lebih besar dari 0.5 maka orde reaski terhadap [HCl] adalah 1

Karena nilai a pada persamaan regresi ln r terhadap ln [I2] ialah 0.0595 dan lebih
kecil dari 0.5 maka orde reaski terhadap [I2] adalah 0
C. Penentuan kontanta laju reaksi dan hukum laju reaksi

Untuk mencari nilai konstanta laju reaksi maka ubah persamaan hukum laju reaksi
menjadi bentuk berikut

𝑟𝑎𝑡𝑒
𝑘 = [𝐴𝑠𝑒𝑡𝑜𝑛][𝐻𝐶𝑙]

0.0022 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘^−1
𝑘 = 0.4864 𝑀∗0.2702 𝑀

Hitung nilai k pada masing-masing campuran dan kemudian dirata-ratakan.


Didapatkan nilai K rata-rata adalah 0.0158 detik-1 M-2

Dari nilai konstanta tersebut didapatkan hukum laju reaksi halogenasi aseton
dengan katalis asam adalah sebagai berikut

𝑟𝑎𝑡𝑒 = 0.0158 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 −1 𝑀−2 [𝐴𝑠𝑒𝑡𝑜𝑛][𝐻𝐶𝑙]

VI. Pembahasan

Pada percobaan ini dicari hukum laju reaksi dari reaksi halogenasi aseton dengan
katalis asam. Sesuai dengan yang dinyatakan di teori dasar hukum laku reaksi tidak dapat
ditentukan dari stokiometri reaksi kimia dan hanya dapat ditentukan dengan cara empiris
untuk mengukurnya. Dari hasil penentuan hukum laju reaksi tersebut dapat diturunkan
mekanisme reaksi yang terjadi dan tahap penentu laju reaksi. Halogenasi aseton dengan
katalis asam merupakan reaksi kimia organik yang juga dikenal sebagai reaksi halogenasi
keton dengan katalis asam. Pada reaksi tersebut atom hidrogen alpha akan disubtitusi
dengan atom halogen (pada kasus ini iodine), reaksi ini dapat menggunakan katalis basa
atau asam. Pada percobaan ini digunakan asam sebagai katalis. Mekanisme reaksi
halogenasi ketone dengan katalis asam memiliki mekanisme yang mirip yaitu denga
mekanisme sabagai berikut

Dengan mengganti asam asetat dengan HCl dan Br2 dengan I2 maka dari mekanisme
reaksi tersebut dapat dibuat mekanisme reaski secara kinetika yaitu sebagai berikut.
1. CH3COCH3 + HCl → CH3(COH)=CH2+HCl
2. CH3(COH)=CH2 + I2 → CH3(COH)CIH2+ + I-
3. CH3(COH)CIH2+ + I- → CH3COCIH2 + HI
Pada percobaan ini digunakan berbagai reagen dan perlakuan untuk mendapat hasil
percobaan yang baik. Fungsi reagen Aseton ialah untuk bereaksi dan menyerang iodine
dan HCl untuk membentuk keton yang subtitusi sehingga terjadi reaksi yang akan diukur.
HCl pada reaksi berfungsi untuk diserang oleh asetom sehingga terbentuk enolat yang
dapat bereaksi dengan iodine. Enolat kemudian akan menyerang iodine pada atom iodin
yang bermuatan parsial postif sehingga terbentuk keton tersubtitusi halogen yang
terprotonasi. Keton tersubstitusi halogen yang terprotonasi kemudian akan
mendeprotonasi dirinya menghasilkan 1-iodoaseton. Fungsi I2 adalah untuk diserang oleh
aseton dan menjadi senyawa yang melakukan absorbansi cahaya sehingga perubahan
konsentrasi reaktan dapat diukur untuk mencari laju awal reaksi. Fungsi dari KI adalah
untuk meningkatkan kelarutan I2 dalam air dengan membetuk komplek I3- bersama iodin.
hal tersbut disebabkan molekul iodin berisfat non-polar sehingga sukar larut dalam air.
Semetara komplek ionnnya memiliki muatan listrik sehingga larut dalam air yang bersifat
polar.
Hasil pada percobaan ini didapatkan bahwa orde laju reaksi untuk aseton; HCl; dan I2
secara berurutan adalah 1; 1; dan 0. Hal tersebut menyatakan bahwa hanya konsenstrasi
aseton dan HCl yang menentukan laju reaksi. Berdasarkan hal tersebut dapat dianalisis
bahwa tahapan penetun laju pada mekanisme reaski halogenasi aseton dengan katalis
asam adalah tahap 1. CH3COCH3 + HCl → CH3(COH)=CH2+HCl . Hal tersebut
disesbabakn pada tahap tersebut senyawa yang mempengaruhi laju tahap tersebut adalah
aseton dan asam. Apabila tahap tersebut paling lambat maka tahap tersebut merupakan
tahap penentu laju dan laju reaksi dipengaruhi oleh konsentrasi aseton dan HCl saja dan
tidak dipengaruhi iodin. Oleh sebab itu maka laju reaksi dan konstanta laju reaksi
halogenasi aseton dengan katalis asam maka akan tetap walau menggunakan halogen
yang berbeda. Hasil konstanta laju reasksi 0.0158 detik-1 M-2 atau 0.948 min-1 M-2.
Berdasar sumber dapat diketahui bahwa nilai konstanta laju reaksi adalah 1.36x10-3 M -
1min-1. Sayangnya tidak dilakukan perhitungan untuk menetukan absorptivitas dari iodin
sehingga tidak bisa dibandingkan perbedaannya. Hukum laju reaksi yang didapatkan
sesuai dengan teori yaitu adalah rate=k [Aseton][HCl]. Regresi yang tidak memiliki nilai
R2=1 disebabkan telatnya dilakukan pembacaan absorbansi sehingga data kurang baik.

VII. Kesimpulan

-Orde laju reaksi halogenasi aseton dengan katalis asam terhadap konsentrasi
aseton; HCl; dan I2 secara berurutan adalah 1;1; dan 0.
-Konstanta laju reaksi halogenasi aseton dengan katalis asam rata-rata adalah
0.0158 detik-1 M-2
-Hukum laju reaksi halogenasi aseton dengan katalis asam adalah (rate=0.0158
detik-1 M-2 [Aseton][HCl])

VIII. Daftar Pustaka


[1], Atkins, P. W. dan De Paula, Julia. (2006) “Physical Chemistry 8nd Ed.”
Oxford Press P. 791-797
[2],http://web.mnstate.edu/marasing/chem210l_2013_summer/iodination%20lab%20r
eport1.pdf (Diakses pada 24 Oktober 2019)

[3]. https://www.nrcresearchpress.com/doi/pdf/10.1139/v72-515 (Diakses pada 24


Oktober 2019)
IX. Lampiran

Anda mungkin juga menyukai