DINAMIKA KIMIA
MODUL 1
ISOTERM ADSORPSI
ISOTERM ADSORPSI
I. Tujuan Percobaan
Menentukan nilai tetapan isoterm adsorpsi Freundlich untuk proses adsorpsi asam
asetat dan asam klorida pada arang.
1. Adsorbsi fisik, yaitu berhubungan dengan gaya Van der Waals dan merupakan suatu
proses bolak – balik apabila daya tarik menarik antara zat terlarut dan adsorben lebih
besar daya tarik menarik antara zat terlarut dengan pelarutnya maka zat yang terlarut
akan diadsorbsi pada permukaan adsorben.
2. Adsorbsi kimia, yaitu reaksi yang terjadi antara zat padat dan zat terlarut yang
teradsorbsi. (Atkins at al. ,1990)
x
=𝒌C n (1)
m
Dengan:
x = jumlah adsorbat (dalam gram)
m = jumlah adsorben (dalam gram)
C = konsentrasi zat terlarut dalam larutan setelah tercapai kesetimbangan
adsorpsi
k, n = tetapan
Dari isoterm ini, akan diketahui kapasitas adsorben dalam menyerap air. Isoterm
iniakan digunakan dalam penelitian yang akan dilakukan, karena dengan isoterm ini
dapatditentukan efisisensi dari suatu adsorben (Castellan,1982).
5. Pipet Ukur 25 mL
6. Buret dan klem buret 50 mL
7. Botol semprot 500 mL
8. Batang pengaduk
9. Spatula
10. Pipet Tetes
11. Termometer 100°C
B. Bahan
1. Larutan asam asetat 0,500 M, 0,250 M, 0,125 M, 0,0625 M, 0,0313 M,
dan 0,0156 M
2. Larutan asam klorida 0,500 M, 0,250 M, 0,125 M, 0,0625 M, 0,0313
M,
dan 0,0156 M
3. Larutan standar NaOH 0,1 M
4. Karbon aktif
5. Indikator fenolftalein
V. Data Pengamatan
[NaOH]1 = 0,1027 M
[NaOH]2 = 0,0676 M
T = 26°C
Mr HCl = 36,55 g/mol
Mr CH3COOH= 60,05 g/mol
A. Asam Asetat
Tabel Data Hasil Titrasi Larutan Asam Asetat Setelah Adsorpsi
(mL)
1 0,0169 25 0,0676 4,2 4,2 4,2
1 0,0349 25 0,0676 9,7 9,7 9,7
1 0,0647 25 0,0676 19,9 19,8 19,85
1 0,1315 25 0,1027 27,8 27,8 27,8
1 0,2698 10 0,1027 24,6 24,4 24,5
1 0,5248 5 0,1027 24,3 24,3 24,3
B. Asam Klorida
Tabel Data Hasil Titrasi Larutan Asam Klorida Setelah Adsorpsi
1. Asam Klorida
1. Penentuan nilai log(Cadsorpsi)
[ NaOH ] . V [NaOH ]
Casam klorida akhir =
Vasam klorida
Vfiltrat VNaOH
Marang Cakhir Cadsorpsi
[HCl]awal (M) titrasi rata-rata x (g) x/m log(x/m) Log(Cakhir)
(g) (M) (M)
(mL) (mL)
1 0.0159 25 5.05 0.0137 0.0022 0.0082 0.0082 -2.0859 -1.8633
1 0.0329 25 10.9 0.0295 0.0034 0.0125 0.0125 -1.9023 -1.5302
1 0.0647 25 22.9 0.0619 0.0028 0.0102 0.0102 -1.9933 -1.2083
1 0.1267 25 30.6 0.1257 0.0010 0.0036 0.0036 -2.4392 -0.9007
1 0.2547 10 24.1 0.2475 0.0072 0.0263 0.0263 -1.5802 -0.6064
1 0.5063 5 23.95 0.4919 0.0144 0.0525 0.0525 -1.2797 -0.3081
Dari tabel di atas, dialurkan nilai log (x/m) terhadap log C akhir, sehingga
didapatkan grafik sebagai berikut:
K [ HCl ] eq
θ=
1+ K [ HCl ] eq
x
Dengan mensubstitusi nilai θ= dan melakukan transformasi matematika,
m
maka didapatkan persamaan sebagai berikut.
m 1
=1+
x K [ HCl ] eq
m/x
1/[HCl]eq
72.992700 121.9512
7
33.898305 80
1
16.155088 98.03922
9
7.9554494 277.7778
8
4.0404040 38.02281
4
2.0329335 19.04762
2
B. Asam Asetat
[ NaOH ] . V NaOH
CCH3COOHakhir =
V asamasetat
0,0676 M x 4,2 mL
Casam asetat akhir = =0,0113568 M
25 mL
Cadsorpsi = Cawal - Cakhir
Cadsorpsi = 0,0169 M – 0,0113568 M
log(Cadsorpsi) = log(0,0055432) = -2,2562
Vfiltrat VNaOH
Marang [CH3COOH]awa Cakhir Cadsorpsi
titrasi rata-rata x (g) x/m log(x/m) Log(Cakhir)
(g) l (M) (M) (M)
(mL) (mL)
1 1.0169 25 4.2 0.0114 0.0055 0.0333 0.0333 -1.4777 -1.9431
1 0.0349 25 9.7 0.0262 0.0087 0.0521 0.0521 -1.2834 -1.5817
1 0.0647 25 19.85 0.0537 0.0110 0.0662 0.0662 -1.1791 -1.2700
1 0.1315 25 27.8 0.1142 0.0173 0.1039 0.1039 -0.9835 -0.9423
1 0.2698 10 24.5 0.2516 0.0182 0.1092 0.1092 -0.9618 -0.5993
1 0.5248 5 24.3 0.4491 0.0257 0.1542 0.1542 -0.8119 -0.3018
Dari tabel di atas, dialurkan nilai log (x/m) terhadap log C akhir, sehingga
didapatkan grafik sebagai berikut:
Liza Eka Putri
10518091
K-01
m 1
=1+
x K [ Asam asetat ] eq
30.0300 87.7193
19.1939 38.1679
15.1057 18.6220
9.6246 8.7566
9.1575 3.9746
6.4851 2.0036
Dari tabel di atas, dialurkan nilai m/x terhadap 1/[Asam asetat]eq, sehingga
didapatkan grafik sebagai berikut:
Liza Eka Putri
10518091
K-01
VII. Pembahasan
Pada percobaan ini, dilakukan percobaan secara kuantitatif sifat-sifat
adsorpsi zat terlarut dari suatu larutan pada permukaan karbon aktif. Zat
terlarut yang digunakan pada percobaan ini yakni larutan CH3COOH (Asam
Asetat) dan HCl (Asam Klorida). Asam asetat dan asam klorida berfungsi
sebagai absorbat sedangkan karbon aktif berfungsi sebagai absorbannya.
Larutan CH3COOH dan HCl dibuat berbagai variasi konsentrasi untuk
mengetahui pengaruh konsentrasi terhadap banyaknya zat yang terabsrobsi
oleh karbon aktif.
Pada percobaan ini pengaktifan arang dilakukan dengan memanaskan
arang dalam cawan porselen. Indonesia merupakan negara yang lembab.
Dimungkinkan masih ada kandungan air pada arang sehingga dilakukan
pemanasan untuk menguapkan air. Dengan begitu dapat diperoleh arang
murni yang permukannya pun bersih sehingga adsorbat dapat mudah untuk
terserap pada permukaan arang sehingga arang pun menjadi aktif. Keaktifan
arang membuat arang mengalami perubahan sifat fisik dan kimia.
Karbon aktif yang digunakan yakni dalam bentuk serbuk dimana
memiliki luas permukaan yang lebih besar dibandingkan dalam bentuk
bongkahan atau batangan. Karbon aktif ini memiliki struktur berpori,
sehingga efektif untuk melakukan adsorpsi. Luas permukaan adsorban akan
berpengaruh terhadap banyaknya adsorbat yang ter adsorp. Sehingga,
dengan luas permukaan karbon aktif yang luas menyebabkan semakin
banyaknya CH3COOH dan HCl yang melekat pada permukaan karbon aktif.
Liza Eka Putri
10518091
K-01
molekul dapat terjebak di bagian sisi manapun dari pori-pori karbon aktif.
Hal ini menyebabkan terbentuknya lapisan Heterogen pada karbon aktif.
Kondisi ini berbeda dengan asumsi milik Langmuir dimana karbon aktif
mengandung situs aktif yang pada setiap situs aktif hanya dapat menyerap
satu molekul saja, sehingga lapisannya monolayer.
VII. Kesimpulan
Atkins, P., De Paula, J., Physical Chemistry, 9th edition, W. H. Freeman and
Company, New York, 2010.
Castellan.1982. Physical Chemestry. Edisi ketiga, Addison-Wesley Publishing
Company
Sukardjo.1990. Kimia Anorganik. Jakarta: Rineka Cipta.
Liza Eka Putri
10518091
K-01
IX. LAMPIRAN
2. CH3COOH
B. Pertanyaan
Jawaban Pertanyaan
1. Proses adsorpsi ini merupakan adsorpsi fisik dikarenakan ikatan yang terlibat
dalam adsorpsi ini yaitu ikatan yang lemah yang merupakan ikatan van der
waals dan menggunakan panas reaksi yang rendah.
2. Adsorpsi fisika terjadi karena adanya gaya-gaya fisika. Pada jenis adsorpsi
fisika ini, terjadi beberapa lapisan gas. Besarnya energi adsorpsi fisika ±10
kj/mol. Molekul-molekul yang diadsorpsi secara fisika tidak terikat kuat pada
permukaan, dan biasanya terjadi proses balik yang cepat (reversibel), sehingga
mudah untuk diganti dengan molekul yang lain. Adsorpsi fisika didasarkan
pada gaya Van Der Waals, dan dapat terjadi pada permukaan yang polar dan
non polar. Adsorpsi kimia terjadi karena adanya gaya-gaya kimia dan diikuti
oleh reaksi kimia. Besarnya energi adsorpsi kimia ±100 kj/mol. Adsorpsi jenis
ini menyebabkan terbentuknya ikatan secara kimia sehingga diikuti dengan
reaksi kimia, maka adsorpsi jenis ini akan menghasilkan produksi reaksi
berupa senyawa yang baru. Ikatan kimia yang terjadi pada kemisorpsi sangat
kuat mengikat molekul gas atau cairan dengan permukaan padatan sehingga
sangat sulit untuk dilepaskan kembali (irreversibel).
Liza Eka Putri
10518091
K-01