Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM KIMIA FISIKA

DISUSUN OLEH :

NAMA : ISNA SYILMI QAIRA


NIM : 011900008
KELOMPOK : E
PROGRAM STUDI : D-IV TEKNOKIMIA NUKLIR
JURUSAN : TEKNOKIMIA NUKLIR
ACARA : KESETIMBANGAN ADSORPSI
PEMBIMBING : NOOR ANIS KUNDARI, M.T
Tanggal Pengumpulan :25 November 2020

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUKLIR


BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
YOGYAKARTA
2020
I. METODE
a. Alat
1. Erlemmeyer ukuran 250 mL minimal sebanyak 14 buah
2. Buret 50 mL 2 buah
3. Statip 2 buah
4. Gelas Beker 2 buah
5. Corong 6 buah
6. Penyangga penyaringan
7. Shaker
8. Kertas saring
9. Labu ukur 50 mL, 100 mL
10. Ball pipet
11. Pipet tetes
b. Bahan
1. Larutan NaOH 0,1 M,
2. Larutan asam asetat 1 M,
3. Larutan indikator PP
4. Kertas ph
5. Zeolit
6. Akuades
7. Kertas saring lembaran yang sudah dipotong sesuai ukurannya
c. Langkah Kerja
A. Persiapan alat gelas dan kertas saring
1. Alat gelas dicuci sampai bersih, lalu dikeringkan
2. Kertas saring dipotong sesuai ukuran corong, diletakkan pada tempat yang aman
B. Persiapan Zeolit (Menimbang Zeolite)
1. Disiapkan 6 lembar kertas timbang atau gelas arloji.
2. Diletakkan di atas pan timbangan, atur angka 0
3. Ditambahkan zeolite sehingga massa zeolite = 1 g sebanyak 4 kali dan 2 g zeolite sebanyak 3 kali.
4. Dilipat kertas timbang agar zeolite tidak tumpah dan diberi nomor
5. Dibersihkan neraca dan sekitarnya
6. Ditulis di log book penggunaan neraca.
C. Pembuatan larutan Asam Acetat dengan variasi konsentrasi
1. Disiapkan asam acetat 1 M yang tersedia
2. Dituangkan kira-kira sesuai kebutuhan, dimasukkan ke dalam gelas beker
3. Disiapkan labu takar 100 mL 4 buah dan 250 mL 3 buah
4. Disiapkan pipet gondok dengan ukuran 2 mL, 3mL, 5 mL, 5 mL, 10 mL, 10 mL, 15 mL, 25 mL, mL
5. Disiapkan erelemmeyer sebanyak 14, masing masing diisi sampel cuplikan
6. Larutan no 5 (khusus Kode 0 sd 4 dapat ditambah 15 mL akuades), kemudian dititrasi dengan
larutan NaOH 0,1M, hasilnya ditulis dalam kolom di atas.
7. Setelah selesai,dititrasi, semua Erlenmeyer segera dicuci, Erlenmeyer dapat digunakan untuk
menampung filtrat pada proses penyaringan.
D. Proses penjerapan Asam Acetat dengan variasi konsentrasi dengan zeolite sampai dengan
kesetimbangan (dikerjakan parallel dengan B) waktu pendiaman minmal 60 menit (lebih baik pada
jeda istirahat dilakukan pendiaman.
1. Disiapkan 8 gelas Erlenmeyer ukuran 250 mL
2. Ditambahkan larutan asam cuka dari larutan induk atau yang sudah diencerken dengan jumlah dan
ditambah zeolite
3. Tujuh (7) Erlenmeyer pada Langkah B-2, dipindahkan ke dalam shaker untuk digoyang dalam
waktu minimal 60 menit.
Cara menggunakan shaker:
1. Dilepas plastic lapisan di permukaan shaker
2. Diletakkan Erlenmeyer di atas pertemuan 4 salur agar dapat merekat dengan baik, namun mudah
dilepaskan kembali
3. Setelah semua Erlenmeyer siap di atas shaker
4. Hidupkan shaker dalam waktu minimal 60 menit dengan kecepatan 120 rpm.
E. Pemisahan zeolite dari larutan Asam Acetat sisa penjerapan. Misalnya dari yang konsentrasi awalnya
menggunakan larutan induk HAc 1 M
1. Disiapkan kertas saring, corong, Erlenmeyer penampung, batang pengaduk gelas, dan penyangga
corong;
2. Dilipat kertas saring, sehingga dapat dengan mudah dan tepat dipasangkan pada permukaan
corong;
3. Diambillah campuran asam acetat dan zeolite yang sudah di”shaker”, minimal 60 menit.
4. Dituangkan campuran di atas corong sambil diarahkan dengan batang pengaduk;
5. Dibuanglah sekitar 1 mL, filtrat yang pertama keluar;
6. Dilanjutkan proses penyaringan sampai selesai (filitrat ini sebagai sampel yang akan ditentukan
konsentrasinya);
7. Disiapkan 2 gelas erlemmeyer yang sudah bersih dan kering;
8. Diambilah 5 mL sampel (dari no 6) menggunakan pipet gondok, dituangkan ke dalam Erlenmeyer,
dilakukan untuk 2 erlenmeyer yang sudah disiapkan (dari no 7);
9. Ditambahkan masing-masing dengan 3 tetes larutan indicator pp; ditutup dengan kaca arloji (ini
menjadi sampel yang siap dititrasi)
10. Dilakukan hal serupa untuk konsentrasi awal yang berbeda dengan pengambilan cuplikan.
II. DATA PENGAMATAN
A. Data menimbang zeolite sebagai penjerap (dalam gram)

0 1 2 3 4 5 6 7

1,0251 1,0293 1,0003 1,0012 1,0049 2,0262 2,0286 2,0020

B. Data volume NaOH 0,1 M yang dibutuhkan untuk menentukan Co Hac (konsentrasi awal) Asam Asetat (mL)

Kode 1 2 3 4 5 6 7

Vol HAc 25 15 10 5 5 3 2

Diencerkan 100 100 100 100 250 250 250


dalam labu
takar V mL

Pengambialn 10 10 10 10 25 25 25
Cuplikan, mL
Diambil 2
kali

Kode Vol cuplikan, Indicato Kebutuhan Keterangan


mL r pp, NaOH 0,1 M
tetes ekivalen, mL
0. 1 3 3 19 V rerata =16,9 mL
2 3 3 14,8 M Hac = 0,56 M
1. 1 10 3 16,1 V rerata = 16,25 mL
2 10 3 16,4 M Hac = 0, 1625 M
2. 1 10 3 9,2 V rerata = 9,6 mL
2 10 3 10 M Hac = 0,096 M
3. 1 10 3 7,2 V rerata = 6,85 mL
2 10 3 6,5 M Hac = 0,0685 M
4. 1 10 3 3 V rerata = 3 mL
2 10 3 3 M Hac = 0,03 M
5. 1 25 3 2,8 V rerata = 3,4 mL
2 25 3 M Hac = 0,0136 M
4
6. 1 25 3 2,8 V rerata = 2,55 mL
2 25 3 2,3 M Hac = 0,0102 M
7 1 25 3 1,3 V rerata = 1,15 mL
2 25 3 1 M Hac = 0,0046 M
C. Data massa zeolite yang ditambahkan ke dalam larutan asam cuka

Vol Berat zeolite


Kode cuplikan, yang
mL ditambahkan
0. 1 50 1 Diletakkan di Dengan RPM
atas shaker sebesar 120
1. 1 50 1 selama 60
2. 1 50 1 menit
3. 1 50 1
4. 1 50 1
5. 1 100 2
6. 1 100 2
7. 1 100 2

D. Data volume NaOh 0,1 M yang dibutuhkan untuk titrasi akhir untuk memeperoleh konsentrasi akhir asam
asetat setelah dijerap dengan zeolite

Indicato Vol NaOH 0,1


Vol cuplikan,
Kode r pp, Msd ekivalen, Keterangan
mL
tetes mL
0. 1 3 3 18,5 V rerata = 18,5 mL
2 3 3 18,5 M HAc = 0,62 M
1. 1 10 3 14,1 V rerata = 14,35
mL
2 10 3 14,6 M HAc = 0,1435
M
2. 1 10 3 8,5 V rerata = 8,5 mL
2 10 3 8,5 M HAc = 0,085 M
3. 1 10 3 5,1 V rerata = 5,15 mL
2 10 3 5,2 M HAc = 0,0515
M
4. 1 10 3 2,3 V rerata = 2,25 mL
2 10 3 2,2 M HAc = 0,0225
M
5. 1 25 3 1,8 V rerata =1,9 mL
2 25 3 2 M HAc = 0,0076
M
6. 1 25 3 0,9 V rerata = 0,8 mL
2 25 3 0,7 M HAc = 0,0032
7. 1 25 3 0,5 V rerata = 0,4 mL
2 10 3 0,3 M HAc =
0,00286M

ANALISIS DATA PENGAMATAN

Konsentrasi Perkiraan (M) Volume Larutan (L) Massa zeolite (gram)

0,5 0,1 1,0251


0,25 0,1 1,0293
0,15 0,1 1,0003
0,1 0,1 1,0012
0,05 0,1 1,0049
0,02 0,25 2,0262
0,012 0,25 2,0286
0,008 0,25 2,002

V NaOH 0,1 M titran sebelum (mL)


V CH3COOH awal (mL) C awal (Ca) (mL)
1 2 Rata - Rata
3 19 14,8 16,9 0,56
10 16,1 16,4 16,25 0,1625
10 9,2 10 9,6 0,096
10 7,2 6,5 6,85 0,0685
10 3 3 3 0,03
25 2,8 4 3,4 0,0136
25 2,8 2,3 2,55 0,0102
25 1,3 1 1,15 0,0046
V NaOH 0,1 M titran sesudah (mL)
V CH3COOH akhir (mL) C akhir (Ce) (M)
1 2 Rata - Rata
3 18,5 18,5 18,5 0,62
10 14,1 14,6 14,35 0,1435
10 8,5 8,5 8,5 0,085
10 5,1 5,2 5,15 0,0515
10 2,3 2,2 2,25 0,0225
25 1,8 2 1,9 0,0076
25 0,9 0,7 0,8 0,0032
17,5 0,5 0,3 0,4 0,00286

Qe Log Ce Log Qe

0,005853088 -0,207608311 -2,232614983


0,001845915 -0,843148099 -2,733788372
0,00109967 -1,070581074 -2,958737584
0,001697962 -1,288192771 -2,77007192
0,000746343 -1,647817482 -3,127061583
0,000740302 -2,119186408 -3,130591052
0,000862664 -2,494850022 -3,064158372
0,000217283 -2,543633967 -3,662974816

Ce Qe
0,62 0,005853088
0,1435 0,001845915
0,085 0,00109967
0,0515 0,001697962
0,0225 0,000746343
0,0076 0,000740302
0,0032 0,000862664
0,00286 0,000217283

Grafik Langmuir
0.01
0.01
0.01 f(x) = 0.01 x + 0
R² = 0.97
0
Qe

0
0
0
0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7

Ce
Grafik Freundlich
0
-3 -2.5 -2 -1.5 -1 -0.5 0
-0.5

-1

-1.5
Log Qe

-2

-2.5
f(x) = 0.44 x − 2.29
R² = 0.78 -3

-3.5

-4

Log Ce

PERHITUNGAN DATA ANALISIS


III. HASIL PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini, praktikan melakukan praktikum adsorpsi isotermis yang mana membuktikan
pengaruh dari zeolite sebagai adsorben (zat penjerap) dan CH3COOH zat adsorbat (zat yang dijerap).
Praktikum diawali dengan menimbang zeolite sekitar 1 -2 gram, lalu membuat larutan CH3COOH dari
larutan induk diambil 25 mL, 15 mL, 10 mL, 5 mL lalu diencerkan dalam 100 mL aquades dan 5 mL, 3mL, 2mL
lagi diencerkan dalam 250 mL aquades. Lalu dicuplik ke dalam 14 buah erlenmeyer dan ditetesi indicator pp
sebanyak 3 tetes. Untuk kode 0 atau larutan induk dicuplik masing – masing 3 mL, untuk kode 1-4 dicuplik
10 mL, untuk kode 5-6 dicuplik 25 mL. Lalu larutan CH3COOH tersebut dititrasi dengan NaOH 0,1 M untuk
mengetahui konsentrasi awal dari CH3COOH tersebut.
Ketiga, dicuplik lagi ditambahkan zeolite ke dalamnya dengan kadar sekitar 1 gram untuk kode 0-4 dan 2
gram untuk kode 5-7. Setelah itu diletakkan di atas shaker dan diatur dengan kecepatan pengadukan 120
rpm selama 60 menit. Setelah itu dilakukan filtrasi dan filtrat 1 mL pertama dibuang terlebih dahulu.
Kemudian dari hasil filtrat masing – masing larutan dicuplik 2 kali dan dimasukkan ke dalam 14 erlenmeyer.
Untuk kode 0 dicuplik 3 mL, lalu untuk kode 1-4 diambil 10 mL, dan kode 5-7 25 mL. namun di kode 7 pada
cuplikan kedua hanya 10 mL dikarenakan larutan filtrat yang terbatas. Kemudian cuplikan-cuplikan tersebut
ditambahkan indicator pp 3 tetes lalu dititrasi dengan NaOH 0,1 M. Dan diperoleh konsentrasi setelah
penambahan adsorben. Maka diperoleh konsentrasi adsorbat (CH3COOH) yang baru.
Zeolit yang digunakan adalah zeolit yang telah diaktivasi. Aktifasi adalah suatu perlakuan yang bertujuan
untuk memperbesar pori – pori yaitu dengan cara memecahkan ikatan hidrokarbon atau mengoksidasi
molekul-molekul permukaan sehingga zeolitmengalami perubahan sifat, baik fisika maupun kimia, yaitu
luas permukaannya bertambah besar dan berpengaruh terhadap daya adsorpsi.Setelah diamati, zeolit
yang digunakan dapat berikatan dengan senyawa non polar(seperti CH3COOH) serta ketidaklarutan zeolite
pada larutan (yang kebanyakan diisi oleh partikel H2O menunjukan hidrofik).
Sebelum dititrasi zeolite dipisahkan terlebih dahulu dari CH3COOH. Karena nantinya akan dititrasi dengan
NaOH, yang mana sifat NaOH non polar sehingga penjerapan dapat terganggu karena tera dsorbsinya
ion Na+ atau OH- dan terbentuknya garam. Sehingga larutan yang akan dititrasi hanya CH3COOH yang
sebagian konsentrasinya telah hilang . Pengurangan konsentrasi akan menyebabkan titik akhir lebih
cepat tercapai dari sebelumnya, karena lebih sedikit CH3COOH-yang akan berikatan dengan Na+. otomatis
konsentrasi pun akan turun.
Berdasarkan data pengamatan maka dapat dihitung dengan menggunakan persmaan Langmuir dan
freundlich, yang mana berdasarkan literatur, persamaan Langmuir dan freundlich adalah banyaknya zat
yang diadsorpsi pada temperatur tetap oleh suatu adsorban tergantung dari konsentrasi dan kereaktifan
adsorbat mengadsorpsi zat-zat tertentu. Percobaan ini menggunakan asas gaya van deer wals yang mana
adsorpsi hanyan terjadi pada permukaan larutan. Namun persamaan Langmuir lebih digunakan untuk
mengarah menentukan konstanta kesetimbangan Langmuir dan kapasitas maksimum dari hasil jerapan.
Berdasarkan data pengamatan di atas, dapat dihitung Qe dan Ce lalu diperoleh lalu diplotkan ke grafik dan
dibuat regresinya menjadi persamaan linear Y= 0,0084x + 0,0006 dengan R 2 = 0,9684. Maka dari persamaan
Langmuir diperoleh nilai KL (konstanta kesetimbangan Langmuir)= 14,0056 dan qo (kapasitas penjerapan
maksimum) = 119,048. Jika berdasarkan perhitungan dengan persamaan Freundlich maka diperoleh regresi
Y= 0,436 x – 2,2942 dengan R2 = 0,776 sehingga diperoleh n (kesetimbangan reaksi)= 2,294 dan nilai k(laju
reaksi)= 5,08 x 10-3.
Namun hasil perhitungan tersebut belum dapat dikatakan akurat dan presisi. Dikarenakan banyak titik akhir
titrasi CH3COOH dengan NaOH yang terlewat sehingga perlu dilakukan percobaan kalibrasi Kembali. Dan
juga sifat dari NaOH yang higroskopis, bisa jadi dikarenakan lamanya jarak pembuatan larutan NaOH 0,1 M
dengan tanggal pemakaian banyak kadar hidrat yang sudah tertangkap masuk dan tercampur. Sehingga
dapat menurunkan konsentrasi dari NaOH 0,1 M tersebut. Untuk penentuan nilai laju reaksi dan
kesetimbangan reaksi menggunakan Freundlich juga kurang akurat dikarenakan regresinya hanya sebesar
0,776. Jauh lebih akurat dengan persamaan Langmuir dikarenakan regresi dari persamaan linear Langmuir
sebesar 0,9686 yang mendekati 1, sehingga persamaan dapat dikatakan linear

IV. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan di atas maka dapat diambil kesimpulan yaitu :
1. Praktikum inimmembuktikan adsorpsi fisika,dimana molekul-molekul zat terikat pada permukaan
oleh gaya-gaya fisika yaitu gaya van der waals yang mana penjerapan hanya terjadi dipermukaan
larutan saja. . diketahui juga semakin tinggi konsentrasi maka semakin tinggi daya adsorpsinya dan
semakin banyak pula zat teradsorpsi dan berlaku sebaliknya.
2. Model kesetimbangan yang diperoleh adalah KL = 14,0056 dan qo =119,048

Yogyakarta, 25 November 2020


Dosen Pembimbing, Praktikan,

Noor Anis Kundari, M.T Isna Syilmi Qaira

Anda mungkin juga menyukai