Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

LABORATORIUM SATUAN PROSES &


KIMIA TERAPAN

HIDROLISA METIL SALISILAT

Oleh :
NAMA : ARIEL AKMAL
NIM : 2022244010002

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI KIMIA


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE
2023
LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL PRAKTIKUM : HIDROLISA METIL SALISILAT


HARI / TANGGAL PRAKTIKUM : SELASA / 21 NOVEMBER 2023
NAMA : ARIEL AKMAL
NIM : 20222244010002
KELOMPOK :D

KASIE LAB.SATUAN PROSES & DOSEN PEMBIMBING


KIMIA TERAPAN

ZUHRA AMALIA, S.T,M.Env.Mgmt.Sust HALIM ZAINI, S.T., M.T


NIP.198009162005042002 NIP.196008211989031003
HIDROLISA METIL SALISILAT

I. Tujuan Pratikum
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah untuk memperoleh asam salisilat
dengan menggunakan katalis asam sulfat, juga mengetahui dan mengerti reaksi
metil salisilat menjadi asam salisilat yang merupakan produk.

II. Landasan Teori


Hidrolisa adalah merupakan reaksi pemecahan suatu senyawa dengan
menggunakan air. Pada senyawa metil salisilat yang merupakan fenol aromatik,
maka reaksinya merupakan reaksi kolbe. Reaksi yang terjadi merupakan reaksi
bertahap, dengan urutan sebagai berikut:
erkataliskan asam dan reversible.

Pada percobaan ini reaksi terjadi pada suasana asam dengan menambahkan
asam sulfat, suasana reaksi yang diinginkan adalah suasana basa. Dimana pada
suasana basa ini gugus OH merupakan aksivator cincin yang kuat dalam reaksi
subtitusi elektrofilik.
Pada senyawa benzena gugus OH yang kita jumpai pada senyawa metil
salisilat merupakan gugus aktivasi yang mana dengan gugus ini menyebabkan
keadaan cincin lebih terbuka untuk mengalami subtitusi elektrofilik. Kemudian
karena gugus OH mengarah kepada orto dan gugus OH tersebut mengandung
atom H,maka senyawa aromatik akanmelepaskan H2O,R-OH serta aromatik.
Asam salisilat merupakan derivat asam benzoat yaitu asam orto hidroksi
benzoat. Pembuatan asam ini dengan cara mereaksikan antar Na-Fenolat dengan
CO2 (4-7) atm pada temperatur 1500C. Reaksi esterifikasi asam salisilat, pada
reaksi ini terjadi pemaksa pisahan antara ikatan C-O yang kuat dari fenol, tetapi
bergantung terhadap pemaksa pisahan dari ikatan OH.
Pada reaksi ini menggunakan angidrat asam asetat yang merupakan derifat
yang lebih reaktif yang menghasilkan ester asetat. Dan dengan menggunakan
H2SO4 sebagai katalistor. Mutu pemurnian dilakukan dengan kristalisasi
bertingkat dengan menggunakan solvent 50% alkohol dan 50% air.

III. Alat dan Bahan


3.1 Alat
1. Seperangkat alat hidrolisa
- Labu destilat (labu alas bulat) 500 ml
- Kondensor refluk.
- Thermometer reaktor 250℃.
- Mantel Pemanas
- Tabung CaCl2
2. Gelas kimia 250 ml
3. Corong Buchner
4. Gelas Ukur 100 ml
5. Dilato meter 5 ml
6. Batu didih
7. Erlenmeyer bertutup 250 ml
8. Labu Hisap 500ml
9. Jet Pump

3.2 Bahan
-
H2SO4 1 M
-
Metil Salisilat
-
Kertas pH
-
NaOH
-
Kertas Saring
-
Aguadest
IV. Prosedur Pratikum
A. Tahap hidrolisa:
1. Buat larutan H2SO4 1 M sebanyak 250 ml dengan mengencer kan H2SO4
pekat
2. Larutkan secara hati-hati 10 gr NaOH dalam 50 ml air dan dinginkan sampai
suhu kamar
3. Setelah larutan NaOH Dingin, campurkan dengan 5 gr (0,033mol) metil
salisilat secara hati-hati dalam labu alas bulat 250 ml berleher dua. Padatan
putih akan segera terbentuk tetapi akan larut bila di panaskan
4. Tambahkan 1-2 batu didih kedalam campuran untuk mencegah terbentuknya
buih pada waktu larutan dipanaskan. Pasang kondensor refluk dan
thermometer pada labu alas bulat
5. Panaskan larutan dengan penangas mantel pemanas dan didihkan larutan
selama 20 menit
6. Dinginkan larutan hingga suhu kamar, kemudian pindahkan kedalam
gelaskimia 250 ml dan tambahkan secara perlahan-lahan H2SO4 1 M
sampai campuran bersifat asam, yaitu pH 7 pada kertas pH (H2SO4 yang
ditambahkan biasanya 120-150 ml)
7. Setelah pH 7, tambahkan lagi 15 ml H2SO4 1 M hingga terbentuk endapan
putih (endapan asam salisilat)
8. Saring vacum dengan menggunakan corong buchner dan kertas saring
9. Tambahkan lagi H2SO4 1 M kedalam filtrat, jika terbentuk endapan, saring
sebagai fraksi kedua
10. Kristal yang di peroleh dikeringkan pada cawan penguapan dalam oven
vakum pada suhu 50℃ sampai berat konstan

B. Pemurnian:
1. Masukkan asam slisilat kedalam labu bulat 250 ml berleher dua.
2. Tambahkan 70 ml air, pasang kondensor dan thermometer reaktor kemudian
panaskan campuran dengan suhumenggunakan mantel pemanas hingga
mendidih.(sampai mendidih ± 100℃
3. Jika padatan belum larut semuanya, tambahkan lagi air pana hingga semua
padatan larut
4. Saring segera larutan panas dengan peyaringan biasa secara hati-hati. Bilas
labu dengan air panas untuk melarutkan kristal yang tersisa
5. Dinginkan larutan pada suhu kamar
6. Saring dengan penyaring vakum, menggunakan corong Buchner
7. Filtrat di simpan dalam lemari es, jika terbentuk kristal, saring sebagai fraksi
kedua
8. Kristal yang di peroleh dikeringkan pada cawan penguapan dalam oven
vakum pada 50℃ atau dengan pemanasan matahari sampai beratnya
konstan

V. Data Pengamatan
-
Data Penimbangan
 Berat Kertas Saring 1 = 1gr
 Berat Asam Salisilat Kotor = 9 gr
 Berat Asam Salisilat Kotor + Ketas Saring = 10gr
 Berat Asan Salisilat Kering + Kertas Saring = 3,2 gr
 Berat Asam Salisilat Kering = 2,2 gr
 Titik Leleh Asam Salisilat =165℃
-
Data Perhitungan
1. Pembuatan Larutan H2S04 1M
V1 . M1 = V2 . M2
V1 . 18 M = 250 ml . 1M
V1 = 250 ml . 1 M / 18 M
V1 = 13,8 ml

2. Volume Metil Salisilat


p = m/ V , V = m / p
= 5 gr / 1,84 gr/ml
= 4,22 ml

Diagram alir hidrolisa metil salisilat


A. Tahap Hidrolisa

NaOH Metil salisilat

Reaktor
t=20 menit

H2SO4 Asam salisilat

Saring vakum

B. Tahap pemurnian

Asam salisilat

Reaktor
T=100 C
Aquadest 70 ml

Saring vakum
VI. Pembahasan dan Kesimpulan
6.1 Pembahasan
Pada pratikum hidrolisis metil salisilat bertujuan menentukan hidrolisis
metil salisilat dengan katalis basa, yaitu NaOH. Prinsip percobaan adalah reaksi
hidrolisis ester dengan katalis basa. Metode yang digunakan pada pratikum ini
ialah metolde refluks, yaitu suatu metode mencampurkan dua zat atau senyawa
dengan cara pemanasan tanpa ada senyawa yang hilang. Refluks dilakukan
dengan mendidihkan cairan dalam wadah yang disambung dengan kondensor
sehingga cairan yang teruapkan akan mengembun kembali ke wadah.
Selanjutnya untuk memisahkan pengotor dari zat yang diinginkan dilakukan
penyaringan dengan menggunaka corong pemisah sampai terpisah kristal yang
mengendap dengan air hingga benar- benar kering.
Hidrolisis metil salisilat dengan katalis basa bila direaksikan dengan asam
kuat akan menghasilkan asam salisilat. Katalis yang digunakan pada pratikum
ini ialah basa (NaOH). NaOH merupakan basa kuat yang mampu mengkatalis
reaksi hingga terbentuknya produk, agar reaksinya tidak kembali reaktan
(irreversibel), sehingga menghasilkan produk yang optimal dan stabil.
Pada percobaan ini digunakan 5 gr metil salisilat dengan katalis NaOH dan
dipanaskan dalam larutan penangas mantel dan didihkan selama 20 menit.
Dinginkan pada suhu ruang kemudian dilakukan pengecekan pH dengan
menggunakan kertas pH jika belum mencapai pH < 7 ditambahkan lagi sampai
suasana asam dan dilakukan pengecekan pH kembali kemudian diamati jika
terdapat endapan asam salisilat saring vacum dengan menggunakan corong
bucher da kertas saring. Ditambahkan lagi H2SO4 jika masih terdapat atau
terbentuk endapan disaring lagi sebagai fraksi kedua.
Dalam percobaan ini kami tidak melakukan pemurnian dikarenakan pada
saat penambahan asam sulfat tidak langsung membentuk endapan dan asam
sulfat yang ditambahkan sudah lebih dari 150 ml,oleh karena itu harus
menunggu beberapa saat sampai terbentuk endapan.Endapan yang terbentuk
berwarna merah muda.
6.2 Kesimpulan
1. Berat asam salisilat kering yang diperoleh 2,2 gr
2. Kemurnian asam dapat diperoleh dengan pengukuran titik leleh asam
salisilat tersebut
3. Titik leleh asam salisilat yaitu 165 0C
4. Reaksi yang terjadi yaitu metil salisilat direaksikan dengan NaOH sehingga
menghasilkan asam salisilat
VII. Daftar Pustaka

Jobsheet Praktikum Satuan Proses Percobaan No.2 Hidrolisa Metil Salisilat


Politeknik Negeri Lhokseumawe.

Anda mungkin juga menyukai