“TRANS-ESTERIFIKASI BIODIESEL.”
Oleh :
NAMA : ARIEL AKMAL
NIM : 2022244010002
NIM : 2022244010002
KELOMPOK :D
2. SALMAN PUTRA
4. HILMIYATI
Biodiesel adalah bioenergi atau bahan bakar nabati yang terbuat dari minyak
tumbuh-tumbuhan baik minyak baru maupun bekas penggorengan dengan melalui
proses methanolysis, esterifikasi atau proses esterifikasi- methanolysis ( trans
esterifikasi ). Biosiesel digunakan sebagai bahan bakar alternative pengganti. Bahan
bakar minyak (BBM) untuk motor diesel. Biosiesel dapat diaplikasikan baik dalam
bentuk 100% (B100) atau campuran dengan minyak solar pada tingkat konsentrasi
tertentu (Bxx) seperti 10% biodiesel dicampur dengan 90% solar yang dikenal dengan
nama B10.
Bahan bakar yang berbentuk cair ini bersifat menyerupai solar sehingga sangat
prosfektif untuk dikembangkan. Apalagi biodiesel memiliki kelebihan lain
dibandingkan dengan solar yaitu :
1. Bahan bakar ramah lingkungan karena menghasilkan emisi yang jauh lebih rendah.
2. Memiliki sifat pelumasan terhadap piston mesin dan bersifat biogradable.
3. Merupakan renewable energy karena terbuat dari bahan alam yang dapat diperbaharui
4. Meningkatkan indenpedensi suplai bahan bakar karena dapat diproduksi secara local.
Pada proses transesterifikasi satu mol trigliserida bereaksi dengan tiga mol alcohol
menjadi satu mol gliserol dan 3 mol alkil ester. Molekul trigliserida diubah secara
bertahap menjadi digliserida, monogliserida dan kemudian menjadi gliserol. Masing –
masing tahapan menggunakan satu mol alcohol dan melepaskan sato mol ester.
Gliserol merupakan produk samping dari proses methanolysis. Apabila lemak atau
minyak dihidrolisis dengan basa ( misalnya NaOH atau KOH ) akan di dapat gliserol dan
garam dari asam lemak yang dikenal dengan sabun. Gliserol dapat dimanfaatkan sebagai
bahan baku untuk pembuatan kosmetik.
1.2.2 Mekanisme Proses Transesterifikasi
Minyak nabati
Metanol + NaOH
( Methoksida )
Reaktor
T = 65oC
v = 200 rpm ; t = 2 jam
Pemisahan (Separator)
BIODIESEL Gliserol
Pencucian biodiesel
dengan air panas
Limbah Biodiesel
+
H2SO4
2.1.1 Alat :
2.1.2 Bahan
- Aquades panas
2.1.3 GAMBAR RANGKAIAN ALAT TRANS ESTERIFIKASI
Jika pereaksi yang digunakan Metanol maka katalis yang digunakan adalah
NaOH dan temperature reaksi dijaga 65oC. Sedangkan jika pereaksi yang
digunakan Etanol maka katalis yang digunakan adalah KOH dan temperature
reaksi dijaga 80oC.
5. Jumlah Etanol /Metanol yang digunakan adalah 1:3 , 1:5 , 1:7 atau sesuai
tugas. Ini merupakan perbandingan mol minyak kelapa terhadap
etanol/methanol. Katalis NaOH/KOH adalah 0,5% dari berat minyak.
6. Pada saat reaksi berlangsung dilakukan pengadukan konstan dengan
kecepatan 200 rpm pada suhu konstan selama 2 jam.
7. Hasil reaksi yang diperoleh dimasukkan ke dalam corong pisah dan dibiarkan
sampai terpisah antara ethyl ester dan gliserol. ( bj gliserol > bj etil ester
krn itu gliserol berada di bagian bawah corong pisah )
8. Setelah dilakukan pemisahan antara ethyl ester dengan gliserol, lakukan
pencucian ethyl ester dengan menggunakan air panas untuk menghilangkan
sisa katalis. Pencucian dilakukan dalam corong pisah. Pencucian dilakukan
berulang – ulang sehingga air pencuci jernih ( tidak keruh ).
9. Lakukan analisa sifat fisik terhadap ethyl ester seperti; density, flash point,
viscositas.
BAB III
DATA PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN
3.2 Perhitungan
3.2.1 Menghitung volume minyak
Volume = massa /massa jenis
V = 200 gr
0,88 gr/ml
= 227,3 ml
Berat methanol
m = V/ ρ
= 50
0,792
= 63,13 gram
Mol minyak
Mol = 50 gram / 282 gram /mol
= 0,177 mol
Volume methanol
V = m/ ρ methanol
= 63,13
0,792
= 79,8 ml
4.1 PEMBAHASAN
Biodisel merupakan bahan bakar alternatif untuk mesin disel yang diproduksi dengan
reaksi trans-esterifikasi dan esterifikasi minyak tunbuhan atau lemak hewan dengan
alkohol rantai pendek seperti metanol. Reaksinya membutuhkan katalis yang umumnya
merupakan basa kuat, sehingga akan memproduksi senyawa kimia baru yang disebut metil
ester.
Pada percobaan pratikum kali ini, dilakukan percobaan pembuatan biodisel dengan
bahan baku minyak yang dilakukan dengan metode trans-esterifikasi. Reaksi
transesterifikasi merupakan reaksi dari minyak dengan alkohol untuk membentuk ester dan
gliserol. Trans-esterifikasi terdiri dari tiga reaksi reversibel yaitu konversi trigliserida
menjadi digliserida, digliserida menjadi monogliserida dan monogliserida menjadi metil
ester (biodisel) dan gliserol.
Berdasarkan prosedur percobaan biodisel peprcobaan pertama yang dilakukan yaitu
pembuatan biodisel dengan katalis basa , dengan memasukkan 200 ml minyak ke dalam
reaktor dengan kecepatan 200 rpm pada temperatur 65 oC dikarenakan titik didih dari
metanol 65 oC. Jika sudah tercapai suhu tersebut larutankan kataliss 1 gram NaOH dengan
metanol 80 ml. Pada saat reaksi berlangsung dilakukan pengadukan konstanta dengan
kecepatan 200 rpm dengan waktu 2 jam. Hasil reaksi diperoleh dimasukkan ke dalam
corong pisah dan dibiarkan sampai terbentuk lapisan antara gliserol dengan biodisel,
gliserol berada dibawah dan biodisel berada atas dikarenakan berat jenis gliserol lebih
besar dibandigkan dengan berat jenis biodisel.setelah itu dilakukan pemisahan antara ester
dengan biodisel menambahkan air panas untuk menghilankan katalis. Pencucian dilakukan
sebanyak 3 kali agar jernih dan tidak keruh.
Dari hasil praktikum yang dilakukan pada hasil biodisel percobaan transesterifikasi
dengan katalis NaOH dengan bahan minyak. Hasil analisis densitas minyak yang digunkan
adalah 0,88 gram/ml. , densitas untuk biodisel dengan katalis NaOH yaitu 0,92 gr/ml, dan
densitas untuk gliserol dengan katalis NaOH 1 gr/ml
Desitas biodisel menurut SNI 7182; 2015 adalah sebesar 0,85-089 g/ml. Sedangkan hasil
biodisel yang diuji dipperoleh 0,92 g/ml, hal ini disebabkan kurangnya pecucian berulang
kali (masih sedikit keruh).
4.2 KESIMPULAN
Dari hasil pratikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan:
Dari percobaan pembuatan biodiesel dengan katalis NaOH diperoleh hasil biodisel
dengan produk samping gliserol. Dengan bentuk fisik yang berbeda.
Dari transesterifikasi biodiesel yang dihasilkan dengan katalis NaOH, diperoleh
densitas untuk biodisel 0,92 gr/ml dan densitas untuk gliserol 1 gr/ml.
Semakin banyak kadar metanol yang digunakan dalam reaksi transesterifikasi maka
metil ester yang dihasilkan akan lebih banyak.
Jumlah katalis yang digunakan mempengaruhi jumlah metil ester yang dihasilkan
karena katalis yang berlebih akan menyebabkan reaksi penyabunan.
Trans-esterifikasi terdiri dari tiga reaksi reversibel yaitu konversi trigliserida menjadi
digliserida, digliserida menjadi monogliserida dan monogliserida menjadi metil ester
(biodisel) dan gliserol.
Daftar Pustaka
Akhiruddin. 2006. Perguruan Tinggi Minati Biodiesel. Website Dinas Perindustriaan dan
Perdagangan Jawa Barat.