Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM SATUAN PROSES

“TRANS-ESTERIFIKASI BIODIESEL.”

Oleh :
NAMA : ARIEL AKMAL
NIM : 2022244010002

PROGRAM STUDI D3 TEKNOLOGI KIMIA


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE 2023
LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL PRAKTIKUM : TRANS-ESTERIFIKASI BIODISEL

HARI / TANGGAL : SELASA / 1O OKTOBER 2023

NAMA : ARIEL AKMAL

NIM : 2022244010002

KELOMPOK :D

ANGGOTA : 1. ARIEL AKMAL

2. SALMAN PUTRA

3. SHALLINA RUHMI JEMAT

4. HILMIYATI

KASIE LAB. SATUAN PROSES & DOSEN PEMBIMBING


KIMIA TERAPAN

ZUHRA AMALIA, S.T, M. Env.Mgmt ZUHRA AMALIA, S.T, M. Env.Mgmt


NIP. 198009162005042002 NIP. 198009162005042002
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Percobaan:

Setelah melakukan percobaan ini mahasiswa mampu membuat biodiesel dalam


skala laboatorium dan mengetahui reaksi transesterifikasi dalam pembuatan biodiesel.

1.2 Teori Dasar

Biodiesel adalah bioenergi atau bahan bakar nabati yang terbuat dari minyak
tumbuh-tumbuhan baik minyak baru maupun bekas penggorengan dengan melalui
proses methanolysis, esterifikasi atau proses esterifikasi- methanolysis ( trans
esterifikasi ). Biosiesel digunakan sebagai bahan bakar alternative pengganti. Bahan
bakar minyak (BBM) untuk motor diesel. Biosiesel dapat diaplikasikan baik dalam
bentuk 100% (B100) atau campuran dengan minyak solar pada tingkat konsentrasi
tertentu (Bxx) seperti 10% biodiesel dicampur dengan 90% solar yang dikenal dengan
nama B10.
Bahan bakar yang berbentuk cair ini bersifat menyerupai solar sehingga sangat
prosfektif untuk dikembangkan. Apalagi biodiesel memiliki kelebihan lain
dibandingkan dengan solar yaitu :
1. Bahan bakar ramah lingkungan karena menghasilkan emisi yang jauh lebih rendah.
2. Memiliki sifat pelumasan terhadap piston mesin dan bersifat biogradable.
3. Merupakan renewable energy karena terbuat dari bahan alam yang dapat diperbaharui
4. Meningkatkan indenpedensi suplai bahan bakar karena dapat diproduksi secara local.

Sejumlah proses telah ditawarkan untuk pembuatan biodiesel,seperti proses hidrolisis,


biokatalisis seperti kritikal, emulsi, esterifikasi dan transesterifikasi (methalonysis).
Proses methanolysis dipilih karena alasan ekonomi dan proses yang sederhana. Sebagian
besar proses produksi biodiesel yang telah diteliti atau sedang diaplikasikan pada skala
komersil menggunakan katalis basa seperti sodium hidroksida (NaOH). Pertimbangan
utama adalah karena proses berlangsung pada suhu lebih rendah dan waktu reaksi lebih
cepat dibandingkan proses dengan menggunakan katalis asam seperti asam sulfat atau
asam klorid
1.2.1 Reaksi Trans esterifikasi ( Methanolysis )

Reaksi Trans esterifikasi (Methanolysis) adalah reaksi antara trigliserida dari


minyak/lemak dengan alcohol (methanol) pada suhu tertentu dalam suasana basa
( katalis NaOH) menghasilkan metal ester ( biodiesel ) dan gliserol. Tujuan proses
methanolysis untuk menurunkan viskositas dan meningkatkan daya pembakaran sehingga
dapat digunakan sebagai minyak diesel (solar).

RCOOCH2 katalis CH2 OH


‫׀‬ ----------- ‫׀‬
RCOOCH + 3 CH3OH ----------- 3RCOOCH3 + CH OH
‫׀‬ ‫׀‬
RCOOCH2 CH2 OH

Lemak/minyak Methanol Metil Ester Gliserol

Pada proses transesterifikasi satu mol trigliserida bereaksi dengan tiga mol alcohol
menjadi satu mol gliserol dan 3 mol alkil ester. Molekul trigliserida diubah secara
bertahap menjadi digliserida, monogliserida dan kemudian menjadi gliserol. Masing –
masing tahapan menggunakan satu mol alcohol dan melepaskan sato mol ester.
Gliserol merupakan produk samping dari proses methanolysis. Apabila lemak atau
minyak dihidrolisis dengan basa ( misalnya NaOH atau KOH ) akan di dapat gliserol dan
garam dari asam lemak yang dikenal dengan sabun. Gliserol dapat dimanfaatkan sebagai
bahan baku untuk pembuatan kosmetik.
1.2.2 Mekanisme Proses Transesterifikasi

Minyak nabati

Metanol + NaOH
( Methoksida )

Reaktor
T = 65oC
v = 200 rpm ; t = 2 jam

Pemisahan (Separator)

BIODIESEL Gliserol

Pencucian biodiesel
dengan air panas

Limbah Biodiesel
+
H2SO4

Gbr. Diagram Alir Proses Trans esterifikasi ( Methanolysis )


BAB II
METEDOLOGI

2.1 Alat dan Bahan

2.1.1 Alat :

1. Beaker glass 500 ml 2 buah


2. Reaktor leher 4 350 ml 1 buah
3. Gelas ukur 100 ml 1 buah
4. Motor pengaduk 1 buah
5. Adaptor motor pengaduk 1 buah
6. Propeler kaca 1 buah
7. Selang air pendingin 1 buah
8. Penangas air 1 buah
9. Corong pisah 500 ml 1 buah
10.Klem & penjepit 2/1/1 buah
11.Termometer rector 250oC 1 buah
12.Dilatometer 10 ml 1 buah

2.1.2 Bahan

- Minyak kelapa 200 gr ( sesuai dengan tugas)


- Katalis NaOH/ KOH 0,5% dari berat minyak
- Pereaksi :
* Etanol jika menggunakan katalis KOH = Etoksida

* Methanol jika menggunakan katalis NaOH = Metoksida

- Aquades panas
2.1.3 GAMBAR RANGKAIAN ALAT TRANS ESTERIFIKASI

Gbr. Unit Reaktor Berpengaduk Transesterifikasi Biodiesel

2.2 KESELAMATAN KERJA

- Hati – hati bekerja menggunakan NaOH/KOH, reaksi dengan etanol/methanol


menghasilkan senyawa etoksida/metoksida yang mudah menguap dan bersifat racun.
Gunakan masker dan sarung tangan pada saat bekerja.

- Buang limbah praktikum ke dalam saluran pembuangan limbah sambil disiram


dengan air mengalir.

- Jika terkena badan, cuci dengan air mengalir deras.


2.3 PROSEDUR KERJA

1. Pasang rangkaian unit reactor berpengaduk sesuai gambar.


2. Timbang minyak kelapa seberat 200 gr (sesuai tugas), masukkan ke dalam reactor.
3. Aduk minyak kelapa dengan kecepatan 200 rpm dan panaskan pada range
temperature 60 – 80oC ( untuk methanol Treaktor = 65oC sedangkan untuk
etanol Treaktor
= 80oC)
4. Jika suhu operasi telah tercapai, larutkan katalis (NaOH/KOH) dengan
pereaksi yang digunakan (Metanol/Etanol) sehingga semua katalis larut. Baru
kemudian katalis yang telah larut (etoksida/metoksida) dituang kedalam
reactor.

Jika pereaksi yang digunakan Metanol maka katalis yang digunakan adalah
NaOH dan temperature reaksi dijaga 65oC. Sedangkan jika pereaksi yang
digunakan Etanol maka katalis yang digunakan adalah KOH dan temperature
reaksi dijaga 80oC.

5. Jumlah Etanol /Metanol yang digunakan adalah 1:3 , 1:5 , 1:7 atau sesuai
tugas. Ini merupakan perbandingan mol minyak kelapa terhadap
etanol/methanol. Katalis NaOH/KOH adalah 0,5% dari berat minyak.
6. Pada saat reaksi berlangsung dilakukan pengadukan konstan dengan
kecepatan 200 rpm pada suhu konstan selama 2 jam.
7. Hasil reaksi yang diperoleh dimasukkan ke dalam corong pisah dan dibiarkan
sampai terpisah antara ethyl ester dan gliserol. ( bj gliserol > bj etil ester
krn itu gliserol berada di bagian bawah corong pisah )
8. Setelah dilakukan pemisahan antara ethyl ester dengan gliserol, lakukan
pencucian ethyl ester dengan menggunakan air panas untuk menghilangkan
sisa katalis. Pencucian dilakukan dalam corong pisah. Pencucian dilakukan
berulang – ulang sehingga air pencuci jernih ( tidak keruh ).
9. Lakukan analisa sifat fisik terhadap ethyl ester seperti; density, flash point,
viscositas.
BAB III
DATA PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

3.1 Data Pengamatan


- Berat minyak = 200 gram
- Volume minyak = 227,3 ml
- Mol minyak = 0,177 mol
- Volume Alkohol (Metanol/Etanol) = 1,98 ml
- Mol Alkohol (Metanol/Etanol) = 1,98 mol
- Berat Basa (NaOH/KOH) = 63.4 gr
o
- Temperatur Reakasi = 65 C
- Kecepatan Pengadukan = 200 rpm
- Waktu Reaksi = 2 jam
- Volume metil ester yang di dapat = 75 ml
- Berat metil ester = 1 gr
- Berat jenis metil ester = 0,92 gr/ml (ukur dengan piknometer)
- Volume gliserol yang di dapat = 34 ml

3.2 Perhitungan
3.2.1 Menghitung volume minyak
Volume = massa /massa jenis
V = 200 gr
0,88 gr/ml
= 227,3 ml

3.2.2 Perhitungan rasio berat methanol 1:4


 Rasio
1/4 x 200 = 50 mol

 Berat methanol
m = V/ ρ
= 50
0,792
= 63,13 gram

 Mol minyak
Mol = 50 gram / 282 gram /mol
= 0,177 mol

 Volume methanol
V = m/ ρ methanol
= 63,13
0,792
= 79,8 ml

3.2.3 Menghitung berat gliserol


(berat pikno + gliserol) - berat pikno kosong
= 21,5 – 11,5
= 10 gram
3.2.4 Menghitung berat jenis gliserol
ρ = massa / volume
= 10/10
= 1 gr/ml

3.2.5 Menghitung berat metil ester


(berat pikno + metil ester) – berat pikno kosong
= 20,7 – 11,5
= 9,2 gram

3.2.6 Menghitung berat jenis metil ester


ρ = massa / volume
= 9,2 / 10 ml
= 0,92 gr/ml

3.2.7 Menghitung mol methanol


Mol = gram / BM
= 63,13 / 32,04
= 1,98 mol
BAB IV
PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN

4.1 PEMBAHASAN
Biodisel merupakan bahan bakar alternatif untuk mesin disel yang diproduksi dengan
reaksi trans-esterifikasi dan esterifikasi minyak tunbuhan atau lemak hewan dengan
alkohol rantai pendek seperti metanol. Reaksinya membutuhkan katalis yang umumnya
merupakan basa kuat, sehingga akan memproduksi senyawa kimia baru yang disebut metil
ester.
Pada percobaan pratikum kali ini, dilakukan percobaan pembuatan biodisel dengan
bahan baku minyak yang dilakukan dengan metode trans-esterifikasi. Reaksi
transesterifikasi merupakan reaksi dari minyak dengan alkohol untuk membentuk ester dan
gliserol. Trans-esterifikasi terdiri dari tiga reaksi reversibel yaitu konversi trigliserida
menjadi digliserida, digliserida menjadi monogliserida dan monogliserida menjadi metil
ester (biodisel) dan gliserol.
Berdasarkan prosedur percobaan biodisel peprcobaan pertama yang dilakukan yaitu
pembuatan biodisel dengan katalis basa , dengan memasukkan 200 ml minyak ke dalam
reaktor dengan kecepatan 200 rpm pada temperatur 65 oC dikarenakan titik didih dari
metanol 65 oC. Jika sudah tercapai suhu tersebut larutankan kataliss 1 gram NaOH dengan
metanol 80 ml. Pada saat reaksi berlangsung dilakukan pengadukan konstanta dengan
kecepatan 200 rpm dengan waktu 2 jam. Hasil reaksi diperoleh dimasukkan ke dalam
corong pisah dan dibiarkan sampai terbentuk lapisan antara gliserol dengan biodisel,
gliserol berada dibawah dan biodisel berada atas dikarenakan berat jenis gliserol lebih
besar dibandigkan dengan berat jenis biodisel.setelah itu dilakukan pemisahan antara ester
dengan biodisel menambahkan air panas untuk menghilankan katalis. Pencucian dilakukan
sebanyak 3 kali agar jernih dan tidak keruh.
Dari hasil praktikum yang dilakukan pada hasil biodisel percobaan transesterifikasi
dengan katalis NaOH dengan bahan minyak. Hasil analisis densitas minyak yang digunkan
adalah 0,88 gram/ml. , densitas untuk biodisel dengan katalis NaOH yaitu 0,92 gr/ml, dan
densitas untuk gliserol dengan katalis NaOH 1 gr/ml
Desitas biodisel menurut SNI 7182; 2015 adalah sebesar 0,85-089 g/ml. Sedangkan hasil
biodisel yang diuji dipperoleh 0,92 g/ml, hal ini disebabkan kurangnya pecucian berulang
kali (masih sedikit keruh).
4.2 KESIMPULAN
Dari hasil pratikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan:
 Dari percobaan pembuatan biodiesel dengan katalis NaOH diperoleh hasil biodisel
dengan produk samping gliserol. Dengan bentuk fisik yang berbeda.
 Dari transesterifikasi biodiesel yang dihasilkan dengan katalis NaOH, diperoleh
densitas untuk biodisel 0,92 gr/ml dan densitas untuk gliserol 1 gr/ml.
 Semakin banyak kadar metanol yang digunakan dalam reaksi transesterifikasi maka
metil ester yang dihasilkan akan lebih banyak.
 Jumlah katalis yang digunakan mempengaruhi jumlah metil ester yang dihasilkan
karena katalis yang berlebih akan menyebabkan reaksi penyabunan.
 Trans-esterifikasi terdiri dari tiga reaksi reversibel yaitu konversi trigliserida menjadi
digliserida, digliserida menjadi monogliserida dan monogliserida menjadi metil ester
(biodisel) dan gliserol.

Daftar Pustaka

Akhiruddin. 2006. Perguruan Tinggi Minati Biodiesel. Website Dinas Perindustriaan dan
Perdagangan Jawa Barat.

Aprilina.P.,Silviana.2008. Kajian Awal Pembuatan Biodiesel dari Minyak Dedak Padi


dengan Proses Esterifikasi. Fakultas Teknik Jurusan Teknik Kimia Universitas Diponogoro,
Semarang.

Atkins,P.W.1999. Kimia Fisika Jilid I, Edisi Keempat. Erlangga.Jakarta.


LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai