Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BAKAR ALTERNATIF&PELUMAS

“(PROSES TRANSESTERIFIKASI MINYAK TANAMAN MENJADI BIODIESEL)"

Disusun Oleh:

Kelompok 2

(PEMBUATAN BIODIESEL DARI MINYAK TANAMAN)

GOLONGAN A

PROGAM STUDI MESIN OTOMOTIF

JURUSAN TEKNIK

POLITEKNIK NEGERI JEMBER

TAHUN AKADEMIK 2023/2024


BAB 1

1.1 TUJUAN PRAKTIKUM

Mahasiswa mampu menjelaskan proses. Pembuatan biodiesel dari minyak tanaman.


DASAR TEORI

Biodiesel adalah bahan bakar alternatif untuk mesin diesel yang dihasilkan dari reaksi
transesterifikasi antara minyak nabati atau lemak hewani yang mengandung trigliserida
dengan alkohol seperti metanol dan etanol. Reaksi transesterifikasi ini memerlukan katalis
basa kuat seperti natrium hidroksida atau kalium hidroksida sehingga menghasilkan senyawa
kimia baru yang disebut dengan metil ester.

Biodiesel merupakan monoalkil ester dari asam – asam lemak rantai panjang yang
terkandung dalam minyak nabati atau lemak hewani untuk diguakan sebagai alternatif
pengganti bahan bakar mesin diesel. Biodiesel bersifat biodegrable, dan hampir tidak
mengandung sulfur. Alternatif bahan bakar tersebut terdiri dari metal atau etil ester, hasil
transestifikasi baik dari trialkilgliserida (TG) atau esterifikasi dari asam lemak bebas (FFA).

Pembuatan biodiesel dari minyak tanaman memiliki kasus yang berbeda-beda sesuai
dengan kandungan FFA.pada kasus minyak tanaman dengan kandungan asam lemak bebas
tinggi dilakukan dua jenis proses, yaitu estirifikasi dan transestirifikasi, sedangkan untuk
minyak tanaman yang kandungan asam lemak yang rendah dilakukan proses transesterifikasi
pada. esterifikasi dan transesterifikasi bertujuan untuk mengubah asam lemaknya rendah
dilakukan proses transesterifikasi, pada esterifikasi bertujuan untuk mengubah asam lemak
bebas dan triglisirida dalam minyak menjadi metal ester (BIODIESEL) dan gliserol
esterifikasi mereaksikan minyak lemak dengan alkohol. Reaksi esterifikasi dari asam lemak
menjadi metal ester

1) Esterifikasi

Proses dimana tahapan konversi dari asm lemak bebas menjadi ester mereaksikan
minyak menjadi alcohol dengan penggunaan katalis asam aatu basa kuat.

2) Transesterifikasi
Proses alkoholis dimana konversi trigliresida ( minyak nabati ) menjadi alkil ester
melalui reaksi alcohol menghasilkan produk samping gliserol.

Dalam proses konvers trigliserida menjadi alkil esternya melalui reaksi


transesterifikasi dengan katalis basa, asam lemak bebas harus dipisahkan atau dikonversi
menjadi alkil estar terlebih dahulu karena asam lemak bebas akan mengkonsumsi katalis
Kandungan asam lemak bebas dalam biodiesel akan mengakibatkan terbentuknya suasana
asam yang dapat mengakibatkan korosi pada peralatan injeksi bahan bakar, membuat filter
tersumbat dan terjadi sedimentasi pada injektor Pemisahan atau konversi asam lemak bebas
ini dinamakan tahap preesterifikasi

Asam lemak bebas dalam sampel minyak dinyatakan dalam jumlah bilangan asam
yang dapat dihitung dengan cara titrasi basa atau alkoll.
BAB II

METODE DAN HASIL PRAKTIKUM

2.1 ALAT DAN BAHAN

Alat : Neraca, Erlenmeyer, gelas ukur, pemanas, buret, statif, pipet tetes, spatula,
magnetik stirrer. Thermometer, dll

Bahan : Sampel minyak ( minyak kelapa, minyak jagung, minyak kedelai, minyak
sawit,). KOH, fenolftalin, ethanol 95%, H2SO4, NaOH, methanol

2.2 PROSEDUR KERJA

1. Timbang 20 gram sampel minyak

2. Tambahkan sebanyak 100 ml etanol 95% kemudian panaskan sampai mendidih sambil
diaduk.
3. Titrasi dengan KOH 0,1 N dengan menambahkan indikator fenolfatein sampai
berwarna merah jambu. Warna merah jambu ini harus bertahan minimal 15 detik.

4. Catat volume titran yang dibutuhkan


PERHITUNGAN NILAI BILANGAN ASAM

ml KOH x N KOH x 56 , 1
Tabung 1 Bilangan asam =
berat sampel

2 ,2 x 0 , 1 x 56 , 1
=
20

= 0,6171
ml KOH x N KOH x 56 , 1
Tabung 2 Bilangan asam =
berat sampel

3 ,6 x 0 , 1 x 56 ,1
=
20

= 1,0098

ml KOH Tabung1+ml KOH Tabung 2


Rata-rata ml KOH =
2

2 ,2+3 , 6
=
2

= 2,9

ml KOH x N KOH x BM
FFA =
10 x berat sampel

2 ,9 x 0 ,1 x 263
=
10 x 20

= 0,38135%

BAB III

2.3 HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Minyak sovia

ml KOH x N KOH x BM
FFA =
10 x berat sampel

2 ,9 x 0 ,1 x 263
=
10 x 20

= 0,38135%
2. Minyak barco

4 , 4 x 0 , 1 x 205
FFA =
10 x 20

= 0,451%

PEMBAHASAN

Pengaruh temperatur terhadap rendemen

Dari praktikum yang dilakukan dengan temperatur 60 0C didapatkan rendemen yang tinggi

yaitu 87,16%, dibandingkan dengan rendemen yang dihasilkan dengan menggunakan suhu

proses kurang dari 60 0C yaitu 50 0C yang dilakukan, bahkan dengan suhu 50 0C tidak ada

biodisel yang dihasilkan ini berarti temperatur 60 0C merupakan temperatur optimal untuk

pembuatan biodisel.

2. Pengaruh waktu transesterifikasi terhadap rendemen

Dari praktikum yang telah dilakukan tidak dapat dibandingkan secara jelas waktu proses

karena waktu yang digunakan hanya satu jam. Namun dari rendemen yang dihasilkan, yaitu

87,16 % dan dengan waktu proses satu jam dapat disimpulkan bahwa waktu yang satu jam

tersebut merupakan waktu optimum dalam pembuatan biodisel.

3. Pengaruh pengadukan saat pemanasan dan pengocokan saat pencucian terhadap hasil

Dari praktikum yang telah dilakukan , pengadukan saat pemanasan selama satu jam dan

dengan pengocokan saat pencucian dengan aquadest sangat mempengaruhi hasil biodisel

yang dihasilkan. Untuk hasil yang baik pada proses pemanasan sebaiknya dilakukan

pengadukan dan pada saat pengocokan pada pencucian dengan aquadest dilakukan

pengadukan dan pada saat pengocokan pada pencucian dengan aquadest dilakukan dengan
cara yang benar, sehingga biodisel yang dihasilkan dapat terpisah dengan sempurna dengan

aquadest.

2.4 KESIMPULAN

Dari praktikum yang telah dilakukan diperoleh data dan kemudian diolah, maka dapat

disimpulkan bahwa :

1. Rendemen yang dihasilkan 87,16 % dengan kadar air 9,91 % dan gliserol yang dihasilkan

5,9318 gram.

2. Dengan menggunakan temperatur 60 0C dan lama waktu proses selama satu jam sehingga

didapatkan rendemen biodisel yang tinggi.

Anda mungkin juga menyukai