Anda di halaman 1dari 4

4.

2 Pembahasan

Pada percobaan ini dilakukan pembuatan biodiesel melalui cara transterifikasi.


Adapun dalam prosesnya yaitu transterifikasi, trigliserida yang terdapat pada minyak/
lemak diubah menjadi metil eter. Dalam hal ini adapun minyak yang praktikan
gunakan merupakan minyak sayur sebanyak 500 ml. dalam praktikum ini terjadi
kebingungan yang mana biodiesel yang didapatkan sama perses dengan volume
minyak sayur yang digunakan. Seharusnya biodiesel yang didapatkan memiliki volume
yang kurang atau kurang dari bahan baku awal pada saat proses pembuatannya. Namun
dari pengamatan yang di lakukan praktikan selama 2 hari terjadi pemisahan antara
metil ester dan gliserol atau seperti terbentuk 2 lapisan setelah didiamkan selama 1 hari
dan 2 hari semasa penyimpanan. Dan pada saat dipisahkan gliserol pada minyak
tersebut mengendap, sehingga dalam dalam hal ini hasil yang didapatkan berhasil.
Namun, pada percobaan ini seharusnya metal ester (biodiesel) yang telah dipisahkan
dengan gliserol seharusnya, biodiesel tersebut dievakuasi menggunakan air yang
bertujuan untuk menghilangkan alkohol dan katalis yang tidak bereaksi serta sabun
yang tertinggal dalam biodiesel setelah reaksi. Pencucian dihentikan bila air cucian
sudah tidak terlihat jernih. Lalu biodiesel bertujuan untuk menghilangkan sisa-sisa air
yang berada didalam biodiesel.

Pada percobaan ini, hal-hal pada proses akhir tersebut tidak praktikan lakukan
sehingga hasil akhir yang didapat hanyalah hasil akhir yang mana metil ester
(biodiesel) masih terdapat alkohol, katalis dan sabun hasil reaksi yang terjadi. Sehingga
dalam hal ini didapatkanlah biodiesel yang sedikit berbau atau masih terdapat bau
minyak jelantahnya padahal seharusnya hasil yang didapat benar-benar jernih dan tidak
ada terdapat bau minyak jelantahnya. Sehingga dalam percobaan ini pun minyak yang
dihasilkan volumenya tidak sama seperti minyak sayur awal, serta tidak terjadinya
kebingungan.

Selanjutnya juga, untuk mengetahui apakah biodiesel yang dihasilkan benar-


benar biodiesel, maka perlu dilakukan pengujian seperti viskositas, nilai massa
jenisnya, bilangan asam, densitas, dan lain-lain yang termasuk dalam atau memenuhi
standar nasional Indonesia.

Dalam pembuatan biodiesel ini perlu kita ketahui fungsi-fungsi penambahan


ataupun fungsi perlakuannya, diantaranya, pada proses transeterifikasi yaitu trigliserida
diubah menjadi metil ester dengan katalis yang digunakan berupa katalisator basa yaitu
NaOH. Adapau reaksi yyang terjadi yaitu :

katalis dan NaOH


Minyak/ lemak + methanol metil ester/etil eter + gliserin

Pada pembuatannya, pertama dilakukan proses pencampuran metil alkohol


(methanol) dengan NaOH sampai keduanya larut. Disini kenapa digunakannya
methanol karena metanol merupakan turunan alkohol yang memiliki berat molekul
yang paling rendah sehingga untuk proses transesterifikasi relative lebih sedikit, lebih
murah, dan lebih stabil. Selain itu, daya reaksinya lebih tinggi, dibandingkan dengan
etanol. Serta metanol memiliki sifat yang lebih asam dibandingkan dengan etanol.
Sehingga pada percobaan ini dipilihlah methanol. Namun perlu dilakukannya hati-hati
dalam mereaksikan NaOH dan metanol. Adapun reaksi yang terjadi :

CH3OH +NaOH CH3Na + H2O

Dalam percobaan ini digunakan NaOH sebanyak kurang lebih 1,75 gr dan
methanol 100 ml. Padahal dalam perhitungan bahan, seharusnya NaOH yang
digunakan sebanyak 4,683 gr sedangkan metanol 132,33 ml. Namun walaupun bahan
yang digunakan tidak sesuai takaran dalam aturan stoikiometri percobaan ini tetap
berhasil dimana terbentuk 2 lapisan yaitu lapisan diatas metil ester (biodiesel) dan
lapisan bawah gliserida.

Selanjutnya larutan campuran NaOH dan methanol dicampurkan dan dipanaskan


pada suhu 55C. Pemanasan ini tidak boleh dipanaskan melebihi suhu
70C. Hal ini dikarenakan apabila dipanaskan terlalu tinggi melebihi
70C maka methanol akan menguap sebab metanola akan mulai
menguap pada suhu 70C.
Setelah bebrapa hari (kurang lebih 2 hari) pada saat proses
setting (didiamkan) terbentuklah 2 lapisan, dimana gliserin berada di
lapisan bawah. Hal ini merupakan point terbentuk dimana proses
yang praktikan lakukan hampir berhasil. Setelah larutan dipisahkan,
biodiesel tersebut di netralisasi sebelum pencucian (washing). Dalam
hal ini praktikan tidak melakukan hal yang serupa. Proses netralisasi
ini bertujuan untuk memudahkan proses pencucian. Biodiesel yang
bersifat terlalu basa akan menghasilkan banyak sabun say dicuci.
Jadi netralisasi dilakukan untuk meminimalkan sabun. Terhadap
biodiesel yang bersifat basa itu, untuk menetralkannya maka
ditambahkan larutan asam. Pencampuran dengan sedikit larutan
asam itu sekaligus juga berfungsi untuk melarutkan methanol dan
agar biodiesel mencapai pH 7. Pada tahap pencucian dengan air
pada biodiesel tersebut. Dilakukan untuk melarutkan sisa katalis
(alkil), sabun, gliserin dan methanol yang terperangkat didalam
biodiesel.

Pada praktikum yang telah dilakukan, tahap kahir tersebut tidak


dilakukan praktikan. Padahal tahap tersebut sangat penting dimana
dari tahapan tersebut didapatkanlah biodiesel murninya. Sehingga,
bukan berarti biodiesel yang didapatkan praktikan bukan termasuk
biodiesel. Justru termasuk dan merupakan biodiesel, karena hasil
yang didapat sama persis seperti teori yang ada. Apabila
didapatkannya volume biodiesel yang sama seperti volume minyak
sayur awal dan berbau sedikit jelantah. Hal ini dikarenakan bahwa
didalam biodiesel tersebut masih terdapat sisa katalis (alkil), sabun,
gliserin dan methanol. Sehingga biodiesel yang didapat praktikan
masih dalam keadaan belum murni.
VI. Kesimpulan dan Saran

6.1 Kesimpulan

Adapun pada percobaan ini didapatkan kesimpulan sebagai berikut :

a. Pembuatan biodiesel dapat dilakukan dengan cara transesterifikasi, esterifikasi


dan transesterifikasi-esterifikasi.
b. Pengaruh temperature dan waktu transesterifikasi terhadap rendemen yang
diperoleh yaitu 106,76 gr adalah tidak ada. Hal ini karena biodiesel yang
dihasilkan pun masih belum selesai proses perlakuannya dan yang dihasilkan
pun masih dalam bentuk terdapat sisa alkalis, sabun, dan methanol.
c. Pengaruh katalis pada pembuatan biodiesel ini yaitu sebagai mempercepat suatu
reaksi pada methanol dan minyak.

6.2 Saran
Adapun pada saran pada praktikum ini diharapkan, praktikan terlebih dahulu
memahami prosedur yang akan dipraktikumkan. Serta tidak lupa membawa bahan/
alat safety agar tidak terjadi hal yang diinginkan.

Anda mungkin juga menyukai