Anda di halaman 1dari 20

BAB 1.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Gerak harmonik sederhana adalah gerak bolak balik secara teratur melalui
titik kesetimbangan dengan banyak getaran dalam setiap sekon selalu sama atau
konstan. Jika gerak yang terjadi secara berulang dalam selang waktu yang sama
disebut gerak perodik. Jika gerak ini terjadi secara teratur maka disebut juga
sebagai gerak harmonik. Ketika suatu partikel melakukan gerak periodik pada
lintasan yang sama maka geraknya disebut gerak osilasi/getaran. Bentuk
sederhana dari gerak periodik adalah benda yang berosilasi pada ujung pegas
(Wahid dkk., 2020).
Ketika sebuah benda bermassa m digantungkan diujung pegas maka pegas
akan meregang (bertambah panjang). Gerak periodik atau osilasi dapat terjadi jika
gaya pemulih F berbanding lurus dengan gaya perpindahan dari posisi
keseimbangan y. Jika benda tersebut mencapai posisi setimbangnya, maka energi
kinetik (EK) benda bernilai maksimum, sehingga energi potensial (EP) sama
dengan nol dan saat benda berhenti EK bernilai nol maka EP bernilai maksimum.
Bila diasumsikan tidak ada gaya luar yang bekerja pada sistem pegas, maka
berlaku hukum Hooke. Bila diasumsikan tidak ada gaya luar yang bekerja pada
sistem pegas, maka berlaku hukum Hooke , dimana 𝐹 = −𝑘𝑦 k adalah konstanta
pegas dan selalu bernilai positif, tanda negatif berarti adanya gaya pemulih oleh
pegas yang selalu mengembalikannya ke posisi semula. Peristiwa tersebut
menjelaskan bahwa osilasi yang terjadi adalah GHS dan karena tidak ada gaya
luar yang bekerja, maka berlaku hukum kekekalan energi mekanik pada pegas
yaitu energi mekanik (EM) sama dengan EP dan EK saat bergerak. Dalam
menghitung besarnya EP pegas masss data yang diperlukan adalah besarnya
simpangan pegas tiap waktu. Sementara untuk dapat menghitung besarnya EK
pegas data yang diperlukan adalah kecepatan osilasi pegas yang dihitung
berdasarkan gerak beban yang tergantung dengan pegas saat bergerak tiap waktu.
Sehingga besaran kecepatan dan simpangan harus dicatat dalam waktu bersamaan
(Saraswati, 2016).

1
Gerak osilasi berpasang antara pegas dan bandul ini diaplikasikan pada
mesin mobil, yaitu sebagai penghambat gerak Timing Belt. Sehingga waktu buka
tutup katup tidak saling berbenturan dengan posisi gerak piston didalam mesin.
Bandul ini dapat digunakan sebagai timekeeper. Sifat ini sangat berguna dalam
teknologi eksplorasi sumber daya alam bawah tanah, seperti minyak, air dan
sebagainya. (Febi dan Sustini, 2015).

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah pada praktikum ini
antara lain :
1. Bagaimana pengaruh variasi massa beban terhadap besarnya periode
getaran sistem?
2. Bagaimana pengaruh variasi simpangan maksimum dari getaran sistem
terhadap periode getaran untuk setiap massa beban?
3. Bagaimana pengaruh pertambahan panjang tali terhadap periode getaran
dari ayunan pendulum?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini antara lain :
1. Menentukan periode getaran sebuah pegas sederhana.
2. Menentukan periode getaran sebuah ayunan sederhana.
3. Mampu menjelaskan pengaruh variasi massa beban terhadap besarnya
periode getaran sistem.
4. Mampu menjelaskan pengaruh variasi simpangan maksimum dari getaran
sistem terhadap periode getaran untuk setiap massa beban.
5. Mampu menjelaskan pengaruh pertambahan panjang tali terhadap periode
getaran dari ayunan pendulum.
6. Menentukan percepatan gravitasi bumi dengan menggunakan getaran pada
ayunan sederhana.

1.4 Manfaat

Manfaat dari laporan hasil praktikum ini adalah dapat membantu praktikan
dan pembaca dalam menyelesaikan masalah didalam kehidupan sehari hari yang

2
berhubungan dengan getaran selaras pada pegas dan ayunan sederhana. Praktikan
mampu menjelaskan pengaruh variasi massa beban terhadap besarnya periode
getaran sistem, pengaruh variasi simpangan maksimum dari getaran sistem
terhadap periode getaran untuk setiap massa beban dan pengaruh pertambahan
panjang tali terhadap periode getaran dari ayunan pendulum.

3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sejarah
Besarnya gaya yang diberikan secara signifikan akan berpengaruh terhadap
perubahan panjang pagas. Secara proporsional besarnya gaya yang bekerja akan
berbanding lurus dengan jarak pergerakan pegas dari posisi normalnya. Hubungan ini
pertama kali diamati oleh Robert Hooke (1635 – 1703) pada tahun 1678, karenanya
dikenal sebagai hukum Hooke (Irawan, 2015).
Notasi negatif pada rumus hubungan gaya dan perubahan panjang merupakan
penerapan Hukum III Newton atau disebut juga hukum Aksi-reaksi. Hukum III
Newton (hukum gerak ini pertama dirangkum oleh Isaac Newton dalam karyanya
Philosophiæ Naturalis Principia Mathematica bersamaan dengan hukum I dan II,
pertama kali diterbitkan pada 5 Juli 1687) menjelaskan bahwa besar gaya yang timbul
(reaksi) sama besar dengan gaya yang diberikan (aksi), namun berlawanan arah. Jika
gaya yang bekerja pada pegas merupakan gaya berat dari beban yang dipengaruhi
oleh percepatan gravitasi dengan arah vertikal menuju pusat bumi (ke bawah), maka
pegas akan melakukan gaya pemulih berlawanan arah dengan gaya yang diberikan
yaitu ke atas (Irawan, 2015).
2.2 Definisi
Gerak osilasi merupakan gerakan yang berulang dari suatu benda, dimana
setelah menempuh selang waktu tertentu benda tersebut akan kembali ke posisi
kesetimbangannya. Gerak osilasi dapat terjadi hanya dalam kurun waktu tertentu
atau sebaliknya berlangsung dalam kurun waktu tak hingga, jika tidak ada gaya
luar yang mempengaruhinya. Sehingga gerak osilasi seperti ini dapat disebut
sebagai gerak osilasi harmonik sederhana. Gambar dibawah merupakan visualisasi
sederhana dari konsep gerak osilasi pada pegas di yang digantungkan beban
sehingga tidak ada gesekan.

4
Gambar 2.1 Osilasi Pegas

( Sumber : Malau, 2020 )

Gerak harmonik sederhana memiliki amplitudo (simpangan maksimum)


dan frekuensi yang tetap. Gerak ini bersifat periodik. Setiap gerakannya akan
terjadi secara berulang dan teratur dalam selang waktu yang sama. Gerak
harmonik sederhana resultan gayanya memiliki arah yang selalu sama, yaitu
menuju titik kesetimbangan. Gaya ini disebut dengan gaya pemulih. Besar gaya
pemulih berbanding lurus dengan posisi benda terhadap titik kesetimbangan.
Beberapa karakteristik gerak ini diantaranya adalah dapat dinyatakan dengan
grafik posisi partikel sebagai fungsi waktu berupa sinus atau kosinus. Gerak ini
juga dapat ditinjau dari persamaan simpangan, persamaan kecepatan, persamaan
kecepatan, dan persamaan energi gerak yang dimaksud. Berdasarkan karakteristik

5
tersebut, gerak harmonik sederhana memiliki simpangan, kecepatan, percepatan,
dan energi (Serway dan Jewett, 2014)
Syarat suatu gerak dikatakan getaran harmonik, yaitu antara lain :
 Gerakannya periodik (bolak-balik).
 Gerakannya selalu melewati posisi keseimbangan.
 Percepatan atau gaya yang bekerja pada benda sebanding dengan
posisi/simpangan benda.
 Arah percepatan atau gaya yang bekerja pada suatu benda selalu
mengarah ke posisi keseimbangan.
Simpangan getaran harmonik sederhana dapat dianggap sebagai proyeksi
partikel yang bergerak melingkar beraturan pada diameter lingkaran. Secara
umum, persamaan simpangan dalam gerak ini adalah sebagai berikut (Giancoli,
2014).

(2.1) (2.1)

Keterangan :

y = simpangan getaran (m)


ω = kecepatan sudut (rad/s)
T = periode (s)
f = frekuensi (Hz)
t = waktu tempuh (s)
A = amplitudo/simpangan maksimum (m)
Kecepatan merupakan turunan pertama dari posisi. Pada gerak harmonik
sederhana, kecepatan diperoleh dari turunan pertama persamaan simpangan.
Kecepatan merpakan laju dari suatu benda. Persamaan kecepatan dapat dijabarkan
sebagai berikut (Ishaq, 2007).

6
(2.2)
Percepatan benda yang bergerak harmonik sederhana dapat diperoleh dari
turunan pertama persamaan kecepatan atau turunan kedua persamaan simpangan.
Persamaan percepatan dapat diperoleh sebagai berikut:

(2.3)

Gambar getaran harmonik pada sistem pegas-massa

Sumber. (Ishaq,2007)

Berdasarkan Hukum Newton kedua, dengan mengaplikasikan gaya


pemulih yang diturunkan dari Hukum Hooke, gerak dari beban dapat
dideskripsikan secara matematis melalui persamaan berikut, (Halliday,2014)

(2.4)
dengan

(2.5)

Frekuensi getaran selaras pada sistem pegas- massa dipengaruhi oleh


besarnya massa beban dan nilai konstanta pegas. Besarnya frekuensi f gerak
benda dapat diperoleh dari hubungan berikut :

7
(2.6)

Dengan demikian, frekuensi gerak f dari sistem pegas massa adalah


(Mikrajudin , 2016) :

(2.7)

Gambar Ayunan sederhana sebuah pendulum

Sumber. (Mikrajudin, 2016)

Gambar diatas menggunakan Hukum Newton II, Perioda getaran


didefinisikan sebagai waktu yang diperlukan untuk melakukan 1 getaran
sempurna (T) dan dinyatakan dengan :

(2.8)

Keterangan :

T = l/f

f = frekuensi getaran (banyaknya getaran tiap detik)

l = panjang tali

8
BAB 3. METODE EKSPERIMEN

3.1 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum mengenai getaran selaras
pada pegas dan ayunan sederhana antara lain :
1. Dasar Statif digunakan ketika merangkai alat statif.
2. Kaki Statif berfungsi untuk menyangga alat statif sehingga posisinya lebih
seimbang.
3. Batang Statif Panjang digunakan untuk sebagai tiang- tiang penyangga pada
alat statif.
4. Balok Pendukung berfungsi sebagai penghubung antara statif dengan
dynamometer, sehingga dynamometer pada keadaan yang stabil.
5. Beban berfungsi untuk pemberat.
6. Steker Poros Berfungsi sebagai poros untuk tuas, poros/batang pemutar dan
lain-lain.
7. Pegas Spiral berfungsi untuk menyimpan energi,melunakkan
kejutan,mendistribusikan gaya,sebgai pemberat,pembatas gaya,dan pengukur.
8. Tali nilon untuk menggantungkan beban dan membentuk simpul untuk
nantinya diikatkan pada dynamometer.
9. Penggaris logam berfungsi untuk pengukur atau alat bantu menggambar garis
lurus.
10. Stopwatch berfungsi untuk mengukur waktu pada keperluan tertentu.

3.2 Desain Eksperimen


Adapun desain percobaan pada praktikum kali ini adalah:

9
Gambar 3.1 Set Alat Pengematan Getaran Selaras pada Pegas
(Sumber : Tim Penyusun, 2020 )
Bagian – bagian set alat pengamatan getaran selaras pada pegas meliputi :
1. Dasar Statif
2. Kaki Statif
3. Batang Statif
4. Balok Pendukung
5. Steker Poros
6. Pegas Spiral

Gambar 3.2 Set Alat Pengematan Getaran Selaras pada Ayunan Sederhana
(Sumber: Tim Penyusun, 2020)

10
Bagian – bagian set alat pengamatan getaran selaras pada ayunan sederhana
meliputi :
1. Dasar Statif
2. Kaki Statif
3. Batang Statif
4. Balok Pendukung
5. Steker Poros
6. Beban
7. Tali Nilon

3.2.1 Variabel Eksperimen


Berikut adalah variabel eksperimen yang terdapat pada praktikum
Praktikum Getaran Selaras Pada Pegas dan Ayunan Sederhana :
a. Variabel bebas
 Getaran selaras pada sistem pegas-massa : simpangan dan massa
 Getaran selaras pada ayunan sederhana (pendulum) : panjang tali
b. Variabel terikat
 Getaran selaras pada sistem pegas-massa : waktu
 Getaran selaras pada ayunan sederhana (pendulum) : waktu
c. Variabel kontrol
 Getaran selaras pada sistem pegas-massa : jumlah getaran
 Getaran selaras pada ayunan sederhana (pendulum) :massa,
simpangan dan jumlah getaran

3.2.2 Prosedur Eksperimen


Prosedur eksperimen pada praktikum getaran selaras pada pegas dan
ayunan sederhana ini antara lain:
A. Getaran selaras pada sistem pegas – massa
1. Disusunlah peralatan Set up peralatan untuk pengamatan getaran
selaras pada pegas.
2. Dipasang beban sebesar 50 g pada ujung pegas.

11
3. Ditarik pegas ke bawah sejauh 2 cm dan siapkan stopwatch di
tangan.
4. Dilepaskan beban sambil menyalakan stopwatch dan hitung waktu
yang dibutuhkan sistem pegas-massa untuk bergetar sebanyak 10
getaran.
5. Diulangi langkah 3-4 sebanyak 5 kali pengulangan dan catat ke
dalam Tabel Pengamatan.
6. Ditambahkan beban baru sehingga total massa menjadi 100 g.
7. Dilangi langkah 3-5.
8. Dilakukan juga untuk variasi massa beban sebesar 150 g.
9. Dilakukan kembali langkah 2-8 untuk variasi simpangan maksimum
sebesar 3 cm
B. Getaran selaras pada ayunan sederhana (pendalum)
1. Disusunlah peralatan Variasi ukruan Panjang tali dan Panjang
simpangan getaran ayunan
2. Dipotonglah tali nilon sepanjang 60 cm kemudian ikatlah beban pada
ujung nilon (E), sementara ujung yang lain diikatkan pada statif (A).
3. Digantungkan sistem tali-beban pada statif dengan panjang 10 cm
(jarak AB).
4. Diberi simpangan sejauh ± 5 cm, kemudian lepaskan beban, hitung
waktu yang dibutuhkan untuk berayun sebanyak 10 getaran.
5. Diulangi langkah 5 sebanyak 5 kali dan catat pada Tabel
pengamatan.
6. Diulangi langkah 3-5 untuk panjang tali sejauh AC (20 cm), AD (30
cm) dan AE (40 cm).

3.3 Metode Analisis Data


Metode analisis data yang digunakan pada praktikum praktikum getaran
selaras pada pegas dan ayunan sederhana antara lain:
Menentukan k

k = m.4 . π 2 T 2 (3.1)

12
Menentukan ∆ t

√∑ ¿ ¿ ¿ ¿ (3.2)

Menentukan ∆ k

√¿ ¿ (3.3)

Menetukan g

2 1
4π 2 (3.4)
T

13
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

1.1 Hasil
Hasil yang diperoleh dari praktikum Gerak Lurus Beraturan dan Gerak Lurus
Berubah Beraturan antara lain sebagai berikut :

N 50 g 100 g 150 g t
f1 f2 f3 T1 T2 T3 Δt I K AP
o n t n t n t Rata2
1 10 5 10 6,1 10 8 2 1,64 1,25 0,13 0,61 0,8 1,52 23,84 76,16 1,62 6,37
2 10 5,2 10 6,5 10 7 1,9 1,54 1,43 0,14 0,65 0,7 0,93 14,91 85,09 1,83 6,23
3 10 5 10 6 10 8 2 1,67 1,25 0,13 0,6 0,8 1,53 24,12 75,88 1,62 6,33
4 10 4,9 10 6,5 10 7,2 2,04 1,54 1,39 0,14 0,65 0,72 1,18 19,02 80,98 1,72 6,20
5 10 5,3 10 6 10 7,5 1,89 1,67 1,33 0,13 0,6 0,75 1,12 17,94 82,06 1,75 6,27
Tabel 4.1 Tabel Hasil Percobaan Getaran Selaras pada Sistem Pegas-Massa
dengan Simpangan y = 2 cm

50 g 100 g 150 g
No f1 f2 f3 T1 T2 T3 Δt I K AP t Rata2
n t n t n t
1 10 5 10 6,8 10 8 2 1,47 1,25 0,13 0,68 0,8 1,51 22,88 77,12 1,64 6,60
2 10 5 10 6,9 10 8 2 1,45 1,25 0,13 0,69 0,8 1,52 22,88 77,12 1,64 6,63
3 10 5,1 10 6,5 10 8,1 1,96 1,54 1,23 0,12 0,65 0,81 1,50 22,86 77,14 1,64 6,57
4 10 5,1 10 7 10 7,2 1,96 1,43 1,39 0,14 0,7 0,72 1,16 18,02 81,98 1,74 6,43
5 10 5 10 6,9 10 7,5 2,00 1,45 1,33 0,13 0,69 0,75 1,31 20,18 79,82 1,70 6,47
Tabel 4.2 Tabel Hasil Percobaan Getaran Selaras pada Sistem Pegas-Massa
dengan Simpangan y = 3 cm

N 10 (cm) 20 (cm) 30 (cm) 40 (cm)


f1 f2 f3 f4 T1 T2 T3 T4
O n t n t n t n t
1 10 7 10 9 10 11,2 10 13,1 1,43 1,11 0,89 0,76 0,70 0,90 1,12 1,31
2 10 7,1 10 9,5 10 11 10 14 1,41 1,05 0,91 0,71 0,71 0,95 1,10 1,40
3 10 7 10 9,5 10 11,1 10 13,9 1,43 1,05 0,90 0,72 0,70 0,95 1,11 1,39
4 10 6,9 10 9 10 11 10 13,2 1,45 1,11 0,91 0,76 0,69 0,90 1,10 1,32
5 10 7 10 9,7 10 11,2 10 13,2 1,43 1,03 0,89 0,76 0,70 0,97 1,12 1,32
Tabel 4.2 Tabel Hasil Percobaan Getaran Selaras Pada Ayunan

14
Δt I K AP t RAT

2,10 23,17 76,83 1,64 9,07


1,97 21,38 78,62 1,67 9,20
2,07 22,46 77,54 1,65 9,20
2,05 22,86 77,14 1,64 8,97
2,13 22,89 77,11 1,64 9,30

1.2 Pembahasan

Pengaruh variasi massa beban terhadap besarnya periode getaran sistem pada
praktikum kali ini memiliki hubungan diantara keduanya. Hal tersebut dapat
dilihat pada contoh perhitungan getaran selaras pada sistem pegas massa pada
simpangan ayunan 2 cm. Perhitungan percobaan kali ini dapat diketahui pada
massa beban 50 g memiliki nilai periode sebesar 0,6 s, pada massa beban 100 g
memiliki nilai periode sebesar 3,11 s, dan pada massa beban 150 g memiliki nilai
periode sebesar 3,77 s. Hasil yang diperoleh dari data perhitungan percobaan,
dapat disimpulkan bahwa variabel massa beban memiliki pengaruh terhadap besar
kecilnya periode yang diperoleh. Massa beban jika semakin besar, nilai periode
beban tersbut akan semakin besar, maka gerakan yang dialami akan semakin
lambat.

Variasi simpangan maksimum dari getaran sistem terhadap periode


getaran untuk setiap massa beban memiliki hubungan diantara keduanya.
Simpangan maksimum pada percobaan praktikum kali ini ialah 3 cm. Massa
beban pada benda 50 g memiliki nilai periode 0,65 s, massa beban 100 g memiliki
periode 3,41 s, dan massa beban 150 g memiliki periode 3,88 s.Hasil yang
diperoleh dari data perhitungan percobaan, dapat disimpulkan bahwa variabel
massa beban memiliki pengaruh terhadap pengaruh terhadap periode. Massa
beban jika semakin besar, nilai periode beban akan semakin besar, maka gerakan
yang dialami akan melambat.

Pengaruh pertambahan panjang tali terhadap periode getaran dari ayunan


pendulum memiliki keterkaitan diantara kedua variabel tersebut. Panjang tali pada
10 cm memiliki nilai periode 3,5 s, pada 20 cm memiliki nilai periode 4,67 s, pada

15
30 cm memiliki nilai periode 5,55 s, pada 40 cm memiliki nilai periode 6,74 s.
Hasil yang diperoleh dari data perhitungan percobaan, dapat disimpulkan bahwa
semakin panjang tali yang digunakan maka semakin besar nilai periode yang
diperoleh, jadi semakin sedikit waktu yang digunakan.

BAB 5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan pada praktikum getaran selaras pada pegas dan
ayunan sederhana ini, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Pengaruh variasi massa beban terhadap besarnya periode getaran sistem
dapat ditentukan dengan perhitungan percobaan pada massa beban dan nilai
hasil yang dialami periodenya

16
2. Pengaruh variasi simpangan maksimum dari getaran sistem terhadap
periode getaran untuk setiap massa beban dapat ditentukan dengan
perhitungan percobaan pada massa beban dan nilai hasil yang dialami
periodenya.
3. Pengaruh pertambahan panjang tali terhadap periode getaran dari ayunan
pendulum dapat ditentukan dengan perhitungan panjang tali dan nilai yang
diperoleh periodenya.

5.2 Saran

Sebelum melakukan praktikum perhitungan percobaan getaran selaras


pada pegas dan ayunan sederhana pada kali ini. Praktikan harus memenuhi
dan menghitung cara pengaturannya. Praktikan harus memahami rumus
pada getaran selaras dan bisa menghitung hasil percobaan praktikum
dengan benar. Memerhatikan instruksi asisten praktikum juga perlu supaya
praktikan dalam membuat laporan tidak mengalami kesalahan analisis data
pada laporan.

DAFTAR PUSTAKA

Aby Sarojo, Ganijanti. 2002. Seri Fisika Dasar Mekanika, Jakarta:


Salemba Teknika

17
J. Bueche, Frederick., Eugene Hecht, Fisika Universitas Edisi Kesepuluh,
Jakarta: Erlangga, 2006

Mikrajuddin, Abdullah. 2016. Fisika Dasar. Bandung: ITB.

Tim penyusun. 2014. Modul praktikum Fisika Dasar. Jember: Unej.

Tim Penyusun. 2017. Petunjuk Praktikum Fisika Dasar. Jember: FMIPA


Universitas Jember.
Tim Penyusun. 2020. Petunjuk Praktikum Fisika Dasar. Jember :
Universitas Jember

LAMPIRAN

18
Gambar 1. Percobaan Getaran Selaras dengan Sistem Pegas-Massa dengan
Simpangan 2 cm

Gambar 2. Percobaan Getaran Selaras dengan Sistem Pegas-Massa dengan


Simpangan 3 cm

19
Gambar 3. Percobaan Getaran Selaras pada Ayunan Sederhana (Pendalum)

20

Anda mungkin juga menyukai