Anda di halaman 1dari 27

LAMPIRAN

Lampiran 1. Karakterisasi Bahan Baku


1. Asam Lemak Bebas (ALB) Minyak Ikan AOAC Official Methods 940.28

Prinsip :
Jumlah ml NaOH yang dibutuhkan untuk menetralkan asam lemak bebas

yang terdapat pada minyak ikan. Bilangan asam menunjukkan kerusakan pada

asam lemak akibat proses oksidasi atau hidrolisa enzim. Semakin tinggi nilai

bilangan asam maka semakin tinggi jumlah asam lemak bebas pada minyak ikan.

Tujuan:

Menentukan parameter mutu minyak ikan lemuru sebagai bahan baku

pembuatan tepung minyak ikan.

Prosedur:

1. Sampel ditimbang sebanyak 1gram dan ditambahkan 25 ml alkohol netral

95% ke dalam Erlenmeyer asah (Erlenmeyer bertutup).

2. Campuran tersebut direfluks selama 15 menit.

3. Campuran ditambahkan 3 tetes PP sebagai indikator dalam kondisi panas.

4. Titrasi dilakukan dengan NaOH 0.1 N dalam kondisi panas hingga warna

merah muda permanen selama 30 detik.

5. Perhitungan dilakukan terhadap bilangan asam dan asam lemak bebas

menggunakan rumus berikut.

VxNxM V = Volume NaOH titrasi (ml)


ALB =
10 x W N = Normalitas NaOH hasil
Keterangan: standarisasi
ALB = Asam Lemak Bebas (%) M = Berat molekul sampel
W = Berat contoh (gram)

73
74

2. Bilangan Iod Minyak Ikan (AOAC Official Methods 920.158)

Prinsip:

Gliserida tak jenuh pada minyak ikan memiliki kemampuan mengabsorbsi

sejumlah iod. Jumlah iod yang diadsorpsi menunjukkan ketidakjenuhan minyak.

Iod yang diabsorpsi oleh minyak dapat diketahui jumlahnya dengan cara

kelebihan iod dititrasi oleh natrium tiosulfat.

Tujuan:

Menentukan ketidakjenuhan asam lemak dan banyaknya ikatan rangkap

melalui banyaknya iodium yang dapat diikat oleh minyak ikan.

Prosedur:

1. Sampel ditimbang sebanyak 0.25 gram dan dimasukkan ke dalam

Erlenmeyer asah.

2. Kemudian 15 ml kloroform dipipet ke dalam erlenmeyer asah.

3. Sampel kemudian dilarutkan dengan 15 ml kloroform.

4. Campuran ditambahkan 25 ml pereaksi Wijs.

5. Campuran ditempatkan di ruang gelap selama 30 menit sambil dikocok

sesekali dan Erlenmeyer ditutup.

6. Campuran ditambahkan 20 ml larutan KI 15% sambil dikocok.

7. Tutup dan leher Erlenmeyer dibilas dengan 100 ml akuades.

8. Titrasi dengan Na2S2O3 0.1N hasil standarisasi hingga berwarna cokelat

muda.

9. Titrasi dihentikan sementara dan campuran ditambahkan indikator pati 1%

sebanyak 2 ml.
75

10. Titrasi dilanjutkan hingga warna biru hilang.

11. Penentuan bilangan iod menggunakan rumus berikut.

( Volume blanko-Volume Sampel ) x N x 12.69


Bilangan iod =
W

Keterangan:

N = Normalitas Na2S2O3 hasil standarisasi

W = berat sampel (gram)

3. Bilangan TBA Minyak Ikan (AOCS,1990)

Prinsip:

Malonaldehid akan bereaksi dengan TBA membentuk malonaldehid-asam

thiobarbiturat yang berwarna merah. Intensitas warna merah sesuai dengan jumlah

malonaldehid yang terdapat pada minyak. Semakin tinggi jumlah aldehid

khususnya malonaldehid maka mutu minyak ikan akan semakin turun karena

minyak yang tengik mengandung aldehid.

Tujuan:

Menentukan jumlah malonaldehida sebagai penentu tingkat oksidasi

sekunder pada minyak ikan.

Prosedur:

1. Sampel ditimbang sebanyak 10 gram.

2. Penambahan 50 ml akuades ke dalam sampel dan ditempatkan dalam labu

Kjeldahl asah.

3. Penambahan 47 ml akuades di dalam labu Kjeldahl asah.

4. Penambahan 2.5 ml HCl 4M ke dalam labu Kjeldahl hingga pH 1.5.


76

5. Destilasi hingga terkumpul 50 ml destilat dalam Erlenmeyer.

6. Destilat diaduk rata dan dipipet sebanyak 5 ml ke dalam tabung

sentrifugasi.

7. Penambahan 10 ml TCA 20% ke dalam tabung sentrifugasi.

8. Vortex dilakukan selama 1 menit.

9. Campuran disentrifugasi hingga homogen.

10. Hasil sentrifugasi dipipet sebanyak 1 ml dan ditambahkan 4 ml akuades

serta 5 ml pereaksi TBA 0.02N ke dalam tabung reaksi bertutup.

11. Campuran divortex selama 1 menit.

12. Campuran dipanaskan dalam water bath bersuhu 950C selama 35 menit

hingga berwarna kemerahan dan didinginkan.

13. Absorbansi dibaca dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 528

nm.

14. Penentuan bilangan TBA menggunakan rumus berikut.

Bilangan TBA = 7.8 x A

Keterangan :

A = Absorbansi pada 528 nm

7.8 = Bilangan TBA mg malonaldehid/ kg sampel

Lampiran 2. Analisis Karakteristik Mikrokapsul Minyak Ikan


1. Efisiensi Mikrokapsul (AOAC, 1984)

Efisiensi mikrokapsul (%) merupakan perbandingan minyak yang terdapat

di dalam mikrokapsul dengan berat minyak yang digunakan dalam pembuatan


77

mikrokapsul. Perhitungan efisiensi enkapsulasi berdasarkan pada surface oil dan

total oil dari mikrokapsul.

Prosedur Penentuan surface oil dengan Prinsip Ekstraksi dan Evaporasi:

1. 2.0 g mikrokapsul kering dicampurkan dengan 15 mL heksan kemudian

diaduk menggunakan vortex selama 2 menit, kemudian disentrifugasi pada

kecepatan 8000 rpm selama 20 menit.

2. Suspensi kemudian disaring dan dibilas dengan 20 mL heksan sebanyak 3

kali.

3. Heksan hasil penyaringan kemudian dievaporasi pada rotary evaporator

pada suhu 700C dan ekstrak bebas pelarut dikeringkan pada oven dengan

suhu 1050C.

4. Jumlah minyak permukaan (surface oil) ditentukan secara gravimetri.

Prosedur perhitungan total oil dengan Prinsip Ekstraksi menggunakan Soxhlet:

1. 2.0 g mirkokapsul kering dimasukkan ke dalam hull berupa kertas saring.

2. Hull dimasukkan ke dalam alat soxhlet yang telah disiapkan labu lemak

konstan.

3. Pelarut kexan dituangkan sampai hull terendam di dalam soxhlet.

4. Proses ekstraksi berlangsung selama 6 jam terhitung saat hexan pertama

kali mendidih dan menguap.

5. Alat soxhlet dimatikan, kemudian labu lemak dimasukkan ke dalam oven

untuk dihilangkan sisa pelarutnya.

6. Jumlah total oil ditentukan secara gravimetri.

Surface oil = berat akhir labu – berat labu konstan


78

Total oil = berat akhir labu – berat labu konstan

total oil - surface oil


%efisiensi mikroenkapsulasi = x 100%
total oil

2. Ukuran Partikel menggunakan Particle Size Analyzer

Particle size analyzer laser diffraction metode basah di mana digunakan

media pendispersi untuk medispersikan sampel. Metode basah cocok untuk

sampel orde nanometer yang cenderung memiliki aglomerasi yang tinggi. Partikel

yang didispersikan ke dalam media tidak saling aglomerasi sehingga ukuran

partikel yang terukur merupakan ukuran dari single particle.

Prinsip :

Laser Diffraction ialah ketika partikel-partikel melewati berkas sinar laser

dan cahaya dihamburkan oleh partikel-pertikel tersebutdan dikumpulkan melebihi

rentang sudut yang berhadapan langsung. Distribusi dari intensitas yang

dihamburkan akan dianalisis oleh komputer sebagai hasil distribusi ukuran

partikel.

Prosedur :

1. Sampel dimasukkan ke dalam tabung pengujian.

2. Sampel dilarutkan menggunakan aquades.

3. Tabung pengujian dimasukkan ke dalam alat particle size analyzer.

4. PSA dioperasikan dengan mengatur jalannya pengujian melalui komputer.

5. Data particle size akan muncul pada komputer setelah alat selesai

melakukan pengujian.

6. Data berupa grafik distribusi partikel.


79

3. Analisis Morfologi menggunakan Scanning Electron Microscopy

(SEM)

Prinsip :

Lensa magnetik memfokuskan sinar elektron menuju sampel. Sinar

elektron kemudian terfokus memindai (scan) keseluruhan sampel dengan

diarahkan oleh koil pemindai. Ketika elektron mengenai sampel maka sampel

akan mengeluarkan elektron baru yang akan diterima oleh detektor dan dikirim ke

monitor.

Analisis morfologi dilakukan untuk mengetahui bentuk partikel

menggunakan SEM.

1. Penyimpanan sampel pada spesimen holder.

2. Pembersihan sampel dengan hand blower agar bebas debu.

3. Pemberian lapisan tipis pada sampel dengan gold platinum.

4. Sampel dimasukkan ke dalam spesimen holder.

5. Pengamatan dilakukan pada mesin SEM dengan pemotretan.

4. Kadar Air (AOAC, 1995)

Prosedur :

1. Sebanyak 1 g contoh ditimbang secara teliti dalam cawan alumunium yang

telah dikeringkan dan diketahui bobotnya.

2. Cawan kemudian dikeringkan dalam oven pada suhu 105-110 oC selama

tiga jam.
80

3. Cawan dikeluarkan dan didinginkan dalam desikator, kemudian

ditimbang.

4. Pengeringan dilanjutkan lagi dan setiap setengah jam didinginkan dan

ditimbang sampai diperoleh bobot yang konstan.

Kadar air dihitung dengan persamaan berikut :

Kadar air = ((Bobot awal – Bobot konstan) / bobot awal ) x 100%

5. aW (Water Activity) (Barbosa-Canovas et al, 2007)

Prosedur :

1. aW-meter dikalibrasi menggunakan larutan garam NaCl.

2. Sampel mikrokapasul minyak ikan sebanyak 3 gram dimasukkan ke

dalam cawan aW-meter.

3. aW-meter kemudian dioperasikan dengan menekan tombol start dan

diperoleh hasilnya.

6. Rendemen Mikrokapsul

Rendemen mikrokapsul (%) merupakan perbandingan berat mikrokapsul

yang dihasilkan (gr) dengan bahan yang digunakan dalam proses antara lain

minyak ikan, WPI, gum arab, maltodekstrin dan trehalose (gr). Berat mikrokapsul

minyak ikan dapat diukur dengan menimbang mikrokapsul minyak ikan tersebut

dengan timbangan analitik.

berat mikrokapsul
%= x 100%
berat emulsi

Lampiran 3. Formulasi Emulsi LBL

Formulasi Perlakuan WPI 0,6%


81

%w/w in total protein


% w/w single in emulsion
Solid aquadest (%)
Bahan in final solution
(g) (g) protein
emulsion g %

WPI 0,60% 1,8 15,0067 10,71 85,34 1,536 0,5


Gum Arab 0,15% 0,45 15 2,91
Trehalose 20% 60 45,0052 57,14
Maltodekstrin 20% 60 45,0052 57,14
Fish Oil 10% 30 - -
(adjust
2,732 24,9596 10
Citric Acid pH 3,5)

Formulasi Perlakuan WPI 1,2%


%w/w in total protein
% w/w single in emulsion
Solid aquadest (%)
Bahan in final solution
(g) (g) protein
emulsion g %

WPI 1,20% 3,6 30,0134 10,71 85,34 3,072 1,02


Gum Arab 0,15% 0,45 15 2,91
Trehalose 20% 60 45,0052 57,14
Maltodekstrin 20% 60 45,0052 57,14
Fish Oil 10% 30 - -
(adjust
1,091 9,82098 10
Citric Acid pH 3,5)

Formulasi Perlakuan WPI 1,8%


%w/w in total protein
% w/w single in emulsion
Solid aquadest (%)
Bahan in final solution
(g) (g) protein
emulsion g %

WPI 1,80% 5,4 45,020 10,71 85,34 4,608 1,54


Gum Arab 0,15% 0,45 15 2,91
Trehalose 20% 60 45,0052 57,14
Maltodekstrin 20% 60 45,0052 57,14
Fish Oil 10% 30 - -
(adjust 2,732
24,95961 10
Citric Acid pH 3,5) 9

Lampiran 4. Hasil Karakterisasi Minyak Ikan Lemuru


Data Asam Lemak Bebas
W sampel (g) V titrasi (ml) [NaOH] ALB(%) Rata-rata
82

5,0011 18,8 0,0931 9,7294


10,06 ± 0,466
5,0074 20,1 0,0931 10,3891

Contoh perhitungan ALB


V x N x BM Asam lemak x 100
ALB =
W sampel x 1000
10 ,8 x 0,0931 x 278 x 100
=
5,0011 x 1000
= 9,7294%

Data Bilangan Iod


W sampel (g) V titrasi (ml) [Na2S2O3] Bilangan Rata-rata
Iod (%)
0,2500 13,2 0,099 9,7294
146,25 ± 0,024
0,2508 13,1 0,099 10,3891

Contoh Perhitungan Bilangan Iod


( V blanko −V sampel ) x N x 12 ,69
Bilangan iod =
W sampel
( 42 , 3−13 , 2 ) x 0 , 99 , 12, 69
=
0,2500
= 146,2345 g/100g sampel

Data Bilangan TBA


Kode Absorbansi Wsampel TBA λ Rata-Rata
TBA
A1a (1:4) 0,418* 10,0002 3,2604
528 nm 3,116 ± 0,204
A2a (1:4) 0,385* 10,0001 2,9718
*data yang digunakan (absorbansi yang sesuai)
(1:4) = 1 ml supernatan hasil sentrifugasi 4200 rpm diencerkan dalam 4 ml aquades)
Contoh Perhitungan Bilangan TBA
Bilangan TBA = 7,8 x D(abs)
= 7,8 x 0,418
= 3,116 mgmalonaldehid/gsampel
Hasil Karakterisasi Minyak Ikan Lemuru
Parameter Hasil Pengujian
Asam Lemak Bebas (ALB) (%) 10,06 ± 0,466
Bilangan Iod 146,25 ± 0,024
(gram iod/100 gram minyak)
Bilangan TBA (Thio Barbituric Acid) 3,116 ± 0,204
(mg malonaldehid/kg minyak lemuru)
83

Lampiran 5. Hasil Pengujian Proksimat WPI

Parameter Hasil Pengujian


Kadar Protein 85,3455 ± 0,466%
Kadar Air 7,9265 ± 0,0997%
Total Solid 92,0730 ± 0,1004%
Kadar Abu 2,3335 ± 0,0063%
84

Lampiran 6. Hasil Karakterisasi Mikrokapsul Minyak Lemuru

1. Rendemen Mikrokapsul

Rendemen Solid Recovery


sebelum sesudah % sebelum sesudah %
WPI-0,6% 299,9596 101,4152 33,81% 150,2867 98,0279 65,23%
WPI-1,2% 299,9860 105,7797 35,26% 150,3028 102,765 68,37%
WPI-1,8% 305,8804 109,1660 35,69% 150,8694 106,6988 70,72%

Ulangan Rata-
Sampel Total SD
I II III Rata
WPI 0,6% 60,66% 70.96% 66.61% 198.23 66.08% 5.17067
WPI 1,2% 62.46% 71.49% 68.67% 202.62 67.54% 4.619838
WPI 1,8% 58.87% 70.05% 69.14% 208.79 68.60% 0.455009

Uji t Rendemen mikrokapsul sampel WPI 0,6% dan WPI 1,2%


No Pasangan WPI 0,6% WPI 1,2% di (A-B) di2
I 60,66 62.46 -1,8 3.24
II 70.96 71.49 -0.53 0.2809
III 66.61 68.67 -2.06 4.2436
Total -4.39 7.7645
Rata-Rata -1.463333333 2.588166667

Σd i -4.39
d̅ = =3 = -1.4633
n

Sd = =
√ n Σd i2 - ( Σd i ) 2
n(n-1)
= 0.8187

d
thitung = S = -3.0959 tα/2(n-1) = 4.3030
d / √n

-t hitung > -t tabel, maka tolak H1 (Terima H0)


Peningkatan konsentrasi Whey Protin Isolate dari 0,6% menjadi 1,2% tidak
menghasilkan rendemen yang berbeda.
Uji t Rendemen mikrokapsul sampel WPI 0,6%% dan WPI 1,8%
No Pasangan WPI 0,6% WPI 1,8% di (A-B) di2
I 60,66 69.6 -8.94 79.9236
II 70.96 70.05 0.91 0.8281
III 66.61 69.14 -2.53 6.4009
85

Total -10.56 87.1526


Rata-Rata -3.52 29.05086667
Σd i -10.56
d̅ = =3 = -3.52
n

Sd = =
√ n Σd i2 - ( Σd i ) 2
n(n-1)
= 4.9991

d
thitung = S = -1,2196 tα/2(n-1) = 4.3030
d / √n

-t hitung > -t tabel, maka tolak H1 (Terima H0)


Peningkatan konsentrasi Whey Protin Isolate dari 0,6% menjadi 1,8% tidak
menghasilkan rendemen yang berbeda.

Uji t Rendemen mikrokapsul sampel WPI 1,2%% dan WPI 1,8%


No Pasangan WPI 1,2% WPI 1,8% di (A-B) di2
I 62.46 69.6 -7.14 50.9796
II 71.49 70.05 1.44 2.0736
III 68.67 69.14 -0.47 0.2209
Total -6.17 53.2741
Rata-Rata -2.056666667 17.75803333

Σd i -6.17
d̅ = =3 = -2.0567
n

Sd = =
√ n Σd i2 - ( Σd i ) 2
n(n-1)
= 4.5047

d
thitung = S = -0.7908 tα/2(n-1) = 4.3030
d / √n

-t hitung > -t tabel, maka tolak H1 (Terima H0)


Peningkatan konsentrasi Whey Protin Isolate dari 1,2% menjadi 1,8% tidak
menghasilkan rendemen yang berbeda.
2. Kadar Air

Ulangan 1
KADAR AIR
konstan sampel k+s kadar Rata-rata
cawan (g) (g) (g) PI P2 P3 P4 P5 air
5.211
A11 4.2104 1.0008 2 5.1761 5.1732 5.1727 5.1733 5.1732 3.80%
5.525 3.9374
± 0.0014
A12 4.5248 1.0004 2 5.4843 5.4845 5.4845 5.4809 5.4845 4.07% %
5.403
A13 4.4022 1.0008 0 5.3994 5.3669 5.3681 5.3635 5.3635 3.95%
5.318
B11 4.3172 1.0008 0 5.2882 5.2848 5.2828 5.2825 5.2825 3.55%
5.070 3.4287
± 0.0011
B12 4.0701 1.0003 4 5.0366 5.0370 5.0386 5.0315 5.0370 3.34% %
4.927
B13 3.9270 1.0000 0 4.8941 4.8965 4.8930 4.8935 4.8930 3.40%
5.115
C11 4.1152 1.0002 4 5.0809 5.0855 5.0864 5.0866 5.0864 2.90%
5.151 2.9660
± 0.0011
C12 4.1517 1.0000 7 5.1245 5.1209 5.1254 5.1208 5.1208 3.09% %
5.380
C13 4.3800 1.0005 5 5.3512 5.3531 5.3514 5.3494 5.3514 2.91%

Ulangan 2
A21 4.2091 1.0000 5.2091 5.1830 5.1824 5.1790 5.1788 5.1788 3.03% 3.0794
± 0.0008
A22 4.5222 1.0003 5.5225 5.4950 5.4928 5.4912 5.4908 5.4908 3.17% %

86
87

A23 4.4003 1.0003 5.4006 5.3720 5.3709 5.3711 5.3702 5.3702 3.04%
B21 4.3150 1.0000 5.3150 5.2907 5.2891 5.2924 5.2941 5.2891 2.59%
2.5289
B22 4.0687 1.0006 5.0693 5.0445 5.0455 5.0456 5.0425 5.0455 2.38% ± 0.0013
%
B23 3.9263 1.0007 4.9270 4.9055 4.9008 4.9011 4.9019 4.9008 2.62%
C21 4.1066 1.0008 5.1074 5.0876 5.0818 5.0867 5.0812 5.0876 1.98%
2.0754
C22 4.1499 1.0005 5.1504 5.1303 5.1291 5.1263 5.1291 2.13% ± 0.0008
%
C23 4.3767 1.0005 5.3772 5.3566 5.3560 5.3566 5.3560 5.3560 2.12%

Ulangan 3
A31 4.2082 1.0011 5.2093 5.1811 5.1823 5.1800 5.1800 2.93%
2.9858
A32 4.5211 1.0012 5.5223 5.4935 5.4965 5.4934 5.4920 5.4920 3.03% ± 0.0005
%
A33 4.4003 1.0019 5.4022 5.3741 5.3752 5.3563 5.3721 5.3721 3.00%
B31 4.3153 1.0021 5.3174 5.2904 5.2962 5.2968 5.2922 5.2904 2.69%
2.6054
B32 4.0692 1.0010 5.0702 5.0443 5.0466 5.0476 5.0443 2.59% ± 0.0008
%
B33 3.9262 1.0022 4.9284 4.9030 4.9071 4.9042 4.9048 4.9030 2.53%
C31 4.1062 1.0014 5.1076 5.0852 5.0849 5.0862 5.0838 5.0862 2.14%
2.0837
C32 4.1497 1.0011 5.1508 5.1310 5.1331 5.1293 5.1312 5.1312 1.96% ± 0.0011
%
C33 4.3764 1.0018 5.3782 5.3566 5.3568 5.3539 5.3533 5.3566 2.16%
Ket: A = WPI 0,6%, B = WPI 1,2%, C = 1,8%, angka A1, A2, A3 menunjukkan ulangan, angka A11, A12, A13 menunjukkan pengujian triplo

Data untuk Pengujian Lanjutan Uji t


Perlakuan Ulangan Kadar Air Rata-Rata
1 3.94%
WPI 0,6% 2 3.08% 3.34%
3 2.99%
WPI 1,2% 1 3.43% 2.85%
88

2 2.53%
3 2.61%
1 2.61%
2.26%
WPI 1,8% 2 2.08%
3 2.08%
Uji t Kadar Air WPI 0,6% dan WPI 1,2%
No Pasangan WPI 0,6% WPI 1,2% di (A-B) di2
I 3.94 3.43 0.51 0.2601
II 3.08 2.53 0.55 0.3025
III 2.99 2.61 0.38 0.1444
Total 1.44 0.707
Rata-Rata 0.48 0.235666667
Σd i 1.44
d̅ = =3 = 0.48
n

Sd = =
√ n Σd i2 - ( Σd i ) 2
n(n-1)
= 0.0889

d
thitung = S = 9.3538 tα/2(n-1) = 4.3030
d / √n

t hitung > t tabel, maka tolak H0 (Terima H1)


Peningkatan konsentrasi Whey Protin Isolate dari 0,6% menjadi 1,2%
menghasilkan nilai kadar air yang berbeda.

Uji t kadar air sampel WPI 0,6% dan WPI 1,8%)


No Pasangan WPI 0,6% WPI 1,8% di (A-B) di2
I 3.94 2.97 0.97 0.9409
II 3.08 2.08 1 1
III 2.99 2.08 0.91 0.8281
Total 2.88 2.769
Rata-Rata 0.96 0.923

Σd i 2.88
d̅ = =3 = 0.96
n

Sd = =
√ n Σd i2 - ( Σd i ) 2
n(n-1)
= 0.0458

d
thitung = S = 36.2846 tα/2(n-1) = 4.3030
d / √n

t hitung > t tabel, maka tolak H0 (Terima H1)


Peningkatan konsentrasi Whey Protin Isolate dari 0,6% menjadi 1,8%
menghasilkan nilai kadar air yang berbeda.
Uji t Kadar Air sampel WPI 1,2% dan WPI 1,8%

89
90

No Pasangan WPI 1,2% WPI 1,8% di (A-B) di2


I 3.43 2.97 0.46 0.2116
II 2.53 2.08 0.45 0.2025
III 2.61 2.08 0.53 0.2809
Total 1.44 0,695
Rata-Rata 0.48 0.23166667

Σd i -23.83
d̅ = =3 = 1.44
n

Sd = =
√ n Σd i2 - ( Σd i ) 2
n(n-1)
= 0.48

d
thitung = S = 19.0733 tα/2(n-1) = 4.3030
d / √n

t hitung > t tabel, maka tolak H0 (Terima H1)


Peningkatan konsentrasi Whey Protin Isolate dari 1,2% menjadi 1,8%
menghasilkan nilai kadar air yang berbeda.

3. aW (Water Activity)
Perlakuan Ulangan aW Rata-Rata
1 0.264
WPI 0,6% 2 0.269 0.2667
3 0.267
1 0.245
WPI 1,2% 2 0.247 0.2460
3 0.246
1 0.214
WPI 1,8% 2 0.220 0.2170
3 0.217

Uji t aw WPI 0,6% dan WPI 1,2%


No Pasangan WPI 0,6% WPI 1,2% di (A-B) di2
I 0.2640 0.2450 0.0190 0.0004
II 0.2690 0.2470 0.0220 0.0005
III 0.2670 0.2460 0.0210 0.0004
Total 0.0620 0.0013
Rata-Rata 0.0207 0.0004
91

Σd i 0.0620
d̅ = =3 = 0.0207
n

Sd = =
√ n Σd i2 - ( Σd i ) 2
n(n-1)
= 0.0015

d
thitung = S = 23.4338 tα/2(n-1) = 4.3030
d / √n

t hitung > t tabel, maka tolak H0 (Terima H1)


Peningkatan konsentrasi Whey Protin Isolate dari 0,6% menjadi 1,2%
menghasilkan nilai aW yang berbeda.

Uji t aw sampel WPI 0,6% dan WPI 1,8%


No Pasangan WPI 0,6% WPI 1,8% di (A-B) di2
I 0.2640 0.2140 0.0500 0.0025
II 0.2690 0.2200 0.0490 0.0024
III 0.2670 0.2170 0.0500 0.0025
Total 0.1490 0.0074
Rata-Rata 0.0497 0.0025

Σd i 0.2490
d̅ = =3 = 0.0497
n

Sd = =
√ n Σd i2 - ( Σd i ) 2
n(n-1)
= 0.0006

d
thitung = S = 149.00 tα/2(n-1) = 4.3030
d / √n

t hitung > t tabel, maka tolak H0 (Terima H1)


Peningkatan konsentrasi Whey Protin Isolate dari 0,6% menjadi 1,8%
menghasilkan nilai aW yang berbeda.

Uji t aw sampel WPI 1,2% dan WPI 1,8%


No Pasangan WPI 0,6% WPI 1,8% di (A-B) di2
I 0.2450 0.2140 0.0310 0.0010
II 0.2470 0.2200 0.0270 0.0007
III 0.2460 0.2170 0.0290 0.0008
Total 0.0870 0.0025
Rata-Rata 0.0290 0.0008
92

Σd i 0.0870
d̅ = =3 = 0.0290
n

Sd = =
√ n Σd i2 - ( Σd i ) 2
n(n-1)
= 0.0020

d
thitung = S = 25.1147 tα/2(n-1) = 4.3030
d / √n

t hitung > t tabel, maka tolak H0 (Terima H1)


Peningkatan konsentrasi Whey Protin Isolate dari 1,2% menjadi 1,8%
menghasilkan nilai aW yang berbeda.

4. Particle Size
Perlakuan Ulangan Ukuran Rata-Rata
1 1.4003
WPI 0,6% 2 1,2903 1.3179
3 1,2630
1 1.4093
WPI 1,2% 2 1.3060 1.3223
3 1,2517
1 1.4217
WPI 1,8% 2 1.3013 1.3249
3 1,2517

Uji t ukuran partikel sampel WPI 0,6% dan WPI 1,2%


No Pasangan WPI 0,6% WPI 1,2% di (A-B) di2
I 1.4003 1.4093 -0.009 8.1E-05
II 1,2903 1.306 -0.0157 0.00024649
III 1,263 1,2517 0.0113 0.00012769
Total -0.0134 0.00045518
Rata-Rata -0.004466667 0.000151727

Σd i -0.0134
d̅ = =3 = -0.0045
n

Sd = =
√ n Σd i2 - ( Σd i ) 2
n(n-1)
= 0.0141

d
thitung = S = -0.5503 tα/2(n-1) = 4.3030
d / √n
93

-t hitung > -t tabel, maka tolak H1 (Terima H0)


Peningkatan konsentrasi Whey Protin Isolate dari 0,6% menjadi 1,2% tidak
menghasilkan ukuran partikel yang berbeda.

Uji t ukuran partikel sampel WPI 0,6% dan WPI 1,8%


No Pasangan WPI 0,6% WPI 1,8% di (A-B) di2
I 1.4003 1.4217 -0.0214 0.00045796
II 1,2903 1.3013 -0.011 0.000121
III 1,263 1,2517 0.0113 0.00012769
Total -0.0211 0.00070665
Rata-Rata -0.007033333 0.00023555

Σd i -0.0211
d̅ = =3 = -0.0070
n

Sd = =
√ n Σd i2 - ( Σd i ) 2
n(n-1)
= 0.0167

d
thitung = S = -0.7292 tα/2(n-1) = 4.3030
d / √n

-t hitung > -t tabel, maka tolak H1 (Terima H0)


Peningkatan konsentrasi Whey Protin Isolate dari 0,6% menjadi 1,8% tidak
menghasilkan ukuran partikel yang berbeda.

Uji t ukuran partikel sampel WPI 1,2% dan WPI 1,8%


No Pasangan WPI 1,2% WPI 1,8% di (A-B) di2
I 1.4093 1.4217 -0.0124 0.00015376
II 1.306 1.3013 0.0047 2.209E-05
III 1,2517 1,2517 0 0
Total -0.0077 0.00017585
Rata-Rata -0.002566667 5.86167E-05

Σd i -0.0211
d̅ = =3 = -0.0077
n

Sd = =
√ n Σd i2 - ( Σd i ) 2
n(n-1)
= 0.0088
94

d
thitung = S = -0.5032 tα/2(n-1) = 4.3030
d / √n

-t hitung > -t tabel, maka tolak H1 (Terima H0)


Peningkatan konsentrasi Whey Protin Isolate dari .1,2% menjadi 1,8% tidak
menghasilkan ukuran partikel yang berbeda.

5. Efisiensi Mikroenkapsulasi
Ulangan 1
labu Total surface
Sampel EM Rata-rata
lemak (g) oil oil

A11 104.2599 10.83% 4.87% 55.01%


48.18% ± 0.096569
A12 103.9457 10,62% 6.23% 41.35%
B11 100.2325 11,84% 6.09% 48.55%
53.84% ± 0.074836
B12 104.7389 11.69% 4.78% 59.13%
C11 104.5096 7.30% 2.86% 60.77%
57.51% ± 0.046044
C12 105.109 7.03% 3.21% 54.26%

Ulangan 2
A21 104.7306 10,61% 5.93% 44.05%
46.03% ± 0.028076
A22 105.114 10.82% 5.62% 48.02%
B21 100.2224 9.05% 4.40% 51.37%
49.82% ± 0.021907
B22 104.5068 8.99% 4.65% 48.28%
C21 107.1567 10.78% 5.07% 52.94%
52.58% ± 0.005029
C22 104.4339 10.87% 5.19% 52.23%

Ulangan 3
A31 104.4903 8.88% 5.27% 48.15%
47.10% ± 0.058559
A32 100.2213 8.31% 5.62% 47.05%
95

B31 103.5048 10.06% 5.34% 49.90%


51,83% ± 0.009105
B32 106.41 9.47% 5.15% 53.73%
C31 106.8541 10.55% 6.63% 57.60%
55.05% ± 0.043978
C32 103.8353 10.50% 5.95% 52.40%

Ulangan
Sampel Total Rata-Rata SD
I II III
WPI 0,6% 48.18 46.03 47.10 141.31 47.10333 1.075004
WPI 1,2% 53.84 49.82 51,83 155.49 51,83 2.01
WPI 1,8% 57.51 52.58 55.05 165.14 55.04667 2.465002

Uji t Efisiensi Mikroenkapsulasi sampel WPI 0,6% dan WPI 1,2%


No Pasangan WPI 0,6% WPI 1,2% di (A-B) di2
I 48.18 53.84 -5.66 32.0356
II 46.03 49.82 -3.79 14.3641
III 47.1 51,83 -4.73 22.3729
Total -14.18 68.7726
Rata-Rata -4.726666667 22.9242

Σd i -14.18
d̅ = =3 = 67.0241
n

Sd = =
√ n Σd i2 - ( Σd i ) 2
n(n-1)
= 0.9350

d
thitung = S = -8.7559 tα/2(n-1) = 4.3030
d / √n

-t hitung < -t tabel, maka tolak H0 (Terima H1)


Peningkatan konsentrasi Whey Protin Isolate dari 0,6% menjadi 1,2%
menghasilkan efisiensi mikroenkapsulasi yang berbeda.

Uji t Efisiensi Mikroenkapsulasi sampel WPI 0,6% dan WPI 1,8%


No Pasangan WPI 0,6% WPI 1,8% di (A-B) di2
I 48.18 57.51 -9.33 87.0489
II 46.03 52.58 -6.55 42.9025
III 47.1 55.05 -7.95 63.2025
Total -23.83 193.1539
96

Rata-Rata -7.943333333 64.38463333

Σd i -23.83
d̅ = =3 = -7.9433
n

Sd = =
√ n Σd i2 - ( Σd i ) 2
n(n-1)
= 1.3900

d
thitung = S = -9.8979 tα/2(n-1) = 4.3030
d / √n

-t hitung < -t tabel, maka tolak H0 (Terima H1)


Peningkatan konsentrasi Whey Protin Isolate dari 0,6% menjadi 1,8%
menghasilkan efisiensi mikroenkapsulasi yang berbeda.

Uji t Efisiensi Mikroenkapsulasi sampel WPI 1,2% dan WPI 1,8%


No Pasangan WPI 1,2% WPI 1,8% di (A-B) di2
I 53.84 57.51 -3.67 13.4689
II 49.82 52.58 -2.76 7.6176
III 51,83 55.05 -3.22 10.3684
Total -9.65 31.4549
Rata-Rata -3.21667 10.48496667

Σd i -23.83
d̅ = =3 = -3.2167
n

Sd = =
√ n Σd i2 - ( Σd i ) 2
n(n-1)
= 0.4550

d
thitung = S = -12.2447 tα/2(n-1) = 4.3030
d / √n

-t hitung < -t tabel, maka tolak H0 (Terima H1)


Peningkatan konsentrasi Whey Protin Isolate dari 1,2% menjadi 1,8%
menghasilkan efisiensi mikroenkapsulasi yang berbeda.

6. Asam Lemak Bebas (ALB) Mikrokapsul


Sampel Berat sampel (g) Vtitrasi [NaOH] ALB% Rata-rata
A11 1.0007 3.7 0.098 10.0732
9.7986 ± 0.3883
A12 1.0012 3.5 0.098 9.524
B11 1.003 2.1 0.098 5.7075 5.980 ± 0.0016
97

B12 1.0028 2.2 0.098 5.9859


C11 1.0003 2.2 0.098 5.9919
5.985 ± 0.0098
C12 1.0026 2.2 0.098 5.9781

Ulangan 2
A21 1.0012 3.5 0.098 10.0732
9.7996 ± 0.0142
A22 1.0032 3.5 0.098 9.5240
B21 1.001 2.2 0.098 5.9877
6.1207 ± 0.1880
B22 1.002 2.3 0.098 6.2536
C21 1.0013 2.4 0.098 6.5301
6.7983 ± 0.3793
C22 1.0024 2.6 0.098 7.0665

Ulangan 3
A31 1.0008 3.6 0.098 9.8
9.8005 ± 0.0007
A32 1.0007 3.6 0.098 9.801
B31 1.0024 2.1 0.098 5.7075
5.8467 ± 0.1969
B32 1.0013 2.2 0.098 5.9859
C31 1.0012 2 0.098 5.4423
5.3034 ± 0.1964
C32 1.0023 1.9 0.098 5.1645

Ulangan
Sampel Total Rata-Rata SD
I II III
WPI 0,6% 9.7986 9.7996 9.8005 29.3987 9.799567 0.00095
WPI 1,2% 6.1207 5.8467 5.9837 17.9511 5.9837 0.137
WPI 1,8% 5.985 5.7983 5.3034 17.0867 5.695567 0.352222

Uji t ALB WPI 0,6% dan WPI 1,2%


No Pasangan WPI 0,6% WPI 1,2% di (A-B) di2
I 9.7986 6.1207 3.6779 13.52694841
II 9.8005 5.8467 3.9538 15.63253444
III 9.7996 5.9837 3.8159 14.56109281
Total 11.4476 43.72057566
Rata-Rata 3.815866667 14.57352522
Σd i 11.4476
d̅ = =3 = 3.815
n

Sd = =
√ n Σd i2 - ( Σd i ) 2
n(n-1)
= 0.1380

d
thitung = S = 47.9107 tα/2(n-1) = 4.3030
d / √n
98

t hitung > t tabel, maka tolak


Peningkatan konsentrasi Whey Protin Isolate dari 0,6% menjadi 1,2%
menghasilkan nilai ALB yang berbeda.

Uji t ALB sampel WPI 0,6% dan WPI 1,8%


No Pasangan WPI 0,6% WPI 1,8% di (A-B) di2
I 9.7986 5.985 3.8136 14.54354496
II 9.8005 5.7983 4.0022 16.01760484
III 9.7996 5.3034 4.4962 20.21581444
Total 12.312 50.77696424
Rata-Rata 4.104 16.92565475

Σd i 12.312
d̅ = =3 = 4.104
n

Sd = =
√ n Σd i2 - ( Σd i ) 2
n(n-1)
= 0.3525

d
thitung = S = 20.1653 tα/2(n-1) = 4.3030
d / √n

t hitung > t tabel, maka tolak H0 (Terima H1)


Peningkatan konsentrasi Whey Protin Isolate dari 0,6% menjadi 1,8%
menghasilkan ALB yang berbeda.

Uji t ALB sampel WPI 1,2% dan WPI 1,8%


No Pasangan WPI 1,2% WPI 1,8% di (A-B) di2
I 6.1207 5.985 0.1357 0.01841449
II 5.8467 5.7983 0.0484 0.00234256
III 5.9837 5.3034 0,6803 0.46280809
Total 0.8644 0.48356514
Rata-Rata 0.288133 0.16118838

Σd i 0.8644
d̅ = =3 = 0.2881
n

Sd = =
√ n Σd i2 - ( Σd i ) 2
n(n-1)
= 0.3424
99

d
thitung = S = 1.4575 tα/2(n-1) = 4.3030
d / √n

t hitung < t tabel, maka Terima H1


Peningkatan konsentrasi Whey Protin Isolate dari 1,2% menjadi 1,8%
menghasilkan nilai ALB yang tidak berbeda.

Anda mungkin juga menyukai