Metode analisis yang digunakan memiliki prinsip mengubah asam lemak menjadi
turunannya, yaitu metil ester sehingga dapat terdeteksi oleh alat kromatografi. Gas
Chromatography (GC) memiliki prinsip kerja pemisahan antara gas dan lapisan tipis cairan
berdasarkan perbedaan jenis bahan (Fardiaz 1989). Hasil analisis akan terekam dalam suatu
lembaran yang terhubung dengan rekorder dan ditunjukkan melalui beberapa puncak pada waktu
retensi tertentu sesuai dengan karakter masing-masing asam lemak. Sebelum melakukan injeksi
metil ester, terlebih dahulu lemak diekstraksi dari bahan lalu dilakukan metilasi sehingga
a) Tahap ekstraksi
Lemak diperoleh dengan metode Soxhlet. Pada tahap ini diperoleh lemak dalam bentuk
minyak. Kemudian, dari sampel tersebut ditimbang lemak sebanyak 0,02-0,03 g untuk
Tahap metilasi dimaksudkan untuk membentuk senyawa turunan dari asam lemak
menjadi metil esternya. Asam-asam lemak diubah menjadi ester-ester metil atau alkil yang
lainnya sebelum disuntikkan ke dalam kromatografi gas. Metilasi dilakukan dengan merefluks
lemak di atas penangas air dengan pereaksi berturut-turut NaOH-metanol 0,5 N, BF 3 dan n-
heksana. Sebanyak 0,02 g minyak dari sampel dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan
ditambahkan 5 ml NaOH-metanol 0,5 N lalu dipanaskan dalam penangas air selama 20 menit
pada suhu 80 oC. Larutan kemudian didinginkan. Sebanyak 5 ml BF3 ditambahkan ke dalam
tabung lalu tabung dipanaskan kembali pada waterbath dengan suhu 80 oC selama 20 menit dan
dengan bantuan pipet tetes ke dalam tabung reaksi. Sebanyak 1 μl sampel lemak diinjeksikan ke
dalam gas chromatography. Asam lemak yang ada dalam metil ester akan diidentifikasi oleh
flame ionization detector (FID) atau detektor ionisasi nyala dan respon yang ada akan tercatat
Identifikasi asam lemak dilakukan dengan menginjeksikan metil ester pada alat
kromatografi gas-spektroskopi massa Shimadzu QP 2010 dengan kondisi sebagai berikut : gas
yang digunakan sebagai fase bergerak adalah gas nitrogen dengan laju alir 30 mL/menit dan
sebagai gas pembakar adalah hidrogen dan oksigen, kolom yang digunakan adalah capilary
Prosedur kerja yang dilakukan terdiri dari dua tahapan yaitu persiapan sampel dan proses analisis
Larutan uji hasil preparasi dipindahkan kedalam vial baru khusus injektor, lalu diletakkan pada
alat GC-MS untuk diinjeksikan secara otomatis. Alat GC-MS diatur pada kondisi suhu kolom
awal (oven) 120oC, suhu injeksi 250oC, tekanan kolom 117.6 KPa, total flow fase gerak gas
Helium sebesar 50.0 mL/menit, dan column flow 1.45 mL/menit. Mode ionisasi yang digunakan
adalah Electron Ionization (EI) dengan detektor electron multiplier sedangkan mass analyzer
yang digunakan adalah quadrupole mass analyzer. Kemudian syringe dibilas sebanyak 2 kali
dengan heksana (presolvent), lalu bilas dengan sampel sebanyak 3 kali. Larutan uji sebanyak 1
μL disuntikkan ke dalam alat GLC dengan sistem injeksi langsung spitless mode dan suhu
injektor 270oC. Suhu kolom diatur secara gradien, dengan suhu kolom awal 120 oC yang
dipertahankan selama 6 menit, kemudian dinaikkan hingga 230oC dengan laju peningkatan suhu
3.0oC/menit hingga 25 menit. GC-MS running selama 67 menit, lalu diperoleh hasil
Penentuan asam lemak secara kualitatif dilakukan dengan membandingkan similiarity index dan
spektra massa dari asam lemak pada database GC-MS. Semakin tinggi angka similarity index
menandakan bahwa senyawa yang dianalisis makin mirip dengan database senyawa tertentu.
Spektra massa yang dibandingkan merupakan spektra massa dengan similarity index tertinggi.
Prosedur Kerja
Prosedur kerja yang dilakukan terdiri dari dua tahapan yaitu persiapan sampel dan proses analisis
menggunakan kromatografi gas. Tahapan persiapan sampel adalah proses metilasi asam lemak
agar menjadi FAME yang bersifat volatil. Tahapan reaksi metilasi terdiri dari reaksi penyabunan
dimana 1,5 ml NaOH metanolik 0,5 N ditambahkan kepada sekitar 100 mg sampel minyak
goreng yang sebelumnya telah ditambahkan 1 ml standar internal (SI) pada tabung reaksi
bertutup. Pengadukan pada tahapan persiapan yang dilakukan terhadap campuran dengan vortex,
dilakukan dengan sebelumnya menambahkan terlebih dahulu gas N2. Setelah itu, campuran
dipanaskan dalam penangas bersuhu 80-90oC selama 5 menit. Kemudian didinginkan. Setelah
itu, dilanjutkan dengan penambahan 2 ml BF3, dilakukan pengadukan dengan vortex, lalu
dipanaskan pada penangas air bersuhu sama dengan sebelumnya selama 30 menit untuk
mempercepat terjadinya reaksi pembentukan FAME dari sabun asam lemak. Setelah
didinginkan, ke dalam tabung reaksi ditambahkan 1 ml heksan untuk mengekstrak FAME dari
sampel dan alkohol, serta ditambahkan 3 ml larutan NaCl jenuh untuk memperjelas bidang
pemisahan antara ekstrak dan alkoholnya. Bagian heksan dibagian atas dipindahkan ke dalam
vial, kemudian ditambahan Na2SO4 anhidrous untuk memerangkap air sehingga mencegah
adanya air di dalam bahan uji. Setelah itu, sampel dimasukkan ke dalam vial kedua dengan hati-
hati agar Na2SO4 anhidrous tidak ikut terbawa ke dalam vial kedua. Sampel lalu dianalisis
Persiapan Sampel Tahu dan Tempe Sampel tahu dan tempe yang diperoleh dari pasar telaga
dicuci sebanyak dua kali dengan aquadest. Kemudian dipotong kecil-kecil yang selanjutnya
dikeringkan dalam oven pada suhu 650C. Setelah sampel kering dilanjutkan dengan
Ekstraksi Minyak Tahu dan Tempe dengan Metode Soxhletasi Sebanyak 200 g serbuk tahu
heksana. Ekstrak n-heksana kemudian dipekatkan dalam rotary evaporator pada temperatur 50 0C
sehingga diperoleh minyak tahu dan tempe pekat. Kemudian minyak tahu dan tempe yang
Tahap Hidrolisis Minyak Tahu dan Tempe Sebanyak 25 g minyak tahu dimasukkan kedalam
labu leher tiga. Kemudian ditambahkan 50 mL metanol dan 50 mL larutan KOH 12%. Campuran
direfluks dengan pengadukan pada temperatur 600C selama 90 menit. Hasil refluks dimasukkan
kedalam corong pisah dan ditambahkan dengan 125 mL aquades serta 31,25 mL n-heksana.
Larutan dikocok dengan kuat dan didiamkan sampai terbentuk dua lapisan yaitu lapisan air dan
lapisan organik. Lapisan air dipisahkan dari lapisan organik. Lapisan air ditambahkan dengan
asam sulfat 1 M sampai pH 1. Asam lemak bebas dipisahkan dari lapisan air. Adapun minyak
tempe juga menggunakan prosedur yang sama.
Tahap Esterifikasi Asam Lemak Bebas Minyak Tahu dan Tempe Sebanyak 10 g asam lemak
tahu dan tempe masing-masing dimasukkan kedalam labu leher tiga yang dilengkapi dengan
termometer. Selanjutnya ditambahkan 8,7 mL metanol dan 0,087 mL (87 µL) H2SO4 pekat.
Kemudian campuran tersebut direfluks selama 1 jam pada temperatur 50 0C. Campuran hasil
refluks selanjutnya didinginkan dan dimasukkan dalam corong pisah. Selanjutnya ditambahkan
20 mL aquades dan dilanjutkan dengan penambahan larutan NaHCO 3 tetes demi tetes sambil
dikocok dan diukur pH dengan indikator universal hingga netral. Setelah itu dilakukan salting
out dengan menambahkan 5 mL larutan NaCl jenuh hingga campuran terpisah sempurna.
Larutan dikocok dengan kuat dan didiamkan hingga terbentuk dua lapisan. Lapisan organik
Identifikasi Asam Lemak Identifikasi asam lemak dilakukan dengan menginjeksikan metil ester
minyak tahu dan tempe pada alat kromatografi gas-spektroskopi massa Shimadzu QP 2010.
Dengan demikian spektrum yang terdeteksi oleh KG-SM merupakan spektrum dari metil ester
Shimadzu QP 2010 pada kondisi berikut ini: Temperatur oven kolom 80 0C, temperatur injeksi
3100C, tekanan 10,9 kPa, total aliran 72,5 mL/menit, laju alir 24,8 cm/detik dan aliran kolom 0,3
mL/menit.