Anda di halaman 1dari 8

AMAMI

PENENTUAN BILANGAN PENYABUNAN

Disusun Oleh:

Nama : Isnaniah

NIM : P07234018015

Kelas : 2A

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN


KALIMANTAN TIMUR

JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS

2020/2021
A. NO. PRAKTIKUM : 03
B. HARI, TANGGAL : Rabu, 22 april 2020
C. JUDUL :
Penentuan Bilangan Penyabunan

D. TUJUAN :
Untuk menentukan sifat suatu minyak atau lemak yang ditinjau dari besarnya angka
penyabunan.

E. METODE :
 Titrasi NaOH
 Titrasi KOH

F. PRINSIP
Minyak disabunkan dengan basa (NaOH/KOH) kemudian dengan melakukan titrasi
blangko dapat diketahui banyaknya mg busa yang diperlukan untuk bereaksi dengan
minyak atau lemak.
Penyabunan adalah hidrolisa suatu eter. Penyabunan minyak dilakukan dengan
menambahkan larutan KOH alcohol berlebihan. Kelebihan KOH dapat diketahui
dengan standar asam (HCL).

G. DASAR TEORI

Bilangan penyabunan adalah jumlah miligram KOH yang di perlukan untuk


menyabunkan satu gram lemak atau minyak. Apabila sejumlah sampel minyak atau
lemak disabunkan dengan larutan KOH berlebih dalam alkohol, maka KOH akan
bereaksi dengan trigliserida, yaitu tiga molekul KOH bereaksi dengan satu molekul
minyak atau lemak. Larutan alkali yang tertinggal ditentukan dengan titrasi
menggunakan HCL sehingga KOH yang bereaksi dapat diketahui.

            Dalam penetapan bilangan penyabunan, misalnya larutan alkali yang


digunakan adalah larutan KOH, yang diukur dengan hati-hati kedalam tabung dengan
buret atau pipet. Besarnya jumlah ion yang diserap menunjukkan banyaknya ikatan
rangkap atau ikatan tak jenuh , ikatan rangkap yang terdapat pada minyak yang tak
jenuh akan bereaksi dengan iod. Gliserida dengantingkat ketidak jenuhan yang tinggi
akan mengikat iod dalam jumlah yang lebih besar. Bilangan penyabunan adalah
jumlah miligram KOH yang diperlukan untuk menyabunkan satu gram lemak atau
minyak. Apabila sejumlah sampel minyak atau lemak  disabunkan dengan larutan
KOH berlebih dalam alkohol, maka KOH akan bereaksi dengan trigliserida, yaitu
tiga molekul KOH bereaksi denngan satu molekul minyak atua lemak, larutan alkali
yang tinggi ditentukan dengan titrasi menggunakan HCL sehingga KOH yang
bereaksi dapat diketahui. Angka penyabunan menunjukkan berat molekul lemak dan
minyak secara kasar. Minyak yang disusun oleh sam lemak berantai karbon yang
pendek berarti mempunyai berat molekul yang relatif kecil, akan mempunyai angka
penyabunan yang besar dan sebaliknya bila minyak mempunyai berat molekul yang
besar, maka angka penyabunan relatif kecil. Angka penyabunan ini dinyatakan
sebagai banyaknya (mg) NaOH yang dibutuhkan untuk menyabunkan satu gram
lemak atau minyak ( Herina, 2002)

H. ALAT DAN BAHAN


1. Alat
a. Batang pengaduk
b. Beaker glass 100 mL, 250 mL
c. Buret 50 mL
d. Bunsen burner
e. Corong
f. Filler
g. Gelas ukur 100 ml
h. Kaki tiga
i. Kawat asbes
j. Klem buret dan Klem manice
k. Labu ukur 50 mL, 150 mL
l. Kondensor
m. Neraca Analitik
n. Pipet tetes
o. Pipet volume 10 mL
p. Selang air
q. Spatula
r. Statif
s. Tabung Erlenmeyer 250 mL
2. Bahan
a. Aquadest
b. Boraks / Na2B4O7.10H2O
c. Larutan HCL 1 N
d. NaOH
e. Larutan etanol 96%
f. Indikator merah fenol / fenol red
g. Indikator fenolftlaein / PP
h. Sampel minyak goreng curah
i. Malam
j. Alumunium foil

I. CARA KERJA
1. Metode Titrasi NaOH
a. Disiapkan alat dan bahan
 Titrasi Standarisasi
b. Ditimbang sodium tetraborat 9,53 gr, untuk membuat larutan standar 1 N
sebanyak 50 mg
c. Ditimbang NaOH sebanyak 10 gr, untuk membuat larutan NaOH dengan
kadar 1 N sebanyak 250 mL dalam etanol 96%
d. Distandarisasi larutan hcl dengan menggunakan natrium tetraborat, dipipet 10
mL larutan boraks dimasukkan kedalam Erlenmeyer 250 mL
e. Ditambahkan aquadest sebanyak 40 mL
f. Ditambahkan indikator fenol red sebanyak 1 tetes, homogenkan
g. Lalu dititasi menggunakan hcl sampai terbentuk warna kuning
h. Amati perubahan warna dan catat hasil
 Titrasi Sampel
i. Selanjutnya, timbang sampel minyak sebanyak 5 gr, proses penimbangan ini
dilakukan sebanyak 3 kali dengan erlenmeyer yang berbeda.
j. Ditambahkan larutan NaOH 1 N sebanyak 25 mL
k. Ditambahkan indikator PP sebanyak 3 tetes, homogenkan
l. Lalu di refluks selama 30 menit ( proses refluks sebaiknya dilakukan dalam
keadaan vakum sebab larutan NaOH menggunakan pelarut etanol 96% yang
mudah menguap)
m. Setelah di refluks dimatikan api tetapi aliran air tidak dimatikan dahulu
sampai tidak terdapat tetesan larutan alkohol pada kondensor. Lalu
didinginkan
n. Setelah dingin, ditirasi dengan hcl 1 N sampai terjadi perubahan warna
menjadi bening
o. Amati perubahan warna dan catat hasil. Replikasi dilakukan sebanyak 3 kali.
 Titrasi Blangko
p. Dipipet larutan NaOH sebanyak 25 mL masukkan kedalam erlenmeyer
q. Ditambahkan indikator pp sebanyak 3 tetes. Homogenkan
r. Lalu di refluks selama 30 menit ( proses refluks sebaiknya dilakukan dalam
keadaan vakum sebab larutan NaOH menggunakan pelarut etanol 96% yang
mudah menguap)
s. Setelah di refluks dimatikan api tetapi aliran air tidak dimatikan dahulu
sampai tidak terdapat tetesan larutan alkohol pada kondensor. Lalu
didinginkan
t. Setelah dingin, ditirasi dengan hcl 1 N sampai terjadi perubahan warna
menjadi bening
u. Amati perubahan warna dan catat hasil. Replikasi cukup dilakukan 1 kali
2. Metode Titrasi KOH
a. Disiapkan alat dan bahan
b. Ditimbang 10 gr minyak, masukkan kedalam erlenmeyer
c. Ditambahkan 50 mL KOH alkohol (gunakan biuret) kedalam erlenmeyer
bahan dan blangko, lalu tambahkan indikator PP sebanyak 3 tetes
d. Siapkan penangas air dan pendingin balik (kondensor)
e. Disambung erlenmeyer dengan pendingin balik, panaskan dalam penangas air
mendidih selama 30 menit (selama penyabunan, air dalam pendingin balik
harus tetap mengalir)
f. Dinginkan, kemudian titrasi dengan HCL 0,5 N
g. Titrasi sampai warna larutan berwarna minyak kembali (jernih)
h. Blangko juga ditirasi sampai warna merah muda (dengan prosedur yang sama
dengan bahan)
i. Lakukan standarisasi HCL
j. Blangko harus dipanaskan lebih dulu sebelum sampel

J. HASIL

K. PEMBAHASAN

Pada praktikum penentuan angka penyabunan kali ini menggunakan 2 metode yaitu
titrasi NaOH dan KOH. Tujuan praktikum ini adalah untuk menentukan sifat suatu
minyak atau lemak yang ditinjau dari besarnya angka penyabunan. Pada saat
praktikum pengambilan larutan baku primer menggunakan alat yang mempunyai
ketelitian tinggi, contohnya seperti pipet volume. Saat proses titrasi standarisasi
dilakukan penambahan 1 tetes indikator fenol red, apabila tidak terjadi perubhan
warna sampai berwarna merah maka dapat ditambahkan 3-5 tetes indikator fenol red.
Titrasi standarisasi dari warna merah keunguan sampai berubah warna menjadi
kuning/ jernih, untuk membantu mengamati perubahan warna yang terjadi letakkan
alas berwarna putih dibawah erlenmeyer saat proses titrasi. Titrasi standarisasi
dilakukan replikasi sebanyak 3 kali.
Proses kedua yaitu titrasi sampel, pada saat proses titrasi sampel dilakukan
penambahan indikator pp sebanyak 3 tetes, apabila larutan belum terjadi perubahan
warna tambahkan lagi indikator pp sampai warna larutan berubah. Selanjutnya
dilakukan proses refluks selama 30 menit, proses refluks sebaiknya dilakukan dalam
keadaan vakum sebab larutan NaOH menggunakan pelarut etanol 96% yang mudah
menguap. Hal ini dapat dilakukan dengan penambahan malam dan alumunium foil
pada alat refluks. Setelah proses refluks selesai dimatikan api tetapi aliran air tidak
dimatikan dahulu sampai tidak terdapat tetesan larutan alkohol pada kondensor, lalu
didinginkan. Lalu lanjutkan dengan titrasi menggunakan hcl 1 N sampai warna
menjadi jernih (bening). Proses titrasi sampel dilakukan replikasi sebanyak 3 kali.
Proses terakhir yaitu titrasi blangko, proses pengerjaan titrasi blangko hamper sama
dengan titrasi sampel, hanya saja titrasi blangko hanya dilakukan replikasi sebanyak 1
kali. Pada saat pemanasan tutup semua lubang antara kondensor dengan erlenmeyer
agar alkohol yang menguap tidak sampai keluar dari erlenmeyer.

L. KESIMPULAN
Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami prosedur kerja penentuan angka
penyabunan dengan menggunakan metode titrasi NaOH dan KOH dengan baik dan
benar.
DAFTAR PUSTAKA
Kharismatul khasanah.2020.Penentuan angka penyabunan minyak goring curah
menggunakan metode titrasi (video youtube). Diakses melalui:
https://youtu.be/RgJ_ZkKoQTI
Modul amami “penentuan bilangan penyabunan”

Anda mungkin juga menyukai