Anda di halaman 1dari 3

Analisa Percobaan Isolasi Asam Lemak dan Penetapan Angka Penyabunan

a. Isolasi asam lemak


Prinsip percobaan dari isolasi asam lemak adalah reaksi hidrolisis dalam
suasana asam untuk membebaskan lemak yang terikat berdasarkan persamaan
reaksi berikut.

CH3(CH2)16COONa + HCl CH3(CH2)16COOH + NaCl

Dalam percobaan ini, bahan yang digunakan adalah sabun mandi


Lifebuoy yang merupakan sabun natrium dan sabun batang telepon. Sabun ini
digunakan karena mengandung garam dari asam lemak yang berantai panjang dan
jika dihidrolisis akan menghasilkan asam lemak. Langkah pertama yang dilakukan
adalah sabun mandi dan sabun batang diiris-iris kecil menggunakan spatula yang
bertujuan untuk memudahkan proses pelarutan sabun dalam akuades. Sabun
mandi berwarna biru muda dan sabun batang berwarna hijau. Kemudian masingmasing sabun ditimbang sebanyak 25 gram dan dimasukkan ke dalam gelas kimia
600 mL yang berbeda. Lalu masing-masing sabun dilarutkan ke dalam 200 mL
akuades dan diaduk hingga larutan jenuh. Hal ini dilakukan agar didapatkan hasil
yang maksimal.
Langkah selanjutnya adalah masing-masing larutan sabun ditambahkan 3
mL HCl pekat yang berfungsi sebagai reagen penghidrolisis garam Natrium
Stearat yang terkandung di dalam sabun. Hasil reaksi yang diharapkan adalah
terbentuknya Asam stearat (Asam Lemak) dan garam NaCl. Setelah itu, dilakukan
pemanasan hingga terbentuk gumpalan minyak di permukaan sabun. Pemanasan
ini bertujuan untuk mempercepat laju reaksi hidrolisis sabun. Kemudian,
didinginkan dengan bantuan es batu agar asam lemak yang terbentuk menggumpal
sempurna dan menjadi padatan. Padatan asam lemak ini kemudian dipisahkan dari
pelarutnya dan dikeringkan selama 1 hari. Hasil asam lemak ini kemudian
ditimbang dan didapatkan massa asam lemak dari sabun mandi adalah 17,98 gram
dengan kadar asam lemak sebesar 71,92% sedangkan asam lemak dari sabun
batang adalah . Dengan kadar asam lemak adalah .
Berdasarkan literatur, standart jumlah asam lemak dalam sabun mandi yang
mengacu pada SNI(1994) adalah minimal 70%. Oleh karena itu, sabun mandi
yang digunakan sebagai sampel telah memenuhi standart kelayakan dalam hal
kandungan asam lemaknya.

b. Penetapan angka penyabunan


Penyabunan adalah suatu proses hidrolisis lemak/minyak dengan alkali
yang mengakibatkan putusnya ikatan ester dan menghasilkan gliserol dan garam
alkali asam lemak. Prinsip kerja angka penyabunan ini adalah sampel minyak
direaksikan dengan basa alkali berlebih yang telah diketahui konsentrasinya
sehingga menghasilkan gliserol dan sabun.
Pada percobaan ini minyak makan 1,5 mL ditambahkan dengan 50 mL
KOH 1,5 M ke dalam labu alas bulat.Apabila minyak disbunkan dengan KOH
berlebih maka KOH akan bereaksi dengan trigliserida, yaitu 3 molekul KOH
bereaksi dengan satu molekul minyak. Berdasarkan literatur seharusnya KOH
yang digunakan adalah KOH alkoholis yang berfungsi untu melarutkan asam
lemak hasil hidrolisis dan mempermudah reaksi denan basa dalam pembentukan
sabun.
Campuran minyak dan KOH direfluks selama 30 menit dengan menggunakan hot
plate. Proses penyabunan terjadi selama refluks berlangsung. kemudian hasil
refluks dibiarkan beberapa menit hingga suhunya turun dan pada saat titrasi tidak
terlalu panas. 5 mL hasil refluks

diambil dan dititrasi dengan HCl 0,5 N

menggunakan indikator PP 1%. Titasi dilakukan sebanyak 2 kali dan volume HCl
0,5 N yang terpakai untuk titrasi pertama dan kedua sebanyak 19,5.
Langkah selanjutnya adalah pembuatan blanko dengan cara merefluks larutan
KOH 1,5 M sebanyak 25 mL selama 30 menit. Hasil refluks didinginkan
beberapa menit hingga suhunya turun. Kemudian 5 mL hasil refluks di ambil dan
dititrasi dengan HCl 0,5 N menggunakan indikator PP 1%. Titrasi dilakukan
sebanyak 2 kali dan volume HCl 0,5 N yang terpakai untuk titrasi pertama dan
kedua berturut-turut adalah 17,7 mL dan 17,4 mL.
Volume HCl yang terpakai untuk mentitrasi cuplikan dan blanko digunakan untuk
perhitungan bilangan penyabunan. Berdasarkan hasil yang di dapat bilangan
penyabunan dalam cuplikan minyak makan adalah sebesar -21,84. Nilai ini tidak
akurat di karenakan KOH yang digunakan bukan merupakan KOH alkoholis..
Berdasarkan literatur standar mutu minyak goreng berdasarkan SNI, angka
penyabunan minyak goreng berkisar antara 196-206.

Anda mungkin juga menyukai