Anda di halaman 1dari 27

PERBANDINGAN MATERI KIMIA KARBON II SMA/MA KELAS XII

Kompetensi Dasar :
3.7 Menganalisis struktur, tata nama, sifat dan kegunaan senyawa karbon (haloalkana, alkanol, alkoksi alkana, alkanal, alkanon, asam
alkanoat, dan alkil alkanoat)
No
1.

Materi
Struktur

A. Haris Watoni
Yrama Widya
Haloalkana (Alkil Halida)
RX

Sentot Budi Rahardjo

Unggul Sudarmo

Platinum

Erlangga

senyawa alkana yang salah satu


atau lebih atom H-nya diganti
oleh atom halogen (F, Cl, Br, I).

Haloalkana merupakan senyawa


turunan alkana yang salah satu atau
beberapa atom hidrogennya
digantikan dengan atom halogen.

Alkanol (Alkohol)
ROH

Alkanol dan Alkoksi Alkana


Alkohol mengandung gugus

Alkohol dan eter mempunyai rumus

fungsi alkohol atau OH

molekul yang sama (CnH2n+2O).

Alkoksi Alkana (Eter)


ROR

Alkohol mengikat gugus fungsi


Alkoksialkana mengandung

hidroksil (R-OH) , Eter mengikat

gugus fungsi eter (O). eter dapat

gugus fungsi (R-OR).

dipandang sebagai turunan


alcohol yang atom H pada OH

Perbaikan Konsep

No

Materi

A. Haris Watoni

Sentot Budi Rahardjo

Unggul Sudarmo

Yrama Widya

Platinum
diganti dengan gugus alkil (R).

Erlangga

Alkanal (Aldehid)
CHO

Alkanal dan Alkanon


Alkanal mengandung gugus

Aldehida dan Keton mempunyai

fungsi aldehida COH.

rumus molekul yang sama

Alkanon (Keton)
CO

Perbaikan Konsep

(CnH2nO), dan
Alkanon mengandung gugus

mengikat gugus karbonil

fungsi keton C=O

(-CO-).
Rumus umum aldehida (RCOH),
rumus umus Keton (RCOR).

Asam Alkanoat (Asam

Asam Alkanoat dan Alkil

Karboksilat)

Asam karboksilat mengandung

Alkanoat

RCOOH
Alkil Alkanoat (Ester)

gugus fungsi karboksil COOH

Asam Karboksilat dan Ester

RCOOR

Ester mengandung gugus fungsi

sama (CnH2nO2).

ester COO

Asam Karboksilat mempunyai

mempunyai rumus molekul yang

gugus karboksil (-COOH),


sedangkan ester mempunyai gugus
karboalkoksi (-COOR)
2.

Tata nama

Haloalkana (Alkil Halida)


IUPAC

Menurut Fessenden (1986)


Penamaan haloalkana sesuai

Menurut

IUPAC,

penamaan Nama trivial dari haloalkan juga

No

Materi

A. Haris Watoni

Sentot Budi Rahardjo

Unggul Sudarmo

Yrama Widya
Dalam IUPAC, kata halo

Platinum
dengan penaman alkana, letak

Erlangga
haloalkana didahului

menunjukkan nama halogen

atom halogen dituliskan sesuai

awalan halo-diikuti dengan nama menambahkan awalan sec,

dan alkana menunjukkan

letak nomor atom C yang

alkana yang mengikat. Jumlah -ter sesuai dengan atom C yang

nama rantai alkana.


F, Cl, Br, dan I dalam

mengikatnya. Contoh

halogen

CH3I iodemetana atau metil

(mono,di,tri,dst).

haloalkana berturut-turut

iodida.

yakni

disebut sebagai fluoro, kloro,

bromo dan iodo.


Penomoran dimulai dari ujung

dengan atom halogen.


Nomor halogen, nama

dengan dapat ditulis dengan

disebutkan mengikat halogen.


nama

Cara Trivial

alkil

kemudian

diikuti halidanya.
Atom Karbon tempat

atom

halogen terikat diberi nomor

rantai induk yang terdekat

Perbaikan Konsep

serendah mungkin.
Jika terdapat lebih dari satu
halogen atau gugus alkil maka

halogen, nama cabang alkil,

penomoran dimulai dari atom C

dan nama rantai induk alkana

yang paling dekat dengan cabang

ditulis dalam satu kata.


Untuk multihaloalkana,
jumlah atom halogen ditulis
serangkai dan mendahului
nama halogen. Contoh :
dikloro, trikloro, tetrakloro
dst.

No

Materi

A. Haris Watoni

Sentot Budi Rahardjo

Unggul Sudarmo

Yrama Widya
Prioritas urutan penomoran

Platinum

Erlangga

Perbaikan Konsep

sesuai dengan prioritas


kereaktifan, F > Cl > Br > I
TRIVIAL

Monohaloalkana : alkil halida


Ex : CH3Cl = metil klorida
Multihaloalkana : alkil
multihalida
Ex : butil 1,2-dibromida.

Alkanol (Alkohol)

IUPAC

Menurut IUPAC penamaan

Rantai induk : rantai

alakohol diperoleh dengan cara

terpanjang

terpanjang yang mengandung

mengganti akhiran a pada

gugus OH,diberi nama seperti

gugus OH. Nama rantai

induk alkane (rantai panajng)

alkana

induk diberi akhiran ol


Penomoran : digunakan

dengan akhiran ol, misalnuya

akhiran a menjadi akhiran

CH3OH methanol. Letak atau

untuk menunjukkan letak

posisi gugus OH dinyatakan

ol.
Atom Karbon yang mengikat

gugus OH dan alkil pada

dengan angka sesuai dengan

gugus

rantai induk. Penomoran

letak OH pada rantai alkananya.

Untuk alcohol yang berantai

serendah mingkin
Jika terdapat cabang penamaan

Menurut IUPAC, dipilih rantai


yang
dengan

OH

mengandung
mengganti

diberi

nomor

No

Materi

A. Haris Watoni
Yrama Widya
dimulai dati ujung rantai
induk yang terdepat dengan

gugus OH
Jika gugus OH lebih dari

Sentot Budi Rahardjo


Platinum
cabang atau mengandung gugus

dilakukan

Erlangga
seperti tata

Perbaikan Konsep
nama

lain, digunakan aturan berikut:


Menetukan rantai karbon

alkana. Urutan Penulisan: nomor

terpanjang ( utama) yang

OH nama rantai utama.


Cara trivial, beri nama rantai

satu, nama rantai induknya

adalah alkanadiol, alkanatriol,

Unggul Sudarmo

melibatkan letak gugus OH


Memberi nomor atom karbo

cabang nomor letak gugus

utama dengan nama alkil dengan

dst.
Nama IUPAC lain untuk

dari atom C ujung yang

mengganti

dekat dengan gugus fungsi

menjadi il lalu diikuti dengan

alkohol adalah Hidroksi

OH
Menuliskan nomor atom

kata alkohol.

Alkana

karbon yang mengikat gugus


TRIVIAL

alkil, gugus lain, dan gugus

Nama trivial alkanol adalah


Alkil Alkohol. Alkil

OH
Menyebutkan nama gugus

menunjukkan rantai karbon dan

alkil atau gugus lain yang

alkohol menujukkan gugus OH

diikat pada rantai karbon

utama
Menyebutkan nama alkane
rantai panjang dengan
akhiran ol

akhiran

ana

No

Materi

A. Haris Watoni
Yrama Widya
Alkoksi Alkana (Eter)

Sentot Budi Rahardjo

Unggul Sudarmo

Platinum

Erlangga

Perbaikan Konsep

IUPAC

senyawa eter sering diberi nama

Menurut IUPAC, letak gugus

Yang menjadi nama alkoksi

dengan nama umum, yaitu

alkoksi pada alkana diberi nomor

adalah R-O dengan rantai R

dengan menyebutkan nama

seperti pada penomoran seperti

yang lebih pendek


Alkana adalah rantai R yang

gugus-gugus alkil yang diikat

gugus alkil dari suatu alkana

lebih panjang
Penomoran digunakan
untuk menunjukkan letak
gugus alkoksi dan letak
cabang alkil pada rantai
alkana. Penomoran dimulai
dari ujung alkana yang
terdekat dengan gugus alkoksi
(-OR)

TRIVIAL
Nama trivial dari kelompok ini
adalah eter.
Nama trivial senyawanya adalah

oleh atom O diikuti kata eter.


Jika dua gugus alkilnya sama,

yang bercabang.
Cara Trivial, Eter yang memiliki

sering diawali dengan kata di

gugus

(terkadang tidak dengan awalan

penamaanya adalah dialkil eter,

di). Dalam system IUPAC, eter

jika tidak sama penamaanya :

diberi nama alkoksialkana.

alkil (R)- alkil (R)- eter dengan

Contoh senywa eter dan

memperhatikan urutan abjad.

penamaannya
CH3-O-CH3 nama IUPAC:
metoksimetana. Nama umum
dietil eter (metil eter)

alkil

yang

sama

No

Materi

A. Haris Watoni

Sentot Budi Rahardjo

Unggul Sudarmo

Platinum

Erlangga

Yrama Widya
alkil alkil eter.
Penyebutan nama alkil tidak
diatur harus sesuai dengan urutan
abjad.
Alkanal (Aldehid)

IUPAC

Menurut IUPAC penamaan

Diturunkan dari nama alkana

alkanal diperoleh dengan cara

terpanjang yang mengandung

dengan mengganti akhiran a

mengganti akhiran a pada induk

gugus COH, diberi nama

menjadi al.
Rantai induk
Cabang
Penomoran. Atom C pada

alkane (rantai panjang) dengan

seperti alkana dengan mengganti

akhiran al. misalnya CH2O

akhiran a menjadi akhiran

metanal

al.
Atom Karbon yang mengikat

gugus CHO selalu

Menurut IUPAC, dipilih rantai

gugus COH diberi nomor

menempati nomor 1.

serendah mingkin
Jika terdapat cabang penamaan

TRIVIAL

dilakukan seperti tata nama

Nama trivial senyawa ini adalah

alkana. Urutan Penulisan: nomor

Alkil Aldehid, kecuali HCOH =

cabang nomor letak gugus

formaldehid.

COH nama rantai utama.


Cara trivial, aldehida diberi

Nama trivial lainnya adalah

Perbaikan Konsep

No

Materi

A. Haris Watoni
Yrama Widya
dengan menggunakan nama

Sentot Budi Rahardjo

Unggul Sudarmo

Platinum

Perbaikan Konsep

Erlangga
nama dengan menghitung

Latin atau Yunani (, , dan )

jumlah atom karbon (1. Form;2.

Digunakan jika senyawa aldehid

Aset;3. Propion;dst) ditambah

tersebut memiliki cabang.

akhiran aldehida.

Alkanon (Keton)

IUPAC

penamaan tatanama IUPAC

untuk suatu alkanon adalah

terpanjang

akhiran a pada induk alkane

gugus CO,diberi nama seperti

(rantai panjang) diganti

alkana

dengan akhiran on. Angka

akhiran a menjadi akhiran

posisi gugus karbonil CO

on.
Atom Karbon yang mengikat

Rantai induk
Cabang
Penomoran. Penomoran
dimulai dari ujung rantai yang
terdekat dengan gugus CO

TRIVIAL
Nama trivial senyawa ini adalah
Alkil Alkil Keton

diperlukan jika rantai

Menurut IUPAC, dipilih rantai


yang

mengandung

dengan

karbonnya lebih dari empat.

gugus

Penamaan umum alakanon

serendah mingkin
Jika terdapat cabang penamaan

dilakukan dengan cara


menyebutkan nama gugusgugus alkil yang diikat oleh
gugus karbonil diikuti kata

CO

mengganti

dilakukan

diberi

seperti

nomor

tata

nama

alkana. Urutan Penulisan: nomor


cabang nomor letak gugus (
CO) nama rantai utama.

No

Materi

A. Haris Watoni
Yrama Widya

Sentot Budi Rahardjo


Platinum
keton. Contoh
CH3COCH3 IUPAC :

Unggul Sudarmo

Perbaikan Konsep

Erlangga
Cara Trivial, sama seperti eter,
kata eter diganti keton

propanon nama umum aseton


Asam Alkanoat (Asam

Karboksilat)

Menurut IUPAC, dipilih rantai

IUPAC

menurut IUPAC penamaan

terpanjang

asam karboksilat diperoleh

gugus COOH, diberi nama

dengan cara mengganti

seperti alkana dengan mengganti

akhiran a pada induk

akhiran a menjadi akhiran

terpanjang dengan akhiran

oat

Rantai induk
Cabang
Penomoran. Atom C pada
gugus COOH selalu
menempati nomor 1

TRIVIAL

oat. Misalnya CH3COOH


diberi nama asam etanoat.

dan

ditambah

alkil

makapenomoran

Asam Alkana Karboksilat

mengandung

awalan

asam.
Apabila rantai utama mengikat
gugus

Nama trivial senyawa ini adalah

yang

sebgai

cabang

dimulai

dari

gugus COOH .
Cara Trivial, terdapat nama
umum yang lebih dikenal karena
nama tersebut sudah digunakan
sebelum adanya IUPAC.

No

Materi

A. Haris Watoni
Yrama Widya
Alkil Alkanoat (Ester)

Sentot Budi Rahardjo

Unggul Sudarmo

Platinum

Erlangga

IUPAC

menurut IUPAC penamaan

Nama ester adalah alkil alkanoat.

Sama seperti Asam alkanoat.

ester diperoleh dengan cara

Penamaan ester seperti penamaan

Hanya mengubah Asam menjadi

mengganti awalan asam

asam karboksilat dengan mengganti

alkil.

dengan sama gugus alkil

awalan asam dengan nama gugus

pengganti H pada RCOOH

alkil yang diikat.

TRIVIAL

diikuti nama gugus

Nama trivial untuk senyawa ini

karboksilatnya.

adalah Alkil Alkil Ester

Contoh HCOOCH3

Perbaikan Konsep

IUPAC metil metanoat


nama umum metil format
3.

Sifat

Haloalkana (Alkil Halida)


Sifat Fisis
a. Titik didih
Molekul-molekul alkil halida
dengan permukaan yang lebih
luas memiliki gaya London
yang lebih kuat sehingga titik
didihnya lebih tinggi
Alkil halida dengan berat

sifat fisis

Menurut Fessenden dalam

senyawa tidak berbau, tidak

buku Kimia Organik Jilid 1

rendah, tetapi mereka dapat

berwarna, dan sukar larut dalam

(1986)

saling bercampur dengan

air.
beberapa senyawa haloalkana

bersifat polar.
untuk jumlah atom karbon yang

kelarutan dalam air sangat

pelarut nonpolar yang lain.


Tidak mudah terbakar, tidak
mudah meledak, tidak membuat

sama haloalkana mempunyai

Kenaikan bobot molekul atau


bertambahnya polarisabilitas
(meningkatnya tarika van der
Waals) karena

No

Materi

A. Haris Watoni
Yrama Widya
molekul yang lebih tinggi

Sentot Budi Rahardjo


Platinum
perih, tidak berwarna, cairan

memiliki titik didih yang lebih yang mudah menguap

Unggul Sudarmo

Perbaikan Konsep

Erlangga
titik didih lebih tinggi dari pada

disubstitusikannya atom

alkana.

halogen ke dalam molekul

tinggi
b. Kerapatan (Densitas atau

hidrokarbon, menyebabkan
kenaikan titik didih suatu

Massa Jenis)
Alkil fluorida dan alkil

klorida memiliki densitas

deret senyawa alkil halida.


Pelarut yang berhalogen,
seperti kloroform dan

lebih rendah daripada air.


Multihaloalkana dan alkil

diklorometana lebih berat

bromida memiliki densitas

yang lebih tinggi daripada air.

dari air
Hidrokarbon terhalogenkan
tidak membentuk ikatan
hidrogen dan tidak larut
dalam air.

Alkanol dan Alkoksi Alkana

Alkanol

Titik didih
Alkohol memiliki titik didih

Alkoksialkana (eter)

yang lebih tinggi

mudah menguap, lebih mudah

dibandingkan eter dengan

menguap daripada alkohol.

berat molekul (BM) yang


sama. Hal ini dikarenakan

Sifat Alkohol dan Eter


Sifat fisis
1. Alcohol merupakan cairan
jernih tidak berwarna dan
berbau khas.
2. Alcohol rantai pendek mudah
larut dalam air pada berbagai

Menurut Fessenden (1986)

Karena alkohol dapat


membentuk ikatan hidrogen
antara molekul-molekulnya
maka titik didih alkohol lebih
tinggi dibandingkan alkil
halida dan eter yang bobot

No

Materi

A. Haris Watoni

Sentot Budi Rahardjo

Unggul Sudarmo

Perbaikan Konsep

Platinum

Erlangga
perbandingan.
3. Eter merupakan cairan tidak

molekulnya sebanding.
Alkohol berbobot molekul

Yrama Widya
alkohol memiliki ikatan
hidrogen karena adanya gugus
O-H. Ikatan antarmolekul eter
adalah gaya tarik dipol-dipol.
Ikatan hidrogen lebih kuat

berwarna yang mudah

rendah larut dalam air karena

menguap dan terbakar,serta

adanya ikatan hidrogen

berbau tidak enak tetapi

antara alkohol dan air


Semakin panjang rantai

mempunyai sifat membius.

dibandingkan gaya tarik

hidrokarbon maka semakin

dipol-dipol.
Kelarutan
Kelarutan alkohol dalam air

berkurang kelarutan alkohol

lebih tinggi dibandingkan eter.


Gugus alkil pada alkohol dan

dalam air
Percabangan meningkatnya

eter bersifat hidrofobik.

kelarutan dalam air


Eter dapat membentuk ikatan

Makin panjang alkil, maka

hidrogen dengan air, alkohol,

makin rendah kelarutannya

atau fenol sehingga dapat

sehingga alkohol kurang larut

larut dalam pelarut tersebut.

terhadap air.
Alkanal dan Alkanon

Alkanal

Polarisasi gugus karbonil

alkanal tidak memliki ikatan

menyebabkan terjadinya gaya

hydrogen antarmolekulnya
sehingga titik didih senyawa

Aldehid dan Keton


a. Sifat fisis
1. Aldehid

Menurut Fessenden (1986)


Akibat kemampuan membentuk

suku

tinggi

merupakan zat cair kental dan

ikatan hidrogen untuk senyawa


aldehid dan keton yang

No

Materi

A. Haris Watoni

Sentot Budi Rahardjo

Yrama Widya
tarik dipol-dipol

Platinum
lebih rendah daripada titik didih

antarmolekul, sehingga titik

alcohol.Formalin cairan jernih,

didihnya lebih tinggi

tidak berwarna, dan bau yang

dibandingkan titik didih

menusuk.Formaldehida atau

hidrokarbon dan eter dengan

metanal dalam air diberi nama

berat molekul yang sama.


Tidak memiliki ikatan

formalin.

hidrogen sehingga titik

Alkanon

didihnya lebih rendah

alkanon tidak memliki ikatan

dibandingkan alkohol
Aldehid dan keton juga larut

hydrogen antarmolekulnya

dalam air

lebih rendah daripada titik didih

sehingga titik didih senyawa


alcohol. sebagai hasilnya,
senyawa alkanal larut dalam air
dalam semua perbandingan.

Unggul Sudarmo
Erlangga
berbau enak.
2. Pada
temperature

Perbaikan Konsep
berbobot molekul rendah,
kamar,

metanal merupakan zat yang

dalam air, sama seperti alkohol

tetapi karena aldehid atau keton


berbau tidak enak.
tidak dapat membentuk ikatan
3. Keton suku rendah berupa zat
hidrogen antarmolekul, titik
cair yang mudah larut dalam
didihnya cukup lebih rendah
air dan berbau menyengat.
daripada alkohol padanannya.
Keton suku sedang berupa zat
cair yang sukar larut dalam air,
sedangkan keton suku tinggi
merupakan zat padat.
4. Cairan aseton mudah menguap
dan

beracun

serta

dapat

menyebabkan matinya saraf.


5. Untuk jumlah atom C yang
sama,

aldehida

mempunyai

titik didih dan titik leleh


relative
keton.

rendah

dari

pada

No

Materi

A. Haris Watoni

Sentot Budi Rahardjo

Unggul Sudarmo

Perbaikan Konsep

Yrama Widya
Asam Karboksilat dan Ester

Platinum
Asam Karboksilat

Erlangga
Asam Karboksilat dan Ester

Titik didih
Asam karboksilat memiliki

Asam karboksilat merupakan

titik didih yang lebih tinggi

Antarmolekulnya dapat

daripada alkohol, keton

membentuk ikatan hydrogen

maupun aldehid dengan berat

yang kuat dan juga dapat

moelkul yang sama. Hal ini

membentuk iaktan hydrogen

a. Sifat fisis
Memiliki ikatan hidrogen ayng
1. Sifat fisis asam karboksilat
kuat antara molekul-molekul as.
Dapat membentuk ikatan
Karboksilat
hydrogen yang cukup
Titik leleh dan titik didih relatif
kuat,
sehingga
lebih tinggi
mempunyai titik didih dan

dikarenakan oleh

dengan molekul air.asam

terbentuknya dimer ikatan

karboksilat pada umumnya

yang stabil.
Ester memiliki titik didih

memiliki titik didih yang tinggi

atom C semakin sukar

dann asam karboksilat yang

menguap.
Bersifat polar,

yang lebih rendah daripada


asam karboksilat karena
antarester tidak memiliki

ikatan hidrogen
Titik leleh
Asam asam yang

senyawa polar.

massa molekulnya kecil mudah


larut dalam air.

titik leleh yang relatif

tinggi.
Semakin banyak jumlah

mudah

larut dalam air. Semakin


banyak atom C semakin

Ester
ester merupakan senyawa polar,

mengandung lebih dari 8 atom tetapi antermolekulnya tidak


membentuk ikatan
karbon pada umumnya

sukar larut dalam air.


2. Sifat fisis ester
Ester suku rendah merupakan
seyawa

yang

mudah

berwujud padat sehingga titik

hydrogen.titik didih ester lebih

menguap dan memberikan

lelehnya tinggi.

rendah daripada titik didih asam

bau yang sedap. Semakin

Asam Karboksilat

No

Materi

A. Haris Watoni

Yrama Widya
Kelarutan
Asam karboksilat yang
mengandung 1 4 atom
C sangat larut dalam air.
Asam-asam karboksilat
dengan atom C lebih dari
10 tidak larut dalam air
Asam asam karboksilat

Sentot Budi Rahardjo

Unggul Sudarmo

Platinum
dan alcohol yang massa

Erlangga
banyak atom karbonnya,

molekulnya hamper sama.

semakin tinggi titik didihnya.

Kelarutan ester dalam air lebih

Ester suku tinggi sukar larut

kecil daripada kelarutan asam

dalam air, tetapi mudah larut

dan alkohonya. Ester yang berat

dalam eter atau CS2.

Perbaikan Konsep

molekulnya relative rendah


mudah larut dalam air.

berantai panjang lebih


mudah larut dalam
alkohol
Ester larut dalam pelarutpelarut organik umum
seperti alkohol, eter,
haloalkana dan
hidrokarbon aromatis
4.

Identifikasi

Haloalkana (alkil halida)

Sifat Kimia

Reaksi reaksi spesifik


haloalkana adalah reaksi
substitusi dan eliminasi.

Menurut Fessenden (1986)


Dalam reaksi substitusi alkil

-Reaksi Subtitusi
R-X+MOHR-OH + MX
R-X+R-ONa R-O-R + NaX

halida, halida disebut sebagai


Gugus Pergi (leaving group)

No

Materi

A. Haris Watoni
Yrama Widya
Reaksi substitusi :

Sentot Budi Rahardjo

Unggul Sudarmo

Platinum

Erlangga
Deret reaktivitas dari halogen
-Reaksi Eliminasi (aturan saytseff)
adalah : F < Cl < Br < I
-CH-CX-+KOH-C=C-+ KX

Pembentukan alkohol
Pertukaran halida
Sintesis Williamson
Sintesis Amina
Sintesis Nitril
Sintesis Alkuna

+H2O
- Reaksi Haloalkana dengan KOH Dalam reaksi eliminasi suatu
pada

suhu

kamar

akan alkil halida akan menghasilkan

alkena. Jika dalam reaksi


menghasilkan alkohol
R-Cl + KOH R-OH + HCl
tersebut, unsur H dan X keluar
-Reaksi Reduksi (reaksi haloalkana
dari dalam alkil halida maka
dengan gas hidrogen atau hidrida
reaksinya disebut juga dengan
akan menghasilkan alkohol
reaksi dehidrohalogenasi
4R-X4R-H +LiX + AlX3
-Sintesis Wurtz (reaksi pembentukan

Reaksi Eliminasi :

Perbaikan Konsep

Dehidrohalogenasi
Dehalogenasi

alkana dari suatu alkil halida


dengan logam natrium
2RX + Mg R-R + 2 NaCl
-Pereaksi Grignard
RX + Mg RMgX

Alkanol (Alkohol)

Reaksi dehidrasi
Reaksi oksidasi
Reaksi substitusi

Alcohol tidak
menghilangkan warna
bromin dalam karbon
tetraklorida

Alkohol dan Eter


Sifat kimia
Jika dibandingkan dengan eter,
alcohol lebih mudah bereaksi

No

Materi

A. Haris Watoni

Yrama Widya
Reaksi esterifikasi

Reaksi dehidrasi biomolekuler


Reaksi reduksi

Sentot Budi Rahardjo

Unggul Sudarmo

Platinum
Alkohol bereaksi dengan

Erlangga
( lebih reaktif ). Reaksi terhadap

logam natrium menghasilkan

alcohol terbagi menjadi dua tipe

gas hydrogen

reaksi, yaitu reaksi yang

(zat yang dites harus kering

memutuskan ikatan R dengan

karena kalau basah akan

OH, atau reaksi yang

memberikan hasil yang

memutuskan ikatan RO- dengan

sama, air bereaksi dengan

atom H. sementara itu, pada eter

Na
Adanya gugus OH dalam

hanya terdapat reaksi pemutusan

molekul alcohol sering


diindikasikan oleh
pembentukan ester. Pada
saat alcohol dipanaskan
bersama asam karboksilat
dan sedikit asam mineral
H2SO4 dan HCl. Akan
terbentuk suatu ester,

Perbaikan Konsep

ikatan antara R dengan atom O.


-Reaksi-reaksi Alkohol
ROH + Na RONa + H2
ROH + HCl RCl + H2O
ROH+PCl5RCl+POCl3+HCl
- Oksidasi alkohol primer alkohol
menghasilkan aldehida yang akan
teroksidasi lagi menjadi asam
karboksilat,

alkohol

sekunder

menghasilkan keton dan alkohol

tersier tidak dapat teroksidasi.


beberapa eter berbau harum. -Alkohol dipanaskan dengan asam
Alcohol primer dapat
sulfat akan mengalami dehidrasi
dioksidasi (misalnya oleh

No

Materi

A. Haris Watoni

Sentot Budi Rahardjo

Unggul Sudarmo

Yrama Widya

Platinum
kalium dikromat) menjadi

Erlangga

aldehida. Jika oksidasi


dilanjutkan, menjadi asam

karboksilat.
Oksidasi alcohol sekunder
oleh kalium dikromat

membentuk keton
Alkoholl tersier tidak dapat
dioksidasi dalam keadaan

asam
Alcohol bereaksi dengan

hydrogen halida
Pada temperature tinggi dan
dengan adanya asam sulfat,
suatu alcohol akan
mengalami reaksi eliminasi
(pemngambilan suatu
molekul. Dalam hal ini
pengambilan molekul air
sehingga disebut dehidrasai)
membentuk alkena

-Alkohol

bereaksi

karboksilat

Perbaikan Konsep

dengan

asam

membentuk

ester

dengan bantuan asam sulfat


-Reaksi-reaksi eter
-Reaksi dengan PCl5
R-O-R+PCl5 RCl +RCl +
POCl3
-Reaksi dengan Asam Halida
R-O-R + HI R-OH + RI

No

Materi

A. Haris Watoni

Sentot Budi Rahardjo

Unggul Sudarmo

Yrama Widya

Platinum

Erlangga

Perbaikan Konsep

Alkoksi Alkana (Eter)

Reaksi pemecahan dengan

Asam Halida
Reaksi autooksidasi

Reaksi yang membedakan


alkanol dan alkoksi alkana

Substitusi dengan asam halida


Substitusi dengan PCl3
Substitusi dengan PCl5

Alkanal dan Alkanon

Reaksi oksidasi dalam

(keton tidak).
Aldehida dapat direduksi
membentuk alcohol primer.
Sebagai reduktor, dapat

Fehling
Alkanal membentuk asam
alkanoat dan endapan merah

Sifat kimia

Menurut Fessenden (1986)

menjadi asam karboksilat

suasana asam
Alkanal membentuk asam
alkanoat
Alkanon tidak bereaksi
Reaksi oksidasi dengan

Aldehid dan Keton


Aldehida mudah dioksidasi

digunakan litium aluminium

hidrida LiAlH4
Adisi HCN pada aldehida

-Reaksi terhadap Aldehida


-Oksidasi terhadap aldehida akan
menghasilkan asam karboksilat
R-COH R-COOH
-Reduksi terhadap aldehidaakan
menghasilkan alkohol primer
R-COH+H2R-CH2-OH
-Reaksi terhadap keton

Reaksi dengan air


RCOR + H2O

RC(OH)2R
Reaksi dengan alkohol
RCOH + ROH hemiasetal

asetal + H2O
Reaksi dengan HCN
RCOR + HCN
RCOH(CN)R

No

Materi

A. Haris Watoni

Sentot Budi Rahardjo

Yrama Widya
Alkanon tidak bereaksi
Reaksi oksidasi dengan

Platinum
menghasilkan senyawa yang

Tollens
Alkanal membentuk asam

Sebagai pereaksi, dapat

alkanoat dan endapan perak


Alkanon tidak bereaksi
Reaksi reduksi
Alkanal membentuk alkohol

dikenal sebagai sainohidrin.


digunakan laarutan NaCN
yang ditambahkna pada

bisulfit.
Daalam basa pekat, aldehida

primer, sedangkan alkanon

( yang tidak mengandung

membentuk alkohol sekunder

hydrogen alpa) mengalami


oksidasi dan reduksi
mengasilkan campuran
alcohol dan garam
karboksilatnya.
Keton

Alkanon yang mengikat


pada gugus ketonnya
memberikan tes iodoform

positif
Reduksi keton menghasilkan
alcohol

Unggul Sudarmo

Perbaikan Konsep

Erlangga
-Reduksi

terhadap

keton

akan

menghasilkan alkohol sekunder


RCOR + R-CH(OH)-R
-Reaksi keton dengan HCN akan
menghasilkan sianohidrin
R-CO-R
+
HCN
COH(CN)-R

R-

Reaksi Reagensia Grignard


RMgX + RCHO alkohol
sekunder
RMgX + RCOR alkohol
tersier

No

Materi

A. Haris Watoni

Sentot Budi Rahardjo

Yrama Widya

Platinum
Reduksi keton menghasilkan

hidrokarbon
Adisi pereaksi Grignard

Unggul Sudarmo

Perbaikan Konsep

Erlangga

pada alkanon menghasilkan

alcohol
Adisi sianida pada alkanon

Asam Karboksilat dan Ester

menghasilkan sianohidrin
Asam Karboksilat

Asam Karboksilat dan Ester

Menurut Fessenden (1986)

Reaksi dengan Alkanol


As. Karboksilat membentuk

Sifat kimia

ester
Ester tidak bereaksi
Reaksi dengan air
As. Karboksilat membentuk

-Reaksi terhadap asam karboksilat


HCO2Na + H2O
logam membentuk garam
-Reaksi asam karboksilat dengan Reaksi esterifikasi
Pengubahan menjadi turunan
RCOOH + ROH
basa atau logam reaktif akan
karboksil
RCOOR + H2O
membentuk garam yang mudah
Pengubahan menjadi ester
Reduksi
Reduksi asam karboksilat
larut
Asam karboksilat + LiAlH4
-Reaksi asam karboksilat dengan
menghasilkan alcohol primer
alkohol
NH3 akan membentuk amida
RCOOH+ NH3 R-CO-NH3 +
Ester
Hidrolisis Basa (penyabunan)
H2O
-Reaksi asam karboksilat dengan Ester + OH- ion ester +

ion karboksilat dan ion

hidronium
Reaksi denga logam aktif
As. Karboksilat membentuk
garam dan gas H2
Ester tidak bereaksi
Reaksi dengan basa kuat
As. Karboksilat membntuk
garam dan air

Sifat keasamannya
menjadikan reaksi dengan

Reaksi dengan basa


HCO2H +NaOH

alkohol akan membentuk ester


Alkohol
RCOOH + R-OHRCOOR +
Reaksi dengan amonia

No

Materi

A. Haris Watoni

Sentot Budi Rahardjo

Unggul Sudarmo

Yrama Widya
Ester membentuk garam dan

Platinum

Erlangga

Perbaikan Konsep
Ester + NH3 amida + alkohol

H2O
Reaksi dengan Reagensia
-Reaksi terhadap ester
-Ester dapat mengalami hidrolisis Grignard

alkohol
Reaksi reduksi
As. Karboksilat membentuk

dengan

Alkohol Primer dan air


Ester tidak ada reaksi

bantuan

asam Ester + reagen Grignard

menghasilkan asam karboksilat alkohol tersier


dan alkohol
RCOOR+H2ORCOOH+RO
H
-Hidrolisis ester dengan basa akan
menghasilkan garam dan alkohol
RCOOR+NaOHRCOONa+
ROH

5.

Kegunaan

Haloalkana (Alkil Halida)

Sebagai pelarut, contohnya

CCl4, CHCl3, dan CH2Cl2


Sebagai pereaksi
Anestesi. Contohnya CHCl3,

etil klorida dan Halotan


Bahan pendingin. Contohnya

Freon
Pestisida dan insektisida.

metilena klorida, kloroform

Teflon

dan karbon tetraklorida

sebagai bahan pembuat peralatan

sering digunakan untuk

rumah tangga
Karbon tetraklorida digunakan

atau sedikit polar.


Beberapa klorohidrokarbon

sebagai pelarutnonpolar
Kloroform
sebagai
pelarut

termasuk kloroform

organik
Senyawa 2-bromo-2-kloro-1,1,1-

pelarut senyawa nonpolar

memiliki sifat racun

banyak

digunakan

No

Materi

A. Haris Watoni

Sentot Budi Rahardjo

Yrama Widya
Contohnya DDT.

Unggul Sudarmo

Platinum
sehingga penggunaan zat-

Erlangga
triflouroetana
merupakan

zat harus hati-hati dan

pengganti eter pada obat anestesi

dilakukan dalam lemari

asam.
Selain sebagai pelarut.

pada operasi bedah


Freon digunakan sebagai zat
pendorong dan zat pembusa pada

Haloalkana penting adalah

Perbaikan Konsep

proses pembuatan karet busa.

sebagai oabt bius.


Dipabrik sebgai pendingin,
pelarut pencuci kering.
Aditif bensin, dan zat
pembentuk busa/buih.

Alkanol (Alkohol)

Metanol digunakan sebagai

jika etanol diminum akan

pelarut, bahan dasar

menimbulkan kesegaran, akan

pembuatan metil eter, metil

tetapi dapat menimbulkan

ester dan senyawa lain yang

pengaruh yang membius dan

digunakan dalam plastik,

melemahkan. Alkohol banyak

obat-obatan, bahan bakar dan

banyak digunakan sebagai

pelarut
Etanol dan propanol

pelarut, desinfektan, dan bahan


bakar (misalnya spritus). Etilen

Alkohol banyak dimanfaatkan

sebagai pelarut
Bahan antiseptik
Bahan bakar
Sebagai bahan

membuat senyawa kimia lainnya


Sebagai zat antibeku yang

baku

untuk

ditambahkan apada air radiator

No

Materi

A. Haris Watoni

Sentot Budi Rahardjo

Unggul Sudarmo

Yrama Widya
digunakan sebagai antiseptik
Etanol juga digunakan

Platinum
glikol baik sebagai antibeku

Erlangga
mobil dinegara dengan empat

untuk pendingin mesin pada

musim

sebagai bahan ramuan dalam

mobil (terutama di daerah

pencuci mulut untuk

salju).

membunuh mikroorganisme

dalam mulut
Metanol dan etanol
digunakan sebagai bahan
bakar mesin.

Alkoksi Alkana (Eter)


Digunakan sebagai pelarut polar

Pengisapan uap eter yang terus

dan/atau nonpolar.

menerus dapat menyebabkan


pingsan. Oleh karena itu, eter

Eter Banyak digunakan sebagai

pelarut nonpolar
Dietil eter pernah digunakan

digunakan untuk pembiusan.

sebgai zat anestesi , tetapi sudah

Eter banyak digunakan sebagai

ditinggalkan karena memberikan

pelarut dan pengekstraksi

efek samping yaitu pusing dan


mual.

Alkanal (Aldehid)

Digunakan sebgai pelarut

formalin digunakan desinfektan

Larutan formaldehida dikenal

Perbaikan Konsep

No

Materi

A. Haris Watoni

Sentot Budi Rahardjo

Unggul Sudarmo

Perbaikan Konsep

Yrama Widya
Formaldehid dalam larutan

Platinum
yang efektif melawan bakteri

Erlangga
sebgai formalin yang digunakan

formalin digunakan untuk

vegetative, jamur, dan

untuk antiseptik dan pengawet

mengawetkan spesimen

virus.tetapi kurang efektif

biologi dan mayat


Asetaldehid digunakan

melawan spora bakteri.

mayat
Formaldehida

dimanfaatkan

Formalin banyak digunakan

sebagai

baku

sebagai material awal untuk

sebagai pengawet sehingga

industri plastik melamin dan

membuat asam asetat,

biasa digunakan untuk

minuman, dan polimer.

menyimpan preparat biologi.

bakelit
Etanal digunakan sbg bahan

bahan

untuk

baku industri

Alkanon (Keton)
Aseton digunakan sebagai pelarut

aseton banyak digunakan

umum dalam industri

sebagai pelarut senyawa

banyak

digunakan

sebagai pelarut dan pembersih

karbon (misalnya sebagai


pembersih kuku ) dan bahan

Aseton

kaca
Hormon dalam tubuh manusia

baku pembuatan zat organic

misalnya

lain, seperti kloroform yang

progesteron merupakan senyawa

digunakan sebagai obat bius.

keton

Selain aseton beberapa


senyawa alkanon berbau

testosteron,

No

Materi

A. Haris Watoni
Yrama Widya

Sentot Budi Rahardjo

Unggul Sudarmo

Platinum
harum sehingga digunakan

Perbaikan Konsep

Erlangga

sebagai campuran parfum dan


kosmetik.
Asam Alkanoat (Asam
Karboksilat)

Digunakan dalam bahan baku

asam format banyak digunakan

sintetsi organik

pengawet dan antibakteri dalam

zat penggumpal lateks dan zat

Asam Asetat digunakan untuk

pakar ternak. Asam asetat

desinfektan
Asam propionat

memberi rasa cuka pada makanan ditentukan dalam cuka makan.

Asam formiat digunakan sebagai

dan

Asam asetat digunakan dalam

benzoat

produksi polimer, seperti

bahan pengawet makanan

polietilena tereftalat, selulosa


asetat, dan polivinil asetat,
maupun berbagai macam serat
dan kain. Dalam industry
makanan, asam asetat
digunakan sebagai pengatur
pelunak air. Asam propanoat
digunakan sebagai pengawet

digunakan

asam
sebagai

No

Materi

A. Haris Watoni
Yrama Widya

Sentot Budi Rahardjo


Platinum
biji-bijian yang disimpan.

Unggul Sudarmo
Erlangga

Alkil Alkanoat (Ester)

ester biasanya berbau sedap.

Ester umumnya digunakan sebagai

Banyak ditemukan dalam buah-

Beberapa ester seperti buah-

zat tambahan pada makanan atau

buahan, digunakan untuk

buahan dan digunakan sebagai

minuman yang akan memberikan

memberikan rasa buah tertentu

rasa atau bau sintetik.

senyawa tertentu

pada suatu produk makanan


olahan
Aroma ester dijadikan bahan
pewangi untuk produk parfum.

Perbaikan Konsep

Anda mungkin juga menyukai