Anda di halaman 1dari 12

1. Peta Konsep Modul 4.

Senyawa organik dengan gugus


berikatan tunggal dan heteroatom

Senyawa Alkil Halida Senyawa Alkohol Senyawa Eter Amina

Tata nama Tata nama Tata nama Tata nama

Sifat Fisis Sifat Fisis Sifat Fisis Sifat Fisis

Reaksi Reaksi Reaksi Reaksi

Pembuatan Pembuatan Pembuatan Pembuatan

Kegunaan Kegunaan Kegunaan Kegunaan

2. Contoh senyawa alkil halida, alkohol, eter, dan amina.


a. Alkil halida adalah senyawa-senyawa yang mengandung halogen yang terikat pada atom karbon jenuh (atom karbon yang
terhibridisasi sp3). Contohnya, CHCl3 (kloroform) = triklorometana
Anestetik Halotana (CF3CHBrCl) = 2-bromo-2-kloro-1,1,1-trifluoroetana.
b. Senyawa alkohol dapat dikatakan senyawa alkana yang satu atom H-nya diganti dengan gugus –OH (hidroksil). Contohnya,
CH3CH2CH2OH dinamakan 1-propanol
CH3OH = Metanol
CH3CH2OH = Etanol
Etilena glikol CH2OHCH2OH dinamakan 1,2-etanadiol.
c. Eter (R-O-R) terdiri dari sebuah atom oksigen yang berada di antara 2 rantai karbon yang menyambung. Rantai yang lebih pendek di
antara 2 rantai karbon itu menjadi awal nama dengan sufiks "-ana" menjadi "-oksi". Rantai alkana yang lebih panjang menjadi akhir
nama eter tersebut. Contohnya,
CH3OCH3 = metoksimetana,
dan CH3OCH2CH3 = metoksietana
d. Amina (R-NH2) adalah gugus fungsi yang namanya diambil dari rantai alkana yang mendapatkan imbuhan “-amina” yang mengandung
gugusan amino (-NH2, -NHR, atau –NR2). Contohnya,
CH3NH2 = Metil amina
NH3 = Ammonia

3. Tatanama pada senyawa alkil halida, alkohol, eter, dan amina dengan contoh.
a. Tatanama Alkil halida
Tata nama alkil halida rantai lurus sesuai dengan sistem IUPAC adalah sebagai berikut :
“ nama halogen + alkana”
Sedangkan tata nama trivialnya dimulai dari menyebutkan “ alkil + halogen + akhiran “ida”
Contoh :
CH3Cl
IUPAC = klorometana
Trivial = metil klorida

CH2CH2CH2CH2Br
IUPAC = bromo butana
Trivial = butil bromida

Haloalkana atau alkil halida merupakan senyawa karbon turunan alkana yang mengikat atom halogen. Adapun tata nama senyawa
haloalkana / alkil halida adalah sebagai berikut:
#1 Rantai utama / induk adalah rantai terpanjang yang mengikat atom halogen serta memperoleh posisi terendah
#2 Jika terdapat cabang pada rantai utama haloalkana. maka tata nam haloalkana sama dengan tata nama alkana pada umumnya
#3 Jika terdapat lebih dari satu atom halogen baik sama maupun berbeda pada rantai utama haloalkana, maka gugus fungsi yang
disebutkan pertama kali adalah atom yang memiliki abjad terendah pada alphabet. Misal B untuk bromo >C untuk kloro > F untuk
fluoro > I untuk iodo
#4 Rumus umum tata nama haloalkana: posisi alkil-nama alkil-posisi halogen-nama halogen-rantai induk haloalkana
b. Tatanama Alkohol

Trivial IUPAC

Penamaan alkohol secara trivial dengan


Penamaan alkohol secara IUPAC sama dengan
menyebut nama alkil kemudian diikuti kata
nama alkana, hanya diberi akhiran –ol.
alkohol.

Nama senyawa ini adalah isopropil alkohol Nama senyawa ini adalah 2-metil-1-propanol

c. Tatanama eter

Trivial IUPAC

Nama trivial eter adalah alkil alkil eter. Nama IUPAC eter adalah alkoksi alkana.

Alkoksi adalah gugus O-R’, R’ dalam gugus O-R’


adalah gugus rantai karbon yang pendek.
etil butil eter. 1-etoksi butana

d. Tatanama Amina

-Untuk gugus NH2 mendapat nama amino. Jika gugus NH2 lebih dari satu, maka diberi imbuhan di-, tri- dan seterusnya.

Penamaannya dengan menulis angka untuk posisi gugus NH2 terlebih dahulu, lalu diikuti nama amino ditulis dan diakhiri dengan
nama gugus lain.

Contoh :

Keterangan Gambar :
Gambar 1 : 1,3-diaminopropana
Gambar 2 : 1,5-diaminopentana
Gambar 3 : 2,4,6-triaminofenol

- Jika terdapat gugus –OH, maka nama gugus alkana diganti dengan akhiran –ol dan gugus -NH2 disebut amino. Nama gugus –OH
disebut lebih dulu dan diikuti kata amino.
Contoh :
Metanolamino
Etanolamino

4. Kelompokkan senyawa alkil halida, alkohol, eter, dan amina, berdasarkan posisi gugus fungsinya.

No Senyawa Gugus fungsi Termasuk

1 Alkil halida -X Gugus fungsinya halida


2 Alkohol -OH Gugus fungsinya hidroksil
3 Eter -OR Gugus fungsinya alkoksi
4 Amina R-NH2 Gugus fungsinya amina

a. Alkil halida
Gugus fungsi Halogen diawali dengan kata-kata fluoro-, kloro-, bromo-, iodo-, dll., tergantung dari halogennya. Gugus yang lebih dari satu dinamai
dikloro-, trikloro-, etc., dan gugus yang berbeda dinamai sesuai urutan alfabet. Contohnya, CHCl3 (kloroform) adalah triklorometana.
Anestetik Halotana (CF3CHBrCl) adalah 2-bromo-2-kloro-1,1,1-trifluoroetana.
b. Alkohol
Alkohol (R-OH) dinamakan dengan menghilangkan huruf paling akhir "a" dari alkana dan dipasangkan dengan akhiran "-ol" dengan imbuhan angka
yang mengindikasikan posisi ikatan gugus alkohol: CH3CH2CH2OH dinamakan 1-propanol. (Metanol dan etanol tidak memerlukan imbuhan angka
karena tidak ada ambiguasi dalam strukturnya). Akhiran -diol, -triol, -tetraol, dll. digunakan jika gugus alkohol dalam suatu senyawa lebih dari
satu: Etilena glikol CH2OHCH2OH dinamakan 1,2-etanadiol.

Jika terdapat gugus fungsi lain yang memiliki prioritas lebih tinggi, maka awalan "hidroksi" digunakan untuk mengindikasikan gugus fungsi alkohol:
CH3CHOHCOOH dinamakan asam 2-hidroksipropanoat.

c. Eter
Eter (R-O-R) terdiri dari sebuah atom oksigen yang berada di antara 2 rantai karbon yang menyambung. Rantai yang lebih pendek di antara 2 rantai
karbon itu menjadi awal nama dengan sufiks "-ana" menjadi "-oksi". Rantai alkana yang lebih panjang menjadi akhir nama eter tersebut. Sehingga
CH3OCH3 disebut metoksimetana, dan CH3OCH2CH3 disebut metoksietana (bukan etoksimetana). Jika oksigen tidak tersambung pada akhir rantai
utama alkana, maka seluruh rantai pendek gugus alkil beserta eter dianggap sebagai rantai samping dan diberikan imbuhan nomor yang sesuai dengan
posisi ikatan rantai tersebut dengan rantai utama. Maka CH3OCH(CH3)2disebut 2-metoksipropana.

d. Amina

Amina (R-NH2) adalah gugus fungsi yang namanya diambil dari rantai alkana yang mendapatkan imbuhan "-amina" (contoh: CH3NH2 Metil amina).
Jika dibutuhkan, maka posisi berikatan juga diberi imbuhan: CH3CH2CH2NH2 1-propanamina, CH3CHNH2CH3 2-propanamina. Imbuhan di depan
adalah "amino-".

5. Hubungan antara struktur dan sifat-sifat fisika senyawa alkil halida, alkohol, eter, dan amina.
a. Alkil halide tidak larut pada air karna hanya terdiri dari stuktur R-X
b. Alkohol suku tinggi (jumlah atom C banyak) dan alkohol polivalen (alkohol yang memiliki banyak gugus hidroksil (-OH) dalam
senyawanya) merupakan cairan kental dengan titik didih relatif tinggi. Dapat dilihat pada strukturnya
c. struktur eter adalah R-O-R, karena terdapat O maka eter sedikit larut dalam air.Karena, jika dicampur dengan air, eter dapat
membentuk ikatan hidrogen dengan air
d. Struktur amina adalah R-NH2,karena terdapat H maka,dapat larut dalam air

6. Persamaan reaksi yang terjadi pada senyawa alkil halida, alkohol, eter dan amina.
a. Terdapat 8 reaksi pada Alkil halida, yaitu: reduksi,hidrolisis,dengan beberapa macam garam,dengan basa,dengan NH 3 dan
amina,halogen,halide alifatik tidak jenuh dan polihalida.
Reaksi alkil halida dengan basa kuat

Contoh reaksi antara basa kuat dengan etil bromida

HO- + CH3CH2 – Br ---> CH3CH2 – OH + Br-

b. Terdapat 10 reaksi pada Alkohol, yaitu: putusnya ikatan antara o dan h,substitusi dan eliminasi,esterifikasi,asetil klorida,logam
aktif,oksidasi,fosfor halida,asam halida,dehidrasi dan asetilena
Reaksi substitusi atom H pada alkohol dengan logam reaktif (Na, K)
atom H pada gugus - OH dapat disubstitusi oleh logam reaktif seperti Na dan K
R - OH + Na --> R - ONa + H2
Contoh: 2 C2H5 - OH + 2 Na --> 2 C2H5 - ONa + H2

Reaksi eliminasi air (dehidrogenasi) dari alkohol


Alkohol dapat bereaksi membentuk alkena dengan bantuan katalis H2SO4 pekat berlebih pada suhu 180oC. CH3 - CH2 - OH --> CH2 = CH2 + H2O
c. Eter memiliki 5 reaksi yaitu: oksidasi,hidrolisis,halogen,dengan HI dan CO.
Reaksi eter dengan hidrogen halida atau asam halida (HX ; H—X)
Eter mudah terurai oleh asam halida, terutama asam iodida (HI). Adapun rumus reaksi eter dengan HX pada keadaan terbatas dan
berlebih:
Keadaan terbatas
R—O—R’ + HI —> R—OH + R’—I
Keadaan berlebihan
R—O—R’ + 2HI —> R—I + R’—I + H2O
d. Amina memiliki 2 reaksi yaitu: asam basa dan substitusi nukleofilik.
Reaksi amina dengan asam basa
7. Tuliskan persamaan reaksi pembuatan senyawa alkil halida, alkohol, eter, dan amina.
a. Pada alkil halida memiliki 4 cara pembuatan yaitu: menggunakan HX atau PX3 dan X,penambahan hydrogen halida pada
alkena,penambahan halogen pada alkuna atau alkena dan pertukaran antara halida.
Contoh persamaan reaksi pembuatan senyawa alkil hadila dengan pertukaran antara halida:

b. Pada alcohol memiliki 5 cara pembuatan yaitu: mereaksikan alkil halide dengan suatu larutan basa,hidrolisis ester dengan larutan
basa,reduksi senyawa karbonil,mereaksikan aldehida,ester dengan pereaksi Grignard,hidrasi alkena
Contoh persamaan reaksi pembuatan senyawa alcohol dengan hidrasi alkena:

c. Pada eter memiliki 3 cara pembuatan yaitu: dehidrasi alcohol,adisi alcohol pada alkena dalam suasana asam,dengan sintesis
Williamson.
Contoh persamaan reaksi pembuatan senyawa eter dengan adisi alcohol pada alkena dalam suasana asam:

d. Pada amina memiliki 2 cara pembuatan yaitu: reaksi pembuatan amina secara industri dan reaksi pembuatan amina dilaboraturium.
Contoh persamaan reaksi pembuatan senyawa amina dengan reaksi pembuatan amina secara industry:
Contoh persamaan reaksi pembuatan senyawa amina dengan reaksi pembuatan amina dilaboraturium:

8. Contoh kegunaan senyawa alkil halida, alkohol, eter, dan amina.

No. Senyawa Kegunaan


Sebagai pelarut untuk lemak, obat bius, alat pemadam
1
Alkil halida kebakaran, pendingin lemari es, alat “air conditioner”,
sebagai propellant (penyebar) kosmetik, insektisida
2 Alkohol Sebagai pelarut,antiseptic,bahan bakar, Etilen glikol
3 Eter Sebagai anestesi, obat bius, pelarut,cairan starter
4 Amina Sebagai pencegah korosif,fungsida,bakterisida, pewarna

9. Buat latihan dan tes formatif pada modul 4 dengan aktif tanpa melihat kunci jawaban tetapi membaca bagian modul yang relevan.
(v)

Anda mungkin juga menyukai