Anda di halaman 1dari 2

Analisis Percobaan Pembuatan Amonia dari Urea

Percobaan kali ini bertujuan untuk mempelajari pembuatan amonia dari urea dan
penentuan kadar amonia dalam urea. Adapun prinsip percobaannya adalah reaksi penguraian
urea menjadi amonia dengan cara hidrolisis basa kuat (NaOH), destilasi pemisahan campuran
berdasarkan perbedaan titik didih, titrasi dan kelarutan urea dalam air.
Langkah pertama yang dilakukan adalah penimbangan sampel urea (CO(NH 2)2)
sebanyak 10 gram. Kemudian urea tersebut dimasukkan ke dalam labu destilasi dan
ditambahkan 10 gram kristal NaOH. Lalu ditambahkan akuades secukupnya hingga kedua zat
tersebut larut sempurna. Fungsi penambahan NaOH adalah agar terjadi reaksi penguraian
senyawa urea oleh NaOH pekat yang akan menghasilkan gas ammonia (NH 3) sesuai dengan
persamaan reaksi berikut.
CO ( NH 2 )2(aq) +2 NaO H (aq ) 2 N H 3( g) + Na 2 CO 3(aq)
Langkah selanjutnya adalah peralatan destilasi sederhana dirangkai dengan cara
menghubungkan setiap bagian alat satu sama lain. Pada setiap sambungan dioleskan vaselin
secukupnya agar memudahkan proses pemasangan dan pelepasan alat destilasi.
Setelah alat selesai dirangkai, labu destilasi tersebut dimasukkan ke dalam sebuah
panci yang diletakkan di atas hotplate dan berisi penangas air. Penempatan labu di dalam
penangas air diatur hingga seluruh sampel di dalam labu terendam seluruhnya. Hal ini
dilakukan agar pemanasan berjalan merata pada seluruh bagian sampel. Adapun penangas air
berfungsi sebagai zat yang mentransferkan panas dari hotplate ke sampel.
Setelah persiapan selesai, dilakukan pemanasan campuran dengan cara menghidupkan
hotplate dan suhu diatur pada temperatur 550oC. Proses destilasi ini dilakukan untuk
menghasilkan gas ammonia (NH3) yang memiliki titik didih relatif rendah, yaitu -33,4 oC. Gas
NH3 yang terbentuk kemudian akan melewati kondensor (pendingin) dan masuk ke dalam
erlenmeyer (penampung). Sebelumnya, di dalam penampung telah dimasukkan 50 mL larutan
HCl 2N yang berfungsi untuk mengikat gas NH3 karena sifatnya yang sangat kuat menarik
gas NH3 tersebut. Proses destilasi ini dilakukan sampai gelembung gas di dalam labu destilasi
hilang yang menandakan bahwa tidak terbentuk lagi gas NH3.
Setelah proses destilasi selesai, hasil destilasi kemudian ditambahkan kurang lebih 7
tetes indikator PP dan dititrasi dengan menggunakan larutan standard NaOH 6N.

Phenolptalein (PP) berfungsi sebagai petunjuk titik akhir titrasi yaitu terbentuknya larutan
berwarna merah muda pada larutan. Alasan penggunaan Phenolptalein sebagai indikator
karena titrasi yang dilakukan adalah titrasi asam-basa (titrasi penetralan), di mana trayek pH
indikator PP adalah 8,2-10,0, dengan perubahan warna bening-merah muda. Titik akhir titrasi
ditandai dengan terbentuknya warna pink setelah penggunaan volume NaOH sebanyak 27
mL. Berdasarkan titrasi ini, dapat ditentukan kadar ammonia dari urea yaitu sebesar 56,78%.

Anda mungkin juga menyukai