Anda di halaman 1dari 19

LEMAK

Analisis Kadar Lemak


1.
2.
3.
4.
5.

Metode Ekstraksi SOXHLET


Modifikasi BABCOCK
Metode BABCOCK
Metode GERBER
Metode ROESE GOTTLIEB

Analisis Kadar Lemak

A. Metode Ektraksi Soxhlet

Prinsip :
Lemak diekstrak dengan pelarut dietil ether. Setelah
pelarutnya diuapkan, lemaknya dapat ditimbang dan dihitung
presentasenya.
Pereaksi :
Dietil ether atau pelarut lemak lainnya
Peralatan :
Alat

ekstraksi Soxhlet lengkap dengan kondensor dan labu lemak


Alat pemanas listrik atau penangas uap
Oven
Timbangan analitik

Gambar dari ekstraktor


soxhlet

Nama-nama instrumen dan


fungsinya :
1. Kondensor : berfungsi sebagai pendingin, dan
juga untuk mempercepat proses pengembunan.
2. Timbal : berfungsi sebagai wadah untuk sampel
yang
ingin diambil zatnya.
3. Pipa F : berfungsi sebagai jalannya uap, bagi
pelarut yang menguap dari proses penguapan.
4. Sifon : berfungsi sebagai perhitungan siklus, bila
pada
sifon larutannya penuh kemudian jatuh ke
labu alas bulat maka hal ini dinamakan 1 siklus
5. Labu alas bulat : berfungsi sebagai wadah bagi
sampel dan pelarutnya
6. Hot plate : berfungsi sebagai pemanas larutan

Catatan :

Jumlah sampel yang diambil untuk

analisa ini berbeda-beda untuk setiap


negara sebagai contoh :
India 10,75 ml
Belanda 10,66 ml
Hongaria 10,80 ml
Inggris 10,94 ml
America 11,00 ml

SIFAT FISIKO-KIMIA
MINYAK
UJI TITIK CAIR
- Lemak disimpan pada pipa kapiler ,
didinginkan dan dipanaskan secara
bertahap. Suhu pd saat lemak terlihat
transfaran adalah titik cair lemak
tersebut.

PENETAPAN BERAT JENIS

Berat jenis adalah perbandingan berat dari volume sampel

dengan berat air dengan volume yang sama pada suhu


tertentu (biasanya ditentukan pada suhu 27 oC.

Cara kerja :
Piknometer dibersihkan dan dikeringkan

Isi piknometer dengan aquadest pada suhu 20-30 oC,

pengisisan dilakukan sampai air dalam pikno meluap dan


tidak ada gelembung udara di dalamnya
Tutup pikno direndam dalam air pada suhu 27 oC dengan
tolenransi 0,2 oC selama 30 menit kemudian botol diangkat
dan dikeringkan dengan tisue
Timbang berat dengan isinya
Contoh zat minyak/lemak yang akan ditentukan berat
jenisnya disaring dahulu dengan kertas saring
Selanjutnya dilakukan perlakuan seperti langkah 1 sampai
dengan 4

TURBIDITY

POINT

Suhu lemak atau minyak cair berubah


menjadi fasa padat. (pengotor minyak)

INDEKS BIAS
Kemurnian minyak, dengan alat
refraktometer

Analisa Kualitas Lemak

Bau tengik (recid) dalam minyak/lemak disebabkan oleh oto oksidasi dari

asam-asam lemak tidak jenuh yang terdapat dalam minyak/lemak tersebut.


Ketengikan merupakan suatu reaksi yang radikal bebas merupakan perantara
minyak/lemak dapat bereaksi dengan oksigen dalam jangka waktu tertentu
dan dapat menyebabkan ketengikan

1. Tes Kris
Prinsip :
Reaksi epihidrinaldehida dari minyak/lemak yang teroksidasi dengan

sebanding dengan derajat ketengikan

Pereaksi :
1. HCl pekat

2.

Larutan Floroglucinol 1 % dalam ether

Prosedur :
Masukan 1 ml minyak/lemak kedalam tabung reaksi
Tambahkan 1 ml HCl pekat dan 1 ml larutan Fluoroglucinol 1 % kocok hati-hati
Jika perlu panaskan dalam air panas selam 5 menit (perhatian tidak boleh ada

api)

PENETAPAN BILANGAN

TBA (Tio barbituric

Acid)
Prinsip :
2-Tiobarbituric acid bereaksi dengan
malonaldehid membentuk warna merah. Diukur
dengan spektrofotometer.
(Malonaldehid adalah hasil oksidasi lipid)
maks 528 nm.
Bilangan TBA dinyatakan sebagai mg
malonaldehid per kg bahan.
Bil. TBA = 7,8D

2. Penetapan Angka Peroksida


Definisi :
Angka peroksida adalah jumlah mg ekivalen (tengik/oksidasi) oksida peroksida dalam 1000

gram minyak/lemak

Prinsip :
Minyak/lemak tengik bereaksi dengan KI, dan membebaskan I2 yang terbentuk sebanding
dengan jumlah peroksida yang ada dan ditetapkan secara iodometri menggunakan larutan
baku Na2S2O3

Pereaksi :
Pelarut campuran asam asetat glasial CHCl3 (2:1)
Larutan jenuh KI dalam air
Larutan Na2S2O3 0,1 N (lihat percobaan NI dan VII)
Indikator Kanji 0,5 %

Prosedur :
Timbang tepat 2 gram minyak/lemak kedalam erlenmeyer bertutup, tambahkan 15 ml
pelarut, kocok sampai larut
Tambahkan 5 ml larutan KI, tutup dan biarkan 5 menit ditempat gelap
Tambahkan 25 ml aquadest lalu kocok
Titrasi dengan larutan Na2S2O3 baku, bila lapisan air sudah berwarna kuning muda
tambahkan 2,5 ml indikator kanji
Titrasi dilanjutkan menjelang TAT erlenmeyer dikocok kuat-kuat agar I 2 yang masih tinggal
dalam CHCl3 dapat bereaksi sempurna dengan larutan Na2S2O3 dalam fasa air. TAT ditandai
dengan perubahan warna biru, coklat kuning dan akhirnya tak berwarna
Lakukan titrasi blanko tanpa menggunakan minyak/lemak

3. Penetapan Angka Penyabunan


Definisi :
Angka penyabunan adalah banyaknya Mg KOH yang dibutuhkan

untuk menetralkan asam basa

dan asam lemak, hasil hidrolisa sempurna 1 gram minyak/lemak.

Prinsip :
Asam lemak dari minyak/lemak dapat tersabunkan dengan KOH berlebih, kelebihan KOH yang
tidak bereaksi kembali dengan larutan HCl baku dan menggunakan indikator Phenolpthalien

Pereaksi :
Larutan KOH alkoholis 0,5 N
Larutan 40 gram KOH dalam 20 ml air, encerkan dengan etanol 95 % sampai 1000 ml dan
biarkan semalam, ambil yang jernihnya
Larutan HCl 0,5 N baku (dibakukan dengan larutan NaOH baku, larutan NaOH baku dibakukan
dengan asam oxalat dihidrat )lihat pervobaan VIII)
Indikator Phenolpthalien 1 % dalam etanol

Prosedur :
Timbang tepat 2 gram minyak/lemak masukan kedalam erlenmeyer
Tmbahkan tepat 25 ml larutan KOH alkoholik
Refluks diatas penangas air selama 30 menit, dinginkan
Tambahkan 2 tetes larutan HCl baku sampai terbentuk warna merah muda
Lakukan titrasi duplo
Lakukan titrasi blanko tanpa menggunakan minyak/lemak

4. Penetapan Angka Iodium


Angka Iodium adalah Banyaknya Iodium yang dibutuhkan

untuk mengadisi ikstan rangkap pada 1000 g minyak

Prosedur :
Timbang 0,5 gram minyak/lemak, masukan kedalam erlenmeyer
Tambahkan 10 ml kloroform lalu kocok sampai larut
Tambahkan 10 ml larutan , tutup dan kocok biarkan ditempat yang

gelap selama 30 menit dan sekali-sekali dikocok


Tambahkan 5 ml larutan KI 20 % kocok kuat-kuat
Tambahkan 35 ml aquadest sekaligus untuk mencuci bagian bawah
tutup
Titrasi dengan larutan tiosulfat 0,1 N sampai berwarna kuning muda
(terutama pada lapisan air)
Tambahkan 2 ml larutan kanji 1 %
Titrasi dilanjutkan lagi menjelang TAT erlenmeyer dikocok kuat-kuat
agar I2 yang masih tinggal dalam kloroform dapat bereaksi sempurna
dengan larutan tiosulfat dalam fasa air
TAT ditandai dengan perubahan warna biru, coklat, kuning dan
akhirnya tak berwarna
Lakukan titrasi blako

5. Penentuan Angka Asam (FFA)

Prosedur :
Timbang 10 gram minyak/lemak dan msukan
kedalam erlenmeyer 250 ml
Tambahkan 25 ml alkohol 95 % netral
Panaskan sampai mendidih dan kocok kuatkuat hingga FFA semua larut dan tambahkan 3
tetes Phenolpthalien
Titrasi dengan larutan Kalium Hidroksida 0,1 N
kocok kuat selama titrasi sampai terbentuk
warna ros

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai