Dilakukan dengan ketel terbuka dan Dilakukan dengan ketel tertutup atau
dilengkapi steam jacket serta pengaduk terbuka, dengan temperature tinggi serta
(agitator). tekanan 3-4 atm
Hasil ekstraksi didapat dari pemisahan Hasil Ekstraksi minyak akan naik ke bagian
minyak di bagian atas ketel dan ampas atas ketel lalu dipisahkan dari air
bahan di dasar ketel
Analisis Fisiokimia dengan GC-MS
01. Tahap Metilasi 04. Pemisahan Lapisan
2-3 g Hasil ekstrak minyak ditambahkan Setelah terbentuk dua lapisan, pindahkan
1,5ml KOL 0,5M dalam metil lapisan fase organik ke tube 2 mL yang
berisi Na2 SO4 anhidrat dan didiamkan
selama 15 menit. Larutan dimasukkan ke
02. Penambahan BF3 dalam vial 2 mL.
Larutan dipanaskan hingga 100°C lalu
didinginkan hingga suhu kamar dan 05. Deteksi GC-MS
ditambahkan BF3 20% dalam methanol.
Deteksi dilakukan dengan GC-FID Perkin
Larutan dipanaskan lagi hingga 100°C.
Elmer, suhu inlet 225 °C. 0,1µL Sampel
diinjeksikan ke dalam GC-FID kolom
03. Penambahan NaCl Supelco dengan spesifikasi panjang kolom
Larutan didinginkan dan dikocok hingga. 100m, diameter 0,25 mm dan ketebalannya
30°C dan ditambahkan NaCl jenuh dalam
0,2 µm, Gas pembawa N2 (18 cm/detik).
heksana. Lalu dihomogenkan selama Oven diatur pada suhu 240 °C dan tingkat
±2menit hingga terbentuk lapisan.. kenaikan suhu 2,5 °C/menit.
Metode Titrasi Idiometri
01. Preparasi Larutan 03. Titrasi Natrium Thiosulfat
Sampel ditimbang 0,05g ke Erlenmeyer Larutan dititrasi Natrium Thiosulfat
tertutup lalu ditambahkan 30ml Asam 0,01N secara konstan dan dikocok
Asetat dan Kloroform lalu diaduk. Setelah hingga warna kuning pucat.
itu ditambahkan Kalium Iodida 0,5ml Tambahkan larutan kanji sambil
menggunakan pipet tetes. titrasi serta tetap dikocok hingga
iodin terbebas. Kemudian
tambahkan laurtan Natrium
Thiosulfat hingga warna biru
02. Penambahan Akuades menghilang. Berat yang tersisa
Kocok Erlenmeyer selama 1 menit dan dapat dihitung untuk penentuan
ditambahkan 30ml akuades kadar peroksida.
Perbandingan Hasil pada Metode
Wet Rendering dan Dry Rendering
DRY RENDERING WET RENDERING
Rendemen Minyak Ikan = 14,25% Rendemen Minyak Ikan = 87,01%
Asam Lemak Bebas/Free Fatty Acid (FFA) Asam Lemak Bebas/Free Fatty Acid (FFA)
= 2,85% = 14,60%
Profil Asam Lemak SFA Sebesar 0,0344%, Profil Asam Lemak (Tidak Terdeteksi)
MUFA Sebesar 0,0220%, Dan PUFA
Sebesar 0,1838%
*Berdasar Penelitian Wijaya, 2023., dengan perlakuan suhu 80°C selama 2 jam
Kesimpulan
Ikan Manyung dapat menghasilkan minyak ikan. Hasil kadar air,
peroksida, rendemen dan profil asam lemak berbeda pada kedua
metode. Pengujian lanjut yang akan diuji dapat menyesuaikan dengan
metode yang akan digunakan. Metode ekstraksi yang disarankan untuk
menghasilkan minyak ikan adalah dengan metode Dry Rendering
dikarenakan hasil minyak kasar lebih murni dan profil asam lemak
terdeteksi dengan baik.
Daftar Pustaka
Husnah dan Nurlela. 2020. Analisa Bilangan Peroksida Terhadap Kualitas Minyak Goreng Sebelum
dan Sesudah Dipakai Berulang. Jurnal Universitas PGRI Palembang, 5(1), 65-71
Lee, S. C., Surendhiran, D., & Chun, B. S. (2022). Extraction and encapsulation of squalene-rich
cod liver oil using supercritical CO2 process for enhanced oxidative stability. Journal of CO2
Utilization, 62, 102104.
Martins, Magdalena Januasni J., Purnamayati Lukita, Romadhon R. 2021. Pengaruh Suhu Wet
Rendering yang Berbeda terhadap Karakteristik Ekstrak Kasar Minyak Ikan Lele (Clarias sp.).
Agritech, 41 (4) 2021, 335-343. doi.org/10.22146/agritech.49875
Putri, D. N., Wibowo Yessi M. N., Santoso, E. N., dan Romadhania Putri. 2020. Sifat Fisiokimia dan
Profil Asam Lemak Minyak Ikan dari Kepala Kakap Merah (Lutjanus malabaricus). Agritech, 40 (1),
31-38
Wijaya, Adam Ade . Karakteristik Minyak Ikan Manyung (Arius Sp.) Dengan Metode Ekstraksi Dry
Dan Wet Rendering. Perpustakaan UBT: Universitas Borneo Tarakan, 2023.
TERIMA
KASIH
CREDITS: This presentation template was created
by Slidesgo, including icons by Flaticon, and
infographics & images by Freepik