Anda di halaman 1dari 10

uji penyabunan

PRAKTIKUM IV

Topik : Uji Penyabunan (Untuk Asam-Asam Lemak)


Tujuan : Untuk mengetahui proses penyabunan dari bahan lemak
Hari / tanggal : Jumat / 16 Mei 2014
Tempat: Laboratorium Biologi PMIPA FKIP UNLAM Banjarmasin

I. ALAT DAN BAHAN


a. Alat:
1. Tabung reaksi
2. Raktabung reaksi
3. Gelas Ukur 10 ml
4. Pipet tetes
5. Kaki tiga dan kasa asbes
6. Lampu spritus
b. Bahan:
1. KOH alkoholis 10%
2. Minyak goreng
3. Air

II. CARA KERJA


1. Menambahkan 10 ml KOH alkoholis kedalam minyak yang hendak diuji, kocok dan
panaskan diatas pengangas air didih hingga satu tetes dari pada larutan ini sempurna didalam
air.
2. Menambahkan 10 ml air dan panaskan lagi diatas pengangas air didih sampai semua alkohol
mennguap. Melakukan uji sabun

III. TEORI DASAR


Lipid merupakan komponen jaringan yang heterogen dan penggolongannya
berdasarkan atas kelarutannya di dalam pelarut-pelarut lemak,seperti eter dan lain-lain.
Sedangkan komponen-komponen campuran lipid dapat difrasionasi lebih lanjut dengan
menggunakan perbedaan kelarutannya di dalam berbagai pelarut organik. Sebagai contoh;
fospolipid dapat dipisahkan dari sterol dan lemak netral atas dasar ketidak larutannya didalam
aseton.
Suatu reaksi yan sangat berguna untuk fraksionasi lipii, dlah reaksi penyabunan.
Alkali menghidrolisis lipid kompleks dan menghasilkan sabun komponen yang mengandung
asam-asam lemak yang dapat diesterkan.
Adapun sifat fisik lipid adalah:
a. Tidak larut dalam air, tetapi larut dalam satu atau lebih dari sutu pelarut organik
b. Adanya hubungannya dengan asam-asam lemak atau esternya
c. Mempunyai kemungkinan digunakan oleh makhluk hidup
Suatu reaksi yang sangat berguna untuk fraksionasi lipid, adalah penyabunan. Sabun
merupakan salah satu produk yang diperoleh dari minyak. Reaksi pembuatan sabun dikenal
dengan namareaksi saponifikasi. Reaksi ini juga berguna untuk menunjukan adanya asam-
asam lemak yang berbeda dalam suatu minyak. Hasil reaksi itu itu berupa campuran sabun
dan gliserol yang mudah larut dalam air dan alkohol.
Sabun yang diperoleh dari logam Na dan K dengan asam lemak tinggi pada umumnya
mudah larut dlam air panas. Hasil kelarutan ini memberikan larutan koloid yang berwarna
putih susu. Sifat kelarutan ini akan berkurang apabila dalam air terdapat ion-ion logam yang
mampu menghasilkan reaksi substitusi. Ion-ion logam tersebut dapat dijumpai dalam air
sadah seperti Ca2+ , Mg2+ dan Pb2+ .

IV. HASIL PENGAMATA


A. Tabel Hasil Pengamatan
No Perlakuan Hasil
.
1 Minyak + KOH alkoholis Putih dan kuning, heterogen (bawah
putih atas kuning). Ada gelembung .
2 Larutan dipanaskan selama 10 Heterogen, banyak gelembung, ada
menit gumpalan dan bening kekuningan.
3 Larutan + Air Heterogen, kuning keruh, gelembung
sedikit
4 Larutan + Air dipanaskan selama Heterogen, sedikit gelembung, terdapat
10 menit) gumpalan. Berwarna bening
5 Senyawa hasil penyabunan Heterogen, permukaan larutan licin.

B. Foto Hasil Pengamatan


Dokomentasi pribadi.2014
Dokumentasi pribadi.2014
Dokumentasi pribadi.2014
Dokumentasi pribadi.2014
Dokumentasi pribadi.2014

V. ANALISIS DATA
Dalam percobaan kali ini , percobaan pertama yang dilakukan adalah mencampurkan
1 ml minyak kedalam gelas kimia yang telah berisi 10 ml kOh alkoholis 10 %. Dari
pencampuran antara minyak dengan KOh alkoholis 10% didapat warna pada bagian atas
larutan kuning, bagian bawah larutan berwarna bening. Pada larutan ini terdapat gelembung
dan bersifat heterogen. Kemudian larutan tersebut dipanaskan selama 10 menit dengan
menggunakan lampu spiritus maka didapatkan perubahan warna pada larutan yaitu menjadi
bening kekuningan, terdapat banyak gumpalan dan bersifat heterogen atau tidak dapat
menyatu larutannya.
Terjadinya perubahan pada larutan setelah dipanaskan selama 10 menit dikarenakan
minyak merupakan salah satu bentuk trigleserid yang terdiri atas tiga molekul asam lemak
dan satu molekol gliserol, dimana salah satu sifat lemak adalah dapat terhidrolisis menjadi
unsure-unsur penyusunnya dan hasil hidrolisisnya sendiri adalah sabun (asam lemak) dan
gliserol sehingga pada minyak ketika ditambahkan KOh 10% terjadi penyabunan, dimana etil
alkohol berfungsi sebagai pelarut organic yang dapat berikatan dengan gugus OH
membentuk gliserol. Pada lemak mempunyai gugus R yang bersifat non polar akan berikatan
dengan gugus hidrofil dari alcohol sedangkan gugus - C-Na yang bersifat polar akan
berikatan dengan gugus hidrofil alkohol. Jadi penambahan KOH alkoholis 10% dalam reaksi
sponifikasi (penyabunan) berfungsi untuk mengikat dua gugus yang terdapat pada sabun atau
asam lemak sehingga terbentuk sabun.
Setelah larutan dipanaskan dan kemudian didinginkan, larutan kembali ditambahkan
dengan air, maka terjadi perunbahan warna pada larutan yaitu menjadi kuning keruh, terdapat
sedikit gelembung dan heterogen atau larutan tidak menyatu. Kemudian larutan yang telah di
tambahkan air kembali dipanaskan dengan menggunakan lampu spiritus sampai larutan
mendidih . Setelah larutan dipanaskan selama 10 menit maka hasil yang diperoleh larutan
memisah dengan minyak yang menggumpal dibagian atas larutan dan larutan air berda di
bagian bawah latrutan dan pada larutan terdapat sedikit gelembung.
Penambahan air pada senyawa atau larutan tersebut menghasilkan larutan yang
semakin berbusa dan berwarna putih keruh. Penambahan air pada senyawa ini disebut dengan
uji penyabunan dan dihasilkan busa pada larutan atau sabun ini disebut dengan proses
saponifikasi.
Adapun senyawa hasil uji penyabunan pada percobaan ini yaitu teksturnya setelah
dipegang larutannya pada bagian permukaannya terasa licin seperti minyak, tersa embut dan
berwarna bening.
VI. KESIMPULAN
1. Minyak merupakan salah satu bentuk trigliserid yang terdiri atas tiga molekul asam lemak
dan satu molekul liserol, dimana salah satu sifat lemak adalah dapat terhidrolisis menjadi
unsure-unsur penyusunnya dan hasil hidrolisisnya sendiri adalah Sabun (asam lemak ).
2. Sabun dapat dihasilkan dari reaksi minyak dengan basa alkali (KOH alkoholis) yang disebut
dengan saponifikasi. Sabun dapat mengurangi tegangan antar muka permukaan larutan
sehingga proses pembentukan busa dapat terjadi.
3. Penyabunan adalah peristiwa penguraian hidrolisis suatu ester menjadi asam karboksilat dan
gliserol (alkanol).
4. Penyabunan merupakan lemak yang dipanaskan dengan NaOH dan terjadi pembentukan dan
pertukaran garam natrium dan gliserin
5. Senyawa yang dihasilkan dalam percobaan ini yaitu lembut, licin dan berwarna putih
kekuningan (bening).

VII. DAFTAR PUSTAKA


Mantgomery, Rek,dkk. 1993. BIOKIMIA. Yogyakarta: UGM.

Noorhidayati dan Hardiansyah. 2014. Penuntun Praktikum Biokimia. Banjarmasin: FKIP


UNLAM.

Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: Universitas Indonesia-Press.


LAMPIRAN

Pertanyaan :
1. Senyawa-senyawa apa lagi selain sabun yang membentuk busa?
2. Buatkan persamaan reaksi penyabunan ?

Jawaban pertanyaan :
1. Senyawa-senyawa yang dapat membentuk busa selain sabun adalah senyawa dari asam
lemak jenuh, yaitu: asam butirat (C 3H7COOH), asam kaproat (C5H11COOH), asam palmitat
(C15H31COOH), dan asam stearat (C17H35COOH) dan dari asam lemak tak jenuh, yaitu: asam
oleat (C17H33COOH) , asam linoleat (C 17H31COOH) dan asam linonelat (C17H29COOH).
Melalui proses hidrogenasi dengan bantuan katalis logam Pt dan Ni, asam lemak tidak jenuh
diubah menjadi asam lemak jenuh, dan melalui proses penyabunan NaOh dan KOH akan
terbentuk busa dan gliserol.
2. Reaksi penyabunan
Lemak + busa sabun + gliserol
O
CH2 O C CH2 OH
O O
CH2 O C + 3NaOH CH2 OH + 3R C O Na
R
O
CH2 O C + 3NaOH CH2 OH
R
Lemak Gliserol
Sabun
Suatu Reaksi penyabunan

Anda mungkin juga menyukai