Oleh
Kelompok 3
Lola Almira Gelezia 17140510
M. Ibnu Sinaga 17140510
Dessy Fatmawati 1714051037
Liatiana Nuri Safitri 1754051011
Minyak merupakan salah satu kebutuhan penting yang diperlukan oleh masyarakat
Indonesia, kurang lebih dari 290 juta ton minyak dikonsumsi setiap tahunnya.
Minyak merupakan salah satu bahan pokok yang sangat penting untuk mencukupi
kebutuhan gizi masyarakat Indonesia. Saat ini pemerintah mengeluarkan
Permendag No. 21/M-DAG/PER/3/2015 yang diharapkan dapat menjadi jalan
untuk memenuhi kebutuhan minyak kemasan dengan harga terjangkau dan
berkualitas bagi seluruh masyarakat. Pada umumnya masyarakat banyak
menggunakan jenis minyak yang umumnya digunakan yang berasal dari nabati,
seperti: minyak kelapa sawit, kopra, kacang kedelai, biji jagung (lembaganya), biji
bunga matahari, biji zaitun (olive), dan lain-lain (Ketaren, 2008).
Minyak mengalami berbagai reaksi kimia di antaranya reaksi hidrolisis dan oksidasi
yang dapat menyebabkan terbentuknya asam lemak bebas. Kadar asam lemak bebas
yang terkandung dalam minyak nabati dapat menjadi salah satu parameter penentu
kualitas minyak tersebut. Besarnya asam lemak bebas dalam minyak ditunjukan
dengan nilai angka asam. Angka asam yang tinggi mengindikasikan bahwa asam
lemak bebas yang ada di dalam minyak nabati juga tinggi sehingga kualitas minyak
justru semakin rendah (Winarno, 2004).
Asam lemak bebas di dalam minyak merupakan asam lemak berantai panjang yang
tidak teresterifikasi. Asam lemak bebas mengandung asam lemak jenuh yang
berantai panjang. Semakin banyak konsumsi asam lemak bebas, akan
meningkatkan kadar Low Density Lipoprotein (LDL) dalam darah yang merupakan
kolesterol jahat. Banyaknya asam lemak bebas dalam minyak menunjukkan
penurunan kualitas minyak (Adrian, 2005). Pengaruh minyak dan lemak terhadap
kesehatan juga dapat memicu peningkatan kadar kolestrol dalam darah. Kadar
kolestrol dalam darah manusia beragam dan mengalami bertambahnya umur.
Faktor makanan yang berpengaruh terhadap kolestrol darah adalah LDL, lemak
total, lemak jenuh, dan energi total. Pada kolestrol darah yang meningkat
berpengaruh tidak baik untuk jantung dan pembuluh darah (Almatseir, 2009).
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk menguji kelarutan minyak dan lemak.
3.2 Pembahasan
Lemak dan minyak termasuk dalam golongan gliserida sederhana dari kelompok
besar lipida sederhana. Lemak dan minyak terdiri dari ester asam lemak
triasgliserol, yang berarti triester dari gliserol. Hal tersebut menyatakan lemak dan
minyak termasuk senyawa ester. Lemak atau fat sebutan untuk trigliserida
berbentuk padat maupun semi padat pada suhu ruang (28 ± 50C). Minyak atau oil
sebutan untuk trigliserida berbentuk cair pada suhu ruang (28 ± 50C). Perbedaan
bentuk tersebut disebabkan karena ada tidaknya ikatan rangkap dan jumlah ikatan
rangkap tersebut. Minyak memiliki ikatan rangkap yang lebih dari satu atau banyak
pada asam lemaknya sehingga akan berbentuk cair sedangkan, lemak memiliki
ikatan rangkap tunggal pada asam lemaknya sehingga akan berbentuk padat atau
semi padat, tergantung jumlah ikatan rangkapnya tetapi masih termasuk sedikit
dan gliserida pada tumbuhan berupa miyak (minyak nabati), serta gliserida padat
Lemak dan minyak bersifat tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik
metilen, alkohol dan hidrokarbon lainnya. lemak dan minyak dapat larut dalam
pelarut tersebut karena lemak dan minyak mempunyai polaritas yang sama dengan
pelarut tersebut. Tetapi polaritas bahan dapat berubah karena adanya proses
kimiawi. Lemak dan minyak memiliki gugus molekul non-polar yang hanya dapat
larut dalam pelarut non-polar (khloroform, eter, metilen, alkohol) sehingga bila
dilarutkan dalam pelarut polar lipid tidak akan homogen dengan larutan tersebut
(Herlina, 2002).
Derajat kelarutan menyatakan kemampuan suatu zat terlarut untuk dapat larut
dalam sejumlah pelarut pada suhu tertentu. Tingkat polaritas berkaitan dengan
polaritas dari pelarut tersebut. Senyawa yang memiliki kepolaran yang sama akan
lebih mudah tertarik / terlarut dengan pelarut yang memiliki tingkat kepolaran yang
sama. Hal ini sesuai dengan prinsip uji kelarutan yaitu berdasarkan pada kaidah
“like dissolves like” yang mana senyawa polar akan larut dalam pelarut polar dan
sebaliknya. Kelarutan lipid baik lemak maupun minyak dapat diuji dengan berbagai
Kesimpulan dari praktikum uji kelarutan minyak dan lemak yang telah dilakukan
ialah bahwa jenis minyak kelapa, minyak goreng/sawit, minyak wijen, dan minyak
jagung dapat diuji menggunakan pelarut, akuades, eter, klorofom, dan heksana.
DAFTAR PUSTAKA
Adrian, S. 2005. Pemeriksaan Kadar Asam Lemak Bebas Pada Minyak Goreng
Yang Beredar Di Kota Medan. 2005. Skripsi Yang Tidak Diduplikasikan.
Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sumatera Utara. Medan.
Almatseir, 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT Gramedia Pustaka Umum. Jakarta
Herlina,N. dan M.H.Ginting .2002. Lemak dan Minyak. Fakultas Teknik, Jurusan
Teknik Kimia, Universitas Sumatera Utara. Medan
Murhadi. 2018. Aspek Kimia Dan Fisik Minyak/ Lemak Pangan. Jurusan
Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.
Bandar Lampung
Winarno, F. G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta, Gramedia Pustaka Utama
LAMPIRAN