Anda di halaman 1dari 11

Misalnya, kalau kita melakukan analisis kadar air, dengan dua metode (destilasi

dan oven) serta dua jenis bahan yang sama (basah dan kering. Metode yang hasil
(KA) nya lebih besar adalah metode oven karena, dengan metode oven komponen
volatil rempah-rempah juga dihitung sebagai air yang menguap sehingga bila
dihitung kadar airnya semakin besar. Jika rempah – rempah kering dianalisis
dengan dua metode tersebut, hasil KA yang lebih besar juga menggunakan
metode oven karena komponen volatil yang hilang tetap dihiung sebagai air,
sementara di destilasi komponenvolatil yang hilang tidak sempat terkondensasi
sehingga tidak membiaskan perhitungan

Ekstraksi merupakan proses pemisahan suatu zat dari sampel berdasarkan


kelarutannya dengan pelarut yang sesuai. Pelarut yang dapat digunakan: pelarut
polar dan non polar. Untuk farmasi, mostly meggunakan pelarut polar, karena
komponen untuk farmasi sebagian besar bersifat polar, sehingga diperlukan
pelarut polar seperti air dan ethanol. Sedangkan untuk food product, ekstraksi
oleoresin lebih banyak menggunakan pelarut non polar, karena menginginkan rasa
dan flovor yang spesifik, yang dapat diekstrak dengan pelarut non polar, seperti
heksana.

1. MASERASI

Metode maserasi adalah metode perendaman, yang dilakukan dengan pengadukan


atau hanya agitasi/digoyang-goyang. Tujuan pengadukan: memaksimalkan kontak
antar pelarut dengan sampel sehingga senyawa yg mau diekstrak dari bahan dapat
keluar dan larut dalam pelarut.

Setelah dilakukan perendaman, maka dilakukan pemisahan antara larutan (pelarut


+ ekstrak) dengan ampasnya (marc). Proses pemisahan Marc dan Menstruum,
dapat dilakukan dengan penyaringan dilanjutkan dengan pengepresan, sehingga
menstruum dikeluarkan semua. Metode pemisahan ke dua adalah dengan
dekantasi. Pada proses dekantasi, Menstruum yang dihasilkan lebih sedikit, karena
tujuannya untuk mengasilkan menstruum yang mengandung komponen yang
benar-benar larut dalam pelarut (lebih spesicik), dan metode ini banyak digunakan
untuk menghasilkan ekstrak (oleoresin) untuk farmasi.

Metode Maserasi juga digunakan untuk menghasilkan minyak atsiri tertentu, yang
tidak dapat menggunakan metode destilasi. Nanti kita bahas pada topik Minyak
Aitsiri.

2. PERKOLASI

Perkolsi, metode ekstraksi tanpa pemanasan (sama dengan maserasi), tetapi


pelarutnya mengalir, tidak merendam. Seperti kita menyiram bubuk rempah-
rempah, pelarutnya hanya lewat. Pada proses perkolasi kita mengalirkannya lebih
dari 1x, karena larutan/menstruum (pelarut+ekstrak) yang lewat belum jenuh,
sehingga dapat digunakan untuk menyiram kembali.

3. COUNTER CURRENT EXTRACTION

Berbeda dengan Perkolasi, Counter curent (CC) ekstrasi mengekstrak lebih dari
satu proses ekstraksi. Kalau perkolasi, hanya satu proses ekstraksi, larutan yang
keluar dari bawah ekstraktor, dipompa dan dikembalikan ke ekstraktor yang sama
dari atas (lihat gambarnya). Tetapi, pada CC ekstraksi, larutan/menstruum dari
bawah tadi dipompakan ke rempah-rempah (dari atas) pada ekstraktor yang
berbeda. Jadi ada lebih dari satu ekstraktor, bisa 2, 3, 4, 5, sampai n ekstraktor.
Misalnya berdasarkan penelitian, untuk menghasilkan proses ekstraksi lada
optimal adalah setelah 5 tahap ekstraksi, maka diperlukan 5 ekstraktor. Ada 5
Ekstakstor, yang berisi lada semua.

Dalam proses ekstrasi, terdapat dua aliran, yaitu aliran larutan/menstruum (upper
flow) dan aliran padatan/rempah/marc (under flow). Pada Co current system,
menstruum dan marc, searah, artinya rempah segar dicampur/diekstrak dengan
pelarut segar.
Pada prinsipnya, kedua metode ekstrasi (Perkolasi dan CC ekstraksi) adalah
larutan yang belum jenuh akan digunakan kembali untuk mengekstrak (atau
mencuci) rempah, sehingga oleoresin terekstrak (tercuci)

Gambar di atas, proses ekstraksi perkolasi. Garis lingkar dengan warna kuning
(betul?), adalah aliran pelarut atau larutan. Berdasarkan penelitian sebelumnya,
setelah dilakukan 4 kali ekstraksi/penucian, (hampir) semua oleoresin terekstrak.
Pelarut dan larutan digunakan bekali-kali untuk rempah-rempah yang sama.

(CC Ekstraksi)

Bedanya dengan perkolasi: kalau CC terdapat 4 ekstraktor, sedangkan perkolasi


hanya menggunakan 1 ekstraktor. Semakin tinggi stage atau tahap maka
konsentrasi zat yang akan di ekstrak dari rempah-rempah akan semakin tinggi.
Semakin tinggi stage maka kadar oleoresin semakin tinggi pak, sementara pada
rempah sudah berkurang.

Pada AWALnya, 4 ekstraktor, masing-masing di isi oleh FRESH SPICES. Ruang


4 (tahap 4) pertama kali di siram oleh FRESH SOLVENT. (umunya dari atas,
langsung mengalir dibawahnya). Menstruum yang keluar dari Tahap 4,
disiramkan ke Ekstraktor 3, dan seterusnya hingga keluar dari Ruang Tahap 1.
dan Kita dapatkan Menstruum terakshir yang selanjutnya dipisahkan Pelarut dan
Oleoresinnya. Pada saat ruang tahap 3 disiram dengan menstruum dari tahap 4,
secara bersamaan ruang tahap 4 disiram juga dengan Fresh Solvent. Sedangkan
panah warna bitu gelap, adalah aliran/perpindahan (dipindahkan, lebih tepatnya)
rempah-rempah dari satu ruanngan (ektrakstor)/ ke ruanganan berikutnya.

Rempah-rempah akan dipindahkan dari Ruang tahap1, k euang tahap2,ke ruang


tahap3, dan ke ruang tahap4, setalah dari ruang tahap 4, rempah-rempah jadi
ampas (marc). CC extration adalah system kontinyu. Setelah rempah dari ruang
tahap 1 dipindahkan ke ruang tahap 2, maka ruang tahap 1 diisi kembali dengan
Fresh Spices.

Pada AWAL PROSES, fresh spices pada tahap 4, baru menjadi Marc/ampas,
setelah 4 kali disiram dengan FRESH SOLVENT. Tetapi setelah sistem berjalan
secara kontinyu, semua SPICES akan dicuci sebanyak 4 x, baru menajadi MARC.

Pewrhatikan gambar di atas, ada panah warna coklat, itu adalah masuknya
FRESH SPICES. Panah warna Biru untuk FRESH SOLVENT. Ruangan kotak
segitiga adalah ruang tempat rempah untuk diekstraksi. ROTARY EXTRACTOR
itu berputar se arah dengan jarum jam. Kalau melihat ruang ekstraksinya,
tahapannya ekstraksinya lebih dari 10. Ada panah warna coklat muda (kuning?)
yang mengarah ke bawah, itu March/ampas yang dikeluarkan dari ruang ekstraksi
Warna coklat muda. Sebelah kirinya ada panah ke bawah warna kuning, itu adalah
larutan/menstruum, terakhir yang selanjutnya akan dipisahkan ekstrak/oleoresin
dan pelarutnya. Pelarutnya akan digunakan kembali sebagai Fresh Solvent.

Pemisahan terjadi pada satu alat rotary extractor, tetapi di dalamnya tebagi
menjadi ruang-ruang lebih kecil, yang banyaknya tergantung pada berapa tahap
ekstraksi. Rempah-rempah di "pindahkan", dengan tanda kutip, dari satu ruangan-
keruangan berikutnya. Arti dipindahkan di situ, adalah ruanganannya yang
bergerak berputar sesuai dengan arah jarum jam. Lihat gambar lagi, Fresh Spices
masuk di sisi kiri (yang ada panah warna coklat) (tahap 1), terus
dipindahkan/diputar sesuai dengan arah jarum jam, dan pada akhirnya sampai
pada sisi kanan (tahap akhir), dan dibuang/keluarkan dari bawah (ruangan dengan
panah mengarah ke bawah warna coklat muda). Setelah march/ampas dikeluarkan,
ruang ekstraktor mejadi kosong dan diisi lagi dengan Fresh Spices. Selama
ruang/ekstraktor dengan rempah di dalamnya berpindah/berputar, selalu disiram
dengan menstruum dari tahap sebelumnya.

4. SOXCHLETATION

Pelarut dipanaskan pada labu didih, menguap lewat saluran pinggir ruang rempah,
uap masuk kondensor (terkondensasi), mencair dam baru masuk ruang soklet.
Merendam rempah sampai ruang soklet penuh (sampai batas tertentu), kemudian
pelarut dan ekstrak turun ke labu didih, dan proses kembali seperti semula, pelarut
dipanasnkan dan seterusnya.

Yang membedakan dengan perkolasi adalah, pada Sokletasi, pelarut yang


mengekstrak selalu dalam kondisi segar (fresh), karena pelarut diuapkan,
meningglkan ekstrak dalam labu didih. Sedangkan pada perkolasi, pelarut berasal
dari larutan (pelarut+ekstrak) yang berasal dari tahap ekstraksi sebelumnya. Untuk
melakukan analisis, ekstraksi dengan sistem sokletasi lebih baik, tetapi untuk
produksi komersial, perkolasi lebih eknomis karena sistemnya kontinyu sehingga
hemat waktu dan tidak memerlukan pemanasan.

5. SUPERCRITICAL FLUID ESTRACTION (SFE)

Preses SFE, menggunakan cairan (pelarut) yang berada pada suhu dan tekanan
kritis. Pelarut yang digunakan adalah CO2 Cair. CO2 dapat dalam bentuk cair,
karena mendapat tekanan yang tinggi, sehingga berbentuk cair. Cairan ini yang
berfungsi sebagai pelarut.

Dalam kelemahan SFE disebutkan bahwa polaritas SFE sangat tinggi sehingga
dibutuhkan pelarut, untuk meningkatkan daya ekstrak CO2 cair, perlu
ditambahkan pelarut (non polar), sehingga polaritas campuran CO2 dan pelarut
sangat sesuai (=tepat) untuk mengekstrak oleoresin tertentu. SFCO2 cenderung
polar.

Salah satu keuntungan metode ekstraksi dengan SFCO2 adalah pemisahan


ekstraksi dengan pelarut sangat mudah, yaitu dengan menurunkan tekanan, maka
CO2 cair akan berubah menjadi gas dan terpissah dari ekstraknya.

BAGIAN 3

Mengapa Oleoresin dari Vanila sangat mahal?

Untuk menghasilkan buah (biji) vanili, proses penyerbukan bunganya harus


dibantu oleh manusia. Dan berbeda dengan jenis rempah lainnya, yang
dikeringkan langsung dapat menghasilkan aroma khas rempah. buah vanili tidak
langsung mengeluarkan aroma vanila, kalau hanya dikeringkan. Untuk
menghasilkan aroma khas vanili, maka buah vanili perlu dilakukan proses
pengeriman dan pemeraman hingga 2 bulan lamanya. Tujuannya adalah dalam
kondisi normal, Vanilin diikat oleh molekul Glukosida. yang menyebabkan
vanilin tidak bebas dan tidak dapat menghasilkan aroma khas vanilin. Ada lagi
yang unik, yaitu pada proses ekstraksi biji pala dengan pelarut non polar, maka
akandihasilkan kestrak yang cukup tinggi (hingga 35%). Karena pada proses
ekstraksi tersebut, bukan hanya oleoresin (+ minyak atsiri) yang terekstrak, tetapi
juga lemak pala ikut terekstrak. Sekita 70% adalah lemak pala, dan sisanya adalah
oleoresin. Kalau kita bicara oleorsein berarti ada resin dan oleo (minyak atsiri).
Jadi kalau total ekstrak pala 35%, sekitar 10% oleoresin dan 25% lemak pala.

Berbeda dengan jenis rem-rempah lainnya, yang bahan aktif oleoresinnya berdiri
sendiri, komponen Vanilin pada vanila berikatan dengan molekul gula (glucosise),
yang menyebabkan aroma vanila tidak keluar, tertutupi (masked) oleh glucoside.
Supaya komoenen vanilin terlepas, maka ikatannya harus diputuskan, dan hanya
dapat memutuskan itu adalah enzim Glucosidase. Dan enzim Glucosidase hanya
bisa aktif kalau dia si enzim dikeluarkan dari kantongnya (vacuola) dalam sel
memlaui proses pemeraman buah vanila.

Jenis rempah yang harganya di atas vanila adalah Saffron. Saat ini harga 1 kg
Vanila (original) sekitar 1200 US$, kalau Saffron bisa 10000 US$. Saffron, selain
menghasilkan sifat yang khas, karena budidaya dan pengolahannya memerlukan
tenaga kerja yang sangat banyak (labor ekstensif). Saffron diambil dari putik
bunganya. 1 bunga menghasilkan 1 putik. Dan 1 kg Saffron diperlukan lebih dari
200000 putik, atau 200000 bunga. Tanaman Saffron berbunga hanya pada bulan
September-Desember, dan begitu berbunga dan mekar, bunganya harus segera
dipetik untuk mempertahankan mutu Saffronnya. Rempah yang harganya mahal
berikutnya, setelah Saffron dan Vanila, adalah Cengkih. Selain Saffron, semua
jenis rempah tumbuh di Indonesia. Hal ini membuat Indonesia terkenal dari
jaman dahulu, dan juga menjadikan rebutan dan jajahan negara yang kuat.

Minyak bumi tersusun atas hidrokarbon

Minyak makan asam lemak

Minyak atsiri mono, di, sesqui, triterpene


Minyak Atsiri dari hewan biasanya disebut dengan veromon. Hewan
mengeluarkan minyak atsiri, biasanya untuk memberitahukan lawan jenisnya
bahwa dia siap mating.

Di lampung diproduksi (dalam jumlah besar) minyak pala (nutmeg oil) dan
minyak nilam (patchouli oil) cukup besar. Banyak tempat penyulingan minyak
atsiri di Lampung. Sayang kita tidak bisa kunungan. Kata produsenya, minyask
pala lampung lebih bagus (mahal) dibandingkan minnyak pala maluku Minyak
atsiri dihasilkan oleh tanaman dengan tujuan tertentu. Fungsi minyak atsiri bagi
tanaman, dan manusia (industri dan personal), silahkan dibaca di materi kuliah
bagian 4. Selanjtnya kita bahas proses produksi minyak atsiri.

Ada 3 metode untuk mendapatkan minyak Atsiri.

(1) Penegepresan,

Digunakan untuk minyak atsiri yang tidak tahan panas, seperti citrus, lemon, dan
orane oil. (dari kulitanya)

2) Ekstraksi dengan pelarut atau SFE (supercrital fluid extraction)

Untuk minyak atsiri (MA) dari bunga yang kadar MAnya rendah

3) Metode destilasi.

Paling banyak digunakan. Ada 3 metode Destilasi, yaitu (1) Hydro/Water


Distilation; (2) Water nad Steam Distilation; dan (3) Direct Steam Distilation.

BAGIAN 4

Apa beda dengan Oleoresin, dan mengapa pakai ekstraksi?

Kalau minyak atsiri yg diinginkan hanya senyawa terpen atau aromatiknya saja
pak, kalau oleoresin sampai resin nya juga diinginkan Oleh karena itu, digunakan
metode ekstraksi sesuai dengan sifat bahan, stabilitas kimia bahan penyusun
minyak atsiri, dan karakterisitik produk akhir. Salah satu metode ekstraksi dengan
pengepresan, karena beberapa rempah sensitif panas pak jadi alternatifnya
pengepresan. Umunya digunakan untuk minyak atsiri tidak tahan panas, seperti
Citrus oil, lemon oil, dan orange oil. Pelarut yang sering digunakan: alcohol.

Cara pemisahan minyak atairi (misalnya rose oil) dengan pelarutnya dengan
pembekuan. Titik beku minyak atsiri lebih rendah dibandingkan dengan
pelarutnya. Campuran minyak atsiri dan pelarutnya dibekukan pelan-pelan,
sampai pelarutnya membeku, kemudian dipisahkan dengan penyaringan dalam
suhu beku (untuk pelarutnya), tetapi minyak atsirinya tetap cair.

Metode pembekuan digunakan untuk jenis minyak atsiri (minyak wangi/parfum)


jenis premium (mahal). Jadi, metode untuk menhasilkan minyak aysiri adalah (1)
Pengepresan; (2) Ekstraksi dengan pelarut; dan (3) Destilasi (paling umum).

PRAKTIKUM

KA nya berbeda, rempah segar adalah yang belum mengalami pengeringan, KA


nya lebih tinggi, baik kalau dianalisis dengan metode destilasi ataupun dengan
oven. Itu kalau kita hanya berbicara KA air saja. Karena kita baru melakukan
analisis KA saja, kita belum bisa melihat kompoenen lainnya, misalnya kadar
minyak atsirinya. Jadi seharusnya, KA rempah basah pasti lebih tinggi
dibandingkan dengan KA rempah kering.

Tetapi bagaimana kadar (dalam %) minyak atsiri antara rempah basah dan rempah
kering, itu beda lagi. Karena proses penguapan air dan minyak atsiri berbeda
selama proses pengeringan rempah. Bisa jadi jumpah persentase air yag diuapkan
akan lebih besar dibandingkan persentase minyak atsiri yang diuapkan.

Kadar minyak atsiri rempah kering dan rempah basah berbeda. Kalau kita ingin
membandingkan kadar suatu zat (misalnya minyak atsiri) dari dua bahan yang
HANYA BERBEDA KADAR AIRNYA, maka persentase zat tersebut (minyak
atsiri) harus dihitung berdasarkan BERAT KERING bahan (rempah).
Gambar pertama adalah Sterling Bidwell, untuk analisis KA. sedangkan gambar
ke-2 adalah Clevenger, untuk analisis minyak atsiri. Pada sterling Bidwell, air dan
pelarut (toluen) menguap, terkondensasi, dan masuk/terperangkap dalam tabung
yang ada grading nya (ukuran ml nya). Karena BJ air lebih besar dari BJ toluen,
maka air terperangkap di bawah dan toluennya akan kembali ke labu didih lewat
atas tabung perangkap. Kalau untuk analisis minyak atsiri, Minyak atsiri dan air
menguap bersamaan, masuk kondensor, mengembun, dan mencair bersamaan
pula. (air dan minyak atsiri sama-sama mencair). Mauk ke tabung perangkap yang
ada grading nya (ukuran ml), Tetapi karena BJ Air > BJ minyak atsiri, maka
setelah mencair air akan terperangkap dibagian bawah dan minyak atsiri berada di
atas air. Selanjutnya air akan balik (masuk) ke labu didih melewati saluran yang
ada di sebelah kiri (yang membentuk segi tiga). Minyak atsiri tertahan pada
tabung perangkap. Air kembali ke labu didih menguap bersama dengan minyak
atsiri pada bahan, dan proses lembali lagi sampai tidak ada lagi minyak atsiri pada
bahan, semua minyak atasiri masuk tabung perangkap, dan akhirnya dapat kita
lihat berapa ml minyak atsirinya. Keran ada berfungsi untuk (1)
membuang/memisahkan air dengan minyak atsiri, dan (2)
mengambil/mengeluarkan minyak atisir untuk ditampung (dalam botol) untuk
dianalisis lebih lanjut. (umumnya komposisi kimianya)

Anda mungkin juga menyukai