Anda di halaman 1dari 22

• Etanol adalah alkohol yang paling sering digunakan disebut

juga etil-alkohol atau alkohol dalam kehidupan sehari-hari,


karena etanol banyak digunakan sebagai bahan dasar pada
minuman tersebut, bukan metanol, atau grup alkohol lainnya

• Bioetanol adalah etanol (alkohol yang paling dikenal


masyarakat) yang dibuat dengan fermentasi yang
membutuhkan faktor biologis untuk prosesnya.
Rumus kimia bio etanol

Bio-Etanol
sering ditulis EtOH
dengan rumus merupakan
EtOH singkatan dari
Ethyl-(OH)

Rumus molekul
etanol adalah
C2H5OH
Tidak
Berwarna

Dapat
Dijadikan
Sebagai Tidak
Bio Etanol
Pelarut Berasa

Tidak
Beracun Berbau
Memabukkan Khas
jika diminum
• Hidrolisis adalah suatu proses antara reaktan dengan air
agar suatu senyawa pecah terurai
Enzim/Asam
Pati + Air Glukosa

Polisakarida H2 O Monosakarida
(C6H10O5)n C6H12O6

• Reaksi antara pati dengan air berlangsung sangat


lambat sehingga diperlukan bantuan katalisator untuk
memperbesar kereaktifan air

• Ada 2 metode hidrolisis yang dapat dilakukan, yaitu


1. Hidrolisis secara kimia (menggunakan asam)
2. Hidrolisis secara enzimatis (menggunakan enzim).
• Menggunakan larutan asam sebagai katalisator untuk mengurai polisakarida (pati)
menjadi monosakarida (glukosa)

Enzim/Asam
Pati + Air Glukosa

Polisakarida H2O Monosakarida


(C6H10O5)n C6H12O6

Asam yang umum digunakan : asam klorida (HCl), asam nitrat (HNO3), asam sulfat (H2SO4)
• Rendemen glukosa yang dihasilkan dapat mencapai 35-65%.
• Kekurangan penggunaan asam:
1. Kurang ramah lingkungan
2. Perlu netralisasi
3. Rendemen rendah.
Enzim alpha Enzim gluco
amylase amylase
Pati + Air Dextrin Glukosa

Polisakarida H2 O A (C6H10O5)n B Monosakarida


(C6H10O5)n C6H12O6

• Melalui dua tahapan proses untuk menjadi glukosa,


A = likuifaksi (merubah pati menjadi dextrin)
B = sakarifikasi (merubah dextrin menjadi glukosa)
• Rendemen glukosa yang dihasilkan dapat mencapai 98%.
• Faktor yang mempengaruhi hidrolisis:
1. Suhu
2.Waktu
3. Homogenisasi
4.Konsentrasi katalis
• Prinsip dasar dari fermentasi adalah mengaktifkan kegiatan
mikroba yang mendegradasi suatu substrat agar menghasilkan zat
yang diinginkan.
• Proses degradasi substrat dapat berlangsung karena enzim yang
dihasilkan mikroba.
• Umumnya fermentasi gula dilakukan dengan menggunakan
mikroorganisme jenis khamir (yeast): Saccharomyces cerevisiae.
• Proses fermentasi sebaiknya harus terkontrol agar didapatkan
etanol dengan kadar yang tinggi.
• Proses yang Terjadi Selama Fermentasi:

Glukosa Etanol + CO2


Monosakarida C2H5OH
C6H12O6

• Faktor – faktor yang mempengaruhi proses fermentasi:


1. Keasaman/pH
2. Suhu
3. Oksigen
4. Nutrisi Substrat

• Hasil dari proses fermentasi umumnya menghasilkan produk dengan


kadar etanol sebesar 8-11% dan gas CO2 mencapai 35% dari volume.
• Untuk memperoleh etanol dengan kadar alkohol sebesar 95%, diperlukan
proses destilasi.
• Prinsip: memisahkan etanol dari campuran etanol-air berdasarkan
perbedaan titik didih dan mengembunkannya kembali.
• Titik didih etanol = 78oC ;Titik didih air = 100oC
• Konsentrasi maksimum etanol hasil destilasi adalah 96%.
• Tiga grade etanol:
1. Grade industri = kadar etanol 90-94%
2. Grade netral = kadar etanol 96-99,5%
3. Grade bahan bakar = kadar etanol > 99,5%
(FGE = Fuel grade ethanol)
Tongkol jagung dipotong, lalu
dijemur dan dihaluskan. Tongkol jagung kering
dimasukkan kedalam
Erlenmeyer 250 mL

Diayak dengan ukuran 20-40


mesh. ditambahkan dengan larutan
nutrisi kemudian dilarutkan di
dalam buffer.
Sampel 10 g direndam dalam
100 mL larutan 10% NaOH ;
suhu 28 C ; 28 jam Larutan disterilkan menggunakan
autoclave suhu 121 ºC ; 15 menit;
dinginkan
Campuran disaring, dicuci
menggunakan air suling sampai ditambahkan enzim selulase
pH netralm
cair dan Saccharomyces
cereviseae 10%.
Sisa yang didapat dikeringkan
hingga mencapai berat konstan
pada suhu 110 C Fermentasi bioetanol dilaksanakan
di suhu ruang pada kondisi anaerob
selama variasi waktu 72 jam
• Sebagai bahan bakar kendaraan
• Sebagai bahan dasar minuman beralkohol
• Sebagai bahan bakar Direct-ethanol fuel cells
(DEFC)
• Sebagai bahan bakar roket
• Sebagai bahan kimia dasar senyawa organik
• Sebagai antiseptik
• Sebagai antidote beberapa racun
• Sebagai pelarut untuk parfum, cat dan larutan
obat
• Digunakan untuk pembuatan beberapa
deodoran
• Digunakan untuk pengobatan untuk mengobati
depresi dan obat bius
• Mengurangi kebutuhan BBM, khususnya
Premium
• Mengurangi efek rumah kaca

• Bebas zat berbahaya seperti COx, NOx dan UHC


• Diversifikasi Energi

• Menciptakan Teknologi berwawasan Lingkungan

• Diversifikasi Industri, yang berujung pada


penciptaan lapangan kerja
• Sumber daya melimpah dan • Teknologi pembuatan
mudah dibudidayakan. termasuk sederhana,
• Banyak kegunaannya:
mudah diaplikasikan
sebagai bahan kosmetik,
dalam produksi skala
sebagai bahan bakar,
kecil
sebagai pelarut, sebagai
bahan minuman keras
• Mengurangi emisi gas CO • Memiliki biaya produksi
(ramah lingkungan) secara yang relatif lebih
signifikan
rendah.
• Gas yang diproduksi dari
• Bioetanol bisa
pembakaran bioetanol
meningkatkan angka
memiliki reaktifitas yang
oktan secara signifikan
rendah dengan cahaya
matahari sehingga potensi
• Campuran 10% bioetanol
merusak ozon lebih rendah
ke dalam bensin akan
menaikkan angka oktan
• Dapat langsung digunakan
premium menjadi setara
sebagai bahan bakar atau
dengan pertamax (angka
dicampurkan ke dalam
oktan 91)
premium sebagai aditif.
Ethanol atau bioethanol
mempunyai sifat korosif dan
membuat mesin lebih sulit
distarter.
Selain tetes atau mollase, tanaman lain
yang dapat dipergunakan sebagai
bahan baku produksi ethanol (bio-
ethanol) adalah ubi kayu, ubi jalar,
jagung, dan sagu. Dari semua jenis
bahan baku tersebut, di Indonesia ubi
kayu mempunyai potensi lebih besar
sebagai bahan baku pembuatan
ethanol. Hal ini disebabkan ubi kayu
dapat ditanam hampir di semua jenis
tanah mulai dari lahan yang subur
sampai ke lahan kering, bahkan lahan
kritis sekalipun.

Anda mungkin juga menyukai