Anda di halaman 1dari 1

BAB FRAKSINASI

Pembahasan

Fraksinasi adalah suatu proses pemisahan senyawa-senyawa berdasarkan tingkat kepolaran.


Jumlah dan senyawa yang dapat dipisahkan menjadi fraksi berbeda-beda tergantung pada jenis
tumbuhan. Pada prakteknya, dalam melakukan fraksinasi digunakan dua metode yaitu dengan
menggunakan corong pisah dan kromatografi kolom.

Pada proses destilasi bertingkat atau fraksinasi digunakan kolom fraksinasi yang dipasang pada
labu destilasi. Tujuannya adalah untuk memisahkan uap campuran senyawa cair yang titik didihnya
hamper sama atau tidak begitu berbeda. Sebab dengan adanya penghalang dalam kolom fraksinasi
menyebabkan uap yang titik didihnya sama akan sama-sama menguap atau senyawa yang titik didihnya
rendah akan naik terus hingga akhirnya mengembun dan turun sebagai destilat. Sedangkan senyawa
yang titik didihnya tinggi, jika belum mencapai harga titik didihnya maka senyawa tersebut akan menetes
kembali ke dalam labu destilasi, yang akhirnya jika pemanasan dilanjutkan terus akan mencapai harga
titik didihnya. Senyawa tersebut akan menguap, mengembun, dan turun atau menetes sebagai destilat.

Pada praktikum kali ini, sampel diuapkan dengan metode fraksinasi menggunakan pelarut.
Prinsipnya adalah digunakannya dua pelarut yang tidak saling bercampur untuk melarutkan zat-zat yang
ada dalam ekstrak. Pelarut yang digunakan yaitu pelarut yang bersifat polar (air), non polar (heksan), dan
semi polar (etil asetat).

Pada saat praktikum, kelompok kami melakukan fraksinasi dengan menggunakan pelarut non-
polar (n-heksan) terlebih dahulu, hal ini disebabkan karena jika pada pengerjaan awal digunakan pelarut
polar, maka dikhawatirkan adanya senyawa non polar yang ikut terlarut. Sebagaimana kita ketahui,
bahwa pelarut polar selain mampu melarutkan senyawa yang bersifat polar, juga mampu melarutkan
senyawa yang bersifat non polar.

Tahapannya adalah 1 gram ekstrak ditambahkan 10ml aquadest panas fungsinya untuk
melarutkan senyawa yang polar dan non polar dalam ekstrak. Kemudian masukkan kecorong dan
ditambahkan 10ml n-heksan dan dikocok satu arah, pengocokan dilakukan sebanyak 3 kali. Dimana hal
tersebut bertujuan untuk memisahkan atau membentuk dua lapisan pada labu (lapisan atas : n-heksan
dan lapisan bawah : air). Hal ini dikarenakan air memiliki masa jenis yang lebih besar dari n-heksan.

Namun, pada saat praktikum yang terbentuk dalam labu adalah hanya lapisan emulsi (tidak
adanya lapisan) sehingga ditambahkan etanol, dimana fugsi etanol adalah untuk membentuk lapisan
pada labu dan memisahkan antara minyak dan air, selanjutnya dipancing dengan pelarut oganiknya (n-
heksan) dikocok bisa sebentar, direnggangkan tutup labunya kemudian didiamkan barulah akan
terbentuk lapisan. Namun terdapat pula lapisan emulsi ditengahnya, lapisan emulsi tersebut kemudian
dilebur diwaterbath untuk digunakan kembali pada fraksinasi berikutnya.

Hasil yang didapat berbeda-beda, semakin banyak proses fraksinasi yang dilakukan hasil yang
didapat semakin jernih karena semakin berkurangnya senyawa yang terdapat dalam ekstrak.

Anda mungkin juga menyukai