Anda di halaman 1dari 2

Pembahasan

Fraksinasi adalah untuk memurnikan senyawa yang diinginkan atau target dari senyawa –
senyawa lain. Metode fraksinasi yang dilakukan pada praktikum ini adalah dengan metode
ektraksi cair – cair.

Metode ekstraksi cair – cair ini memiliki syarat yaitu menggunakan 2 pelarut cair tetapi
tidak saling bercampur, hal ini bisa tidak terjadi homogen karena pelarut yang digunakan yaitu
pelarut yang memiliki sifat polar dan sifat non polar, sehingga pelarut yang semi polar tidak
dianjurkan untuk diekstraksi cair cair ini, karena semi polar contohnya etanol disebut sebagai
pelarut universal, dimana dia akan mengikat senyawa polar dan juga non polar, maka akan saling
tercampur.

Kalau senyawa polar dan non polar disatukan mereka akan memiliki 2 lapisan yang
berbeda. Prinsip dari metode ekstraksi cair – cair adalah pemisahan dengan 2 pelarut yang tidak
saling bercampur, sehingga akan terpisahkan sesuai dengan sifatnya (Like Dissolve Like). Like
Dissolve Like adalah senyawa polar akan larut dalam senyawa polar dan senyawa non polar akan
larut dalam senyawa non polar.

Dalam praktikum ini digunakan corong pisah sebagai metode ekstraksi cair – cair,
dimana corong pisah ini cocok bagi ekstraksi cair – cair dengan dikocok antara 2 pelarut dalam
corong pisah, maka akan terpisah sesuai dengan kepolarannya. BJ yang memiliki nilai rendah
akan berada dilapisan atas dan BJ yang tinggi akan berada dibawah, jika kita tidak mengetahui
BJ dari suatu senyawa cukup dengan dites pelarut yang digunakan dengan pipet lalu dimasukkan
kedalam corong pisah, maka akan terlihat dimana pelarut dari pipet akan menyatu dilapisan atas
atau bawah.

Dalam praktikum kali ini kita melakukan ekstraksi cair – cair dua kali, karena terdapat
kesalahan pada yang pertama, yaitu saat pengocokan corong pisah terlalu kuat sehingga terdapat
gelembung pada bagian atas. Maka harus diulang sampai tidak terdapat lagi gelembung.
Simplisia yang digunakan adalah Rimpang Kunyit (Curcumae domesticae Rhizoma), sebelum
rimpang kunyit dimasukkan kedalam corong pisah dilarutkan dahulu dengan etanol, supaya pada
saat dalam corong pisah, simplisia tidak menggumpal, namun simplisia yang kita gunakan
menggumpal sulit larut dan sulit menyatu bersama pelarut – pelarutnya, hal tersebut bisa terjadi
karena pemekatan yang dilakukan dikerjakan dirumah sehingga suhu dan pemanasan tidak
diperhatikan dengan baik, sehingga simplisia terlalu pekat dan lengket.

Dalam corong pisah ada rimpang kunyit yang sudah pekat dengan n-heksan dan etil
asetat. N-heksan adalah pelarut yang non polar, ditinjau dari struktur memiliki senyawa
hidrokarbon alkana dengan rumus kimia C6H14 (isomer utama n-heksana memiliki rumus
CH3(CH2)4CH3, dimana senyawa non polar terlihat dari karbon yang dimilikinya ada 6 karbon,
sehingga struktur yang lebih dari 2 karbon adalah senyawa non polar. Dengan BJ n-heksan
adalah 86,17 kg/mol. Etil asetat adalah pelarut polar, dengan rumus CH3CH2OC(O)CH3.
Senyawa ini merupakan ester dari etanol dan asam asetat.

Setiap beberapa lama pengocokan dibuka kran corong pisah supaya tekanan uap dalam
corong pisah keluar, sehingga uap didalam tidak ada. Karena jika ada uap yang berlebihan
didalam corong pisah dapat menyebabkan tutup corong pisah akan lepas dengan sendirinya dan
isi didalam corong pisah akan tersemprot keluar. Setelah 10 menit dikocok disimpan corong
pisah dengan tegak pada klem supaya lebih memisahkan dengan sempurna dan terlihat jelas
terpisahnya. Lalu ditampung n-heksan karena rimpang kunyit menggumpal dilapisan paling
bawah maka hanya bisa dilakukan mengambil n-heksan dengan pipet ukur pada bagian atas.

Anda mungkin juga menyukai