Anda di halaman 1dari 1

Ekstraksi padat cair atau leaching adalah transfer difusi komponen terlarut dari padatan inert ke dalam pelarutnya.

Proses ini merupakan proses yang bersifat fisik


karena komponen terlarut kemudian dikembalikan lagi ke keadaan semula tanpa mengalami perubahan kimiawi. Ekstraksi dari bahan padat dapat dilakukan jika bahan
yang diinginkan dapat larut dalam solven pengekstraksi. Ekstraksi berkelanjutandiperlukan apabila padatan hanya sedikit larut dalam pelarut. Namun sering juga
digunakan pada padatan yang larut karena efektivitasnya Proses pemisahan secara ekstraksi dilakukan jika campuran yang akan dipisahkan berupa larutan homogen
(cair-cair) dimana titik didih komponennya hampir sama atau berdekatan. Proses pemisahan dari campuran melibatkan tiga langkah yaitu:
 Langkah pencampuran

 Langkah pembentukan fase kedua yang kemudian diikuti dengan terwujudnya keadaan kesetimbangan.

 Langkah pemisahan

Pada ekstraksi fase cairan kedua akan segera terbentuk ketika sejumlah solven (Mass Separating Agent) ditambahkan kedalam fase campuran atau cairan satu. Kontak
antara fase cairan satu dan fase cairan kedua dipertahankan sehingga akan terjadi suatu kesetimbangan. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju ekstraksi adalah:
Tipe persiapan sampel

Waktu ekstraksi

Kuantitas pelarut

Suhu pelarut

Tipe pelarut

Sebagai tenaga pemisah digunakan solven. Beberapa solven yang biasa digunakan antara lain : Caustic soda, Propan, furfural, naptha, amyl acetate, butanol, ethyl
acetate, ammonia, benzene, nitrobenzen , tri butyl phosphate, hexane, methanol, ethanol, petroleum eter. Solven sebagai tenaga pemisah dalam operasi ekstraksi juga
memiliki persyaratan sebagai berikut:
 Daya larut terhadap solute cukup besar.

 Sama sekali tidak melarutkan diluen atau hanya sedikt melarutkan diluen.

 Antar solven dengan diluen harus mempunyai perbedaan density yang cukup.

 Antara solven dengan solute harus mempunyai perbedaan titik didih atau tekanan uap murni yang cukup.

 Tidak beracun.

 Tidak bereaksi baik terhadap solute maupun diluen.

 Murah.

 Mudah didapat.
Dalam percobaan yang akan dilakukan digunakan solven n heksane. Alasan pemilihan solven dikarenakan telah memenuhi syarat seperti tersebut diatas serta daya larut
terhadap karotenoid yang cukup baik (N. Othman et al, 2010)

Dalam ekstraksi, pelarut lebih efektif apabila digunakan sedikit pelarut dengan ekstraksi berulang-ulang daripada menggunakan pelarut yang banyak dengan sekali

ekstraksi. Banyak senyawa organik dan air bernilai lebih besar dari empat, sehingga pada umumnya dua atau tiga kali ekstraksi meningkatkan pemisahan senyawa

organik dari air.

Ketika senyawa terlarut dalam air dan mempunyai K lebih kecil dari satu, maka dapat diperkirakan bahwa sangat sedikit senyawa itu akan dihasilkan dalam ekstraksi.

Koefisien distribusi suatu senyawa organik antara pelarut organik dengan air dapat diubah dengan penambahan NaCl dalam pelarut air dapat meningkatkan distribusi

senyawa organik itu dalam pelarut organik. Akibat semacam itu disebut “Salting Out” senyawa organik.

(Fessenden, 1982)

Prinsip dari ekstraksi didasarkan pada distribusi zat terarut dengan perbandingan tertentu antara dua pelarut yang tidak saling campur (Ibrahim,2009).  Sedangkan
ekstraksi prinsip yaitu pemisahan zat berdasarkan perbandingan distribusi zat tersebut yang terlarut dalam pelarut yang saling melarutkan dimana kelarutan tersebut
dalam pelarut satu lebih besar daripada konsentrasi zat terlarut pada proses jangka panjang menggunakan soxhlot dan dengan pemanasan (Wasilah, 1978). Pada
percobaan ini, dimasukkan irisan kemiri ke dalam dandang yang terdapat air di bawahnya. Pengirisan tipis pada rimpang kemiri berfungsi agar luas permukaan lebih
kecil sehingga dalam proses penguapan minyak atsiri yang terdapat pada tiap jaringan lebih mudah terangkat bersama dengan uap air dan tujuan dari penambahan
kapas pada sst pembungkusan dengan kertas minyak supaya kemiri tidak terjadi kerusakan. Sedangkan, pembungkusan memakai kertas saring agar minyak atsiri
mudah menembus keluar dimaksudkan untuk mempermudah menguapkan minyak atsiri, dimana minyak atsiri memiliki titik didih yang sangat tinggi. diberi batu didih
pada saat dilakukan ekstraksi degan soxhlet dengan tujuan untuk meratakan dan menstabilkan panas, tidak ada uap yang keluar dari dan ketika proses ekstraksi dengan
soxhlet. roses pengekstraksian komponen kimia dalam sel tanaman yaitu pelarut organik akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung
zat aktif, zat aktif akan larut dalam pelarut organik di luar sel, maka larutan terpekat akan berdifusi keluar sel dan proses ini akan berulang terus sampai terjadi
keseimbangan antara konsentrasi cairan zat aktif di dalam dan di luar sel. Prinsip maserasi adalah penyarian zat aktif yang dilakukan dengan cara merendam serbuk
simplisia dalam cairan penyari yang sesuai selama tiga hari pada temperatur kamar terlindung dari cahaya, cairan penyari akan masuk ke dalam sel melewati dinding
sel. Isi sel akan larut karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan di dalam sel dengan di luar sel. Larutan yang konsentrasinya tinggi akan terdesak keluar dan
diganti oleh cairan penyari dengan konsentrasi rendah (proses difusi). Peristiwa tersebut berulang sampai terjadi keseimbangan konsentrasi antara larutan di luar sel dan
di dalam sel. Selama proses maserasi dilakukan pengadukan dan penggantian cairan penyari setiap hari. Endapan yang diperoleh dipisahkan dan filtratnya dipekatkan
(Rachman, 2009)

Anda mungkin juga menyukai