Anda di halaman 1dari 1

Rizal Aprian (141411056)

Dari hasil percobaan yang telah dilakukan dapat dianalisa bahwa percobaan ini adalah
mengekstraksi minyak dalam padatan kemudian dengan cara melarutkannya dalam pelarut,
proses ekstraksi padat-cair dinamakan leaching sedangkan, proses ekstraksi cair-cair dinamakan
ekstraksi.
Pada percobaan ini digunakan kedelai sebagai umpan, minyak atau ekstrak dari kedelain
kan di ambil dengan cara melarutkannya pada solut yaitu etanol/air

yang kemudian akan

menguapakannya sehingga di dapatkanlah minyak /ekstrak murni dari kacang kedelai tersebut
prinsip kerja alat leaching ini adalah dengan cara pelarutan kacang kedelai oleh etanol kemudian
di bawa turun kebawah untuk didestilasi dan di embunkan agar proses yang berlangsung terjadi
secara kontinyu dan akurat.
Proses ini berlangsung selama 3 jam dan mendapat 4 sampel dalam waktu tersebut.
Proses ini yaitu dimulai dari umpan, minyaknya mulai menetes lalu melewati sifon 60 o kemudian
menuju labu yang berisi campuran air-etanol. Dalam labu, uap yang dihasilkan akan naik keatas
kondenser, cairan akan turun kebawah lalu dari labu minyak + air + etanol keluar dari bagian
bawah. Sedangkan ekstrak yang didapat akan menetes kebagian bawah dekat steam. Setelah
produk tercapai, maka hasil ekstrak dtimbang.
Pada alat leaching terdapat sifon yang berfungsi untuk memperluas bidang kontak
sehingga satu siklus saja dibutuhkan waktu satu jam unutk mendapatkan hasil ekstrak yang
optimal.
Dari hasil pengamatan ekstrak yang dihasilkan berupa campuran minyak + alkohol
berwarna kuning, indikasi kandungan alcohol dapat dihirup bau alcohol pada ekstrak tsb. Untuk
mengetahui apakah dalam ekstrak tersebut menganduk minyak kedelai maka dianalisa indeks
bias, pH, massa jenis dari ekstrak tersebut. Didapat bahwa ekstrak yang kami peroleh hanya
sedikit minyak yang dapat diambil dari proses leaching tersebut terindikasi dari indeks bias yang
tidak mencapai literature, pH = 6 lebih tinggi dari literature dan massa jenisnya pun tidak
mencapai literature. Diduga hal hal tersebut dipicu akibat konsentrasi solvent yang encer,
grinding untuk kedelai kurang halus, dan tidak dilakukannya sirkulasi produk kembali ke umpan
sehingga mengurangi kualitas minyak yang kami peroleh.

Anda mungkin juga menyukai