Anda di halaman 1dari 15

Kelompok 1

Helyatul Jannah
Yeny Apriliani
Sistem Pembuatan Sirup, Olea
Pinguia, dan Olea Volatilia
Pengertian dari Sirup, Olea Pinguia,
dan Olea Volatilia
Pengertian Sirup

Menurut FI Edisi III


Sirup adalah sediaan cair berupalarutan yang mengandung
sakarosa. Kadar sakarosa (C12H22 O11) tidak kurang dari
64% dan tidak lebih dari 66%.

Secara umum, sirup merupakan larutan pekat dari gulayang


ditambah obat atau zat pewangi dan merupakanlarutan
jernih berasa manis. Sirup adalah sediaan cair kental yang
minimal mengandung 50% sakarosa.
Pengertian Olea Pinguia

Minyak lemak (olea pinguia)adalah campuran


senyawa asam lemak bersuhu tinggi atau berbobot
molekul (BM) dengan gliserin atau gliserida asam
lemak bersuhu tinggi yang diperoleh dengan cara
pemerasan.
Pengertian Olea Volatilia

Minyak Atsiri (Olea Volatilia) disebut juga minyak


menguap atau minyak terbang. Olea Volatilia adalah
campuran bahan-bahan berbau keras yang menguap,
yang diperoleh baik dengan cara penyulingan atau
perasan simplisia segar maupun secara sintetis.
Minyak atsiri diperoleh dari tumbuh-tumbuhan.
Contoh : daun, bunga, kulit buah, buah atau dibuat
secara sintetis.
Sistem Pembuatan Sirup, Olea
Pinguia, dan Olea Volatilia
Sistem Pembuatan Sirup

Menurut Farmakope edisi III, kecuali dinyatakan lain proses pembuatan


sirup sebagai berikut :

1. Buat cairan untuk sirup, panaskan, tambahkan gula, jika perlu didihkan
hingga larut. Tambahkan air mendidih secukupnya hingga diperolehbobot
yang dikehendaki, buang busa yang terjadi, lalu serkai.

2. Pada pembuatan sirup dari simplisia yang mengandung glukosida


antrakuinon, ditambahkan natrium karbonat sejumlah 10% bobotsimplisia.

3. Kecuali dinyatakan lain, pada pembuatan sirup simplisia


untukpersediaan ditambahkan metil paraben 0,25% b/v atau pengawet
lainyang cocok.
Contohnya pembuatan Aurantii Sirupi atau disebut juga Sirup
Jeruk Manis :
Cara pembuatan: campur 10 bagian kulit buah jeruk manis yang
telah dipotong kecil-kecil dengan 20 bagian larutan metil paraben
0,25%. Biarkan di dalam tempat tertutup selama 12 jam.
Pindahkan ke dalam perkolator, perkolasi dengan larutan metil
paraben 0,25% secukupnya hingga diperoleh 37 bagian perkolat.
Tambahkan 63 bagian gula pada suhu kamar atau pada pemanasan
perlahan-lahan dalam tempat tertutup hingga diperoleh 100 bagian
sirup
Sistem Pembuatan Olea Pinguia

1. Diperas pada suhu biasa, misalnya, Oleu Arachidis, Oleum


Olivae, dan Oleum Ricini.
2. Diperas pada suhu panas, misalnya Oleum Cacao dan Oleum
Cocos.

Contohnya pembuatan Oleum Cocos atau disebut juga minyak


kelapa :
1. Kelapa tua sebanyak 5 butir, diparut daging buahnya kemudian
ditimbang.
2. Lalu hasil parutan diperas, dengan peras kempa ataupun secara
manual.
3. Hasil perasan (santan) diamkan selama satu malam pada suhu
kamar.
4. Pisahkan air dengan krim yang terbentuk, bagian krim ditambah
dengan salah satu zat pemancing minyak (papain, ragi, air nenas
muda atau VCO yang telah jadi)
5. Diamkan selama ±24 jam, kemudian saring. Diperoleh VCO.
Sistem Pembuatan Oleum Volatilia

A. Cara pemerasan yaitu cara yang termudah dan masih dapat dikatakan
primitif. Cara ini hanya dapat dipakai untuk minyak atsiri yang
mempunyai kadar tinggi dan untuk minyak atsiri yang mempunyai
kadar tinggi dan minyak atsiri yang tidak tahan pemanasan. Contoh :
minyak jeruk
B. Cara penyulingan ( destilasi).
Ada 2 cara dalam metode penyulingan
1. Cara langsung ( menggunakan api langsung)
Bahan yang akan diolah di masukkan ke dalam sebuah bejana di atas
pelat yang berlubang dan bejana berisi air. Uap air yang naik melalui
lubang dan melalui sebuah pendingin, kemudian minyak yang keluar
dengan uap air di tampung. Cara ini hanya dapat digunakan untuk
jumlah bahan bakal yang sedikit, karena jumlah air yang akan menjadi
uap dan membawa serta minyak terbatas jumlahnya.
2. Cara tidak langsung ( destilasi uap)
Bahan yang akan di olah di masukkan ke dalam sebuah bejana dan
di tambah dengan air. Alirkan ke dalamnya uap air yang berasal
dari bejana lain. Cara ini dapat digunakan untuk bahan bakal dalam
jumlah yang besar terutama bahan bakal yang mempunyai kadar
minyak atsiri yang rendah.
3. Cara Enfleurage
Biasanya untuk minyak atsiri yang berasal dari daun bunga yang
digunakan untuk kosmetik. Daun bunga disebarkan diatas keping
gelas yang lebih dulu dilapisi dengan lemak atau gemuk. Dibiarkan
beberapa lama, tergantung dari jenis daun yang diolah,
contoh:bunga melati 24 jam. Kemudian daun bunga diangkat,
diganti dengan yang segar sampai beberapa kali, sampai lemak itu
benar-benar jenuh dengan minyak atsiri. Biasanya lemak itu dapat
digunakan untuk 30 kali.
Kemudian lapisan lemak dikerok, dilarutkan dalam alkohol absolut,
minyak atsiri akan larut, sedangkan lemaknya tidak larut, sehingga
lemaknya dapat dipisahkan dari minyak atsiri. Minyak atsiri yang
ada dalam alkohol disuling secara vacum (dengan alat evaporator
vacum ). Alkohol yang digunakan bukan alkohol fortior sebab
waktu diuapkan, uap air akan membawa minyak atsiri.
Cara ini dapat digunakan untuk bahan bakal dengan kandungan
minyak atsiri yang rendah dan tidak tahan pemanasan.
Contohnya pembuatan minyak serai yang dilakukan dengan cara
penyulingan :
Pembuatan minyak serai dilakukan dengan cara penyulingan. Proses
penyulingan diawali dengan memasukkan air terlebih dahulu hingga
batas yang diinginkan. Pada water and steam distillation, air dimasukkan
hingga mendekati batas sarangan. Selanjutnya, masukkan bahan ke
dalam ketel suling. Sebelum proses penyulingan dimulai, pastikan
bahwa semua sambungan, lubang inlet maupun outlet telah tertutup
rapat. Hal ini penting dilakukan untuk menghindari kebocoran yang
berakibat keluarnya semburan liar uap dan terbuangnya uap asiri.
Selanjutnya, pastikan bahwa air dalam kondensor telah tersedia dalam
jumlah yang diperlukan. Ketersediaan air ini penting untuk
memperlancar proses kondensasi. Setelah semua instalasi dipastikan
aman dan bekerja dengan baik, nyalakan api hingga suhu dan tekanan
mencapai ukuran yang diinginkan. Segera setelah air mendidih, minyak
sudah dapat terlihat pada tabung pemisah

Anda mungkin juga menyukai