I.
PEMILIHAN BASIS
SUPOSITORIA
TUJUAN
II.
Lokal
(za lepas perlahan)
Sistemik
(za lepas cepat agar absorpsi cepat)
Hidrofil
Hidrofob
Hidrofil
Hidrofob
BASIS AIR
BASIS LEMAK
BASIS LEMAK
BASIS AIR
Tujuan
Bahan Pembantu
43
44
V.
45
Jika jumlah cairan sedikit, supositoria bisa dibuat dengan metode panas,
pemisahan cairan harus dicegah dengan mendinginkan campuran sampai
mendekati titik bekunya, dan mengaduknya dengan cepat dan terus-terusan
sampai dituang.
4. Penggunaan pelarut
Ketika pilular extract digunakan dalam formulasi suppositoria maka sebaiknya
ekstrak dihaluskan dan dibuat menjadi semisolid dengan penambahan sedikit
alkohol encer. Pada ekstrak yang berbentuk serbuk tidak dibutuhkan
penambahan pelarut bahkan umumnya sangat baik.
Beberapa senyawa seperti dyes dan proteinsilver harus dihaluskan atau
dilarutkan dengan mengunakan sedikit air atau alkohol encer.
Jumlah pelarut yang digunakan dalam formulasi harus sesedikit mungkin.
Hydrous wool fat sangat berguna sebagai bahan penolong pada supositoria yang
mengandung ekstrak atau cairan dalam jumlah besar karena sifatnya yang dapat
mengabsorbsi
cairan.
Penggunaan
sedikit
tepung
juga
memberi
kekuatan/menyatukan dalam supositoria tipe ini.
Untuk ekstrak Belladonna dapat dihaluskan dengan beberapa tetes alkohol 65%.
Morfin sulfat dapat dilarutkan dalam 1 mL air hangat dan dengan sedikit
penambahan lanolin untuk meningkatkan distribusi ekstrak alkaloid dalam
supositoria.
5. Suppositoria dengan zat aktif dalam jumlah besar
Pada supositoria dengan zat aktif dalam jumlah besar akan sangat sulit untuk
membuat massa suppo yang bersifat plastis dengan metode apapun. Untuk
memperbaiki sifat reologinya dapat ditolong dengan penambahan sejumlah kecil
wool fat. Selain itu juga dapat dilakukan dengan penambahan lanolin.
Sumber: Art of Compunding
Penyebab
Solusi
Supositoria
- Kontraksi eksipien yang
pecah, pitting, &
sangat kuat
Terlalu
besarnya perbedaan
retak
suhu saat dituang dengan
suhu pendinginan
Supositoria
menempel pada
cetakan
Pengentalan
46
masa sebelum
dituang
Kurangnya
homogenitas
supositoria
Supositoria
kurang padat
atau kurang
keras
Anomali atau
keanehan pada
permukaan
supo ; fat bloom,
pemutihan
Eksudasi/penetes
an
PADAT
Larut
Peningkatan
titik leleh
Masalah
yang
mungkin
muncul
CAIR
Tidak Larut
Peningkatan
viskositas
campuran
Rekristalisasi
Kristalisasi
gliserida
Larut
Penurunan
Titik leleh
Tidak Larut
Larutan cair
Gliserin, glikol,
PEG
Ekstrak
alkohol
Eksudasi non
air
Migrasi
Perubahan
Ukuran
kristalisasi
partikel yang
gliserida
sulit
(Lieberman, Pharmaceutical Dosage Form: Disperse Systems, Vol. 2, hal 561)
47
Untuk basis yang meleleh, kalau pakai peningkat titik leleh harus dihitung titik
leleh basis setelah penambahan peningkat titik leleh dengan perhitungan
fraksi titik leleh, usahakan mendekati 35C.
Peningkat titik leleh juga dapat digunakan sebagai peningkat viskositas
lelehan suppo.
Tidak perlu menggunakan pengawet karena basis tidak mengandung air,
bukan media yang baik untuk pertumbuhan mikroba.
Antioksidan seperti BHT, BHA, tokoferol, asam askorbat digunakan untuk
mencegah ketengikan pada formulasi suppo yang menggunakan basis lemak.
Tapi diperhatikan juga kalau BHT dan BHA berpotensi sebagai iritan.
Surfaktan dapat ditambahkan untuk mempertinggi kelarutan zat aktif larut
lemak pada basis larut air.
Zat aktif yang larut air, dapat dilarutkan dengan sesedikit air atau pelarut lain
yang dapat bercampur dengan basis, dilarutkan dulu sebelum dicampur
dengan basis.
Zat aktif yang langsung dapat bercampur dengan basis terlebih dahulu
digerus halus.
48