OLEH :
KELOMPOK V
SUHARAFITANINGSIH
N21 113024
NURHADRI AZMI
SUDARNA
DIAN RAHMANIAR
RESKY ALIMUDDIN
BAB I
PENDAHULUAN
Kesehatan merupakan salah satu faktor yang terpenting yang
harus diperhatikan dalam kelangsungan hidup manusia. Berbagai upaya
harus dilakukan untuk meningkatkan derajat kesehatan manusia. Tetapi
tidak dapat dipungkiri bahwa upaya tersebut masih jauh dari yang
diharapkan. Salah satu faktor penyebabnya adalah kurangnya ilmu
pengetahuan mengenai masalah kesehatan tersebut khususnya masalah
penyakit itu sendiri. Oleh karena itu, sebagai ahli farmasi pengenalan dan
pemahaman tentang penyakit dan pengobatannya sangat diperlukan.
Salah satu penyakit yang harus ditangani dengan baik yaitu
hepatitis. Hepatitis adalah peradangan hati karena berbagai sebab.
Hepatitis yang berlangsung kurang dari 6 bulan disebut "hepatitis akut",
hepatitis yang berlangsung lebih dari 6 bulan disebut "hepatitis kronis".
Penyakit
hepatitis
telah
menjadi
masalah
dunia
saat
ini.
menahun
Penyakit
AIDS
(Acquired
Immunodeficiency
Syndrome)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 HEPATITIS
II.1.1 Definisi
Hepatitis adalah istilah umum yang berarti radang hati. Hepa
berarti kaitan dengan hati, sementara itis berarti radang (Seperti di atritis,
dermatitis, dan pankreatitis).
Hepatitis merupakan infeksi pada hati, baik disebabkan oleh virus
atau tidak. Hepatitis yang disebabkan oleh virus ada tiga tipe, yaitu tipe A,
tipe B, tipe C, D, F, dan tipe G. Hepatitis yang tidak disebabkan oleh virus
biasanya disebabkan oleh adanya zat-zat kimia atau obat, seperti karbon
tetraklorida, jamur racun, dan vinyl klorida.
Hepatitis (radang hati) dapat ditimbulkan oleh banyak sebab,
tetapi paling sering terjadi karena infeksi oleh suatu virus hepatitis. Sebabsebab lain hepatitis adalah virus
saluran empedu (antara lain akibat batu empedu), zat-zat kimia atau obaobat tertentu, juga karena minum terlalu banyak alkohol. Hingga kini
dikenal 7 jenis, yakni Virus hepatitis A,B,C,D,E,F, dan G. Hepatitis B dan C
dianggap paling berbahaya, karena dapat merusak hati secara permanen.
Secara umum penyakit hepatitis mengenal empat stadium,yaitu :
1.
dari
masing-masing
penyebab
virus
hepatitis
tidaklah
sama.
Kasus-kasus
ringan
Hepatitis A biasanya
tidak
memerlukan
2. Anti mual. Salah satu dampak dari infeksi hepatitis A adalah rasa mual,
yang mengurangi nafsu makan. Dampak ini harus diatasi karena
asupan nutrisi sangat penting dalam proses penyembuhan.
3. Istirahatkan hati. Fungsi hati adalah memetabolisme obat-obat yang
sudah dipakai di dalam tubuh. Karena hati sedang mengalami sakit
radang, maka obat-obatan yang tidak perlu serta alkohol dan
sejenisnya harus dihindari selama sakit.
Pengobatan
Pencegahannya untuk Hepatitis A adalah melakukan vaksinasi
yang juga tersedia untuk orang-orang yang berisiko tinggi. Sekarang ada
vaksin yang diberi nama Twinrix keluaran SmithKline Beecham Inc, AS,
terbuat dari VHA nonaktif yang diendapkan dalam larutan steril. Jadi
bukan terbuat dari darah yang terinfeksi. Tubuh akan bereaksi terhadap
virus nonaktif tersebut sehingga melindungi serangan VHA. Dapat
mengurangi frekuensi kunjungan dokter dan mempertinggi angka cakupan
vaksin, sehingga dapat menekan penyebaran virus hepatitis A dan B.
Twinrix adalah vaksin kombinasi pertama di Indonesia yang diproduksi
oleh GlaxoSmithKline.
Tes Diagnosa hepatitis A
Diagnosis hepatitis A ditegakkan dengan tes darah. Dokter akan
meminta tes ini bila kita mengalami gejala hepatitis A atau bila kita ingin
10
tahu apakah kita pernah terinfeksi HAV sebelumnya. Tes darah ini mencari
dua jenis antibodi terhadap virus, yang disebut sebagai IgM dan IgG (Ig
adalah singkatan untuk imunoglobulin). Pertama, dicari antibodi IgM, yang
dibuat oleh sistem kekebalan tubuh lima sampai sepuluh hari sebelum
gejala muncul, dan biasanya hilang dalam enam bulan. Tes juga mencari
antibodi IgG, yang menggantikan antibodi IgM dan untuk seterusnya
melindungi terhadap infeksi HAV.
Bila tes darah menunjukkan negatif untuk antibodi IgM dan IgG, kita
kemungkinan
tidak
pernah
terinfeksi
HAV,
dan
sebaiknya
semakin parah.
Bila tes menunjukkan negatif untuk antibodi IgM dan positif untuk
antibodi IgG, kita mungkin terinfeksi HAV pada suatu waktu
sebelumnya, atau kita sudah divaksinasikan terhadap HAV. Kita
sekarang kebal terhadap HAV.
II.1.2.2 Hepatitis B
Gejala
Hepatitis B adalah penyebab utama hepatits kronik, sirosis, dan
karsinoma sel hati. Transmisi pada HBV banyak terjadi lewat kontak
dengan darah yang terinfeksi atau secret tubuh (saliva, cairan vagina)
atau penggunaan bersama jarum suntik pada penyalahgunaan obat. Masa
11
1-5
tahun
asimtomatik.
Sekitar
25%-30%
pasien
dewasa
membuat
perkembangan
antigen
HbsAg
HBV
diikuti
dalam
oleh
rangkaian
HbeAg
(30-60
produksi
hari
dari
sebelum
permukiman deri gejala klinik) terlihat melalui anti HBs pada saat
pemulihan kesehatan sesudah sakit.
Pencegahan
12
Pencegahan
terhadap
hepatitis
dapat
dilakukan
dengan
Imunisasi
Imunisasi lengkap hepatitis B dapat mencegah infeksi VHB selama
15 tahun. Imunisasai hepatitis B diberikan sebanyak 3 kali. Imunisasi
pertama dan kedua diberikan dalam jarak 1 bulan. Sedangkan imunisasi
ketiga diberikan 5 bulan setelah imunisasi kedua. Pemberian imunisasi
hepatitis B sebaiknya sedini mungkin yaitu saat bayi hendak pulang dari
rumah bersalin. Bagi orang dewasa sebelum diimunisasi, sebaiknya
dilakukan terlebih dahulu pemeriksaan untuk melihat kadar anti HBS. Anti
HBS adalah antibodi terhadap antigen permukaan VHB (HBs-Ag). Dengan
begitu dapat dinilai apakah tubuh telah memiliki kekebalan terhadap
hepatitis B atau tidak. Jika tubuh telah memiliki cukup kekebalan terhadap
hepatitis B maka imunisasi hepatitis B tidak diperliukan lagi. Namun pada
kenyataannya pemeriksaan kadar anti-HBs lebih mahal daripada harga
vaksin hepatitis B. Dengan begitu bagi mereka yang beresiko tinggi
tertular VHB imunisasi bisa langsung diberikan.
Imunisasi hepatitis B sangat dianjurkan untuk kelompok orang berikut:
B
Pekerja medis
Pekerja laboratorium
13
2.
transfusi darah.
Pekerja seks
Pengguna narkoba
Pecinta tato
Tidak menggunakan barang orang lain
Barang-barang yang dapat menyebabakan luka dapat menjadi
merah
Indonesia
akan
melakukan
serangkaian
14
Interferon
Nukleosida analog: Lamivudin,Adefovir,Entecavir
Pegylated Interferon
Pegylated Interferon + Nukleosid analog
Diagnosis
a.
b.
c.
15
e.
antibodi terhadap HbcAg. Antibodi ini terdiri dari dua tipe yaitu IgM anti
HBc dan IgG anti-HBc. IgM anti HBc tinggi menunjukkan infeksi akut. IgG
anti-HBc positif dengan IgM anti-HBc negatif menunjukkan infeksi kronis
pada seseorang atau orang tersebut penah terinfeksi VHB.
II.1.2.3 Hepatitis C
Gejala
Hepatitis C banyak diperoleh melalui penggunaan obat intravena,
kontak seksual, hemodialisa atau peralatan rumah tangga yang
berhubungan dengan pekerjaan atau terpapar perinatal. Umumnya
hepatits C ringan, kurang dari 25% pasien berkembang menjadi penyakit
kuning. Keluhan utama frekuensi terbatas untuk lelah dan malaise. Karena
Hepatitis C menular dari orang ke orang melalui kontak dengan darah
yang terinfeksi virus Hepatitis C, aktivitas yang meningkatkan kontak
16
kronis.
menunjukkan
Pada
adanya
kasus
enzim
ini
hasil
alanine
pemeriksaan
aminotransferase
laboratorium
(ALT)
dan
17
Selain itu tes ini juga dilakukan pada pasien hepatitis yang belum
teridentifikasi jenis virus penyebabnya.
penyakit menuju AIDS, tes viral load HCV tidak dapat menentukan bil
atau kapan seseorang dengan hepatitis C akan menjadi sirosis atau
gagal hati. Namun viral load HCV dapat membantu meramalkan
keberhasilan pengobatan. Sebagai petunjuk praktis, semakin rendah
viral load HCV, semakin mungkin kita berhasil dalam pengobatan untuk
HCV. Tes viral load HCV juga terpakai pada waktu kita dalam
19
lebih rendah daripada tingkat SGPT. Bila sirosis terjadi, tingkat SGOT
dapat naik di atas tingkat SGPT
bertambah buruk.
Biopsi Hati
Viral load HCV dan pemeriksaan enzim hati adalah tes yang sangat
berguna. Namun, tes ini tidak dapat menentukan apakah ada
kerusakan pada hati oleh infeksi HCV, dan bila ada, berat kerusakan
tersebut. Untuk menentukan ini, biopsi hati sering dibutuhkan, terutama
untuk mengetahui kapan sebaiknya memulai terapi.
Pencegahan.
Tidak ada vaksin HCV yang tersedia pada saat ini, rekomendasi
yang umum untuk mencegah HCV adalah tindakan umum untuk
mencegah infeksi blood-borne dan pemeriksaan anti-HVC pada darah,
organ dan jaringan donor.
Kita dapat mencegah penularan Hepatitis C. Cara penyebaran
yang
paling
efesien
Hepatitis
adalah
melalui
suntikan
yang
20
21
Biasanya muncul tiba-tiba. Umumnya tidak ada gejala pada anakanak. Orang dewasa mungkin mengalami gejala seperti flu dengan sakit
perut, penyakit kuning, urin berwarna hitam dan mual.Hepatitis E
(diidentifikasi tahun 1990) mempunyai sifat yang menyerupai hepatitis A,
demikian juga dengan model penularannya, tetapi tingkat keparahan yang
lebih ringan. Penyebabnya adalah virus hepatits E (VHE) dari family
Calcivirus, masa inkubasi 14-60 hari. Hepatitis E juga dikenal sebagai
hepatitis epidemik non-A dan Non-B, yang artinya, virus hepatitis tersebut
tidak menyerupai virus hepatitis A maupun B. seperti hepatitis A, hepatits
E sering bersifat akut dengan masa kesakitan singkat, tetapi terkadang
dapat menyebabkan kegagalan fungsi hati.
Wanita yang terinfeksi HIV selama trimester ketiga amat berisiko
untukberkembangnya janin.
Pengobatan
Tidak ada. Biasanya akan sembuh setelah beberapa minggu atau bulan
II.1.2.6 Hepatitis F
Belum lama ditemukan, bahan-bahan genetisnya belum dianalisa
secara lengkap.
II.1.2.7 Hepatitis G
Ditemukan di tahun 1996 dan relatif banyak ditemukan pada donor
darah. Kebanyakan infeksi (via transfusi dan jarum yang terscemar )
berlangsung tanpa gejala nyata, seperti halnya pada hepatitis akut.
22
RNA
DNA
RNA
RNA
RNA
Keluarga
Picorna
Hepadna
Flavi/Pesti
Viroid
Calici
Masa
inkubasi
15-45 hari
30-180 hari
15-150 hari
30-180 hari
15-60 hari
Feses, orang
kontak
langsung,
makanan
terkontaminasi
HAV
Kontak darah,
cairan kelamin,
ibu ke bayi,
gigitan
manusia,
kontak seksual
Kontak darah
atau alat
terkontaminasi
darah. Ibu ke
bayi. Tidak
mudah menular
lewat seks
Akut
Akut atau
kronis
Akut atau
kronis
Gejala
Kadang tidak
ada. Urin
pekat, lelah,
demam, mual,
muntah, sakit
abdomen,
jaundice.
Kadang tidak
ada. Kadang
mirip flu, urin
pekat, berak
ringan,
jaundice, lelah,
demam.
Sama dengan
HBV
Sama
dengan HBV
Sama dengan
HBV
Karier
Tidak
Ya
Ya
Ya
Tidak
Siapa
punya
resiko
Kontak di
rumah, seks,
tinggal
serumah, turis
ke negara
berkembang,
seks anal/oral,
jarum suntik
Penyuntik
NAZA, seks
anal/oral,
seks dengan
pengidap
HDV
Turis ke negara
berkembang,
wanita hamil
Sirosis
Tidak
Ya
Ya
Ya
Tidak
Hepatoma
Tidak
Ya
Ya
Ya
Tidak
Puncak
SGPT
800 1.000
1.000 1.500
300 800
1.000
1.500
Fluktuasi
Tidak
Tidak
Ya
Tidak
Genom
Cara
penularan
Tipe
penyakit
Kontak
darah, seks
dengan
pengidap
HDV
Feses, oral,
kontaminasi
suplai air
Akut atau
kronis
Akut
800 1.000
Tidak
23
SGPT
Vaksin
Dua dosis
vaksin bagi
siapapun
diatas 2 tahun
Tiga dosis
untuk semua
umur
Tidak ada
Vaksin HBV
mencegah
infeksi HDV
Tidak ada
Pengobata
n
Simptomatik
Simptomatik
Simptomatik
Simptomatik
Simptomatik
Antiviral
Antiviral
Antiviral
Mencegah
Immune
globulin 2
minggu setelah
terpapar,
vaksinasi,
mencuci
tangan dengan
sabun setelah
ke wc,
gunakan
pemutih untuk
membersihkan
lantai yang
terkena feses,
seks aman
(dengan
kondom)
Immune
globulin 2
minggu setelah
terpapar,
vaksinasi
melindungi
selama 18
tahun,
bersihkan
darah yang
tercecer
dengan
pemutih,
gunakan
sarung tangan
pelindung,
jangan
bergantian alat
cukur, sikat
gigi, jarum
suntik, dan
seks aman
Bersihkan
darah tumpah
dengan
pemutih,
gunakan
sarung tangan
pelindung,
jangan
bergantian alat
cukur, sikat
gigi, jarum
suntik, dan
seks aman
Vaksin
hepatitisB,
seks aman
Hindari minum
yang mungkin
terkontaminasi
atau yang tidak
steril
24
tertinggi.
Gejala
diantaranya
demam,
sakit
abdominal,
25
penyebaran kuman melalui pembuluh darah dari penyakit asalnya di paruparu atau dari penjalaran melalui saluran limfa maupun penjalaran
langsung dari organ-organ yang terinfeksi di sekitarnya. Penyakit ini
menyebabkan kelainan fungsi hati maupun kelainan histologi berupa
pembentukan granuloma, fibrosis, dan sebagainya.
b. Hepatitis karena obat-obatan
Obat-obatan yang lazim digunakan dapat menyebabkan efek toksik
atas hati yang dapat menyerupai hampir setiap penyakit hati yang timbul
secara alamiah yang mengenai manusia. Sekitar 2% dari semua kasus
ikterus pada pasien dirumah sakit diinduksi obat. Dalam setiap pasien
penyakit hati, penting mencatat semua obat yang telah digunakan dalam 3
bulan terakhir. Dokter harus mempunyai data dan catatan mengenai
semuanya. Riwayat harus mencakup dosis, cara pemberian, lama dan
obat yang bersamaan lainnya.
Tabel 2. Klasifikasi Reaksi Obat Pada Hati
Jenis
Nekrosis zona 3
Gambaran
Gagal multi-organ, tergantung
dosis
Lemak mikrovesikular
Mengenai anak
Sindroma seperti Reye Sirosis
Waktu paruh lama
Sirosis
Hipertensi porta
Sirosis
Hepatitis alkoholik
Fibrosis
Veskular penyakit venooklusif
Peliosis dan dilatasi vas
Tergantung dosis
Contoh
CCl4
Parasetamol
Halotan
Valprat
Perhesilin
Amiodaron
Metotreksat
Vinil klorida
Vitamin A
Radiasi
Sitotoksis
Azatioprin
26
sinusoideum
Obstruksi vena hepatica
Hepatitis akuta
Hipersensitif umum
Efek trombotik
Nekrosis
membentuk
jembatan jangka singkat, akut,
Jangka lama, hepatitis aktif
kronika
Sering dengan granuloma
Kolestasis kanalikular
Hepato-kanalikular
Duktular
Berhubungan
gagal ginjal
Kolestasis
Kolangitis
sklerotikans
Neoplastik
Hiperplasia nodular fokal
Karsinoma sel hati
Adenoma
dengan
usia,
Hormon seks
Hormon seka
Metildopa
Isoniazid
Halotan
Ketokonazol
Sulfonamid
Kuinidin
Alopurinol
Hormon seks
Klorpromazin
Eritromisin
Nitrofurantoin
Azatioprin
Benosaprofen
FUDR
(intraarteri)
Hormon seks
Hormon seks
Hormon seks
27
28
sirosis
Obat-obatan
Menyebabkan toksik untuk hati, sehingga sering disebut hepatitis
29
kepala, lemah, anoreksia, mual dan muntah, demam, nyeri pada otot, dan
nyeri di perut kanan atas, urin menjadi lebih coklat.
2.
Stadium Ikterik
Stadium ini berlangsung selama -6 minggu, ikterik mula-mula terlihat
Stadium Post I
Pada stadium ini ikterik mereda, warna urin dan tinja normal lagi,
penyembuhan pada anak lebih cepat dari orang dewasa pada akhir bulan
kedua karena penyebab yang biasanya berbeda. Banyak pasien
mengalami artritis, urtikaria dan ruam kulit sementara. Terkadang dapat
terjadi gomerulonefritis. Manifestasi ekstra hepatik dari hepatitis virus ini
dapat menyerupai sindrom penyakit serum dan dapat disebabkan oleh
kompleks imun yang beredar dalam sirkulasi.
30
neonatal,
terkonjugasi), bilirubin
bilirubin
dikenal sebagai
langsung
(dikenal
bilirubin total,
sebagai
bilirubin
terkonjugasi).
Angka normal bilirubin pada orang sehat sebagai berikut :
Bilirubin terkonjugasi
31
32
sintesis
albumin,
fibrinogen,
faktor-faktor
koagulasi,
globulin
disintesis
dalam
sel-sel
limfosit
dan
sistem
33
Albumin
52 68%
Alfa-1 globulin
2 6%
Alfa-2 globulin
3 11%
Beta globulin
8 16%
Gama globulin
10 25%.
e. Asam empedu.
Senyawa steroid yang berasal dari kolesterol, merupakan bagian
padat terpenting dari empedu. Asam empedu hanya dibuat dalam jaringan
hati. Di hati, asam empedu mengalami proses konjugasi dengan asam
amino glisin dan taurin sehingga terbentuk garam empedu primer yaitu
garam asam kolat dan asam kenodeoksilat yang kemudian disalurkan ke
dalam usus.
Kadar garam empedu dalam darah dapat meningkat karena :
penyakit
parenkim
hati
(keadaan
ini
menyebabkan
menurunnya
34
Alkaline
mempercepat
phosphatase
hidrolisis
merupakan
fosfat
organik
sekelompok
dengan
enzim
yang
melepaskan
fosfat
transferase.
Nama
lain
Gamma-glutamil
penyebab hepatitis :
a.Hepatitits A : HAV Agb, Anti-HAV
b.Hepatitis B : HBsAg, HBcAg, HBeAg, Anti-HBs, AntiHBc, Anti-HBe.
c. Hepatitis C : HCVAg, Anti-HCV
d.Hepatitis D : HDVAg, Anti-HDV
35
II.1.5 Pengobatan
Secara luas belum terdapat pengobatan yang spesifik untuk
hepatitis. Hati mempunyai daya regenerasi yang cukup tinggi, sehingga
pada kerusakan 90% massa hati masih dapat mempertahankan hidup.
Dalam hal ini terapi suportif hanya diperlukan untuk membantu
kelangsungan fungsi vital.
Penderita penyakit hepatitis diberi obat untuk mengatasi peradangan
yang terjadi di hati. Selain itu pada kasus penyakit hepatits yang
disbebakan oleh virus, penderita diberi antivirus dengan dosis yang tepat.
Tujuan pemberian antivirus adalah untuk menekan replikasi virus.
Antivirus bekerja menghambat salah
satu
tahapan tersebut,
merupakan
sitokin
yang
memiliki
antivirus,
36
37
nyeri kepala, pusing, mengantuk, diare, mual, muntah, nyeri pada ulu hati
dan insomnia.
Terapi medis yang biasa diberikan pada penderita penyakit
hepatitis diantaranya adalah:
1. Istirahat di tempat tidur
Penderita penyakit hepatitis harus menjalani istirahat di tempat tidur
saat mengalami fase akut. Jika gejala klinis cukup parah, penderita perlu
dirawat di rumah sakit. Penderita harus mengurangi aktivitas hariannya.
Tujuan dari istirahat ini adalah memberi kesempatan pada tubuh untuk
memulihkan sel-sel yang rusak
2. Pola makan sehat
Tidak ada larangan spesifik terhadap makanan tertentu bagi
penderita penyakit hepatitis. Sebaiknya semua makanan yang dikonsumsi
pasien mengandung cukup kalori dan protein. Satu-satunya yang dilarang
adalah makanan maupun minuman beralkohol.
Biasanya penderita penyakit hepatitis akut merasa mual di malam
hari. Oleh karena itu sebaiknya asupan kalori diberikan secara maksimal
di pagi hari. Jika penderita mengalami rasa mual yang hebat atau bahkan
muntah terus menerus maka biasanya makanan diberikan dalam bentuk
cair melalui infus.
38
penyakit
hepatitis
diberi
obat
untuk
mengatasi
peradangan yang terjadi di hati. Selain itu pada kasus penyakit hepatitis
yang disebabkan oleh virus, penderita diberi antivirus dengan dosis yang
tepat. Tujuan pemberian antivirus ini adalah untuk menekan replikasi
virus.Virus
membutuhkan
sel
inang
untuk
melakukan
replikasi
(menggandakan diri). Sel inang dalam kasus hepatitis adalah sel-sel hati.
Proses replikasi virus melalui beberapa tahapan. Tahap pertama virus
melakukan penetrasi (masuk) ke dalam sel inang (sel hati). Tahap kedua
virus melakukan pengelupasan selubung virus. Tahap ketiga adalah
sintesis DNA virus. Tahap keempat adalah tahap replikasi. Tahap terakhir
adalah tahap pelepasan virus keluar dari sel inang dalam bentuk virusvirus baru. Virus-virus baru inilah yang siap menginfeksi sel-sel hati
lainnya.
Antivirus bekerja menghambat salah satu tahapan tersebut,
tergantung jenis antivirusnya. Beberapa macam antivirus diantaranya
adalah interferon, lamivudin, ribavirin, adepovir dipivoksil, entecavir, dan
telbivudin.
Antivirus
diberikan
berdasarkan
hasil
tes
darah
dan
39
dianjurkan menggunakanya.
Havrisx (Smith kline Biologikal Sa Belgium-Bio Farma), cairan
injeksi 1440 Elisa unit (K). suspense virus hepatitis A HM175 yang
dikemibangkan dalam sel diplod manusia yang telah dilemahkan
dengan formalehid 1440 ELISA unit/ml dijerap pada aluminium
hidroksida. Injeksi intramuscular 1ml 6 bulan sebagai dosis tunggal;
dosis penguat 1 ml 6-12 bulan. Anak dibawah 16 tahun 0,5ml.
individu yang telah selesai diimunisasi dengan dosis primer Havrix
yunior
monodose,
bila
memerlukan
dosis
penguat
dapat
40
mcg/0,5ml (K)
Hepa B (Korea Green Ctoss Comporation, Bio Farma) cairan
Injeksi 20 mcg/ml
Hepaccine-B cairan injeksi 3mcg/ml (K)
3. Interferon
Interferon adalah protein alami yang disintesis oleh sel-sel sistem
imun tubuh sebagai respon terhadap adanya virus, bakteri, parasit, atau
sel kanker. Ada tiga jenis. Interferon yang memiliki efek antivirus.
Ketiganya adalah interferon alfa, beta dan gamma. Efek antivirus yang
paling baik diberikan oleh interferon alfa. Interferon alfa bekerja hampir
pada setiap tahapan replikasi virus dalam sel inang.
Interferon alfa digunakan untuk melawan virus hepatitis B dan virus
hepatitis C. Interferon diberikan melalui suntikan. Efek samping interferon
41
42
5. Ribavirin
Ribavirin dapat menghambat replikasi RND dan DNA virus.
Ribavirin tersedia dalam bentuk tablet, spray (semprot), dan suntikan.
Pada penderita hepatitis C, ribavirin biasanya ditujukan sebagai terapi
kombinasi bersamaan dengan terapi interferon alfa. Efek samping pada
penggunaan ribavirin spray adalah iritasi ringan pada mata, bersin-bersin
dan kemerahan pada kulit. Sementara terapi ribavirin tablet dan injeksi
dapat menimbulkan efek samping berupa nyeri kepala, gangguan saluran
pencernaan, kaku badan, dan mengantuk. Pemakaian jangka lama
ribavirin dapat menyebabkan anemia, limfopenia serta berkurangnya
pembentukan sel darah. Ribavirin ini tidak boleh diberikan pada ibu hamil
dan pasien hepatitis C dengan kerusakan ginjal.
6. Adepovir dipivoksil
Adepovir
dipivoksil
berfungsi
sebagai
penghenti
proses
43
44
Nama
Generik
Interferonalfa
Nama
paten/Aske
s
Alfanative
injeksi
Interferonalfa-2b
Interferonalfa-2a
Intron-A
kalferon
pegasys
Referon-A
Lamivudin
3TC HBV
3TC larutan
Indikasi
Dosis
Pemberian
Efek
samping
demam,
malaise,
kelelahan,
dan
nyeri
otot. Selain
itu,
interferon
juga bersifat
toksik atau
beracun
terhadap
hati, ginjal,
sumsum
tulang, dan
jantung.
B Dewasa, anak >12 tahun: 100 mg 1x Diare, nyeri
sehari. Anak usia 2-11 tahun: 3 mg/kg perut, ruam
1x sehari (maksimum 100 mg/hari)
malaise,
Mekanisme kerja
Hepatitis
B
Hepatitis B kronik
kronik
dan Interferon alfa 2a, SC/IM 4,5 x10 6 unit
hepatitis
C 3xseminggu, interferon alfa-2b SC
3x106
unit
3xseminggu,dosis
kronik
ditingkatkan jika terjadi toleransi.
Setelah berikatan
dengan reseptor
seluler yang
spesifik, interferon
mengaktifasi jalur
transduksi sinyal
JAK-STAT
menyebabkan
translokasi inti
kompleks protein
seluler yang
berikatan dengan
interferon-spesifik
response element
Hepatitis
kronik
L-enantiomer
analog
deoksisitidin.
45
minum
Bebas
Alkohol
Lamivudin
Adefovir
dipivoksil
Hepsera
Ribavirin
Rebetol
Virazide
Copegus
Ribavirin
Infeksi HBV.
Efektif pada
terapi infeksi
HBV
yang
resisten
terhadap
lamivudin
Untuk
hepatitis
C
kronik
atau
pada pasien
>18
tahun
yang
mengalami
relaps
setelah
dengan interferon-alfa-2b
interferon alfa-2b; 3x 106 unit SC
3xseminggu dan ribavirin perhari
berdasarkan berat badan : >75kg,
ribavirin 400 mg pagi dan 600 mg
sore hari, 75 kg, ribavirin 600 mg pagi
dan malam hari
dengan penginterferon alfa-2a
penginterferon alfa-2a : 180 g SC
lelah,
demam,
anemia,
neutropenia,
trombositop
enia,
neuropati,
jarang
pankreatitis
Pada
umumnya
adefovir 10
mg/hari
dapat
ditoleransi
dengan baik
Hemolisis,
anemia,
neutropenia,
mulut
kering,
hiperhidrolisi
s, asthenia,
lemah,
demam,
Lamivudin bekerja
dengan cara
mengehntikan
sintetis DNA,
secara kompetitif
menghambat
polimerase virus.
Adefovir
merupakan
penghambat
replikasi HBV
(virus hepatitis B)
Merupakan
analog guanosin
yang cincin purinnya tidak lengkap
setelah
mengalami
fosforilasi intrasel,
ribavirin trifosfat
mengganggu
46
Entecavir
Baraclude
mendapat
1xseminggu dengan ribavirin perhari
terapi dengan berdasarkan berat badan dan genotip
interferon alfa HCV
genotip 1: <75 kg,400 mgpagi dan
600 mg malam hari, >75 kg 600 mg
pagi dan malam hari, genotip 2 &3,
400 mg pagi dan malam hari
dengan penginterferon alfa-2b
penginterferon alfa-2b:1,5 g/kg SC
1xseminggu
dan
ribavirin
berdasarkan berat badan:
<65 kg,SC penginterferon alfa-2b
100 g 1xseminggu,oral ribavirin 400
mg pagi dan malam hari, 65-80 kg,
SC 120 g 1x seminggu, ribavirin 400
mg pgi dan 600 mg malam hari, 8085kg, SC 150 g 1xseminggu, oral
ribavirin 400 mg pagi hari dan 600
mg malam hari, >85 kg, SC 150 g
1xseminggu, ribavirin 600 mg pagi
dan malam hari.
Hepatitis
B Dws dan remaja>16 th yang belum
kronik
pernah mendapat terapi nukleosida
0,5 mg1x/hari.pasien dengan riwayat
viremia hepatitis B dan resisten
sakit kepala,
gejala
menyerupai
flu,
kekakuan,
berat badan
menurun,
gangguan
GI, artralgia,
mialgia,
insomnia,
somnolen,
batuk,
dispnea,
faringitis,
alopsia,
depresi.
tahap awal
transkripsi virus,
seperti proses
capping dan
elongasi mRNA,
serta
menghambat
sintesa
ribonukleoprotein.
Sakit
kepala,
lelah,
pusing,
47
Adefovir
dipivoksil
Hepsera
Ribavirin
Rebetol
Virazide
Copegus
Ribavirin
Infeksi HBV.
Efektif pada
terapi infeksi
HBV
yang
resisten
terhadap
lamivudin
Untuk
hepatitis
C
kronik
atau
pada pasien
>18
tahun
yang
mengalami
relaps
setelah
mendapat
terapi dengan
interferon alfa
lamivudin 1 mgx/hari
Peroral dosis tinggal 10 mg/hari
dengan interferon-alfa-2b
interferon alfa-2b; 3x 106 unit SC
3xseminggu dan ribavirin perhari
berdasarkan berat badan : >75kg,
ribavirin 400 mg pagi dan 600 mg
sore hari, 75 kg, ribavirin 600 mg pagi
dan malam hari
dengan penginterferon alfa-2a
penginterferon alfa-2a : 180 g SC
1xseminggu dengan ribavirin perhari
berdasarkan berat badan dan genotip
HCV
genotip 1: <75 kg,400 mgpagi dan
600 mg malam hari, >75 kg 600 mg
pagi dan malam hari, genotip 2 &3,
400 mg pagi dan malam hari
dengan penginterferon alfa-2b
mual
Pada
umumnya
adefovir 10
mg/hari
dapat
ditoleransi
dengan baik
Hemolisis,
anemia,
neutropenia,
mulut
kering,
hiperhidrolisi
s, asthenia,
lemah,
demam,
sakit kepala,
gejala
menyerupai
flu,
kekakuan,
berat badan
menurun,
gangguan
Adefovir
merupakan
penghambat
replikasi HBV
(virus hepatitis B)
Merupakan
analog guanosin
yang cincin purinnya tidak lengkap
setelah
mengalami
fosforilasi intrasel,
ribavirin trifosfat
mengganggu
tahap awal
transkripsi virus,
seperti proses
capping dan
elongasi mRNA,
serta
menghambat
sintesa
48
49
50
51
52
II.2 SIROSIS
II.2.1 Definisi
Sirosis adalah hasil akhir dari rusaknya hepatosit yang ditandai
dengan rusaknya struktur normal hati akibat terbentuknya jaringan ikat
dan nodul.Komplokasi dari sirosis adalah hipertensi portal, varises di
saluran cerna : varises esophagus, asites, ensefalopati hati dan gangguan
pembekuan darah (koagulapati). Penyebab sirosis bermacam-macam
yang terbanyak karena alcohol, infeksi hepatitis B dan C.
Sirosis hati adalah penyakit hati menurun yang difus ditandai
dengan
dimulai dengan adanya proses peradangan nekrosis sel hati yang luas.
Pembentukan jaringan ikat
54
56
2. Penyakit
Penyakit-penyakit yang diduga dapat menjadi penyebab sirosis
hepatis antara lain malnutrisi, alkoholisme, virus hepatitis, kegagalan
58
60
dianggap
sebagai
ketidakmampuan
untuk
mempertahankan
Peningkatan
kadar
tembaga
di
sel
hati
menghambat
62
hepatitis
kronik
agresif
diikuti
timbulnya
sirosis
hati.
64
hepatika ke jantung.
yang menyeluruh.
Asites
Asites adalah penumpukan cairan limfa di ruang peritonel yang
disebabkan oleh beberapa hal antara lain karena aktivasi system reninangiotensin yang menimbulkan retensi air dan natrium. Asites seringkali
disertai dengan peritonitis bacterial spontan yang dapat menyebabkan
kematian.
Vasodilator
66
68
sebagai
fenomena
hemoragik
yang
berkaitan
dengan
70
terjadi
akibat
perubahan
morfologi
dan
lebih
72
pada dinding perut disekitar pusar), wasir dan vena esofagus atau
cardia (varices esofagus).
7. Kelainan endokrin yang merupakan tanda dari hiperestrogenisme,
yaitu:
a. Impotensi, atrofi testis (buah zakar mengecil), ginekomastia,
hilangnya rambut aksila, dan pubis.
b. Amenore, hiperpigmentasi areola mammae (warna yang sangat
coklat pada puting payudara.
c. Spider nevi (lengan atas akan bisa timbul bercak mirip laba-laba) dan
telapak tangan bewarna merah (eritema palmaris).
d. Hiperpigmentasi.
8. Jari tubuh.
II.2.4 Mekanisme Test
Pada stadium kompensasi sempurna kadang-kadang sangat sulit
menegakan diagnosis sirosis hati. Pada proses lanjutan dari kompensasi
sempurna
mengkin
bisa
ditegakkan
diagnosis
dengan
bantuan
74
76
besar
dan
panjang
varises
serta
sumber
pendarahan,
mengetahui
penyebab
dari
penyakit
hati
kronis,
dan
3.
78
5.
Istirahat dan diet rendah garam. Dengan istirahat dan diet rendah
garam (200-500 mg per hari), kadang-kadang asites dan edema telah
dapat diatasi. Adakalanya harus dibantu dengan membatasi jumlah
pemasukan cairan selama 24 jam, hanya sampai 1 liter atau kurang.
2.
3.
80
Prognosis
Prognosis tergantung pada luasnya kerusakan hati/kegagalan
hepatoselular, beratnya hipertensi portal, dan timbulnya komplikasi lain.
Sirosis berkembang sangat cepat. Jika penderita sirosis alkoholik dini
segera berhenti mengkonsumsi alkohol, proses pembentukan jaringan
parut di hati biasanya akan berhenti, tetapi jaringan parut yang terbentuk
akan menetap. Secara umum, prognosisnya lebih buruk bila terjadi
komplikasi serius, seperti muntah darah,
asites
atau
fungsi otak
abnormal.
Kanker hati (karsinoma hepatoseluler) lebih sering terjadi pada
penderita sirosis yang disebabkan oleh infeksi hepatitis B atau hepatitis C,
kelebihan zat besi (hemokromatosis) dan penyakit penimbunan glikogen
yang sudah berlangsung lama. Kanker hati juga bisa terjadi pada
penderita sirosis karena penyalahgunaan alkohol.
Child C (berat)
82
Bilirubin
< 2 mumol/dl
2-3 mumol/dl
> 50 mumol/dl
Albumin
3-3,5 g/dl
< 3 g/dl
Asites
Tidak ada
Terkontrol
Sulit dikontrol
Defisit
Tidak ada
Minimal
Koma
neurologik
Baik
Cukup
Kurang
Nutrisi
Mortalitas Child A pada operasi sekitar 10-15%, Child B 30%, dan Child C
di atas 60%.
Mekanisme tes :
Sistem klasifikasi Child-Plug menggunakan kombinasi penemuan
fisik dan laboratorium untuk menilai dan menetapkan keparahan sirosis
dan digunakan sebagai predictor ketahanan hidup pasien, luaran operasi,
dan resiko perdarahan varises.
Kriteria dan penilaian Child-Plug Gradung penyakit hati kronis
Nilai
1
Bilirubin (mg/dl)
1-2
2-3
>3
Albumin (mg/dl)
>3,5
2,8 3,5
<2,8
Asites
Tidak ada
Ringan
Sedang
Ensefalopati (tingkat)
Tidak ada
1 dan 2
3 dan 4
1-4
4-6
>6
II.2.5 Pengobatan
Pengobatan pada sirosis hati akibat infeksi virus C dapat dicoba
dengan interferon (IFN). Sekarang telah dikembangkan perubahan
strategi terapi bagian pasien dengan hepatitis C kronik yang belum pernah
mendapatkan pengobatan IFN seperti kombinasi IFN dengan ribavirin,
terapi induksi IFN, terapi dosis IFN tiap hari.
84
1. Terapi kombinasi IFN dan Ribavirin terdiri dari IFN 3 juta unit 3 x
seminggu dan RIB 1000-2000 mg perhari tergantung berat badan
(1000mg untuk berat badan kurang dari 75kg) yang diberikan untuk
jangka waktu 24-48 minggu.
2. Terapi induksi Interferon yaitu interferon diberikan dengan dosis yang
lebih tinggi dari 3 juta unit setiap hari untuk 2-4 minggu yang dilanjutkan
dengan 3 juta unit 3 x seminggu selama 48 minggu dengan atau tanpa
kombinasi dengan RIB.
3. Terapi dosis interferon setiap hari. Dasar pemberian IFN dengan dosis
3 juta atau 5 juta unit tiap hari sampai HCV-RNA negatif di serum dan
jaringan hati.
II.2.5.1 Terapi sirosis dengan komplikasi hipertensi portal dan
varises.
1. Mencegah Episode Perdarahan Awal (Profilaksis Awal)
Obat yang digunakan adalah beta bloker non selektif: propanolol
dan nadolol. Penggunaan obat ini seumur hidup kecuali bila tidak dapat
diterima. Rata-rata penurunan terjadinya perdarahan sekitar 25%.
Penggunaan nitrat masih diperdebatkan. Usulan untuk digunakan
bersamaan dengan beta bloker untuk meningkatkan efektivitas atau bila
pasien tidak dapat menerima beta bloker. Pemberian nitrat dianjurkan
pada pasien dengan umur <50 tahun.
Propanolol hidroklorida
Indikasi
86
tremor essensial.
Kontraindikasi
AV
derajat
dua
dan
tiga,
syok
kardiogenik,
feokromositoma.
Peringatan
Kehamilan
dan
menyusui;
hindari
putus
oabat
yang
Bradikardi,
gagal
jantung,
gangguan
konduksi,
(reversibel
bila
obat
dihentikan),
eksaserbasi
psoriasis.
Dosis
Nadolol
Indikasi
Hipertensi;
angina;
aritmia,
profilaksis
migrain
dan
tirotoksikosis
Kontraindikasi
Lihat propanolol
Efek samping
Lihat propanolol
Dosis
88
Somatostatin
Octreotide
Terlipressin dengan atau tanpa sediaan 1-2 mg bolus setiap 4-6 jam selama 48
temple gliseril trinitrat 10 mg yang diganti jam
setiap 24 jam
Vasoppressin
dengan
sediaan
selama 12 jam
yang
spontan
Asites
90
Obat
2.
Dosis per
hari
keuntungan
Efek samping
Spironolakton
100-600 mg
Antagonis
aldosteron Slow
diuresis
Ginekomastia,
mengantuk, letargi,
ruam, sakit kepala,
ataksida, impotensi,
jarang agranulositosis
Furosemide
40-160 mg
Diuresis cepat
Bumetamide
1-4 mg
Diuresis cepat
Nefrotoksik,dehidrasi,
hipokalemia,
hiponatraemia
Amiloride
5-10 mg
Sebagai
agen
hemat kalium atau
dieresis
lemah,
digunakan
jika
kontraindikasi
terhadap
Spironolakton
Hiperkalemia,
hypoatraemia,
hypochloraemia
(khusnya dikombinasi
denan thiazie), lemah,
sakit kepala, nausea,
muntah,
konstipasi,
impotensi,
diare,
anoreksia, mulut kering,
nyeri perut, flatulen
Metolazone
atau
Dosis
Dewasa :
Oral 250-500 mg
setiap 6 jam.Max 4
Kontraindikasi
Hipersensitivitas
terhadap penicillin
Efek Samping
Reaksi
alergi,
anafilaksis, diare,
mual,
muntah,
nyeri abdomen,
92
g sehari.IM/IV,500
mg-1 g setiap 4-6
jam
superinfeksi
Anak-anak:
Oral 7,5-25 mg/kg
setiap 6 jam sampai
4 g sehari. IM/IV,
10-25 mg/kg setiap
6 jam, max 50
mg/kg setiap 4 jam
Cefotaksim
Hipersensitivitas
Pankreatis,
terhadap penicillin, anafilaksis
sefalosporin
atau
carbapenem
Hipersensitivitas
Pankreatis,
terhadap penicillin, anafilaksis
sefalosporin
atau
carbapenem
Anak-anak : IM/IV
50 mg/kg 1x sehari
Ofloksasin
Mual, insomnia,
sakit kepala
Dosis
15-30 ml per oral 2-4 x
sehari
Efek samping
Flatulen, rasa tidak enak
pada perut, diare,
ketidakseimbangan
elektrolit
94
Metronidazole
Neomisin
96
mcg; 3 mg
Terapi cepat
dapat
u/sekresi menyebabkan
sensari
infus IV 3,5 mcg/kgBB/jam (1amp berlebihan dr tumor endokrin panas dan kemerahan
3 mg) selama 12 jam. Pemebrian pd sal.GI. terapi perdarahan pd wajah, mual, nyeri
secara terus menerus min 48 akut
jam.
dan
berat
yg abdomen,
bradikardi,
diare,
ggn
pd
Sandostatin
atau
tanpa
sediaan
temple
gliseril
hipotensi.
50 g/jam. Infus IV selama 48 Tumor karsinoid, akromegali, Mual, muntah,
jam atau lebih jika pasien re- asoaktif usus Peptide Tumor berminyak,
Sandostatin LAR
bleed
(oktreotid 20 mg/vial)
Terlipressin/glypressin
Terlipressin
dengan
dan
(VIPomas)
tinja
sembelit,
dapat terjadi
yang Sakit
kepala,
97
trinitrat
yang
10
mg
ke kulit, menyebabkan
diganti
setiap 24 jam
Vasoppressin
Pitressin
dengan
sediaan
temple
gliseril
trinitrat
yang
10
kram, Diare.
20 unit di atas 15 menit, 0,4 Indikasi : Diabetes insipidus, Pucat, mual, cekungan,
unit/menit
infuse
IV
mg
jam
Mekanisme : Menurunkan
diganti
tekanan portal.
setiap 24 jam
Asites
Obat
Sediaan
Keuntungan
Indikasi/Mekanisme
Efek samping
98
Spironolakton
Furosemide
Aldacton
tab. 100-600 mg
(spironolakton 25
mg dan 100 mg).
Antagonis
aldosteron Slow
diuresis
Carpiaton
tab.
(spironolakton 25
mg dan 100 mg).
Letonal
tab.
(spironolakton 25
mg dan 100 mg).
Yekapiodenton
tab. (spironolakton
100 mg).
Afrosic
40-160 mg
(furosemid 40 mg)
Diurefo
(furosemid 40 mg)
Diuresis cepat
Ginekomastia,
mengantuk, letargi,
ruam, sakit kepala,
ataksida, impotensi,
jarang
agranulositosis
Edemin
(furosemid 10 mg)
paru aktif.
Udem hipertensif dan perifer,
udem (serebral,paru, ginjal,
jantung), eksites hati
Farsiretik
(furosemid 40 mg)
Furosemide
(furosemid 40 mg)
Husamid
(furosemid 40 mg)
Bumetamide
Bumex
1-4 mg
Diuresis cepat
Amiloride
Midamor
5-10 mg
Sebagai
agen Hipertensi,
hemat
kalium kongestif.
atau
dieresis
lemah, digunakan
jika kontraindikasi
terhadap
Spironolakton
gagal
Nefrotoksik,dehidrasi,
hipokalemia,
hiponatraemia
jantung Hiperkalemia,
hypoatraemia,
hypochloraemia
(khusnya dikombinasi
denan
thiazie),
lemah, sakit kepala,
nausea,
muntah,
100
Metolazone
Mykrox Tab
konstipasi, impotensi,
diare,
anoreksia,
mulut kering, nyeri
perut, flatulen
kongestiv, Hyponatraemia atau
hipokalemia
101
Ampisillin
Aktoralin Dry Sirup,
Ambiopi, Ampi, Ampisilin
Kaps., Bannsipen,
Bimapen, Binotal,
Bintapen, Biopenam Syrup,
Broadapen, Cinam,
Corsacillin, Dancillin,
Erphacillin, Hufam,
Kemocil, Lactapen,
Megapen, Novapen,
Parpicillin, Penbritin,
Phapin, Picyn, Primacillin,
Rampicillin, Ronexol,
Ultrapen, Xepaxillin.
Cefotaksim
Ceofotaxime,Cefoxal
Ceftriakson
Ceftriaxone, Cevtrox.
Dosis
Dewasa :
Oral 250-500 mg
setiap 6 jam.Max 4
g sehari.IM/IV,500
mg-1 g setiap 4-6
jam
Anak-anak:
Oral 7,5-25 mg/kg
setiap 6 jam sampai
4 g sehari. IM/IV,
10-25 mg/kg setiap
6 jam, max 50
mg/kg setiap 4 jam
Kontraindikasi
Hipersensitivitas
terhadap penicillin
Indikasi/Mekanisme
Efek Samping
Peritonitis
Bakterial Reaksi
alergi,
Spontan
anafilaksis, diare,
mual,
muntah,
nyeri abdomen,
superinfeksi
Hipersensitivitas
Peritonitis
terhadap
penicillin, Spontan
sefalosporin
atau
carbapenem
Bakterial Pankreatis,
anafilaksis
Hipersensitivitas
Peritonitis
terhadap
penicillin, Spontan
Bakterial Pankreatis,
anafilaksis
102
Ofloksasin
dalam
dosis
terbagi), max 4 g
sehari
Anak-anak : IM/IV
50 mg/kg 1x sehari
Dewasa : 400 mg
setiap 12 jam
sefalosporin
carbapenem
Hipersensitivitas
terhadap
fluorokuinolon
atau
Peritonitis
Spontan
103
Metronidazole
Neomisin
Indikasi/ Mekanisme
Terapi sirosis dengan
komplikasi hepatik
ensefalopati
Efek samping
Flatulen, rasa tidak enak
pada perut, diare,
ketidakseimbangan
elektrolit
104
dosis terbagi
ensefalopati
ototoksisitas,
nefrotoksisitas
105
II.3 HIV/AIDS
II.3.1 Definisi
Virus penyebab AIDS yang menyerang system kekebalan
tubuh manusia, sehingga tubuh tidak mampu lagi melindungi. HIV
adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus, adalah
penyakit lain (infeksi oportunistik) dan dapat berlangsung lama/
bertahun-tahun tanpa memberikan gejala. Infeksi oportunistik
adalah infeksi yang umumnya tidak berbahaya pada orang dengan
tubuh normal namun dapat berakibat fatal pada ODHA ( Orang
Dengan HIV/AIDS) karena sistem kekebalan tubuhnya lemah.
Sedangkan AIDS adalah singkatan dari Acquired Immunodeficiency
Syndrome suatu kumpulan gejala penyakit yang didapat akibat
menurunnya system kekebalan tubuh yang disebabkan oleh virus
HIV. HIV/AIDS adalah suatu kumpulan kondisi klinis tertentu yang
merupakan hasil akhir dari infeksi oleh HIV.
AIDS (Acquired Immunodeficiency
Syndrome)
dapat
106
pernapasan
atas
(sinusitis,
tonsillitis,
otitis
media,
108
bakteremia,
gangguan
inflamasi
berat
pada
pelvik,
acute
di
SSP,
HIV
encephalopathy,
extrapulmonary
infection,
leukoencephalopathy,
chronic
progressive
cryptosporidiosis,
multifocal
disseminated
110
112
114
beberapa
tahun
dan
perlahan
kekebelan
tubuhnya
116
mengakibatkan
kurang
ingatan,
sakit
kepala,
susah
Pada
system
persyarafan
ujung
(Peripheral)
akan
118
menimbulkan nyeri dan kesemutan pada telapak tangan dan kaki, reflek
tendon yang kurang, selalu mengalami tensi darah rendah dan
Impoten.
5. System Integument (Jaringan kulit). Penderita mengalami serangan
virus cacar air (herpes simplex) atau carar api (herpes zoster) dan
berbagai macam penyakit kulit yang menimbulkan rasa nyeri pada
jaringan kulit. Lainnya adalah mengalami infeksi jaringan rambut pada
kulit (Folliculities), kulit kering berbercak (kulit lapisan luar retak-retak)
serta Eczema atau psoriasis.
6. Saluran kemih dan Reproduksi pada wanita. Penderita seringkali
mengalami penyakit jamur pada vagina, hal ini sebagai tanda awal
terinfeksi virus HIV. Luka pada saluran kemih, menderita penyakit
syphillis dan dibandingkan Pria maka wanita lebih banyak jumlahnya
yang menderita penyakit cacar. Lainnya adalah penderita AIDS wanita
banyak yang mengalami peradangan rongga (tulang) pelvic dikenal
sebagai istilah 'pelvic inflammatory disease (PID)' dan mengalami masa
haid yang tidak teratur (abnormal).
Selain itu ada pula gejala yakni Bisa dilihat dari 2 gejala yaitu
gejala Mayor (umum terjadi) dan gejala Minor (tidak umum terjadi):
Gejala Mayor:
-
Gejala Minor:
-
120
Dermatitis generalisata
Adanya herpes zostermultisegmental dan herpes zoster berulang
Kandidias orofaringeal
Herpes simpleks kronis progresif
Limfadenopati generalisata
Infeksi jamur berulang pada alat kelamin wanita
Retinitis virus sitomegalo
II.3.3 Patofisiologi
Transmisi HIV
Tabel 4. Transmisi HIV
122
suntik.
Infeksi perinatal atau penularan vertical, penyebab utama (> 90 % pada
infeksi anak. Resiko penularan ibu-anak sekitar 25 % terjadi pada
kasus tidak menyusui atau terapi ARV. Pemberian air susu ibu (ASI)
dapat juga menularkan HIV.
Dasar utama patogenesis HIV adalah kurangnya jenis
limposit T helper/induser yang mengandung marker CD 4 (sel T 4).
Limfosit T 4 merupakan pusat dan sel utama yang terlibat secara
langsung maupun tidak langsung dalam menginduksi fungsi-fungsi
imunologik. Menurun atau hilangnya sistem imunitas seluler, terjadi
karena HIV secara selektif menginfeksi sel yang berperan
membentuk zat antibodi pada sistem kekebalan tersebut, yaitu sel
lymfosit T4. Setelah HIV mengikat diri pada molekul CD 4, virus
masuk kedalam target dan ia melepas bungkusnya kemudian
dengan enzym reverse transcryptae ia merubah bentuk RNA agar
dapat bergabung dengan DNA sel target. Selanjutnya sel yang
berkembang biak akan mengundang bahan genetik virus. Infeksi
HIV dengan demikian menjadi irreversibel dan berlangsung seumur
hidup.
124
(penggandaan),
sehingga
ada
kesempatan
untuk
dampak
dari
infeksi
HIV
tersebut.
Masa
antara
sehat
Test HIV belum bisa mendeteksi keberadaan virus ini
Tahap ini disebut periode jendela, umumnya berkisar 2 minggu - 6
bulan
2. Tahap 2: HIV Positif (tanpa gejala) rata-rata selama 5-10 tahun:
- HIV berkembang biak dalam tubuh
- Tidak ada tanda-tanda khusus, penderita HIV tampak sehat dan
-
merasa sehat
Test HIV sudah dapat mendeteksi status HIV seseorang, karena
pendek)
3. Tahap 3: HIV Positif (muncul gejala)
- Sistem kekebalan tubuh semakin turun
- Mulai muncul gejala infeksi oportunistik, misalnya: pembengkakan
-
tahan tubuhnya
4. Tahap 4: AIDS
- Kondisi sistem kekebalan tubuh sangat lemah
- berbagai penyakit lain (infeksi oportunistik) semakin parah
128
Tabel 5. Klasifikasi berdasarkan status imunologi (nilai CD4) untuk menetapkan infeksi
HIV
130
syaraf
kranialis,
hemiparesis,
dan
perubahan
kepribadian.
c. Respiratorius
Pneumonia pneumocystis carinii, Gejala: demam, batuk kering
non produktif, rasa lemah, dan sesak nafas.
d. Gastrointestinal
132
gangguan
daya
ingat,
sakit
kepala,
kesulitan
134
2.
136
tetapi
dapat
menyebabkan
pneumocystis.
CMV
Manifestasi Neurologis
Sekitar
10%
kasus
AIDS
nenunjukkan
manifestasi
syaraf yang
umum adalah
ensefalitis,
meningitis,
138
mungkin terjadi bila anda tidak melakukan pengobatan. Tes viral load
juga bermanfaat untuk mengukur keberhasilan pengobatan HIV yang
anda lakukan.
b. Tes T-cell, juga disebut tes jumlah CD4, yang melihat seberapa kuat
sistim kekebalan tubuh. T-sel merupakan sel darah putih khusus yang
semakin banyak dimiliki jika semakin kuat sistim kekebalan tubuh.
Ketika terinfeksi HIV, virus tersebut masuk ke dalam beberapa T-sel,
bereplikasi, dan memperbanyak HIV. Semakin rendah jumlah T-sel
anda, semakin besar risiko anda untuk jatuh sakit. Jumlah T-sel
normal untuk orang tanpa HIV biasanya antara 500 hingga 1,600.
Apabila
tes
CD4
tidak
dapat
dilaksanakan,
maka
terapi
Pengukuran peridik, teratur RNA HIV di Plasma dan hitung CD4 untuk
menentukan kemjuan terapi dan untuk mengawali atau memodifikasi
regimen terapi.
Penentuan terapi harus secara individual berdasarkan CD4 dan beban
virus
Penggunaan kombinasi ARV poten untuk menekan replikasi HIV
sampai dibawah tingkat sensitivitas penetapan virus HIV membatasi
140
adalah
menekan
replikasi
HIV
secara
maksimum,
142
spesifik
menginaktifkannya.
dari
Obat
enzim
yang
reverse
termasuk
transkriptase
NNRTI
antara
dan
lain
yang
termasuk
golongan
PI
antara
lain
saquinavir,
maka
terapi
harus
ditukar.
Regimen
yang
144
NVP or EFV
Pi
PI/r
Alternatif
EFV
ABC + 3TC +
146
Dari kelima obat tersebut dapat dibuat 4 pilihan rejiman pada lini pertama,
yaitu :
1. AZT-3TC-NVP
2. AZT-3TC-EFV
3. D4T-3TC-NVP
4. D4T-3TC-EFV
Tidak diperkenankan untuk menggabungkan antara AZT dengan D4T atau
menggabungkan NVP dengan EFV.
148
149
limfadenopati,
hepatitis,
hepatomegali,
hiperbilirubinemia,
jaundice, asidosis laktat,
arthralgia, sakit punggung,
myalgia, neuropati, spasmus
otot,
rhabdomyolisis,
fotofobia,hilang
pendengaran,
lain-lain
(
alergi,
anafilaksis,
angiodema, flu)
150
151
minggu
dosis
ditingkatkan menjadi
1.5
mg/kg/dosis
setiap 8 jam; Ibu o
Oral: 5x100 mg/hari
atau 3x200 mg/hari
atau 2x300 mg/hari.
Terapi dimulai pada
usia kehamilan 1434
minggu
dan
dilanjutkan sampai
saat persalinan o
Intravena diberikan
selama
proses
kelahiran: 2 mg/kg
selama
1
jam
dilanjutkan dengan
infus intravena 1
mg/kg/jam sampai
pemotongan
tali
pusat.;Terapi untuk
HIV Anak usia 6
minggu -12 tahun: o
Oral: 160 mg/m2/x
152
setiap
8
jam;
(maksimum 200mg
tiap
8
jam).
Beberapa
institusi
lain menggunakan
dosis 180 mg/ m2240 mg/ m2 setiap
12
jam
ketika
diberikan
sebagai
kombinasi dengan
ARV lainnya, namun
data
penggunaan
dosis ini pada anak
masih terbatas. o
Intravena:
infus
kontinyu
20
mg/m2/jam;
infus
intermiten
120
mg/m2/dosis setiap 6
jam; Dewasa: o
Oral: 2 x 300
mg/hari atau 3 x 200
mg/hari o Intravena:
1 mg/kg/dosis setiap
153
Didanosine
menghentikan pembentukan
rantai DNA virus. (aksi
kerja
:
Tablet
kunyah/dilarutkan (videx):
50 mg, 100 mg [semua
mengandung
36.5
mg
fenilalanin dan rasa orange])
155
ruangan.
Jangan
campur dengan jenis
jus
lainnya.
2.
Pediatric
powder
untuk larutan oral:
bubuk
harus
dicampur dengan air
yang
telah
dipurifikasi menjadi
konsentransi inisial
20 mg/mL kemudian
diencerkan dengan
suspensi
antacid
yang sesuai menjadi
campuran akhir 10
mg/mL.
Kocok
sebelum
digunakan.
;Dosis
pengobatan
pada
infeksi HIV Anak:
per oral (pada perut
kosong) usia 2
minggu-8 bulan: 100
mg/m2, 2 x/hari; 50
mg/m2 dapat juga
156
digunakan
untuk
usia 2 minggu-4
bulan > 8 bulan:
120 mg/m2, 2 x/hari;
kisaran dosis: 90150 mg/m2, 2 x/hari;
pasien
dengan
penyakit
susunan
saraf pusat perlu
dosis lebih tinggi.
Remaja
atau
Dewasa:
dosis
berdasarkan
berat
badan. Disarankan
frekuensi 2x /hari
untuk
didanosin
tablet/larutan oral
Tablet
kunyah,
bubuk untuk larutan
oral pediatrik: o <60
kg:
2x125mg/hari
atau 1x250 mg/hari
o 60 kg: 2x200
mg/hari atau 1x400
mg/hari Kapsul
157
Zalcitabine
Hivid, (Nama
Lain : ddC),
dideoxycytidin
e
Infeksi
HIV
terutama pada
pasien
HIV
dewasa tingkat
lanjut yang tidak
responsive
terhadap
zidovudin,
dalam
kombinasi
dengan anti HIV
lainnya (bukan
didonasin).
158
Stavudine
Dibanding
dengan
lamivudin efek neuropathy
stavudin lebih besar.;> 10%
Pada susunan saraf pusat :
Sakit kepala, kulit-rash,
saluran pencernaan : mual,
muntah,
diare,
hepar
peningkatan transaminase,
sistem saraf dan kulit,
neuropati perifer, macammacam
:
peningkatan
amilase;1% - 10% Pada hati
:
Peningkatan
bilirubin.;Laporan
kasus
sesudah dipasarkan, sakit
perut,
alergi,
anemia,
anoreksia, panas, hepatitis,
hepatomegali,
kerusakan
hati, hepatic steanosis, tidak
dapat tidur, laktat asidosis,
leukopenia,
myalgia,
pancreatitis, redistribution
fat, thrombositopenia
Tenovir
Truvada,
Tenofovir
Dosis tenofovir yang
Tenofovir
sakit
kepala,
darah
tinggi,
(Nama Lain : disetujui pada biasa untuk dewasa
fumarate
disoproxil
(TDF) adalah
159
Gabungan
FTC & TDF)
2001 di AS
sebagai
obat
antiretroviral
(ARV)
untuk
orang terinfeksi
HIV. Pada 2010,
tenofovir
disetujui untuk
dipakai
oleh
remaja berusia
antara
12-18
tahun.
Pada
2011, tenofovir
disetujui untuk
dipakai
oleh
anak
berusia
antara
2-12
tahun. Obat ini
belum diuji coba
terhadap orang
berusia di atas
65 tahun.
adalah
300mg
sebagai satu pil
sekali sehari, dengan
atau tanpa makan.
Bila dipakai bersama
dengan
ddI,
tenofovir
harus
dipakai dengan perut
kosong, atau 30
menit sebelum atau
jam sesudah ddInya.
Anak berusia 2-5
tahun akan memakai
bentuk
serbuk.
Untuk yang berusia
6-12
tahun,
disediakan pil yang
mengandung 150mg,
200mg dan 250mg.
Takaran tergantung
pada usia dan berat
badan.
analog
adenosin
5monofosfat,
yang
berinterferensi dengan viral
RNA HIV yang bergantung
dengan DNA polymerase,
mengakibatkan
inhibisi
replikasi
virus.
TDF
dihidrolisis
menjadi
tenofovir dan selanjutnya
difosforilasi
menjadi
tenofovir difosfat.
Tenofovir
termasuk
golongan analog nukleotida
atau nucleotide reverse
transcriptase
inhibitor
(NtRTI). Obat golongan ini
menghambat enzim reverse
transcriptase. Enzim ini
mengubah bahan genetik
(RNA) HIV menjadikannya
bentuk DNA. Ini harus
terjadi
sebelum
kode
genetik
HIV
dapat
dimasukkan ke kode genetik
sel yang terinfeksi HIV.
160
161
Nevirapine
Nevirapine tersedia
dengan bentuk pil
berisi 200mg. Dosis
nevirapine
yang
dianjurkan
untuk
orang
dewasa
adalah 200mg per
Sebagai
agen
nonnucleoside
reverse
transcriptase
inhibitor,
nevirapine
memiliki
aktivitas melawan HIV-1
dengan mengikat enzim
reverse
transcriptase.
162
HIV. Nevirapine
diuji coba pada
orang dewasa
serta anak dan
bayi di atas usia
dua
bulan.
Orang dengan
penyakit
hati
sebaiknya tidak
memakai
nevirapine.
;Replikasi
HIV-1
terhambat
akibat
pengeblokan
aktivitas
DNA polymerase RNADependent dan DNAdependent
163
3. Protease inhibitor:
Golongan obat ini menghalangi kegiatan protease, sebuah enzim yang memotong rantai protein HIV menjadi protein tertentu
yang diperlukan untuk merakit tiruan virus yang baru. Catatan: /r di belakang nama protease inhibitor berarti obat tersebut
dikuatkan dengan ritonavir takaran rendah. Misalnya, SQV/r berarti saquinavir dikuatkan ritonavir.
Nama
Nama Paten
Indikasi
Dosis/cara
Efek Samping
Mekanisme
Generik
pemakaian
Tipranavir Aptivus,
terapi
Obat
golongan
ini
Tipranavir dipakai Efek samping yang paling mencegah pekerjaan enzim
Telzir, (Nama antiretroviral
sebagai
kapsul umum yang diakibatkan protease. Protease HIV
Lain : TPV)
(ART)
lunak.
Takaran oleh tipranavir termasuk bertindak seperti gunting
normal untuk orang diare, mual, muntah, sakit kimia.
Enzim
ini
dewasa
adalah perut, kelelahan dan sakit memotong bahan baku
500mg plus ritonavir kepala. Perempuan yang HIV menjadi potongan
200mg dengan dosis memakai pil KB dapat khusus yang dibutuhkan
dua kali sehari. mengalami ruam kulit.
untuk membangun virus
dapat baru. Protease inhibitor
Kapsul mengandung Tipranavir
250mg, jadi kita memburukkan masalah hati. merusak gunting ini.
harus memakai dua Pasien dengan hepatitis B
tablet tipranavir plus atau hepatitis C yang
tipranavir
dua kapsul ritonavir memakai
dua kali sehari. Pada sebaiknya dipantau dengan
2008,
tipranavir hati-hati. Beberapa orang
dalam bentuk sirop yang memakai tipranavir
disetujui di AS untuk mengembangkan hepatitis,
164
165
Saquinavir
Invirase,
digunakan untuk
(Nama Lain : pengobatan oleh
SQV,
orang berusia 16
Saquinavir
tahun
keatas.
mesylate)
Saquinavir
hasrus selalu di
konsumsi
dengan
antiHIV medicine
166
umum
dipakai
dengan takaran ini.
Pada akhir 2004
FDA
menyetujui
bentuk
Invirase
dengan
500mg
dalam
satu
pil.
Dengan bentuk ini,
jumlah pil yang
harus
dipakai
dikurangi dari lima
per dosis dengan
bentuk 200mg lama
menjadi dua per
dosis. Takaran yang
berbeda
mungkin
dipakai
dalam
beberapa kombinasi.
Saquinavir
harus
diminum tidak lebih
dari dua jam setelah
makan. Saquinavir
diserap lebih baik
bila diminum setelah
Dokter
diusulkan
memeriksa jantung sebelum
mulai
penggunaan
saquinavir.
167
makan
makanan
dengan
tingkat
kalori, lemak dan
protein yang tinggi.
Aturan ini mungkin
kurang penting bila
dipakai saquinavir
dikuatkan
dengan
ritonavir.
Namun
aturan makan yang
resmi belum diubah.
Di rumah, saquinavir
dapat disimpan pada
suhu ruang dalam
botol yang ditutup
rapat.
Ritonavir
Ritonavir disediakan
dengan
bentuk
kapsul atau tablet.
Takaran penuh (bila
ritonavir
dipakai
168
orang terinfeksi
HIV. Obat ini
ditelitikan pada
orang
dewasa
dan anak usia
satu bulan ke
atas.
tanpa
protease
inhibitor lain) adalah
600mg dengan dosis
dua kali sehari.
Untuk anak di atas
usia satu bulan,
ritonavir
disetujui
dengan takaran 350400mg per meter
persegi
luas
permukaan badan.
Namun,
sekarang
ritonavir
sangat
jarang
dipakai
dengan dosis penuh.
Sekarang ritonavir
lebih sering dipakai
untuk menguatkan
protease
inhibitor
lain dalam darah.
Biasanya
100mg
atau 200mg dipakai
dengan setiap dosis.
Penting
kita
169
mengetahui takaran
ritonavir
yang
diresepkan
oleh
dokter, dan cara
penggunaannya.
4. Integrase inhibitor:
Golongan obat ini menghalangi kegiatan integrase, sebuah enzim yang memasukkan DNA virus ke dalam unting DNA sel
yang terinfeksi
Nama
Nama Paten
Indikasi
Dosis/cara
Efek Samping
Mekanisme
Generik
pemakaian
Raltegravi Isentress,
Raltegravir
Pada uji coba terhadap Raltegravir adalah obat
boleh manusia, efek samping yang pertama dalam golongan
r
(Nama Lain : disetujui di AS Raltegravir
dipakai
dengan
atau paling lazim pada orang antiretroviral (ARV) yang
RGV)
pada
2007
makanan. yang memakai raltegravir disebut sebagai integrase
sebagai
ARV tanpa
untuk
orang Raltegravir tersedia adalah diare, mual dan sakit inhibitor.
Saat
HIV
sebagai
tablet
terinfeksi HIV.
kepala. Laporan dari orang menulari sebuah sel dalam
400mg.
Dosis
Obat ini pertama
yang memakai raltegravir tubuh manusia, DNA
raltegravir
untuk
diuji coba pada
juga termasuk ruam dan (kode
genetik)
HIV
orang
dewasa
adalah
orang
dewasa
depresi. Pada kasus yang dipadukan dalam DNA sel
400mg
dua
kali
dengan
HIV
jarang, ruam kulit dapat induk,langkah
5.
sehari.
Juga
ada
yang
sudah
menjadi berat dan gawat. Pemaduan ini dibantu oleh
tablet
yang
dapat
menjadi resistan
Hubungi
dokter enzim
integrase.
170
terhadap ARV
lain.Untuk
informasi
mengenai
resistansi. Pada
akhir
2008,
raltegravir
disetujui untuk
dipakai
oleh
pasien
yang
baru
mulai
ART.
Raltegravir
belum disetujui
untuk
dipakai
oleh anak, ibu
hamil,
dan
orang
lanjut
usia.
secepatnya
bila
kita Raltegravir menghambat
dikunyah,
yang mengalami ruam berat pekerjaan
enzim
ini,
dipakai dua kali waktu
kita
pakai dengan akibat DNA HIV
sehari.
raltegravir.
tidak dipadukan pada
Raltegravir
juga
DNA sel induk. HIV
boleh dipakai oleh
menulari sel tersebut,
anak. Dosis untuk
tetapi
tidak
mampu
anak di bawah 12
menggandakan diri.
tahun
tergantung
pada berat badan.
Merck menelitikan
dosis 800mg sekali
sehari. Dosis ini
kurang efektif untuk
mengendalikan HIV
dibandingkan dosis
dua kali sehari yang
disetujui. Perbedaan
dalam
efektivitas
lebih besar pada
pasien yang mulai
penggunaannya
dengan viral load
lebih dari 100.000.
171
5. Entry Inhibitor:
Golongan obat ini menecegah pengikatan HIV pada sel.
Nama
Nama Paten
Indikasi
Dosis/cara
Generik
pemakaian
Enfuvirtide
Enfuvirtide Fuzeon,
enfuvirtide
(Nama Lain : disetujui di Bila
AS
pada
ditelan,
obat
T-20)
2003
dihancurkan
oleh
sebagai obat asam dalam perut. Hal
antiretroviral ini berarti enfuvirtide
(ARV) untuk
tidak dapat dipakai
orang
sebagai
pil.
dengan
Enfuvirtide disuntik di
infeksi
HIV.
bawah kulit. Proses
Enfuvirtide
ini disebut suntikan
sudah
subcutaneous.
ditelitikan
pada orang Dosis normal untuk
dewasa dan orang dewasa adalah
anak berusia 90mg per suntikan
dua
kali
di atas enam dipakai
bulan.
sehari. Takaran untuk
Efek Samping
Mekanisme
anak
berdasarkan
berat badan. Suntikan
enfuvirtide
sekali
sehari sedang diteliti.
Bila
dokter
kita
meresepkan
enfuvirtide, kita akan
dilatih
untuk
menyiapkan suntikan,
serta bagaimana dan
di mana disuntik.
Penyiapan
suntikan
enfuvirtide
membutuhkan waktu
kurang lebih 40 menit.
Kita
dapat
menyiapkan
kedua
dosis harian sekaligus.
Hindari
menyuntik
dekat saraf besar
(tanya
dokter
mengenai ini). Juga,
jangan
menyuntik
pada tempat yang
173
sebelumnya
masalah paru.
menimbulkan reaksi,
atau pada tahi lalat,
tato, jaringan bekas
luka, memar, atau
pada pusar.
Semacam penyuntik
baru
(disebut
Biojector) yang tidak
membutuhkan jarum
dipertimbangkan
untuk
penggunaan
dengan
enfuvirtide.
Namun perkembangan
alat ini dihentikan
pada Oktober 2007.
Enfuvirtide
adalah
golongan ARV baru.
Hal ini berarti obat ini
tetap manjur terhadap
HIV
yang
sudah
mengembangkan
resistansi
terhadap
ARV lain. Namun
174
enfuvirtide
tidak
boleh dipakai sebagai
monoterapi
(tanpa
ARV
lain).
Enfuvirtide
harus
dipakai
dalam
kombinasi
dengan
ARV lain.
Maraviroc
Maraviroc
Selzentry,
disetujui
di Maraviroc
tersedia
Celsentri,
AS
pada
sebagai tablet dilapisi
(Nama Lain :
2007
dengan isi 150mg dan
MVC)
sebagai ARV 300mg.
Takaran
untuk orang maraviroc tergantung
terinfeksi
pada ARV lain yang
HIV.
dipakai. Dosis baku
Maraviroc
adalah 300mg dua kali
hanya boleh
Takaran
dipakai oleh sehari.
150mg
dibutuhkan
orang
dengan virus bila dipakai beberapa
termasuk
yang tropis ARV
delavirdine
dan
CCR5.
Maraviroc
kebanyakan protease
belum
inhibitor.
Takaran
175
disetujui
untuk
dipakai oleh
anak,
ibu
hamil, orang
dengan
penyakit hati
yang berat,
dan
orang
lanjut usia.
600mg
dipakai
dengan
efavirenz,
etravirine dan obat
lain
yang
dapat
mengurangi
tingkat
maraviroc
dalam
darah. Dosis harus
dikurangi bila dipakai
oleh pasien dengan
masalah ginjal yang
berat.
Maraviroc
boleh
dipakai dengan atau
tanpa makanan.
memakai
maraviroc,
sebaiknya lapor ke dokter
bila dialami tanda apa saja
adanya
masalah
hati,
misalnya ruam, kulit atau
mata menjadi kuning, air
seni
berwarna
gelap,
muntah atau sakit perut.
Namun
maraviroc
tampaknya
mengurangi
parutan pada hati (fibrosis).
permukaan
sel
tersebut.
Protein
tersebut
disebut
sebagai
koreseptor.
Setelah terikat, HIV
masuk pada sel melalui
proses
peleburan
(fusion).
Maraviroc
menghambat
pekerjaan satu jenis
koreseptor
yang
disebut sebagai CCR5.
Saat
koreseptor
tersebut dirintang, HIV
tidak mampu menulari
sel itu
176
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
1 Hepatitis adalah peradangan pada hati (liver) yang disebabkan oleh
berbagai macam, mulai dari virus sampai dengan obat-obatan.
Penatalaksanaan hepatitis dilakukan dengan terapi
interferon,
177
2. Aru W. Sudoyo. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III. Edisi
kelima. Jakarta. Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam
FKUI.
3. Depertemen Kesehatan Republik Indonesia. 2003. Panduan
Tatalaksana Klinis Infeksi HIV pada orang Dewasa dan Remaja.
Available from: http://spiritia.or.id/Dok/pedomanart2.pdf. [Accesed 22
April 2011].
4. Djoerban, Zubairi, Djauzi Samsuridjal. W. Sudoyo, Aru, dkk. 2001.
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam . Jakarta. FK UI
5. Gunawan, Gan Sulstia. 2009. Farmakolgi dan Terapi. Departemen
Farmakolgi Dan Terapeutik Fakultas Kedokteran. Universitas
Indonesia. Jakarta
6. ISFI, 2007, ISO Indonesia, Volume 46, Penerbit Ikatan Sarjana
Farmasi Indonesia
7. Louisa M dan Setiabudy R. Antivirus. Di dalam : Ganiswarna SG,
editor. Farmakologi dan Terapi. Ed. 4. Bagian Farmakologi Universitas
Indonesia. Jakarta. 1995. hal. 647
8. Mansjoer, A, dkk. Kapita Selekta Kedokteran. Ed. 3. Jilid 1.
MediaAesculapius. Jakarta. 2001.
9. Price S.A, Wilson L.M. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Prosesproses Penyakit edisi VI. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran : EGC.
10. Potter, Patricia A. 2005. Buku ajar fundamental keperawatan: konsep,
proses dan praktik Ed.4. Jakarta: EGC
11. Rafsan. Laboratorium Analysis . [serial on internet]. 2012 [dikutip 7
November 2013]. Available from : file:http//Tentang Hepatitis
Laboratorium Analysis.htm
12. Siregar, Fazidah A. 2004. PENGENALAN DAN PENCEGAHAN AIDS.
Universitas Sumatera Utara.Fakultas Kesehatan Masyarakat
13. Sutopo, Widjaja. Hepatitis Virus . [serial on internet]. 2012 [dikutip 7
November 2013]. Available from : http//HepatitisVirus Dokita Dokter
Kita.com. htm
14. Tjay, Hoan Tan dan Kirana Rahardja. 2010. Obat-Obat Penting. Elex
Media Komputindo. Jakarta
178
15. Yulinah, E., dkk. ISO Farmakoterapi. PT. ISFI Penerbitan. Jakarta.
2008.
16. Neal, 2005, At a Glance: Farmakologi Medis, EMS, Jakarta
17. Finkel, R., Clark, M. A., Cubeddu, L.X., 2009, Lippincott's Illustrated
Reviews: Pharmacology, 4th Edition, LWW, Philadelphia
18. DHHS guidelines 2012 (http://aidsinfo.nih.gov/guidelines)
19. Wells, BG., Dipiro, J., Schwinghammer, T., and Hamilton, C., 2006,
Pharmacotherapy Handbook, 6th Ed., McGraw Hill
20. Robert R., et al., 2008, Clinical Immunology, 3 rd Ed., Elsevier,
Philadelphia
179