Anda di halaman 1dari 7

Nama : Dahlia Afifah husein

Kelas : XII – B

STUDYING IS MORE IMPORTANT THAN FANGIRLING

Tugas Farmakognosi kelas XII tgl 21 Oktober 2020

Baca dan pahami materi tentang Sirup dan oleum baik yang di aplikasi maupun yang dibuku

Buat rangkuman tentang Oleum

Kirimkan jawaban nya dikolom tugas pada aplikasi sekolah, selambat-lambatnya hari ini jam 16.00

Terimakasih

OLEUM

1. Oleum pingula atau minyak lemak


Adalah senyawa asam lemak bersuhu tinggi dengan gliserin (gliserida asam lemak suhu tinggi, diperoleh
dengan jalan pemerasan)

a. Cara – cara memperoleh minyak lemak


1) Diperas pada suhu biasa, misalnya: oleum arachidis, oleum olivae, oleum ricini
2) Diperas pada suhu panas, misalnya: oleum cacao, oleum cocos.

b. Syarat – syarat untuk minyak lemak


1. Harus jernih Yang cair harus jernih, begitupun yang padat sesudah dihangatkan (diatas suhu
leburnya)tidak boleh berbau tengik.
2. Kecuali dinyatakan lain harus larut dalam segala perbandingan dalam CHCL3, Eter, dan Eter
minyak tanah Harus memenuhi syarat-syarat minyak mineral, minyak harsa dan minyak-minyak asing
lainnya, senyawa belerang dan logam berat.
▪ Cara identifikasi minyak lemak : Pada kertas meninggalkan noda lemak

c. Penggunaan minyak lemak :


- Sebagai zat tambahan
- Sebagai pelarut, misalnya : sebagai pelarut obat suntik, lotio dan lain-lain, anti racun, untuk
racun yang tidak larut dalam lemak (racunnya dibalut lemak, lalu segera diberi pencahar atau
emetikum) tetapi bila racun yang larut dalam lemak maka dalam bentuk terlarut absorpsi
dipercepat.
- Sebagai obat, misalnya : oleum ricini, dapat dipakai sebagai pencahar.
d. Penggolongan minyak lemak
Minyak lemak dibagi dalam dua golongan :
1. minyak-minyak yang dapat mengering misalnya : oleum lini, oleum ricini.
2. minyak-minyak yang tidak dapat mengering, misalnya : oleum arachidis, oleum olivarum, oleum
amygdalarum, oleum sesami.

▪ Penyimpanan minyak lemak :


Kecuali dinyatakan lain, harus disimpan dalam wadah tertutup baik, terisi penuh, terlindung dari
cahaya.
2. Oleum Volatilia atau minyak atsiri atau minyak menguap atau minyak terbang
adalah campuran bahan-bahan berbau keras yang menguap, yang diperoleh baik dengan cara
penyulingan atau pemerasan simplisia segar maupun secara sintetis, diperoleh dari tumbuh-tumbuhan.

a. Sifat-sifat minyak atsiri :


1. mudah menguap
2. rasa yang tajam
3. wangi yang khas
4. tidak larut dalam air, larut dalam pelarut organik.
5. minyak atsiri yang segar tidak berwarna, sedikit kuning muda.

Warna coklat, hijau ataupun biru, disebabkan adanya zat-zat asing dalam minyak atsiri tersebut.
Misalnya : Minyak kayu putih (Oleum Cajuputi) yang murni tidak berwarna. Warna hijau yang ada
seperti yang terlihat diperdagangan karena adanya : klorophyl dan spora-spora Cu (tembaga).
Warna kuning atau kuning coklat terjadi karena adanya penguraian.

b. Pemerian :
- Cairan jernih
- Bau seperti bau bagian tanaman asal.
- Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat, terisi penuh, terlindung dari cahaya dan ditempat
sejuk.

c. Identifikasi :
1. Teteskan 1 tetes minyak di atas air, permukaan air tidak keruh.
2. Pada sepotong kertas teteskan 1 tetes minyak yang diperoleh dengan cara penyulingan uap
tidak terjadi noda transparan
3. Kocok sejumlah minyak dengan larutan NaCl jenuh volume sama, biarkan memisah, volume air
tidak boleh bertambah.

d. Cara-cara memperoleh minyak atsiri :


1. Cara pemerasan yaitu cara yang termudah dan masih dapat dikatakan primitif. Cara ini hanya
dapat dipakai untuk minyak atsiri yang mempunyai kadar tinggi dan untuk minyak atsiri yang
mempunyai kadar tinggi dan minyak atsiri yang tidak tahan pemanasan. Contoh : minyak jeruk
2. Cara penyulingan ( destilasi), dibagi 2 yaitu
A. Cara langsung ( menggunakan api langsung)
Bahan yang akan diolah di masukkan ke dalam sebuah bejana di atas pelat yang berlubang
dan bejana berisi air. Uap air yang naik melalui lubang dan melalui sebuah pendingin,
kemudian minyak yang keluar dengan uap air di tampung. Cara ini hanya dapat digunakan
untuk jumlah bahan bakal yang sedikit, karena jumlah air yang akan menjadi uap dan
membawa serta minyak terbatas jumlahnya.

Keuntungan cara destilasi air adalah menggunakan alat yang sederhana, mudah
diperoleh, pengerjaannya mudah dan menghasilkan minyak yang berkualitas baik
kelemahannya adalah tidak dapat dilakukan pada semua bahan, khususnya bahan yang
mengandung fraksi sabun, bahan yang larut air dan bahan yang mudah hangus. Selain
itu, waktu penyulingannya lama dan air dapat menyebabkan hidrolisis

B. Penyulingan dengan uap dan air


Penyulingan ini memakai alat semacam dandang. Simplisia dimasukkan diatas pelat yang
berlubang dan bejana berisi air yang terletak di bawah pelat yang berlubang. Uap air yang
naik melalui lubang dialirkan melalui pendingin, kemudian minyak yang keluar dengan air
ditampung. Cara destilasi uap dan air adalah sangat baik untuk simplisia basah atau kering
yang rusak oleh pendidihan. Untuk simlisia harus dimaserasi terlebih dahulu.

Keuntungannya adalah alat muda didapat, kualitas minyak cukup baik dan hamper tidak
terjadi hidrolisis.

Kelemahannya adalah hanya minyak dengan titik didih lebih rendah dari air yang dapat
disuling sehingga hasil penyulingan tidak sempurna. Penyulingan hanya dapat dilakukan
untuk simplisia dalam jumlah kecil karena jumlah air yang akan menjadi uap dan
membawaserta minyak terbatas.

C. Cara tidak langsung ( destilasi uap)


Bahan yang akan di olah di masukkan ke dalam sebuah bejana dan di tambah dengan air.
Alirkan ke dalamnya uap air yang berasal dari bejana lain. Cara ini dapat digunakan untuk
bahan bakal dalam jumlah yang besar terutama bahan bakal yang mempunyai kadar
minyak atsiri yang rendah.

Dari ke dua cara di atas pada bejana penampungan akan terdapat dua lapisan, yaitu air dan
minyak atsiri.

Letak minyak atsiri dan air tergantung pada berat jenisnya. Jika Bj minyak atsiri > Bj air
maka minyak atsiri berada di bawah dan sebaliknya.
Ke dua lapisan ini dapat dipisahkan dan setelah dipisahkan sisa air dapat di keringkan
dengan menggunakan zat - zat pengering, contoh: Na2SO4 exicatus.

Pengeringan sisa air ini perlu di lakukan sebab dengan adanya sisa air tersebut minyak atsiri
cepat rusak / menjadi tengik. Bila lapisan minyak atsiri dan air sukar dipisahkan dapat di
tambahkan NaCl jenuh untuk menarik airnya.

3. Cara Enfleurage
a. Biasanya untuk minyak atsiri yang berasal dari daun bunga yang digunakan untuk kosmetik.
Daun bunga disebarkan diatas keping gelas yang lebih dulu dilapisi dengan lemak atau
gemuk. Dibiarkan beberapa lama, tergantung dari jenis daun yang diolah, contoh:bunga
melati 24 jam. Kemudian daun bunga diangkat, diganti dengan yang segar sampai beberapa
kali, sampai lemak itu benar-benar jenuh dengan minyak atsiri. Biasanya lemak itu dapat
digunakan untuk 30 kali.

b. Kemudian lapisan lemak dikerok, dilarutkan dalam alkohol absolut, minyak atsiri akan larut,
sedangkan lemaknya tidak larut, sehingga lemaknya dapat dipisahkan dari minyak atsiri.
Minyak atsiri yang ada dalam alkohol disuling secara vacum (dengan alat evaporator vacum
). Alkohol yang digunakan bukan alkohol fortior sebab waktu diuapkan, uap air akan
membawa minyak atsiri melalui lubang dan melalui sebuah pendingin, kemudian minyak
yang keluar dengan uap air ditampung . Cara ini dapat digunakan untuk bahan bakal
dengan kandungan minyak atsiri yang rendah dan tidak tahan pemanasan.

e. Syarat – syarat minyak atsiri


1. Harus jernih, tidak berwarna, kalau perlu setelah pemanasan.Kejernihan dapat dibuktikan
dengan cara meneteskan 1 tetes minyak atsiri keatas permukaan air, permukaan air tidak
keruh.Minyak menguap umumnya tidak berwarna, hanya beberapa yang sesui dengan warna
aslinya. Oleum bergamottae berwarna hijau karena klorofilnya terlarut kedalamnya. Oleum
kajuputi berwarna hijau karena senyawa tembaga dari alat penyulingnya terlarut kedalamnya.
Minyak atsiri akan berwarna kuning atau kuning kecoklatan karena sudah terurai atau
teroksidasi.
2. Mudah larut dalam Chloroform atau Eter.
3. Minyak atsiri yang diperoleh dari penyulingan uap harus bebas minyak lemak. Hal ini dibuktikan
dengan cara meneteskan keatas kertas perkamen tidak meninggalkan noda transparan.
4. Harus kering, karena air akan mempercepat reaksi oksidasi sehingga minyak akan berwarna.
Kekeringan dibuktikan dengan cara mengocok sejumlah minyak atsiri dengan larutan Natrium
Klorida jenuh vbolume sama, biarkan memisah, volume air tidak boleh bertambah.
5. Bau dan rasa seperti simplisia.

Bau diperiksa dengan cara mencampurkan satu tetes minyak atsiri dengan 10 ml air. Rasa
diperiksa dengan mencampur satu tetes minyak atsiri dengan 2 gram gula.
f. Contoh minyak atsiri
• Berasal dari fructus
a. Oleum anisi
Nama Lain : Minyak adas manis, Anise Oil, Assentia Anisi
Nama Tanaman Asal : Pimpinella anisum (L) atau verum (Hook.f)
Keluarga : Apiaceae
Zat berkhasiat : Anetol, metilkhavikol (isomer dari anetol), anisaldehida dan terpen
Penggunaan : Obat batuk, perangsang peristaltik pada mulas
Pemerian : Cairan tidak berwarna atau kuning pucat, membias cahaya dengan kuat, bau
khas aromatik, rasa khas agak manis, jika sejuk menghablur
Cara memperoleh : Minyak atsiri yang diperoleh dengan penyulingan uap buah yang masak
b. Oleum aurantii
Nama Lain : Minyak jeruk manis
Nama Tanaman Asal : Citrus sinensis (L.)
Keluarga : Rutaceae
Zat berkhasiat : d-limonen, campuran sitral, sitronelal
Penggunaan : Obat bronchitis menahun, bahan pewangi
Pemerian : Cairan kuning muda atau coklat kekuningan, bau khas aromatik, rasa khas
Cara memperoleh : Minyak atsiri yang dikandung diperoleh dengan pemerasan kulit buah
terluar yang masak dan segar
• Berasal dari folium
a. Oleum cajuputi
Nama Lain : Minyak kayu putih
Nama Tanaman Asal : Melaleuca leucadendra (L.) dan Melaleuca minor (Sm)
Keluarga : Myrtaceae
Zat berkhasiat : Minyak atsiri yang mengandung sineol (kayuputol), terpinol bebas atau
sebagai ester dengan asam cuka, asam mentega, asam valerat
Penggunaan : Sebagai obat gosok pada sakit encok dan rasa nyeri lainnya, kadang – kadang
untuk obat batuk
Pemerian : Cairan tidak berwarna, berwarna kuning atau hijau, bau khas aromatik, rasa
pahit
Cara memperoleh : Minyak atsiri yang dikandung diperoleh dengan penyulingan uap daun
dan ranting atau penyulingan air

• Berasal dari flos


a. Oleum cananga
Nama Lain : Minyak Kenanga
Nama Tanaman Asal : Canangium odoratum (Hook & Thoms)
Keluarga : Anonaceae
Zat berkhasiat : Alkohol dengan ester (metil-benzoat, linalool, terpineol)
Penggunaan : Zat tambahan - parfum
Pemerian : Minyak cair warna kuning muda, bau khas, sangat harum
Cara memperoleh : Dengan penyulingan uap bunga yang segar dan belum mekar

b. Oleum caryophyli
Nama Lain : Minyak cengkeh, Clove oil
Nama Tanaman Asal : Eugenia caryophyllata (Sreng)
Keluarga : Myrtaceae
Zat berkhasiat : Egenol, asetilegenol, kariofilen
Penggunaan : Obat sakit gigi, mules, kadang untuk obat batuk
Pemerian : Minyak cair, yang baru disuling, tidak berwarna atau kuning pucat, jika
disimpan atau kena udara warna berubah makin tua dan makin kental, bau dan rasa
seperti cengkeh
Cara memperoleh : Dengan penyulingan air atau penyulingan uap dari kuncup bunga yang
telah dikeringkan
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terisi penuh, terlindung dari cahaya

c. Oleum rosae
Nama Lain : Minyak mawar, rose oil
Nama Tanaman Asal : Rosa gallica (L.), Rosa damascena (Niler), Rosa alba (L.), Rosa
centifolia (L.) dan varietas Rosa lainnya
Keluarga : Rosaceae
Zat berkhasiat : Geraniol, paraffin, nerol, egenol
Penggunaan : Bahan pewangi
Sediaan : Kummerfeldi Lotio (Form. Nas)
Pemerian : Cairan tidak berwarna atau berwarna kuning, bau aromatik seperti bunga
mawar, rasa khas. Pada suhu 25 kental, jika didinginkan perlahn – lahan berubah menjadi
massa hablur, jika dipanaskan mudah melebur
Cara memperoleh : Minyak atsiri diperoleh dengan penyulingan uap bunga segar

• Berasal dari cortex


a. Oleum cinnamomi
Nama Lain : Minyak kayumanis, Oleum ciaoi
Nama Tanaman Asal : Cinnamomum zeylanicum (BI)
Keluarga : Lauraceae
Zat berkhasiat : Minyak atsiri yang mengandung sinamilaldehida, egenol, felandren
Penggunaan : Obat gosok, obat mulas, pengawet sirop
Pemerian : Cairan warna kuning atau merah kecoklatan, bau dan rasa khas
Cara memperoleh : Minyak atsiri tersebut diperoleh dengan penyulingan air atau
penyulingan uap kulit batang dan kulit cabang
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terisi penuh, terlindung dari cahaya, di
tempat sejuk
• Berasal dari herba
A. Oleum menthae piperitae
Nama Lain : Minyak permen, peppermint oil
Nama Tanaman Asal : Mentha piperita (L.)
Keluarga : Lamiaceae
Zat berkhasiat : Menthol, metilasetat
Persyaratan kadar : Kadar ester dihitung sebagai metil asetat tak kurang dari 4 % dan tidak
lebih dari 9 %, kadar mentol bebas tidak kurang dari 45 %
Penggunaan : Karminativa, stimulansia, sebagai obat mulas
Pemerian : Cairan tidak berwarna, kuning pucat atau kuning kehijauan, bau aromatik, rasa
pedas kemudian dingin
Cara memperoleh : Minyak atsiri yang diperoleh dengan penyulingan air dari pucuk
berbunga yang segar, jika perlu dimurnikan

Anda mungkin juga menyukai