Anda di halaman 1dari 17

MINYAK ATSIRI

“OLEUM KAJUPUTI = MINYAK KAYU PUTIH”

KELOMPOK 1
MUHAMMAD FAUZI (2014219150)
HENY NUR FITRIANA (2015210100)
MUHAMMAD FADHIL LUTHFI (2016210155)
RICKY MIKA CANDRA (2016210196)
ADELIA RAHMA TSANY H (2017210002)
ADITYA DEWANGGA PUTRA (2017210004)
Definisi Minyak Atsiri

Minyak Atsiri adalah senyawa mudah menguap yang tidak larut di dalam air yang
berasal dari tanaman. Minyak atsiri dapat dipisahkan dari jaringan tanaman melalui
proses destilasi. Memiliki aroma yang khas seperti tanaman aslinya yang berasal dari
alam berupa simplisia nabati. Minyak atsiri diperoleh dari ekstrak bunga, biji, daun, kulit
batang, kayu dan akar tumbu-tumbuhan tertentu
Minyak atsiri biasanya tidak berwarna atau kekuning-kuningan dengan rasa dan bau
yang khas. Larut baik dalam etanol dan pelarut organik, sukar larut dalam air dan kurang
larut dalam etanol yg kadarnya kurang dari 70%.
Minyak Atsiri

Guna Minyak Atsiri :


1. Menarik Serangga = sebagai penyerbukan
2. Menolak Serangga = mencegah pembusukan
3. Untuk kosmetik / parfum
4. Sebagai bumbu masak
5. Antiseptik
6. Karminativum
Minyak Atsiri

Sifat Fisika :
1. Bentuk pada suhu kamar
a. Cair = terdiri atas hidrokarbon
b. Padat = terdiri atas hidrokarbon teroksidasi (stearopten yg berbentuk cair : salisilat netilikus,
eugenol dan eukaliptol)
2. Mudah menguap ; Bau khas
3. Bobot jenis < 1
4. Tidak campur dengan air, tetapi sedikit larut = Aqua volatillia. Larut dalam pelarut organik
5. Tidak berwarna atau kuning pucat. (coklat : minyak cengkeh, biru : minyak kamile / kamomile)
6. Beda dengan minyak lemak
a. Dapat disuling
b. Tidak dapat disabunkan (tdk mengandung ester gliseril)
c. Tidak dapat menjadi tengik (dibiarkan terbuka mudah teroksidasi menjadi damar warna coklat)
Pemeriksaan Identitas Minyak Atsiri

Pemeriksaan Identitas Minyak Atsiri


1. Uji Organoleptik
Uji organoleptik minyak atsiri meliputi pemeriksaan terhadap bentuk, warna, bau dan rasa, dimana pemeriksaan ini
bersifat subyektif dan tidak dapat menggambarkan mutu minyak atsiri secara tepat.
2. Uji Sifat Fisika dan Kimia
a. Bobot jenis (BJ)
Bobot jenis adalah perbandingan bobot zat di udara pada suhu 25 0C terhadap bobot air dengan volume dan suhu
yang sama. Penentuan bobot jenis menggunakan alat piknometer. Berat jenis minyak atsiri umumnya berkisar
antara 0,800-1,180. Bobot jenis merupakan salah satu kriteria penting dalam penentuan mutu dan kemurnian
minyak atsiri.
b. Indeks Bias
Indeks bias suatu zat adalah perbandingan kecepatan cahaya dalam udara dengan kecepatan cahaya dalam zat
tersebut. Penentuan indeks bias menggunakan alat Refraktometer. Prinsip penggunaan alat adalah penyinaran yang
menembus dua macam media dengan kerapatan yang berbeda, kemudian terjadi pembiasan (perubahan arah sinar)
akibat perbedaan kerapatan media. Indeks bias berguna untuk identifikasi suatu zat dan deteksi ketidakmurnian.
Pemeriksaan Identitas Minyak Atsiri

c. Putaran bidang Optik


Tiap jenis minyak atsiri memiliki kemampuan memutar bidang polarisasi cahaya ke arah kiri atau kanan.
Besarnya pemutaran bidang polarisasi ditentukan oleh jenis minyak atsiri, suhu, dan panjang gelombang
cahaya yang digunakan. Penentuan putaran optik menggunakan alat Polarimeter.
d. Kelarutan dalam etanol dengen berbagai konsentrasi
Kelarutan dalam alkohol merupakan nilai perbandingan banyaknya minyak atsiri yang larut sempurna
dengan pelarut alkohol. Setiap minyak atsiri mempunyai nilai kelarutan dalam alkohol yang spesifik,
sehingga sifat ini bisa digunakan untuk menentukan suatu kemurnian minyak atsiri.
e. Bilangan Asam
Bilangan asam pada minyak atsiri menandakan adanya kandungan asam organik pada minyak tersebut.
Asam organik pada minyak atsiri bisa terdapat secara alamiah. Nilai bilangan asam dapat digunakan
untuk menentukan kualitas minyak.
Pemeriksaan Identitas Minyak Atsiri

f. Bilangan Ester
Bilang ester merupakan banyaknya jumlah alkali yang diperlukan untuk penyabunan ester. Adanya
bilangan ester pada minyak dapat menandakan bahwa minyak tersebut mempunyai aroma yang baik. Dari
hasil analisis diperoleh bahwa minyak kilemo dari daun yang disuling dengan metode kukus secara visual
mempunyai bilangan ester tertinggi, sedangkan minyak kilemo dari kulit batang yang disuling dengan
metode rebus menghasilkan bilangan ester terendah.

g. Kadar Aldehid dan keton


h. Logam berat
i. Sineol
j. Uji Pemalsuan
Isolasi Minyak Atsiri

Untuk mengisolasi minyak atsiri ada beberapa cara:


a. Cara enfleurage
Metode enfleurage ini dapat disamakan dengan penyarian secara “maserai dingin dengan lemak padat”.Suatu pelat kaca
diberi bingkai (disebut chassis), kemudian ditutup dengan lemak hewan yang telah dimurnikan sehingga tidak berbau.
Setelah itu, mahkota bunga (biasanya mahkota bunga melati) yang akan diambil minyak atsirinya ditebarkan diatasnya
dengan sedikit ditekan. Lalu mahkota dibiarkan hingga minyaknya merembes ke dalam lemak. Setelah itu, mahkota bunga
yang di tekan di atas lempengan tersebut diambil dan diganti dengan mahkota bunga yang baru. Hal ini dilakukan berulang
kali sampai lempengan lemak jenuh oleh minyak atsiri.Setelah mahkota bunga diambil, lemak yang jenuh dengan minyak
atsiri tersebut dicuci dengan alkohol. Minyak atsiri akan larut dalam alkohol. Alkohol tersebut kemudian diuapkan sehingga
diperoleh minyak atsiri yang diinginkan. Namun metode ini kurang efesien dan produktif maka metode tersebut kini
ditinggalkan

b. Dengan pelarut yang mudah menguap


Metode ini juga kurang umum dilakukan karena pelarut yang memenuhi syarat agak terlalu mahal untuk digunakan,
yang dapat mengakibatkan harga minyak atsiri menjadi mahal. Oleh karena itu, cara ini hanya dilakukan untuk memisahkan
minyak atsiri yang berharga mahal, misalnya minyak melati.
c. Penyarian dengan lemak panas
Metode ini juga kurang umum dilakukan karena pemanasan dapat merusak komposisi
minyak atsiri, serta membutuhkan metode tertentu untuk memisahkan minyak atsiri dengan
pelarutnya.

d. Hidrodistilasi atau distilasi uap (hydro distillation)


Hingga saat ini, metode hidrodistilasi paling banyak dilakukan. Metode ini berupa metode
penyulingan dengan bantuan uap air.Distilasi atau penyulingan adalah pendidihan cairan yang diikuti
pendinginan uap.
Hidrodistilasi dapat dibagi menjadi 3 bagian, antara lain :
1. Penyulingan air (water distillation)
2. Penyulingan air dan uap (water and steam distillation)
3. Penyulingan uap (steam distillation) atau penyulingan dengan uap langsung
Penetapan Kadar Minyak Atsiri

 Menurut Farmakope Herbal Indonesia (FHI), cara penetapan kadar minyak atsiri adalah timbang
saksama sejumlah bahan yang diperkirakan mengandung 0,3 mL minyak atsiri, masukkan ke dalam
labu alas bulat 1 L, tambahkan 200 sampai 300 mL air suling, hubungkan labu dengan pendingin dan
buret berskala. Untuk minyak atsiri dengan bobot jenis lebih kecil dari 1, tambahkan 0,2 mL toluen atau
xylen ke dalam buret. Panaskan dengan tangas udara, sehingga penyulingan berlangsung dengan lambat
tetapi teratur.Setelah penyulingan selesai, biarkan selama tidak kurang dari 15 menit, catat volume
minyak atsiri pada buret. Kadar minyak atsiri dihitung dalam % v/b.
Penetapan Kadar Minyak Atsiri

  Perhitungan Penetapan Kadar Minyak Atsiri:


Penetapan Kadar Total Minyak Atsiri
Kadar Total = x 100%
= x 100%

 Rendemen
Rendemen= x 100%
Klasifikasi Tanaman

 Kingdom : Plantae
 Divisio : Magnoliophyta
 Kelas : Magnoliopsida
 Ordo : Myrtales
 Familia : Myrtaceae
 Genus : Melaleuca
 Species : M. leucadendra (L.)
Oleum Cajuputi (Minyak Kayuputih)

Menurut Farmakope Indonesia Edisi V, minyak kayuputih adalah minyak atsiri yang
diperoleh dengen penyulingan uap daun dan ranting segar Malaleuca leucadendron L.
dan Melauca minor SmI. Kandungan utama minyak kayuputih adalah sineol tidak
kurang dari 50,0% dan tidak lebih dari 65,0%. Semakin besar kadar sineolnya, kualitas
minyak kayu putih semakin tinggi. Selain itu, daun kayuputih juga mengandung
komponen lain, seperti: α-pinene, α-terpineol, kariofilen,α-cayofilen, ledol, dan elemol.
Penetapan Kadar Sineol dalam Oleum Cajuputi

Menurut Farmakope Indonesia Edisi III Menurut Farmakope Indonesia Edisi IV


Masukkan ke tabung kimia ± 2,1 g ortokresol P yang telah dilebur Timbang saksama 3,00 gr zat uji yang telah dikeringkan dengan
bersama 3 gr minyak yang telah dikeringkan  mengocok dengan Na2SO4 anhidrat P  dimasukkan kedalam tabung reaksi kering
Na2SO4 anhidrat P  dimasukkan thermometer berskala 0,2O   tambahkan 2,10 g ortokresol yang telah dilebur  tabung
diaduk campuran dengan pengaduk kaca untuk mempercepat reaksi dimasukkan ke dalam alat penetapan suhu beku  biarkan
pengahbluran  dicatat suhu penghabluran tertinggi. dingin dan aduk terus menerus  jika terjadi pengahbluran, suhu
akan naik  dicatat suhu tertinggi penghabluran.
Lalu dihangatkan hingga melebur kembali. Sisipkan tabung Lebur kembali ditangas air  hingga suhu tidak melebihi 50 di
kedalam gabus berlubang  disumbatkan kedalam botol atas t1  masukkan tabung ke dalam alat penetapan suhu
bermulut lebar sebagai selubung udara  biarkan dingin beku yang diatur dengan suhu 50 di bawah t1. Jika terjadi
perlahan  terjadi penghabluran atau mencapai suhu tinggi penghabluran kembali atau suhu turun 30 di bawah t1, aduk
semula, aduk kuat-kuat dan goreskan pada pengaduk kaca  terus hingga campuran membeku  catat suhu pembekuan
dilanjutkan pengadukkan dan penggoresan selama suhu tertinggi (t2)  ulangi penetapan hingga dua suhu tertinggi
masih naik  suhu tertinggi adalah titik beku, lebur kembali,
ulangi penetapan titik beku hingga 2 penetapan berturut yang diperoleh pada t2 tidak berbeda lebih dai 0,20.
Menurut Farmakope Indonesia Edisi III Menurut Farmakope Indonesia Edisi IV

Hitung kadar sineol dalam % dalam menggunakan daftar: Tetapkan presentase (b/b) sineol sesuai suhu beku:
Rendemen Minyak Atsiri Oleum Cayuputi

Rendemen minyak atsiri oleum cayuputi sebenarnya belum diketahui secara pasti teknik
distilasi yang paling tepat guna menghasilkan rendemen minyak kayu putih tertinggi.
Menurut Helfiansah, dkk. (2012) , rendemen tertinggi ada pada isolasi minyak kayu
putih dengan menggunakan metoda distilasi uap air yaitu kurang lebih 2,5%. Sedangkan
pada metoda distilasi uap menghasilkan rendemen yang terendah diantara semua metode
distilasi yaitu sebesar 1,5%. Distilasi uap air mempunyai rendemen yang lebih tinggi
dibandingkan distilasi air, hal ini sesuai dengan pernyataan Guenther (1987), bahwa
metoda distilasi uap air merupakan metoda distilasi yang lebih cocok untuk rumput-
rumputan dan daun-daunan dibandingkan distilasi air.
DAFTAR PUSTAKA

 Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2008. Farmakope Herbal Indonesia. Departemen


Kesehatan Republik Indonesia: Jakarta.
 Departemen Kementrian Kesehatan Indonesia. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta
 Departemen Kementrian Kesehatan Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta
 Departemen Kementrian Kesehatan Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia Edisi V. Jakarta
 Helfiansah, Rizqi, Hardjono Sastrohamidjojo, Riyanto. 2012. Isolasi, Indentifikasi dan
Pemurnian Senyawa 1,8 Sineol Minyak Kayu Putih (Malaleuca leucadendron). Universitas
Gadjah Mada : Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai