I. Judul.
Penyulingan Minyak Atsiri.
II. Tujuan.
Memproduksi minyak atsiri dengan cara penyulingan terhadap sampel daun serai.
Prinsip dalam percobaan ini adalah minyak atsiri dalam daun serai dapat diperoleh melalui
proses penyulingan.
III. Prinsip.
Minyak atsiri dalam daun serai dapat diperoleh melalui proses penyulingan. Penyulingan
merupakan metode paling banyak digunakan untuk menghasilkan minyak atsiri. Penyulingan
dilakukan terhadap minyak atsiri yang tidak larut dalam air. Penyulingan dilakukan dengan
mendidihkan bahan baku didalam ketel suling sehingga terdapat uap air yang diperlukan untuk
memisahkan minyak atsiri dengan cara mengalirkan uap jenuh dari ketel pendidihan air ke
ketel penyulingan.
V. Cara Kerja.
Proses Penyulingan
Perhitungan BJ
43,5324 − 21,6698 𝑔
𝐵𝐽 = = 0,8745 𝑔/𝑚𝐿
25 𝑚𝐿
9
massa jenisnya yang lebih kecil dari air. Hasil volume minyak atsiri yang didapatkan dari
percobaan adalah 31,00 mL. Minyak atsiri yang dihasilkan mengeluarkan bau yang khas dari
sereh, keruh dan terdapat lapisan minyak didalam campuran sampel dengan air. Minyak atsiri
dipisahkan dari air.
Sedikitnya minyak atsiri yang dihasilkan kemungkinan disebabkan karena beberapa hal
diantaranya, pengaturan suhu destilasi yang kurang tepat. Minyak memiliki titik didih yang lebih
rendah dari pada air, sehingga jika suhu terlalu tinggi maka kemungkinan air yang akan lebih cepat
menguap. Selain itu disebabkan karena proses penyulingan yang kurang maksimal dan kurang
lamanya proses penyulingan. Jumlah minyak yang menguap bersama-sama uap air ditentukan oleh
3 faktor, yaitu : besarnya tekanan uap yang digunakan, berat molekul dari masing-masing
Komponen dalam minyak dan kecepatan minyak yang keluar dari bahan. Semakin cepat
aliran uap air dalam ketel suling, maka jumlah minyak yang dihasilkan per kg kondensat uap
semakin rendah, sebaliknya semakin lambat gerakan uap dalam ketel maka waktu penyulingan
lebih lama dan rendemen minyak per jam rendah.
Rendemen minyak yang dihasilkan dari daun sereh tergantung dari bermacam-macam faktor
antara lain: iklim, kesuburan tanah, umur tanaman dan cara penyulingan. Rendemen dipengaruhi
oleh musim rata 0,7 % dan musim hujan 0,5 %. Menurut De Jong rendemen minyak dari daun
segar sekitar 0,5 - 1,2%, dan rendemen minyak di musim kemarau lebih tinggi dari pada di musim
hujan. Daun sereh jenis lenabatu menghasilkan rendemen minyak 0,5 %.
Untuk menghasilkan rendemen minyak yang maksimum, biasanya para penyuling skala
rakyat mengeringkan daun di bawah sinar matahari selama : 3 - 4 jam dan lama penyulingan diatur
sedemikian rupa, sehingga komponen minyak seluruhnya terekstraksi dan berkwalitas baik. Tetapi
cara ini akan menghasilkan mutu minyak sereh wangi yang rendah.
3. Penyimpanan minyak
Minyak disimpan pada wadah yang tertutup dalam ruangan yang sejuk. Hal ini dimaksudkan
untuk menghindaripenguapan akibat udara yang panas. Suhu yang ideal untuk penyimpanan
minyak sekitar 18-20°C. wadah penampung sebaiknya tidak berwarna bening/putih. Utamakan
yang berwarna gelap untuk menghindari sinar yang langsung mengenai minyak. Bila
menggunakan wadah penampung berwana bening transparan, minyak dapat berubah tampilan
11
menjadi coklat tua. Hal ini disebabkan pengaruh cahaya dari luar wadah. Akibatnya tampilan
miyak menjadi kurang menarik, dan bahkan tidak memenuhi standar mutu warna minyak. Wadah
penampung sebaiknya dari bahan yang tidak mudah berkarat/berkorosi. Wadah yang dipilih dapat
berupa botol kaca besar, drum aluminium, drum berlapis enamel, atau drum plastic tebal dengan
tutup. Minyak serai wangi mudah bereaksi dengan wadah penampung yang terbuat dari komponen
seng atau besi sehingga minyak akan terkontaminasi oleh karat atau korosi dari wadah penampung.
Kecenderungan kenaikan % rendemen minyak serai wangi seiring kenaikan waktu
penyulingan dan mengenai pengaruh kondisi dan perlakuan bahan baku yaitu pada daun dan
batang serai wangi, kondisi bahan yang menghasilkan % rendemen besar adalah saat kondisi bahan
layu dibandingkan kondisi bahan segar sedangkan untuk perlakuan bahan pada daun dan batang
% rendemen besar adalah saat perlakuan bahan dicacah dibanding perlakuan bahan utuh. Proses
pelayuan bertujuan untuk mengurangi kadar air dalam kelenjar bahan, sehingga proses ekstraksi
lebih mudah dilakukan dan pencacahan merupakan usaha untuk memperluas area penguapan dan
kontak dengan air sehingga atsiri lebih mudah terekstraksi.
Bagian yang menghasilkan % rendemen besar pada berbagai suhu yaitu pada bagian dau
dibanding pada bagian batang. Rendemen meningkat seiring kenaikan suhu operasi distilasi dan
hal ini karena semakin tinggi suhu maka pergerakan air lebih besar karena energi kinetik antar
molekul meningkat dan kenaikan suhu dalam ketel penyuling dapat mempercepat proses difusi,
sehingga dalam keadaan seperti itu seluruh minyak atsiri yang terdapat dalam jaringan tanaman
akan terekstrak dalam jumlah yang lebih besar lagi.