Anda di halaman 1dari 11

Nama : Dava Perdana Putra

No.Bp : 1811123003

Mata kuliah : Teknologi Rempah dan Minyak Atsiri / THP

Soal dan jawaban

1. Rempah- rempah dan tanaman minyak atsiri jika digunakan dalam bentuk segar
mempunyai kelemahan, jelaskan!

Jawaban:

Rempah-rempah telah luas dikenal gunanya sebagai pemberi cita rasa atau bumbu,
dikarenakan sifatnya yang mengandung zat aktif aromatis di dalamnya. Jika zat atau
komponen aktif tersebut dipisahkan dengan cara diekstrak, baik dengan pelarut tertentu
(misalnya etanol) maupun penyulingan hasilnya disebut dengan minyak atsiri/oleoresin.
Dalam penggunaan minyak atsiri dalam bentuk segar masih dijumpai adanya kekurangan
atau kelemahan diantaranya:

a. Memerlukan banyak tempat dalam penyimpanan karena sifatnya yang kamba (bulky)

b. Mutu dan kekuatan flavor atau cita rasanya yang bervariasi tergantung pada umur, asal
rempah-rempah dan kondisi penyimpanan

c. Adanya komponen tanin yang tergantung didalamnya dapat mempengaruhi warna dari
produk olahan yang digunakan untuk pembuatan rempah rempah

d. Adanya enzim lipase dalam rempah yang dapat mempengaruhi rasa produk pangan yang
diolah dan disimpan lama dan selama penyimpanan dapat kehilangan minyak volatil atau
komponen-komponen lainnya.

e. Mudah terkena cemaran (kontaminasi) baik dari asal tumbuhnya, dalam transpor dan
penyimpanannya

f. kehilangan komponen volatil dalam proses pengolahan dengan suhu yang tinggi dan
mudah teroksidasi. (Zilberboim et al, 1986)

Daftar pustaka

Zilberboim, R. Kopelman, I , dkk (1986). Mcroencapsulation by dehydrating liquid: Return


of paprika aromatic esters, Journal of Food Science 1986, 51, 1301-1310

2. Jelaskan beberapa produk hasil olahan rempah dan tanaman minyak atsiri dan contoh
penggunaan baik di bidang pangan maupun non pangan!

Jawaban:
a. Minyak Atsiri

Minyak atsiri adalah zat berbau yang terkandung dalam tanaman. Minyak ini disebut
juga minyak menguap, minyak eteris, minyak esensial karena pada suhu kamar mudah
menguap. Istilah esensial dipakai karena minyak atsiri mewakili bau dari tanaman asalnya.
Dalam keadaan segar dan murni, minyak atsiri umumnya tidak berwarna. Namun, pada
penyimpanan lama minyak atsiri dapat teroksidasi. Untuk mencegahnya, minyak atsiri harus
disimpan dalam bejana gelas yang berwarna gelap, diisi penuh, ditutup rapat, serta disimpan
di tempat yang kering dan sejuk (Gunawan & Mulyani, 2004).

b. Oleoresin

Oleo = minyak, resin = gum, jadi oleoresin adalah campuran minyak dan resin atau
gum diperoleh hasil ekstraksi, pemekatan dan stadarisasi minyak atsiri (minyak essential dan
komponen non volatile dari rempah-rempah. Oleoresin biasanya berbentuk cairan kental,
pasta atau padat.

c. Curry powder

Bubuk kari (curry powder) adalah campuran dari berbagai jenis bumbu dan rempah
yang pertama kali dibuat oleh orang Inggris yang rindu pada masakan kari India. Daun kari
adalah nama daun pohon kari (Chalcas koenigii) yang tumbuh di banyak tempat di India.

d. Spice Essences and Emulsion

minyak atsiri atau oleoresin yang dilarutkan di dalam pelarut tertentu

e. Encapsulated Spices

Encapsulated spices adalah minyak atsiri atau oleoresin yang dilapisi dengan gums
atau gelatin mempertahankan flavour dan memudahkan penggunaannya yang mahal.

f. Spices in Fat

Spices in fat merupakan minyak atsiri atau oleoresin yang dilarutkan didalam edible
oil atau hidrogenated fat, sehingga mudah dalam penggunaannya.

Guenther, Ernest. 1987. Minyak Atsiri. Jilid 1. UI Press. Jakarta

Contoh penggunaan produk hasil olahan minyak atsiri dan oleoresin dalam bidangan pangan
maupun non pangan

 Bidang Pangan
Dalam bidang pangan terdapat produk yang bisa dihasilkan oleh olahan rempah dan
minyak atsiri seperti bubuk kari yang berasal dari India sebagai bumbu dalam
penambah cita rasa makanan. Contoh lainnya yaitu penggunaan minyak kayu putih
yang dapat diminum, Rimpang jahe juga berkhasiat sebagai obat selain sebagai
penyedap masakan/minuman. Jahe banyak dimanfaatkan sebagai asupan makanan,
industry makanan/minuman atau bahan obat.oleh karena itu, jahe banyak dibutuhkan
untuk memenuhi kebutuhan tersebut(Setyaningrum, 2013).

 Bidang Non pangan


Minyak atsiri digunakan sebagai bahan baku dalam berbagai industry, misalnya
industri parfum, kosmetik, “essence”, industry farmasi dan “flavoring agent”. Dalam
pembuatan parfum dan wangi-wangian, minyak atsiri tersebut berfungsi sebagai zat
pengikat bau (fixative) dalam parfum, misalnya minyal nilam, minyak akar wangi dan
minyak cendana. penggunaan minyak lavender sebagai pengusir nyamuk, minyak
kemangi sebagai minyak urut

3. Jelaskan 3 metode penyulingan rempah dan minyak atsiri, dan jelaskan kekurangan dan
kelebihannya dari masing-masing metode !

Jawaban :
Bahan yang mengandung minyak atsiri dapat diperoleh dengan metode penyulingan
(Bradesi, dkk, 1997). Bahan untuk penyulingan biasanya diambil pada pagi hari secepat
mungkin setelah embun menghilang (Douglas, 1979). Ada tiga metode penyulingan yang
digunakan dalam industry minyak atsiri, yaitu :
- Penyulingan dengan air (hydrodistillation)
- Penyulingan dengan air dan uap (hydro and steam distillation)
- Penyulingan dengan uap langsung (steam distillation)

Penyulingan dengan air (Water Distillation)

Cara penyulingan dengan sistem ini adalah dengan memasukkan bahan baku, baik
yang sudah dilayukan, kering ataupun bahan basah ke dalam ketel penyuling yang telah berisi
air kemudian dipanaskan. Uap yang keluar dari ketel dialirkan dengan pipa yang
dihubungkan dengan kondensor. Uap yang merupakan campuran uap air dan minyak akan
terkondensasi menjadi cair dan ditampung dalam wadah. Selanjutnya cairan minyak dan air
tersebut dipisahkan dengan separator pemisah minyak untuk diambil minyaknya saja. Cara
ini biasa digunakan untuk menyuling minyak aromaterapi seperti mawar dan melati.
Meskipun demikian bunga mawar, melati dan sejenisnya akan lebih cocok dengan sistem
enfleurasi, bukan destilasi.
Yang perlu diperhatikan adalah ketel terbuat dari bahan anti karat seperti stainless
steel, tembaga atau besi berlapis aluminium.

Kelebihan : Penyulingan dengan air (water distillation) adalah kemudahan prosesnya karena
menggunakan metode yang sangat sederhana yaitu perebusan dan waktu yang dibutuhkan
singkat, bahan yang akan disuling dimasukkan ke dalam ketel berisi air lalu dipanaskan.
Kelemahan : Tidak baik digunakan untuk bahan-bahan yang fraksi sabun, bahan yang larut
dalam air karena dapat membuat peluang terjadinya hidrolisa pada konstituen minyak sangat
besar. Selain itu, resiko terjadinya hangus atau gosong sangat tinggi bila pemanasan tidak
dilakukan secara merata, alat atau ketel yang digunakan lebih besar dan bahan bakarnya
banayak.
Penyulingan dengan air dan uap (Water and Steam Distillation)

Penyulingan dengan air dan uap ini biasa dikenal dengan sistem kukus. Cara ini
sebenarnya mirip dengan system rebus, hanya saja bahan baku dan air tidak bersinggungan
langsung karena dibatasi dengan saringan diatas air.
Cara ini adalah yang paling banyak dilakukan pada dunia industri karena cukup
membutuhkan sedikit air sehingga bisa menyingkat waktu proses produksi. Metode kukus ini
biasa dilengkapi sistem kohobasi yaitu air kondensat yang keluar dari separator masuk
kembali secara otomatis ke dalam ketel agar meminimkan kehilangan air. Bagaimanapun cost
produksi juga diperhitungkan dalam aspek komersial. Disisi lain, sistem kukus kohobasi lebih
menguntungkan oleh karena terbebas dari proses hidrolisa terhadap komponen minyak atsiri
dan proses difusi minyak dengan air panas. Selain itu dekomposisi minyak akibat panas akan
lebih baik dibandingkan dengan metode uap langsung (Direct Steam Distillation).

Keuntungan : Cara ini adalah yang paling banyak dilakukan pada dunia industri karena cukup
membutuhkan sedikit air sehingga bisa menyingkat waktu proses produksi. Sistem kukus
kohobasi lebih menguntungkan oleh karena terbebas dari proses hidrolisa terhadap komponen
minyak atsiri dan proses difusi minyak dengan air panas. Selain itu dekomposisi minyak
akibat panas akan lebih baik dibandingkan dengan metode uap langsung (Direct Steam
Distillation).
Kelemahan : Metode ini tidak cocok untuk minyak atsiri yang rusak oleh panas uap air, serta
membutuhkan waktu destilasi yang lebih panjang untuk hasil yang lebih banyak.

Penyulingan dengan uap langsung (Direct Steam Distillation)

Pada sistem ini bahan baku tidak kontak langsung dengan air maupun api namun
hanya uap bertekanan tinggi yang difungsikan untuk menyuling minyak. Prinsip kerja metode
ini adalah membuat uap bertekanan tinggi didalam boiler, kemudian uap tersebut dialirkan
melalui pipa dan masuk ketel yang berisi bahan baku. Uap yang keluar dari ketel
dihubungkan dengan kondensor. Cairan kondensat yang berisi campuran minyak dan air
dipisahkan dengan separator yang sesuai berat jenis minyak. Penyulingan dengan metode ini
biasa dipakai untuk bahan baku yang membutuhkan tekanan tinggi pada proses pengeluaran
minyak dari sel tanaman, misalnya gaharu, cendana, dll.

Kelebihan : Metode penyulingan air-uap ini dapat menghasilkan uap dan panas oleh karena
tekanan uap yang konstan. Uap berpenetrasi secara merata ke dalam jaringan bahan dan
bahan uap air yang dihasilkan dalam keadaan jenuh basah dan akan naikmelalui bahan
sehingga dapat mempertahankan suhu sampai 100 deraja celcius

Kekurangan : menggunakan alat dan bahan yang terlalu mahal dalam pembiayaan

Sumber : Lansida,2010. “Destilation water steam”

4. agar penyulingan efektif dan efesien jelaskan beberapa perlakuan pendahuluan terhadap
bahan baku, jelaskan tujuan masing masing perlakuan dan jelaskan keunggulan serta
kelemahannya.?

Jawaban :
 Pengeringan
Perlakuan pendahuluan dengan cara pengeringan bahan akan mempercepat proses
ekstraksi dan memperbaiki mutu minyak

Kelebihannya yaitu minyak akan mudah menguap karena air yang ada di dlm bahan
sudah berkurang selama proses pengeringan

Kekurangannya yaitu selama pengeringan kemungkinan sebagian minyak akan hilang


beserta komponen penting karena adanya proses oksidasi

 Pengecilan ukuran
Dengan memperkecil ukuran akan semakin mudahnya komponen minyak diperoleh
dan waktu yang diperoleh juga semakin singkat untuk pengambilan minyak

Kelebihannya yaitu waktu relatif lebih singkat dan komponen dapat cepat diperoleh
Kekurangannya yaitu akan terikutnya komponen penting pada saat ekstraksi

 Pelayuan
Prinsip dalam pelayuan yaitu sebelum daun yang akan diambil disuling, kadang
kadang dilakukan proses pelayuan yang diikuti dengan proses pemotongan.
Dilakukannya pelayuan bertujuan untuk menurunkan kadar air pada daun , baik air
yang menempel pada permukaan, maupun air sel yang terdapat dalm daun. Pelayuan
dilakukan sampai kadar air tertentu yaitu sampai daun mempunyai nilai elastisitas
tertinggi, namun tanpa menjadi kering. Pelayuan dapat dilakukan baik dengan
menjemur daun selama waktu tertentu atau dengan mempergunakan uap panas untuk
mempersingkat waktu pelayuan.

Sumber : ( Ketaren, S. 1985. “Pengantar teknologi minyak atsiri”. Balai pustaka : Jakarta)

5. Jelaskan prinsip dasar ekstraksi minyak atsiri dengan lemak padat dan jelaskan langkah
langkahnya sampai diperoleh minyak atsiri!

Jawaban :

Ekstraksi minyak atsiri pada lemak padat biasanya digunakan untuk mengekstrak
minyak atsiri dari bunga, daun dll. Prinsip dari metode ini yaitu apabila lemak dicampure dan
melakukan kontak dengan bunga yang berbau wangi, maka lemak akan mengabsorpsi minyak
yang dikeluarkan oleh bunga tersebut. Contohnya pada bunga melati. Lemak mempunyai
daya serap yang tinggi jika berkontak langsung dengan bahan yang mengandung zat volatil
walaupun dalam suhu kamar. Mengekstraksi menggunakan lemak padat juga dapat
meningkatkan rendemen dan hasil ekstraksi memiliki bau yang tajam karena tidak berkontak
dengan panas.
Langkah langkah yang dilakukan sampai memperoleh minyak atsiri
a.bahan dipanen lalu disortasi grade nya agar mendapatkan minyak yang bermutu
b.siapkan wadah yang sudah berisi lemak padat
c.lalu taburkan bahan diatas lemak padat beri jarak agar komponen meresap sempurna
d.biarkan komponen meresap biasanya membutuhkan waktu 24-36 jam dalam suhu
kamar
e. setelah proses absopsi, bahan diangkat dari lemak padat, lalu diganti dengan bahan
yang baru. Pengulangan dapat dilakukan sesuai keinginan. Semakin banyak
pengulangan mkaa semakin banyak komponen yang diserap oleh lemak padat
f. selanjutnya pengeluaran campuran lemak dan minyak bahan yang akan
menghasilkan pomade. Jika yang diekstraksi adalah bunga mawar maka akan menjadi
pomade mawar
g. selanjutnya pomade dicuci dengan alkohol pekat 5-6 x dalam suhu kamar.
Kemudian disaring dan akan menghasilkan minyak bunga yang larut dalam alkohol
lalu didinginkan pada suhu -15 sampai -20 derajat celcius
h. selanjutnya disaring kembali untuk mendaparkan minyak yang larut dalam alkohol
untuk kemudian disuling menggunakan suhu rendah dan mengahsilkan minyak atsiri

Sumber : ppt materi ibu Dr. Ir. Rini B, M.P

6. Sebutkan karakteristik fisik dan kimia minyak atsiri hasil penyulingan yang perlu diketahui
sebagai penentu mutu!

Jawaban :

“SIFAT KIMIA MINYAK ATSIRI sebagai Penentu Mutu”

1)      Bilangan Asam
Bilangan asam pada minyak atsiri menandakan adanya kandungan asam organik
pada minyak tersebut. Asam organik pada minyak atsiri bisa terdapat secara alamiah. Nilai
bilangan asam dapat digunakan untuk menentukan kualitas minyak (Kataren, 1985).
Hasil analisis minyak kilemo menunjukkan bahwa minyak kilemo dari kulit
batang yang disuling dengan metode kukus secara visual mempunyai bilangan asam tertinggi,
sedangkan minyak kilemo dari daun yang disuling dengan metode rebus mempunyai bilangan
asam terendah. Besarnya bilangan asam minyak kilemo dari daun yang disuling dengan
metode kukus adalah 1.22 dan yang disuling dengan metode rebus 0.72 sedangkan untuk
minyak kilemo dari kulit batang yang disuling dengan metode kukus besarnya 4.20, dan yang
disuling dengan metode rebus 1.72. Adanya perbedaan nilai bilangan asam minyak kilemo
hasil penyulingan daun dan kulit batang disebabkan karena perbedaan kandungan senyawa
asam pada minyak. Sedangkan perbedaan nilai bilangan asam minyak kilemo yang disuling
dengan sistem kukus dan rebus, kemungkinan disebabkan karena terjadi proses oksidasi pada
waktu penyulingan dengan sistem kukus.

2)      Bilangan Ester
Bilang ester merupakan banyaknya jumlah alkali yang diperlukan untuk
penyabunan ester. Adanya bilangan ester pada minyak dapat menandakan bahwa minyak
tersebut mempunyai aroma yang baik. Dari hasil analisis diperoleh bahwa minyak kilemo
dari daun yang disuling dengan metode kukus secara visual mempunyai bilangan ester
tertinggi, sedangkan minyak kilemo dari kulit batang yang disuling dengan metode rebus
menghasilkan bilangan ester terendah.
Besarnya bilangan ester minyak kilemo dari daun yang disuling dengan metode
kukus adalah 31.66, dan yang disuling dengan metode rebus 28.55. Sedangkan untuk minyak
kilemo dari kulit batang yang disuling dengan metode kukus besarnya 18.74 dan yang
disuling dengan metode rebus besarnya 17.6. Perbedaan nilai bilangan ester minyak kilemo
hasil penyulingan daun dan kulit batang tumbuhan kilemo kemungkinan disebabkan karena
perbedaan kandungan senyawa ester pada minyak. Dari pengamatan diperoleh bahwa minyak
kilemo dari daun mempunyai aroma yang lebih segar bila dibandingkan aroma minyak dari
kulit batang. Sifat aroma minyak ini dapat membuat tingginya bilangan ester pada minyak
tersebut.
Minyak atsiri juga dapat mengalami kerusakan yang mengakibatkan perubahan
sifat kimia minyak atsiri yaitu dengan proses oksidasi, hidrolisa, dan resinifikasi.
a. Oksidasi
Reaksi oksidasi pada minyak atsiri terutama terjadi pada ikatan rangkap dalam
terpen. Peroksida yang bersifat labil akan berisomerisasi dengan adanya air, sehingga
membentuk senyawa aldehid, asam organik, dan keton yang menyebabkan perubahan bau
yang tidak dikehendaki (Ketaren, 1985).

b. Hidrolisis
Proses hidrolisis terjadi pada minyak atsiri yang mengandung ester. Proses
hidrolisis ester merupakan proses pemisahan gugus OR dalam molekul ester sehingga
terbentuk asam bebas dan alkohol. Ester akan terhidrolisis secara sempurna dengan adanya
air dan asam sebagai katalisator (Ketaren, 1985).

c. Resinifikasi
Beberapa fraksi dalam minyak atsiri dapat membentuk resin, yang merupakan
senyawa polimer. Resin ini dapat terbentuk selama proses pengolahan (ekstraksi) minyak
yang mempergunakan tekanan dan suhu tinggi selama penyimpanan (Ketaren, 1985).
Minyak atsiri yang kita kenal selama ini, memiliki sifat mudah menguap dan
mudah teroksidasi. Hal itulah yang menyebabkan perubahan secara fisika maupun kimia pada
minyak atsiri. Perubahan sifat kimia minyak atsiri dapat terjadi saat :
 Penyimpanan bahan
Penyimpanan bahan sebelum dilakukan pengecilan ukuran bahan mempengaruhi jumlah
minyak atsiri, terutama dengan adanya penguapan secara bertahap yang sebagian besar
disebabkan oleh udara yang bersuhu cukup tinggi. Oleh karena itu, bahan disimpan pada
udara kering bersuhu rendah.

 Proses ekstraksi
a. Proses ekstraksi
Perubahan sifat kimia dapat disebabkan karena suhu ekstraksi terlalu tinggi.
b. Proses distilasi
Perubahan sifat kimia pada proses ini terutama disebabkan karena adanya air, uap air,
dan suhu tinggi.
c. Proses pengepresan
Perubahan sifat kimia pada proses ini terutama disebabkan karena minyak atsiri
berkontak dengan udara.

“SIFAT FISIKA MINYAK ATSIRI sebagai Penentu Mutu”

Seperti bahan-bahan lain yang memiliki sifat fisik, minyak atsiri juga memiliki
sifat fisik yang bisa di ketahui melalui beberapa pengujian. Sifat fisik dari setiap minyak
atsiri berbeda satu sama lain. Sifat fisik terpenting dari minyak atsiri adalah dapat menguap
pada suhu kamar sehingga sangat berpengaruh dalam menentukan metode analisis yang dapat
digunakan untuk menentukan komponen kimia dan komposisinya dalam minyak asal.
Sifat-sifat fisika minyak atsiri, yaitu : bau yang karakteristik, bobot jenis, indeks
bias yang tinggi, bersifat optis aktif.

1)      Bau yang karakteristik


Minyak atsiri adalah minyak yang dihasilkan dari jaringan tanaman tertentu,
seperti akar, batang, kulit, bunga, daun, biji dan rimpang. Minyak ini bersifat mudah
menguap pada suhu kamar (250C) tanpa mengalami dekomposisi dan berbau wangi sesuai
dengan tanaman penghasilnya, serta umumnya larut dalam pelarut organik tetapi tidak larut
dalam air (Gunther, 1990).

2)      Bobot Jenis
Bobot jenis adalah perbandingan bobot zat di udara pada suhu 25 0C terhadap
bobot air dengan volume dan suhu yang sama. Penentuan bobot jenis menggunakan alat
piknometer. Berat jenis minyak atsiri umumnya berkisar antara 0,800-1,180. Bobot jenis
merupakan salah satu kriteria penting dalam penentuan mutu dan kemurnian minyak atsiri
(Gunther, 1987).
Besar bobot jenis pada berbagai minyak atsiri sangat di pengaruhi dari ukuran
bahan dan lama penyulingan yang di lakukan. berikut adalah grafik yang di peroleh dari
pengujian bobot jenis pada minyak atsiri kayu manis.

3)      Indeks Bias
Indeks bias suatu zat adalah perbandingan kecepatan cahaya dalam udara dengan
kecepatan cahaya dalam zat tersebut. Penentuan indeks bias menggunakan alat
Refraktometer. Prinsip penggunaan alat adalah penyinaran yang menembus dua macam
media dengan kerapatan yang berbeda, kemudian terjadi pembiasan (perubahan arah sinar)
akibat perbedaan kerapatan media. Indeks bias berguna untuk identifikasi suatu zat dan
deteksi ketidakmurnian (Guenther, 1987).
Semakin banyak kandungan airnya, maka semakin kecil nilai indek biasnya. Ini
karena sifat dari air yang mudah untuk membiaskan cahaya yang datang. Jadi minyak atsiri
dengan nilai indeks bias yang besar lebih bagus dibandingkan dengan minyak atsiri dengan
nilai indeks bias yang kecil. Selain itu, semakin tinggi kadar patchouli alcohol maka semakin
tinggi pula indeks bias yang dihasilkan.

Hal ini disebabkan karena penguapan minyak dari bahan berukuran kecil
berlangsung lebih mudah sehingga fraksi berat minyaknya lebih banyak terkandung dalam
minyak, yang mengakibatkan kerapatan molekul minyak lebih tinggi dan sinar yang
menembus minyak sukar diteruskan. Semakin sukar sinar diteruskan dalam suatu medium
(minyak) maka nilai indeks bias medium tersebut semakin tinggi.
Sebagian besar komponen minyak kulit kayumanis terdiri atas kelompok senyawa
terpen-o yang mempunyai berat molekul dan kerapatan yang lebih tinggi dibanding
kelompok senyawa terpen, tetapi relatif mudah larut dalam air. Semakin lama penyulingan,
senyawa terpen-o semakin banyak terlarut dalam air panas yang mengakibatkan kerapatan
minyak menurun sehingga indeks biasnya lebih rendah. Kombinasi perlakuan yang
menghasilkan indeks bias paling tinggi (1,5641) adalah perlakuan A1B1C0, yaitu susunan
bahan bertingkat, ukuran bahan sedang dan lama penyulingan 4 jam. Nilai indeks bias semua
perlakuan berkisar antara 1,5515 sampai 1,5641; nilai ini lebih rendah dibanding standar
mutu dari Essential Oil Association of USA (EOA) tahun 1970 yang mensyaratkan nilai
1,5730 – 1,5910.
4)      Putaran Optik
Setiap jenis minyak atsiri memiliki kemampuan memutar bidang polarisasi
cahaya ke arah kiri atau kanan. Besarnya pemutaran bidang polarisasi ditentukan oleh jenis
minyak atsiri, suhu, dan panjang gelombang cahaya yang digunakan. Penentuan putaran optik
menggunakan alat Polarimeter (Ketaren, 1985).
Berikut ini adalah hasil pengujian minyak atsiri kayu manis, di mana hanya
ukuran bahan yang berpengaruh terhadap nilai putaran optik minyak. Uji BNJ menunjukkan
bahwa ukuran bahan besar menghasilkan putaran optik yang berbeda sangat nyata dengan
ukuran sedang dan kecil.

Besarnya putaran optik tergantung pada jenis dan konsentrasi senyawa, panjang
jalan yang ditempuh sinar melalui senyawa tersebut dan suhu pengukuran.

5)      Kelarutan Dalam Alkohol


            Kelarutan dalam alkohol merupakan nilai perbandingan banyaknya
minyak atsiri yang larut sempurna dengan pelarut alkohol. Setiap minyak atsiri mempunyai
nilai kelarutan dalam alkohol yang spesifik, sehingga sifat ini bisa digunakan untuk
menentukan suatu kemurnian minyak atsiri.
Minyak atsiri banyak yang mudah larut dalam etanol dan jarang yang larutdalam
air, sehingga kelarutannya mudah diketahui dengan menggunakan etanolpada berbagai
tingkat konsentrasi. Untuk menentukan kelarutan minyak atsiri jugatergantung pada
kecepatan daya larut dan kualitas minyak atsiri tersebut. Kelarutan minyak juga dapat
berubah karena lamanya penyimpanan. Halini disebabkan karena proses polimerisasi
menurunkan daya kelarutan, sehinggauntuk melarutkannya diperlukan konsentrasi etanol
yang tinggi. Kondisipenyimpanan kurang baik dapat mempercepat polimerisasi diantaranya
cahaya,udara, dan adanya air bisa menimbulkan pengaruh yang tidak baik.
           
6)      Warna
Sesuai dengan SNI 06-2385-2006, minyak atsiri berwarna kuning muda hingga
coklat kemerahan, namun setelah dilakukan penyimpanan minyak berubah warna menjadi
kuning tua hingga coklat muda. Guenther (1990) mengatakan bahwa minyak akan berwarna
gelap oleh aging, bau dan flavornya tipikal rempah, aromatik tinggi, kuat dan tahan lama.
Daftar pustaka
Surahman dan Murti Herawati. 2001. Farmakognosi jilid II. Jakarta : Departemen Kesehatan

Widyastuti, kiki dkk. 2001. Farmakognosi jilid I. Jakarta : Departemen kesehatan

Ketaren. 1985. Pengantar Teknologi Minyak Atsiri. Jakarta : Balai Pustaka


7. Apa yang anda ketahui tentang a): floral concrete b): absolute c): Pomade d): enfleurasi
absolute

Jawaban :

a) floral concrete adalah suatu minyak atsiri yang masih pekat dan bewarna gelap keorangean

b) absolute adalah minyak atsiri yang digunakan sebagai biang pada pewangi parfume

c) Pomade adalah suatu hasil ekstraksi menggunakan lemak padat dengan bantuan bunga
pada suatu minyak

d) Enfleurasi absolute adalah minyak atsiri yang didapatkan dari sebuah metode ekstraksi
lemak pada pada suhu ruangan tertentu.

Sumber : ( http://hazi-mvp.blogspot.com/2011/05/enfleurasi-minyak-atsiri-html )

8. Jelaskan ringkasan paper tugas anda dan buat analisis anda sendiri serta kritikan atau saran
anda tentang paper tersebut!

Jawaban :
“EKSTRAKSI MINYAK ATSIRI PADA TANAMAN KEMANGI DENGAN PELARUT N-HEKSANA”
Kemangi (Ocimum x citriodorum) atau disebut juga lemon basil merupakan salah satu
tanaman yang memiliki banyak manfaat yaitu sebagai obat, insektisida nabati, penghasil
minyak atsiri, sayuran dan minuman. Minyak kemangi dari jenis lemon basil sendiri memiliki
aroma khas lemon, penyebab utama aroma tersebut karena kandungan sitral. Menurut hasil
analisa dari Balittro (Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik), minyak jenis lemon
basil (kemangi) ini memiliki komponen utama sitral (43,45 %) dan geraniol (21,23 %).
Analisis pada jurnal tersebut menyatakan bahwa terdapat beberapa penelitian terbaik
dari para peneliti dalam mengekstrak kemangi dengan perbandingan pelarut n-heksana dan
methanol
1. Penelitian pertama : yang dilakukan Mindaryani dan Rahayu (2007), yaitu
ekstraksi kemangi Ocimum Basillicum menggunakan pelarut ethanol dan n-heksana 2
hexane. Proses ekstraksi menghasilkan rendemen 1,3 % dengan pelarut n-hexane, destilasi
uap pada daun menghasilkan rendemen 0,6597 %, sedangkan campuran daun dan batang
menghasilkan rendemen sebesar 0,5736%. Hasil penelitian menunjukkan kondisi terbaik
pada suhu 55 0C, dengan kadar sitral sebesar 84,8 % dari daun sedangkan dari batang 85,46
%.
2. Penelitian kedua yang dilakukan oleh Hakkim et al (2008), pada beberapa jenis
Ocimum spp diantaranya adalah Ocimum gratissimum mendapatkan rendemen ekstrak
sebesar 110,1 mg/g, Ocimum americanum (83,6 mg/g), Ocimum minimum (73,2 mg/g),
Ocimum citriodorum (69,1 mg/g), Ocimum kilimandscharicum (58,5 mg/g). Penelitian ini
dilakukan dengan metode ekstraksi menggunakan pelarut methanol. Metode penelitiannya
dilakukan dengan cara bahan kering di tumbuk sehingga menjadi bubuk powder. Sebanyak
10 g bubuk powder dilarutkan dengan 500 ml pelarut methanol selama 6 jam dengan suhu 40
0C.
3. pada jurnal ini menurut saya, peneliti memberikan hasil yang positif dimana dapat
menghasilkan hasil minyak kemangi dengan rendemen dan kualitas terbaik dibanding hasil
analisa Balittro yaitu Hasil terbaik untuk rendemen minyak atsiri kemangi dengan pelarut n-
heksana didapatkan pada suhu 55 °C dan 150 menit yaitu 1,34% dengan kadar sitral 64,99%
menurut hasil yang di dapatkan bahwa peneliti menggunakan pelarut n-heksana sebagai
pengekstrak tanaman kemangi lebih baik juga dibanding peneliti lainnya yang menggunakan
Methanol sebagai pelarut nya
 Kritikan dari saya untuk jurnal “EKSTRAKSI MINYAK ATSIRI PADA TANAMAN KEMANGI
DENGAN PELARUT N-HEKSANA” yaitu tidak ada . mengapa demikian? karena sudah pas
komposisi materi penting dalam pembuatan minyak kemangi dengan menggunakan pelarut
n- heksana yang memberikan hasil jauh lebih baik dari hasil analisa Balittro (Balai Penelitian
Tanaman Obat dan Aromatik.
 Saran dari saya untuk jurnal yaitu saya akan menunggu trobosan terbaru dari peneliti mengenai
penelitian minyak atsiri yang lainnya karena sudah cukup puas dalam saya menganalisa jurnal
tersebut.

Daftar Pustaka

Daryono, E., D., Muyassaroh, Hudha, M. I. 2011. Ekstraksi Minyak Atsiri Pada Tanaman Kemangi
(Ocimum x citriodorum) dengan Proses Destilasi. Prosiding Seminar SENTIA, Polinema. Vol I1-
I6

Hakkim, F., L. Arivazhagan., G. Boopathy., R. 2008. Antioxidant Property of Selected Ocimum Species
and Their Secondary Metabolite Content. Journal of Medicinal Plant research. Vol 2 (9), pp.
250- 257.

Mindaryani, A., dan Rahayu. S. S. 2007. Essential Oil From Extraction and Steam Distillation of
Ocimum Basilicum. Proceedings of the World Congress on Engineering and Computer Science,
San Francisco, USA

Alhamdulillah.

Anda mungkin juga menyukai