Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM VII

PENETAPAN KADAR MINYAK ATSIRI DENGAN CARA DESTILASI

Disusun Oleh :

Kelompok 1B – Rabu Pagi

1. Adelia Ramadhanti P23139017002


2. Afriana Br Silaen P23139017004
3. Ajeng Dewi Fortuna P2313901006
4. Alfiana Wijayanti P23139017008
5. Alya Permata Kaisarama P23139017010
6. Ami Andari P23139017012
7. Anggun Putri Amika P23139017014

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN JAKARTA II


JURUSAN FARMASI
TAHUN 2019
I. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat memahami cara penetapan kadar minyak atsiri dengan cara
destilasi
2. Mahasiswa dapat menetapkan kadar minyak atsiri yang terkandung dalam
simplisia

II. TEORI DASAR


Destilasi adalah pemisahan komponen yang mempunyai perbedaan tekanan
uap pada temperatur tertentu. Kata destilasi menyakatan pemisahan campuran
menjadi dua atau lebih fraksi yang mempunyai perbedaan titik didih.
Minyak atsiri atau minyak menguap adalah massa yang bebau khas, berasal
dari tanaman , mudah menguap pada suhu kamar tanpa mengalami peruraian.
Pada umumnya minyak atsiri dalam keadaan segar tidak berwarna atau pucat, bila
dibiarkan akan berwarna lebih gelap, berbau sesuai dengan bau tanaman
penghasilnya. Umumnya larut dalam pelarut organik dan sukar larut dalam air.
Berdasarkan sifat fisika dan kimianya, maka minyak atsiri dapat diperoleh
dengan cara penyulingan, ekstraksi dengan pelarut mudah menguap, pembuatan
dengan lemak padat dan ekspresi.
Pembuatan minyak atsiri dengan penyulingan dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu
besarnya tekanan uap yang digunakan, bobot molekul masing- masing komponen
dalam minyak dan kecepatan keluarnya minyak atsiri dari simplisia.
Pembuatan minyak atsiri dengan cara penyulingan mempunyai beberapa
kelemahan diantaranya :
1) Tidak baik terhadap beberapa jenis minyak yang mengalami kerusakan
oleh adanya panas dan air.
2) Minyak atsiri yang mengandung fraksi ester akan terhidrolisa karena
adanya air dan panas.
3) Komponen minyak atsiri yang larut dalam air tidak dapat tersuling.
4) Komponen minyak atsiri yang bertitik didih tinggi dan menentukan bau
khas, sebagian tidak dapat ikut tersuling dan tetap tertinggal dalam
bahan.
Cara memperoleh minyak atsiri dengan cara penyulingan dengan air. Tidak
terjadi kontak langsung dengan simplisia air mendidih. Simplisia yang dihaluskan
dididihkan dengan air, kemudian uap air dialirkan melalui pendingin. Hasil
sulingan berupa minyak yang belum murni akan masuk ke dalam buret berskala,
dan karena adanya larutan NaCl, mencegah terjadinya emulsi minyak – air
sehingga minyak atsiri mudah dikeluarkan dari buret. Volume minyak atsiri dalam
buret dihitung kemudiaan dibandingkan terhadap berat awal simplisia dan
ditetapkan sebagai volume per berat.

Monografi Bahan

1. Kulit Kayu Manis (Cinnamomi Cortex)


Kulit kayu manis adalah kulit bagian dalam yang diperoleh dari
anak batang Cinnamomun zeylanicum Bl yang telah dipangkas
menjadi semak – semak. Kadar minyak atsiri kulit tidak kurang
dari 1,0 % v/b, kadar minyak atsiri serbuk tidak kurang dari 0,7 %
v/b.
Pemerian : bau aromatik; rasa pedas dan manis.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
Khasiat : zat tambahan; karminativum.
2. Air Suling (Aqua Destilata)
Air suling dibuat dengan menyuling air yang dapat diminum.
Rumus Kimia : H2O
Berat Molekul : 18,02
Pemerian : cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau;
tidak mempunyai rasa
Sisa penguapan : tidak lebih dari 0,001% b/v; penguapan
dilakukan diatas tangas air hingga kering
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik.
3. Gliserin (Glycerolum)
Nama lain : gliserol
Rumus Kimia : C3H8O3
Berat Molekul : 92,10
Pemerian : cairan seperti sirop; jernih, tidak berwarna;
tidak berbau; manis diikuti rasa hangat.
Kelarutan : dapat campur dengan air, dan dengan etanol
(95%) P; praktis tidak larut dalam klorofrom P,
dalam eter P dan dalam minyak lemak.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
Khasiat : zat tambahan
4. Natrium Klorida (Natrii Chloridum)
Natrium Klorida mengandung tidak kurang dari 99,5% NaCl,
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
Rumus Kimia : NaCl
Berat Molekul : 58,44
Pemerian : hablur heksahedral tidak berwarna atau serbuk
hablur putih; tidak berbau; rasa asin
Kelarutan : larut dalam 2,8 bagian air, dalam 2,7 bagian air
mendidih dan dalam lebih kurang 100 bagian
gliserol P; sukar larut dalam etanol (95%) P
Susut Pengeringan : tidak lebih dari 0,5%
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
Khasiat : sumber ion klorida dan ion natrium.

III. ALAT DAN BAHAN


 Alat
1. Alat destilasi stahl
2. Heating mantle
3. Batang pengaduk
4. Beaker glass
5. Gelas ukur
6. Pipet
7. Vial untuk wadah minyak
 Bahan
1. Simplisia kulit kayu manis (Cinnamomi Cortex) yang sudah
dihaluskan seberat 20 gram
2. Pelarut
- Aquadest 100 ml
- Larutan NaCl 30 % 200 ml
- Gliserin 100 ml

IV. CARA KERJA


1. Timbang simplisia cinnamomi cortex yang sudah dihaluskan sebanyak 20
gram.
2. Masukkan simplisia ke dalam labu bulat alat Stahl, tambahkan larutan 100
ml aquadest, 100 ml gliserin dan NaCl 30% 200 ml hingga simplisia
terendam.
3. Pasang alat destilasi stahl, isi buret dengan larutan NaCl 10% sampai
penuh, nyalakan heating mantel pada suhu 100°C. Lakukan penyulingan
hingga diperoleh minyak atsiri pada buret.
4. Setelah penyulingan selesai, biarkan selama tidak kurang dari 15 menit.
Amati volume yang tertera pada buret dan catat.
5. Hitung kadar minyak atsiri dalam %v/b dengan cara :
volume minyak atsiri
x 100%
berat simplisia

V. HASIL

Simplisia Cara Penyulingan


Jumlah Jumlah Cara Waktu Kadar
Nama Keadaan Pelarut
(gram) (ml) (jam) (%)
Kering Aquadest
Cinnamomi Cortex 20 200 I 2 0,1%
(utuh ) - gliserin

Perhitungan
Kadar minyak atsiri :
volume minyak atsiri 0,02 ml
x 100% = x 100% = 0,1%
berat simplisia 20 g
VI. PEMBAHASAN
Destilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia
berdasarkan perbedaan, kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) dalam
penyulingan campuran zat dididihkan sehingga menguap dan uap ini kemudian
didinginkan kembali kedalam bentuk cairan. Senyawa yang memiliki titik didih
rendah apabila dipanaskan akan mengalami penguapan terlebih dahulu, untuk titik
didih tinggi senyawa tersebut akan menguap setelah titik didih rendah.
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah menghaluskan simplisa dengan
grinder dan ditimbang seberat 20 gram. Lalu buat larutan NaCl dengan
konsentrasi 30% dan masukkan simplisia yang sudah ditimbang kedalam labu
bulat dan dilarutkan dengan dengan campuran aquadest dan gliserin masing –
masing 200 ml. Selanjutnya ditambahkan batu didih untuk meratakan panas.
Setelah itu pasang alat destilasi, isi buret dengan larutan NaCl 30% hingga
tanda batas skala 0 ml. Lalu nyalakan heating mantel pada suhu 100°C. Lakukan
destilasi selama 2 jam hingga diperoleh minyak atsiri pada buret. Volume minyak
atsiri diukur setiap 30 menit sekali dan jika volume pada buret melebihi batas
skala 0 ml, larutan NaCl dikeluarkan melalui keran pada buret hingga volume
kembali berada pada batas skala 0 ml.
Bedasarkan hasil praktikum, diperoleh minyak atsiri dengan volume 0,02 ml
bentuk seperti minyak, bau khas kayu manis dan berwarna kuning. Sehingga
kadar minyak atsiri yang didapat sebesar 0,1%.

VII. Kesimpulan
 Destilasi adalah pemisahan komponen yang mempunyai perbedaan
tekanan uap pada temperatur tertentu.
 Minyak atsiri atau minyak menguap adalah massa yang bebau khas,
berasal dari tanaman , mudah menguap pada suhu kamar tanpa mengalami
peruraian.
 Kulit kayu manis adalah kulit bagian dalam yang diperoleh dari anak
batang Cinnamomun zeylanicum Bl yang telah dipangkas menjadi semak –
semak.
 Kadar minyak atsiri yang diperoleh sebesar 0,1% dengan volume 0,02 ml.
DAFTAR PUSTAKA

1. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Farmakope Indonesia, Edisi III.


Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979
2. Tim Penyusun, Buku Panduan Praktikum Fitokimia, Politeknik Kesehatan

Kementrian Kesehatan Jakarta II, 2013


LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai