Anda di halaman 1dari 14

Identifikasi Minyak Atsiri,

Minyak Lemak, Lemak


dan Lilin.

Tujuan

Mampu mengidentifikasi minyak atsiri


secara organoleptik, mikroskopi, kimiawi,
dan kromatografi
Mampu
mengidentifikasi
kemurnian
minyak atsiri secara fisika, kimia maupun
kromatografi
Mengidentifikasi minyak lemak, lemak
dan lilin secara fisika dan kimia terutama
untuk bahan yang sering digunakan
dalam farmasi

Dasar Teori
Minyak atsiri disebut juga minyak
eteris dipergunakan sebagai bahan baku
dalam berbagai industri, misalnya pada
industri parfum, kosmetik, dan farmasi.
Minyak atsiri mudah menguap pada
suhu kamar tanpa mengalami
dekomposisi, mempunyai rasa getir,
berbau khas, dan larut dalam pelarut
organik dan tidak larut dalam air. (Ketaren,
1985)

Lemak merupakan suatu ester trigliserida


yang apabila dihidrolisa akan menghasilkan
asam lemak penyusunnya. Lemak
menghasilkan gliserol apabila disabunkan.
Minyak pada suhu kamar biasanya dalam
wujud cair, sedangkan lemak dalam suhu
kamar berwujud padat.
(Sudjadi dkk, 2004)
Lilin berupa ester asam lemak, tetapi
bukan dengan gliserol melainkan dengan
alkohol monohidroksi tinggi. Selain itu
dapat mengandung asam lemak bebas,
alkohol lemak bebas, dan hidroarbon.
(Stahl, 1985)

Alat dan Bahan

Alat :
- Gelas Ukur
- lempeng KLT
- Beker Glass
- UV
- Kertas Saring
- Pipet Tetes
- Objek & Deck Glass
- Mikroskop
- Tabung Reaksi

Bahan :
- Oleum Cinnamomi
- Silica gel
- Oleum Ricini
- Etil asetat
- NaCl
- Toluen
- Etanol 95%
- Vanilin
- Wash Benzene
- Asam Sulfat
- Kloroform
- FeCl3

Hasil dan Pembahasan


a.

Minyak Atsiri = Oleum Cinnamomi


oleum cinamomi (minyak kayu manis) adalah
minyak atsiri yang diperoleh dari penyulingan
uap kulit batang dan kulit cabang cinnamomium
zeylanicum blume.
untuk
identifikasi
umum
terhadap
oleum
cinnamomi
diambil
satu
tts
kemudian
dipermukaan air didapatkan bahwa oleum
cinnamomi menyebar kepermukaan air merata
dan tidak membuat permukaan air menjadi
keruh.
Dikarenakan kepolaran air dan tidak
kepolaran minyak sehingga keduanya cenderung
untuk memisah (tidak campur) dan bobot jenis
oleum cinnamomi lebih kecil daripada bobot
jenis air.

oleum cinnamomi pada kertas saring


setelah diteteskan meninggalkan noda seperti
kertas bekas gorengan. Hal ini dikarenakan
oleum cinnamomi berwarna kekuningan dan
menguap sempurna. Identifikasi uji dengan
penambahan NaCl jenuh, volume tetap. Hal ini
terjadi karena oleum cinnamomi(murni) tidak
bereaksi dengan NaCl jenuh sehingga tidak
ada oleum cinnamomi yang larut dalam NaCl
jenuh,
didapatkan
hasil
bahwa
terjadi
pemisahan antara kedua larutan tersebut. Uji
deteksi daya kelarutan oleum cinnamomi pada
pelarut organik dihasilkan 1 tts oleum larut
dalam 5 tts etanol, 20 tts wash benzen dan 15
tts kloroform. Kelarutan masing pelarut
berbeda karena nilai tetapan dielektrik
berbeda dan BJ serta kepolaran berbeda.

pada identifikasi senyawa fenol pada


minyak atsiri dihasilkan warna kuning,
diikuti identifikasi ini menunjukkan oleum
cinnamomi tidak mengandung senyawa
fenol karena berubah menjadi coklat
kemerahan.
pada pemeriksaan minyak atsiri secara
kromatografi,digunakan KLT dengan fase
diam silika gel 254 adapun fase geraknya
adalah toluen : etil asetat (93:7) v/v.
Pembanding yang digunakan adalah
timol. Percobaan ini menghasilkan nilai
Rf1 : 0,058, Rf2 : 0,265, Rf3: 0,5 dan Rf
standar : 0,611. Jadi, pada oleum
cinnamomi mengandung timol.

b. 0leum Ricini
Pada uji noda lemak diteteskan pada
kertas saring dan dibiarkan
mengering ternyata meninggalkan
noda transparan pada kertas. Hal ini
membuktikan bahwa oleum ricini
mengandung minyak yang tidak
menguap dan kandungan gliserol
pada minyak besar. pada uji kelarutan
oleum ricini lebuh larut pada pelarut
non polar seperti wash benzen
sebanyak 20 tts. Ini disebabkan sifat
minyak non polar sehingga akan larut
pada pelarut non polar.

pada uji pembentukan emulsi, saat uji pertama


dengan meneteskan satu tetes minyak kelapa
dalam tabung reaksi ditambah 5 ml aquadest
kemudian dikocok kemudian terjadi pemisahan
dan berwarna jernih.
pada uji kedua dari hasil saponifikasi terjadi
pembentukan emulsi karena larut bercampur
menjadi satu. Reaksi sabun RCOONa ( R =
bersifat sebagai hidrofilik/tidak sukar air) :
(COONa bersifat hidrofilik/suka air). Hodrofobik
akan menarik minyak, hidrofilik akan menarik air.
uji penetapan jarak beku dengan cara oleum
recini yang didinginkan dalam dengan bantuan es
pada bekker glass dan diamati suhunya.
Didapatkan suhu awal : 19 C dan mulai membeku
pada suhu : 2 C sehingga didapatkan jarak beku
17 C

Kesimpulan :

Minyak atsiri merupakan minyak mudah


menguap dan tidak mengandung minyak
lemak sehingga tidak meninggalkan noda pada
benda yang dikenai.
Oleum cinnamoni adalah minyak atsiri berupa
cairan suling segar kuning, bau khas, rasa khas
dapat larut dalam pelarut organik.
Uji ozason pada ol.cinnamomi berbentuk
jarum.
Minyak atsiri dan minyak lemak tidak larut
dalam air dan bersifat nonpolar.

Daftar pustaka

Kateren, S. 1985. Minyak Atsiri. UI


Press : Jakarta.
Stahl, Egon. 1985. Analisis Obat secara
Kromatografi dan Mikroskopi.
Diterjemahkan oleh Padmawinata K
dan Sudro, I. ITB Press : Bandung.
Sudjadi dan Abdul, R. 2004. Analisis
Obat dan Makanan. Pustaka Pelajar :
Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai