LIPID
KELOMPOK 2.5
1
BAB I
Dasar Teori
2
diantaranya merupakan asam lemak esensial seperti asam oleat, asam linoleat dan
asam linolenat.
Tes akrolein adalah metode untuk uji kualitatif lipid. Pada tes ini terjadi
dehidrasi gliserol dalam bentuk bebas atau dalam lemak atau minyak menghasilkan
aldehid akrilat atau akrolein. Tes akrolein digunakan untuk menguji keberadaan
gliserin atau lemak. Pada metode akrolein ini, sampel ditambahkan KHSO4
kemudian dipanaskan. Penambahan KHSO4 ini berfungsi sebagai katalis dalam
hidrolisis lipid menjadi asam lemak dan gliserol. Sedangkan pemanasan disini
berfungsi agar terjadi proses hidrasi pada sampel sehingga H 2O hilang dan akan
terbentuk akrolein atau akrildehida yang memiliki bau yang khas yakni bau yang
tajam seperti lemak yang terbakar (bau tengik).
Asam lemak merupakan asam lemah, molekul asam lemak akan terionisasi
sebagian dan melepaskan ion H+. Asam lemak dapat bereaksi dengan basa dengan
membentuk garam.Garam natrium yang dihasilkan oleh asam lemak dapat larut
dalam air dan dikenal sebagai sabun.
Gliserol adalah zat cair yang tidak berwarna dan mempunyai rasa yang agak
manis. Gliserol dapat diperoleh dari hasil penyabunan lemak atau minyak.
Uji Salkowski merupakan uji yang digunakan untuk mengetahui adanya
kolesterol dalam minyak atau lemak dalam sampel yang diuji. Kolesterol adalah
konstituen utama membrane plasma dan lipoprotein plasma. Kolesterol terdistribusi
luas di semua sel tubuh, tetapi terutama di jaringan saraf. Senyawa ini sering
ditemukan sebagai ester kolesteril, dengan gugus hidroksil di posisi 3 yang
mengalami esterifikasi dengan suatu asam lemak rantai panjang. Senyawa ini
terdapat pada hewan tetapi tidak terdapat pada tumbuhan atau bakteri.
3
BAB II
1. Alat-Alat :
Tabung reaksi 1 set
Pipet tetes
Pipet ukur (5, 10 ml)
Lampu spiritus
Gelas ukur (10, 25 ml)
Kertas biasa
Gelas piala (250, 500)
Cawan porselin
Mikroskop
2. Bahan-Bahan Percobaan:
Kloroform
Eter
Larutan Na2CO3 1%
Empedu encer
Air
Hubl jod reagen
Minyak kelapa
Minyak kacang
Minyak wijen
Lemak binatang
Gliserol
Kristal KHSO4
Alkohol
Kolesterol
Asam sulfat pekat
CuSO4
NaOH
4
3. Cara Kerja :
Percobaan 1 (Kelarutan)
Percobaan 2 (Kejenuhan)
Percobaan 3 (Akrolein)
5
Percobaan 4 (Kelarutan Cu(OH)2 )
Percobaan 6 (Salkowski)
6
Percobaan 7 ( Grease Spot Test)
7
BAB III
Terbentuk beberapa lapisan warna, dengan urutan dari atas ke bawah sebagai
berikut :
1. Lapisan biru
2. Cincin ungu
3. Putih bening
8
Jumlah tetesan gliserol Hasil
9
Minyak baru Bening Bening
BAB IV
2. Air
Berfungsi sebagai pelarut yang bersifat polar. Karena sifatnya yang
polar, air tidak dapat melarutkan lipid yang bersifat nonpolar.
3. Larutan Na2CO3 10 %
Na2CO3 merupakan larutan yang bersifat alkali. Alkali berfungsi untuk
menghidrolisis minyak kelapa (lipid) menjadi gliserol dan sabun (garam alkali
dari asam lemak). Reaksi ini disebut reaksi penyabunan. Minyak kelapa tidak
larut dalam Na2CO3 karena Na2CO3 terjadi reaksi penyabunan sehingga membuat
sampel tidak larut dan dihasilkan emulsi. Dengan adanya larutan Na2CO3,
minyak kelapa membentuk emulsi ketika dilarutkan kedalam larutan campuran
air dan Na2CO3. Karena Na2CO3 merupakan zat emulgator sehingga pada
penambahan lipid kedalam larutan air dan Na 2CO3 terjadi emulsi karena larutan
Na2CO3 membantu menurunkan tegangan permukaan air.
10
berinteraksi dengan lemak dan bagian hidrofilik yang berinteraksi dengan air.
Karena itu, senyawa tersebut sering ditemukan di pertemuan antara lemak dan
air. Jika lipid polar yang berada dalam media aquous telah mencapai konsentrasi
tertentu maka akan terbentuk misel.
11
4.2 Uji Kejenuhan
Dalam uji ketidakjenuhan ini bertujuan untuk mengetahui sifat
ketidakjenuhan minyak atau lemak. Komposisi asam lemak dalam
trigliserida terdiri atas asam lemak jenuh dan asam lemak tidak jenuh. Asam
lemak jenuh adalah asam lemak yang tidak mempunyai ikatan rangkap,
sedangkan asam lemak tidak jenuh adalah asam lemak yang mempunyai
satu atau lebih ikatan rangkap. Sumber asam lemak jenuh banyak terdapat
dalam hewan (lemak hewani) seperti asam palmitat dan asam stearat,
sehingga sangat sulit untuk diputuskan ikatan rangkapnya. Sedangkan asam
lemak tidak jenuh kebanyakan berasal dari tanaman (minyak nabati) dan
beberapa diantaranya merupakan asam lemak esensial seperti asam oleat,
asam linoleat dan asam linolenat. Bila larutan tersebut memiliki ikatan
rangkap maka apabila ditambahkan dengan larutan jod maka produk
tersebut akan mempertahankan sifat warnanya. Dari percobaan diatas dapat
diketahui bahwa minyak hewan merupakan lemak yang paling jenuh, karena
butuh jumlah tetesan yang paling banyak untuk mengembalikan ke warna
semula. Dan minyak wijen berada di urutan yang tidak terlalu jenuh, karena
minyak ini pun berasal dari tanaman (minyak nabati) sehingga lebih
condong kepada asam lemak tidak jenuh.
12
1. Lapisan biru
2. Cincin ungu
3. Putih bening
Seharusnya pada lapisan warna terdapat endapan Cu(OH)2 berwarna
putih, namun pada percobaan yang kami lakukan kami tidak menemukan
adanya endapan berwarna putih.
Senyawa Cu2+ tidak membentuk Cu(OH)2 dalam suasana asam.
Fungsi Reagen:
1. Cu(OH)2
Dibentuk dari hasil reaksi CuSO4 + NaOH
Cu(OH)2yang terbentuktidak larut dalam air dan membentuk endapan
putih.
2. Gliserol
Untuk melarutkan kembali endapan Cu(OH)2 yang terbentuk
13
2. fluoresensi hijau, merupakan hasil reaksi antara kolestadiena dan asam
sulfat yang berupa asam sulfonat.
3. kuning, merupakan sisa asam sulfat yang tidak ikut bereaksi.
b. Korelasi Klinik
Sterol adalah senyawa yang mempunyai lebih dari satu gugus
hidroksil dan tidak memiliki gugus karbonil maupun karboksil.
Fungsinya dalam tubuh sama dengan fungsi steroid di dalam tubuh
manusia.
14
Fungsi Reagen
1. Eter
15
BAB V
16
DAFTAR PUSTAKA
17