Anda di halaman 1dari 17

PRAKTIKUM BIOKIMIA

LIPID

KELOMPOK 2.5

 Yuda Pradana : 41140033


 Evan Sinatra : 41140044
 Adventcia Tesha : 41140051
 Gotha Aprilia : 41140055
 Janette Hutubessy : 41140062

1
BAB I

Dasar Teori

Lipid merupakan golongan senyawa organik yang terdapat di alam, merupakan


suatu komponen makanan untuk makhluk hidup. Lipid penting bagi manusia, karena
beberapa vitamin yang larut dalam lipid (A, D, E, K), maka lipid dapat digunakan
oleh tubuh disamping untuk memenuhi kebutuhan lemak essensial, juga merupakan
sumber energi yang lebih efektif dibanding karbohidrat dan protein karena kalorinya
lebih tinggi.
Lipid adalah senyawa organik berminyak atau berlemak yang tidak larut dalam
air, dapat diekstrak dari sel dan jaringan oleh pelarut nonpolar, seperti kloroform
dan eter. Asam lemak adalah komponen unit pembangun pada hampir semua lipid.
Asam lemak adalah asam organik berantai panjang yang mempunyai atom karbon
dari 4 sampai 24. Asam lemak memiliki gugus karboksil tunggal dan ekor
hidrokarbon nonpolar yang panjang. Hal ini membuat kebanyakan lipid bersifat
tidak larut dalam air dan tampak berminyak atau berlemak.
Asam lemak terutama ditemukan sebagai bentuk ester di dalam lemak dan
minyak alami, tetapi juga ditemukan dalam bentuk tidak terseterifikasi sebagai asam
lemak bebas, suatu bentuk pengangkut yang ada di dalam plasma darah. Asam
lemak yang terdapat di dalam lemak alami biasanya merupakan derivat rantai lurus
dan mengandung atom karbon dalam jumlah genap karena senyawa tersebut di
sintesis dari unit dua-karbon. Rantai tersebut bisa berupa rantai jenuh (tidak
mengandung ikatan rangkap) atau rantai tak jenuh (mengandung satu atau lebih
ikatan rangkap).
Dalam uji kejenuhan, digunakan untuk mengetahui asam lemak yang diuji
apakah termasuk asam lemak jenuh atau tidak jenuh dengan menggunakan pereaksi
Iod Hubl. Iod Hubl ini digunakan sebagai indikator perubahan. Asam lemak yang
diuji ditambah kloroform sama banyaknya. Membedakan asam lemak jenuh dan
asam lemak tidak jenuh dengan cara melihat strukturnya. Asam lemak tidak jenuh
memiliki ikatan ganda pada gugus hidrokarbonnya. Reaksi positif ketidakjenuhan
asam lemak ditandai dengan timbulnya warna merah asam lemak, lalu warna
kembali lagi ke warna awal kuning bening. Warna merah yang kembali pudar
menandakan bahwa terdapat banyak ikatan rangkap pada rantai hidrokarbon asam
lemak. Pada uji ketidakjenuhan, pereaksi Iod Hubl akan mengoksidasi asam lemak
yang mempunyai ikatan rangkap pada molekulnya menjadi berikatan tunggal.
Warna merah muda yang hilang selama reaksi menunjukkan bahwa asam lemak
tak jenuh telah mereduksi pereaksi Iod Hubl. Sumber asam lemak jenuh banyak
terdapat dalam hewan (lemak hewani) seperti asam palmitat dan asam stearat,
sehingga sangat sulit untuk diputuskan ikatan rangkapnya. Sedangkan asam lemak
tidak jenuh kebanyakan berasal dari tanaman (minyak nabati) dan beberapa

2
diantaranya merupakan asam lemak esensial seperti asam oleat, asam linoleat dan
asam linolenat.
Tes akrolein adalah metode untuk uji kualitatif lipid. Pada tes ini terjadi
dehidrasi gliserol dalam bentuk bebas atau dalam lemak atau minyak menghasilkan
aldehid akrilat atau akrolein. Tes akrolein digunakan untuk menguji keberadaan
gliserin atau lemak. Pada metode akrolein ini, sampel ditambahkan KHSO4
kemudian dipanaskan. Penambahan KHSO4 ini berfungsi sebagai katalis dalam
hidrolisis lipid menjadi asam lemak dan gliserol. Sedangkan pemanasan disini
berfungsi agar terjadi proses hidrasi pada sampel sehingga H 2O hilang dan akan
terbentuk akrolein atau akrildehida yang memiliki bau yang khas yakni bau yang
tajam seperti lemak yang terbakar (bau tengik).
Asam lemak merupakan asam lemah, molekul asam lemak akan terionisasi
sebagian dan melepaskan ion H+. Asam lemak dapat bereaksi dengan basa dengan
membentuk garam.Garam natrium yang dihasilkan oleh asam lemak dapat larut
dalam air dan dikenal sebagai sabun.
Gliserol adalah zat cair yang tidak berwarna dan mempunyai rasa yang agak
manis. Gliserol dapat diperoleh dari hasil penyabunan lemak atau minyak.
Uji Salkowski merupakan uji yang digunakan untuk mengetahui adanya
kolesterol dalam minyak atau lemak dalam sampel yang diuji. Kolesterol adalah
konstituen utama membrane plasma dan lipoprotein plasma. Kolesterol terdistribusi
luas di semua sel tubuh, tetapi terutama di jaringan saraf. Senyawa ini sering
ditemukan sebagai ester kolesteril, dengan gugus hidroksil di posisi 3 yang
mengalami esterifikasi dengan suatu asam lemak rantai panjang. Senyawa ini
terdapat pada hewan tetapi tidak terdapat pada tumbuhan atau bakteri.

3
BAB II

1. Alat-Alat :
 Tabung reaksi 1 set
 Pipet tetes
 Pipet ukur (5, 10 ml)
 Lampu spiritus
 Gelas ukur (10, 25 ml)
 Kertas biasa
 Gelas piala (250, 500)
 Cawan porselin
 Mikroskop

2. Bahan-Bahan Percobaan:
 Kloroform
 Eter
 Larutan Na2CO3 1%
 Empedu encer
 Air
 Hubl jod reagen
 Minyak kelapa
 Minyak kacang
 Minyak wijen
 Lemak binatang
 Gliserol
 Kristal KHSO4
 Alkohol
 Kolesterol
 Asam sulfat pekat
 CuSO4
 NaOH

4
3. Cara Kerja :
 Percobaan 1 (Kelarutan)

 Percobaan 2 (Kejenuhan)

 Percobaan 3 (Akrolein)

5
 Percobaan 4 (Kelarutan Cu(OH)2 )

 Pecobaan 5 (Kristal Kolesterol)

 Percobaan 6 (Salkowski)

6
 Percobaan 7 ( Grease Spot Test)

7
BAB III

3.1 Uji Kelarutan


Tabung I (Kloroform) + 1 tetes minyak kelapa → Larut
Tabung II (Eter) + 1 tetes minyak kelapa → Larut
Tabung III (Akuades) + 1 tetes minyak kelapa → Tidak larut
Tabung IV (Na2CO3 10%) + 1 tetes minyak kelapa →Tidak larut,
emulsi (reaksi penyabunan)
Tabung V (Empedu encer) + 1 tetes minyak kelapa → Emulsi

3.2 Uji Kejenuhan


Larutan (10 cc kloroform + 20 tetes Hubl jod reagen) berwarna merah muda
dibagi ke dalam 4 tabung berbeda.
Tabung I :
2,5 ml larutan + 3 tetes minyak kelapa → Warna merah muda tepat hilang
Tabung II :
2,5 ml larutan + 4 tetes minyak kacang → Warna merah muda tepat hilang
Tabung III :
2,5 ml larutan + 2 tetes minyak wijen → Warna merah muda tepat hilang
Tabung IV :
2,5 ml larutan + 6 tetes minyak hewan → Warna merah muda tepat hilang

Urutan kejenuhan (jenuh ke tidak jenuh) :


Minyak hewan → Minyak kacang → Minyak kelapa → Minyak wijen

3.3 Uji Akrolein


a. Gliserol + kristal KHSO4  dipanaskan  Bau lebih menyengat (bau
akrolein)
b. Minyak kelapa sawit + kristal KHSO 4  dipanaskan  Bau menyengat
(tengik)

3.4 Uji Kelarutan Cu(OH)2


CuSO4 + NaOH = Cu(OH)2 + NaSO4

Terbentuk beberapa lapisan warna, dengan urutan dari atas ke bawah sebagai
berikut :

1. Lapisan biru
2. Cincin ungu
3. Putih bening

8
Jumlah tetesan gliserol Hasil

1-4 tetes Warna biru memudar

5 tetes Warna menjadi bening

6 tetes Warna menjadi merah

7 tetes Warna menjadi merah bata

3.5 Uji Kristal Kolesterol

3.6 Uji Salkowski


2cc kloroform + Kristal kolesterol + 2cc asam sulfat Terbentuk warna
Lapisan atas : merah pekat
Lapisan tengah : kuning
Lapisan bawah : bening
Latar belakang putih : terdapat lapisan asam sulfat berwarna kuning
Latar belakang hitam : terdapat lapisan florensensi berwarna hijau

3.7 Uji Grease Spot Test

Jenis minyak Saat dituang Hasil usapan pada kertas

Jelantah Berwarna kekuningan Terdapat noda kuning, dan


bintik berwarna hitam

9
Minyak baru Bening Bening

BAB IV

4.1 Uji Kelarutan

1. Kloroform dan eter


Merupakan bahan yang bersifat nonpolar, sehingga dapat melarutkan
minyak kelapa yang juga bersifat nonpolar. Pada tabung pertama yang berisi
kloroform + minyak kelapa dan tabung kedua yang berisi dan eter + minyak
kelapa, dapat terlihat minyak larut ketika dicampur dengan larutan ini (eter dan
kloroform). Hal ini dapat dikarenakan dari sifat lipid sendiri dan sifat dari cairan
yang melarutkan ini. Lipid akan larut dalam pelarut nonpolar seperti halnya
hidrokarbon/dietil eter, eter, aseton, kloroform dan benzena. Sebagaimana telah
disebutkan, kloroform dan eter termasuk pelarut nonpolar, sehingga lipid akan
dilarutkan.

2. Air
Berfungsi sebagai pelarut yang bersifat polar. Karena sifatnya yang
polar, air tidak dapat melarutkan lipid yang bersifat nonpolar.
3. Larutan Na2CO3 10 %
Na2CO3 merupakan larutan yang bersifat alkali. Alkali berfungsi untuk
menghidrolisis minyak kelapa (lipid) menjadi gliserol dan sabun (garam alkali
dari asam lemak). Reaksi ini disebut reaksi penyabunan. Minyak kelapa tidak
larut dalam Na2CO3 karena Na2CO3 terjadi reaksi penyabunan sehingga membuat
sampel tidak larut dan  dihasilkan  emulsi. Dengan adanya larutan Na2CO3,
minyak kelapa membentuk emulsi ketika dilarutkan kedalam larutan campuran
air dan Na2CO3.  Karena Na2CO3 merupakan zat emulgator sehingga pada
penambahan lipid kedalam larutan air dan Na 2CO3 terjadi emulsi karena larutan
Na2CO3 membantu menurunkan tegangan permukaan air.

4. Larutan empedu encer


Empedu terdiri atas tiga komponen : kolesterol, garam empedu dan
lesitin. Ketiga senyawa ini merupakan senyawa amfipatik (lipid
amfipatik/polar), yaitu senyawa yang mempunyai bagian hidrofobik yang

10
berinteraksi dengan lemak dan bagian hidrofilik yang berinteraksi dengan air.
Karena itu, senyawa tersebut sering ditemukan di pertemuan antara lemak dan
air. Jika lipid polar yang berada dalam media aquous telah mencapai konsentrasi
tertentu maka akan terbentuk misel.

11
4.2 Uji Kejenuhan
Dalam uji ketidakjenuhan ini bertujuan untuk mengetahui sifat
ketidakjenuhan minyak atau lemak. Komposisi asam lemak dalam
trigliserida terdiri atas asam lemak jenuh dan asam lemak tidak jenuh. Asam
lemak jenuh adalah asam lemak yang tidak mempunyai ikatan rangkap,
sedangkan asam lemak tidak jenuh adalah asam lemak yang mempunyai
satu atau lebih ikatan rangkap. Sumber asam lemak jenuh banyak terdapat
dalam hewan (lemak hewani) seperti asam palmitat dan asam stearat,
sehingga sangat sulit untuk diputuskan ikatan rangkapnya. Sedangkan asam
lemak tidak jenuh kebanyakan berasal dari tanaman (minyak nabati) dan
beberapa diantaranya merupakan asam lemak esensial seperti asam oleat,
asam linoleat dan asam linolenat. Bila larutan tersebut memiliki ikatan
rangkap maka apabila ditambahkan dengan larutan jod maka produk
tersebut akan mempertahankan sifat warnanya. Dari percobaan diatas dapat
diketahui bahwa minyak hewan merupakan lemak yang paling jenuh, karena
butuh jumlah tetesan yang paling banyak untuk mengembalikan ke warna
semula. Dan minyak wijen berada di urutan yang tidak terlalu jenuh, karena
minyak ini pun berasal dari tanaman (minyak nabati) sehingga lebih
condong kepada asam lemak tidak jenuh.

4.3 Uji Akrolein


Pada saat gliserol ditambah dengan kristal KHSO4 dan dipanaskan,
terdapat aroma yang sangat menyengat seperti bau sangit. Sedangkan pada
minyak kelapa sawit yang ditambah kristal KHSO4 dan dipanaskan, terdapat
aroma seperti minyak yang terbakar. Aroma tersebut seperti bau tengik. Hal
tersebut dikarenakan gliserol dan minyak kelapa sawit akan mengalami
dehidrasi membentuk aldehid akrilat/akrolein. Fungsi dari KHSO4 adalah
sebagai pendehidrasi yang menarik molekul air dari gliserol.
Hal tersebut terjadi karena karena jika larutan gliserol dan minyak
kelapa sawit dipanaskan maka larutan tersebut akan menguap menjadi
partikel yang lebih halus dan berenergi tinggi. Di udara, partikel ini
teroksidasi dan bagian yang teroksidasi adalah ikatan rangkapnya, semakin
timbul bau yang menyengat maka semakin banyak ikatan rangkap yang
teroksidasi.

4.4 Uji Kelarutan Cu(OH)2


Terbentuk beberapa lapisan warna akibat reaksi

CuSO4 + NaOH = Cu(OH)2 + NaSO 4, dengan urutan dari atas ke bawah


sebagai berikut:

12
1. Lapisan biru
2. Cincin ungu
3. Putih bening
Seharusnya pada lapisan warna terdapat endapan Cu(OH)2 berwarna
putih, namun pada percobaan yang kami lakukan kami tidak menemukan
adanya endapan berwarna putih.
Senyawa Cu2+ tidak membentuk Cu(OH)2 dalam suasana asam.

Fungsi Reagen:

1. Cu(OH)2
Dibentuk dari hasil reaksi CuSO4 + NaOH
Cu(OH)2yang terbentuktidak larut dalam air dan membentuk endapan
putih.
2. Gliserol
Untuk melarutkan kembali endapan Cu(OH)2 yang terbentuk

4.5 Uji Kristal Kolesterol


Pada uji kristal kolesterol terbentuk kristal kolesterol karena
kolesterol adalah suatu eter yang mampu membentuk ikatan hidrogen
karena kolesterol merupakan senyawa polialkanol yang mempunyai
perbedaan elektronegativitas yang bebas dengan H dan O. Jika kolesterol
direaksikan dengan alkohol maka akan terbentuk kristal kolesterol. Jika
terdapat kolesterol dalam konsentrasi yang tinggi maka kolesterol akan
mengkristal dalam bentuk kristal tak berwarna.

4.6 Uji Salkowski


Steroid adalah gugus senyawa yang mengandung struktur cincin
yang terdiri dari cincin fenantren (cincin A, B, dan C) serta cincin
siklopentana (cincin D). kolesterol merupakan senyawa induk yang
merupakan asal dari semua steroid yang dihasilkan di dalam tubuh manusia.
a. Fungsi Reagen :
1. Kolestero : Berfungsi sebagai sumber sterol jenuh
2. Kloroform : Berfungsi sebagai pelarut kolesterol agar lebih
mudah bereaksi
3. H2SO4 : Berfungsi sebagai oksidator
Dalam percobaan ini, akan terbentuk 3 lapisan dalam tabung reaksi,
dari permukaan bawah :
1. warna merah kebiruan sampai merah cerah dan ungu (purple),
merupakan hasil dari reaksi antara kloroform dan kolesterol yang
berupa kolestadiena.

13
2. fluoresensi hijau, merupakan hasil reaksi antara kolestadiena dan asam
sulfat yang berupa asam sulfonat.
3. kuning, merupakan sisa asam sulfat yang tidak ikut bereaksi.
b. Korelasi Klinik
Sterol adalah senyawa yang mempunyai lebih dari satu gugus
hidroksil dan tidak memiliki gugus karbonil maupun karboksil.
Fungsinya dalam tubuh sama dengan fungsi steroid di dalam tubuh
manusia.

4.7 Grease Spot Test

Pada percobaan grease spot test, bertujuan untuk mengidentifikasi


senyawa yang ada pada minyak goreng yang digunakan. Dalam percobaan
grease spot test, minyak ditambahkan dengan eter. Minyak baru yang
awalnya kuning setelah ditambahkan eter menimbulkan larutan bening.
Sedangkan minyak bekas (jelantah) yang ditambahkan dengan eter
menghasilkan larutan bening kekuningan. Digunakannya eter pada
percobaan ini dikarenakan eter merupakan pelarut organik nonpolar yang
dapat melarutkan lemak atau minyak yang merupakan senyawa nonpolar,
dimana tingkat kepolaran antara eter dengan minyak goreng hampir sama.
Jika digunakan air sebagai pelarutnya maka minyak goreng tidak dapat larut
karena antara minyak goreng dengan air memiliki tingkat kepolaritasan
yang jauh berbeda. Selain itu digunakanya eter sebagai pelarut dan bukan
pelarut organik yang lain, karena dengan sifat eter yang mudah menguap,
sehingga yang tersisa pada gelas arloji adalah minyak goreng saja.

Percobaan grease spot test merupakan tes dimana akan diberikan


hasil positif dengan adanya gliserol. Dari tes ini baik minyak baru maupun
minyak bekas memberikan uji positif yang ditandai oleh terjadinya
perubahan pada kertas saring yang menjadi transparan setelah diiusapkan
pada minyak goreng yang ditambahkan dengan eter.Hal ini berarti dalam
kedua jenis minyak tersebut, terdapat gliserol yang merupakan hasil
hidrolisis dari minyak. Pada minyak goreng bekas terjadi hidrolisis akibat
proses penggorengan (pemanasan) sehingga trigliseridanya akan berkurang
dimana kadar gliserol dan asam lemaknya akan bertambah. Hal ini dapat
menurunkan kualitas minyak.Pada minyak goreng baru juga terdapat
gliserol yang disebabkan oleh masih adanya kandungan air dalam minyak
yang walaupun dalam jumlah yang sedikit dapat menghidolisis minyak
menjadi gliserol dan asam lemak.Sehingga kandungan air juga dapat
menurunkan kualitas minyak.Air yang ada dalam minyak dapat dijadikan
media pertumbuhan mikroorganisme yang dapat menghidrolisis minyak.

14
Fungsi Reagen

1. Eter

Digunakan untuk melarutkan zat zat selain lemak yang


terkandung dalam zat yang akan diselidiki pada praktikum. Zat selain
lemak tersebut akan menguap secara cepat bersama eter. Zat-zat
tersebut perlu dihilangkan agar tidak mengganggu jalannya reaksi.

2. Pengusapan menggunakan kertas biasa

Kertas terbuat dari serat selulosa membentuk pori-pori yang


sangat kecil sehingga cukup sukar ditembus cahaya. Bila selulosa
berikatan dengan partikel lemak, pori-pori tersebut akan meregang
sehingga kertas menjadi lebih mudah ditembus cahaya dan tampak
transparan.

15
BAB V

5.1 Uji Kelarutan


1. Lipid larut dalam pelarut organik yang bersifat nonpolar.
2. Lemak memiliki ikatan tak jenuh.
3. Asam lemak bila bergabung dengan alkali dapat membentuk sabun.
4. Tingkat kelarutan yang paling larut adalah dalam pelarut kloroform,
sedangkan tingkat kelarutan paling rendah adalah dalam pelarut akuades.

5.2 Uji Kejenuhan


Minyak kelapa, minyak wijen, minyak kacang dan lemak binatang
merupakan lemak dengan tingkat kejenuhan yang berbeda, yang diuji tingkat
kejenuhannya pada praktikum ini. Semakin tidak jenuh suatu lipid berarti ikatan
rangkap dalam lipid tersebut semakin banyak, semakin banyak jumlah tetes
minyak yang diperlukan untuk mengikat semua jod bebas yang ada.

5.3 Uji Akrolein


Gliserol memiliki bau yang lebih menyengat daripada minyak kelapa sawit
setelah ditambah kristal KHSO4 dan dipanaskan. Gliserol memiliki banyak
ikatan rangkap yang teroksidasi.

5.4 Uji Kelarutan Cu(OH)2


Endapan Cu(OH)2 larut bila diberi gliserol.

5.5 Uji Kristal Kolesterol


Kolesterol dapat membentuk kristal bila direaksikan dengan alkohol panas.

5.6 Uji Salkowski


Kloroform berguna untuk melarutkan kolesterol dan H2SO4 untuk
membentuk kompleks warna. Lapisan asam sulfat berwarna kuning dan
flourensensi berwarna hijau.

5.7 Grace Spot Test


1. Eter merupakan pelarut organik nonpolar yang dapat melarutkan lemak
atau minyak yang merupakan senyawa nonpolar.
2. Gliserol merupakan hasil hidrolisis dari minyak
3. Penggorengan (pemanasan) menyebabkan trigliserida pada minyak akan
berkurang sedangkan kadar gliserol dan asam lemaknya bertambah

16
DAFTAR PUSTAKA

 Poedjiadi, Anna dan Supriyanti, F.M. Titin. 2009. Dasar-Dasar


Biokimia. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press).
 Ciptadi.2011.Penuntun Praktikum Biokimia. Palangka Raya :
Universitas Palangka Raya
 Abd. Asep suryana. 2010. Bahan ajar dan penuntun praktikum
biokimia.  Jurusan Biologi. Fakultas MIPA UNG. Gorontalo
 Murray, R.K., D.K. Granner, P.A. Mayes and V.W Rodwell. Harper’s
Illustrated Biochemistry, 27th edition. McGraw Hill. Sidney 2009
 Sherwood, L., 2012, Fisiologi Manusia: Dari Sel ke Sistem, ed 6, EGC,
Jakarta.

17

Anda mungkin juga menyukai