Teori Praktikum
++
1. Minyak kelapa curah 10 tetes
+
3. Minyak kelapa curah dipanaskan 5 tetes
++
4. Minyak kelapa merek (dipanaskan) 10 tetes
Pembahasan
Asam lemak dibagi menjadi dua golongan yaitu asam lemak jenuh dan asam lemak tidak
jenuh. Asam lemak jenuh biasanya padat sedangkan asam lemak tidak jenuh cair oleh karena
itu semakin banyak yodium yang digunakan semakin tidak jenuh.
Tes ini dapat digunakan untuk menentukan banyaknya ikatan rangkap. Semakin banyak
ikatan rangkap maka semakin banyak warna yodium yang teradisi sehingga warna yodium
hilang. Warna yodium menetap jika sudah tidak lagi terjadi adisi.
DASAR PERCOBAAN
Alkohol yang terdapat dalam lemak adalah gliserol dan kolesterol. Kolesterol banyak terdapat
dalam sel tubuh, terutama pada jaringan saraf. Hanya terdapat pada lemak hewan dan tidak
terdapat pada lemak tumbuh – tumbuhan. Untuk menentukan adanya kolesterol dapat dipakai test
Lieberman-Burchard dan test Salkowski. Kedua test ini mengakibatkan dehidrasi kolesterol dan
menghasilkan zat – zat berwarna. Tabung reaksi yang digunakan harus kering benar.
Langkah Kerja
A. Test Salkowski
1. Campurkan dengan hati – hati 1 ml larutan kolesterol dalam 0,05 % kloroform dan 1ml bahan uji dengan
1 ml H2SO4 pekat.
2. Perhatikan warna merah, biru dan ungu dalam lapisan kloroform dan flouresensi kuning dalam lapisan
asam.
Langkah Kerja
B. Test Lieberman –Burchard
1. Campurkan 2 ml kolesterol dalam 0,05 % kloroform dan 2 ml bahan uji dengan 10 tetes
asam asetat anhidrida.
2. Masukkan ke dalam campuran ini 2 -3 tetes asam sulfat pekat.
3. Kocok dengan hati- hati dan perhatikan perubahan warna yang timbul. Warna ini tidak
stabil dan dapat berubah warna dari merah ke biru ke hijau.
Bahan Uji Test Warna yang timbul
Merah (-)
Lieberman- Burchard
Pembahasan Tes Salkowski
Kolestrol yang dilarutkan dengan
Berdasarkan praktikum mengenai klorofom dan dengan H2SO4 berfungsi
Percobaan Salkowski, dalam menentukan untuk memutus ikatan ester lipid dengan
adanya kolesterol atau tidak, dapat dilakukan
memindahkan molekul air dari gugus C3
dengan melihat adanya
fluorosensi. sehingga berubah menjadi 3,5-
kholestadiena dan kemudian akan
Pada keadaan sebelum diberikan berikatan pada cincin aromatik (7,7)
H2SO4 pekat hanya terbentuk dua lapisan membentuk warna merah.
yaitu antara kloroform dan kolestrol. Ketika
telah dicampurkan dengan H2SO4 pekat maka
terbentuklah 3 lapisan yaitu berwarna kuning,
hijau, dan bening. Lapisan yang berwarna
hijau inilah yang disebut fluorsensi. Lapisan
fluorsensi ini terbentuk karena H2SO4 pekat
tercampur dengan kolestrol dan
kloroform
Pembahasan Test Lieberman Burchad
pada percobaan ini, kita ingin membuktikan adanya H2SO4 ini berfungsi untuk memutuskan ikatan
sterol (kolesterol) dalam suatu bahan. Prinsip uji ester pada lemak. Mekanismenya ialah ketika asam
Lieberman Buchard ialah kolesterol dengan asam asetat sulfat ditambahkan ke dalam campuran yang berisi
anhidrida dan asam sulfat pekat membentuk warna hijau kolesterol, maka molekul air berpindah dari gugus C3
kecoklatan. Absorben warna ini sebanding dengan kolesterol, kolesterol kemudian teroksidasi membentuk
kolestrol dalam sampel (Poedjiadi 1994) 3,5-kolestadiena. Produk ini dikonversi menjadi polimer
Penambahan kloroform berfungsi untuk yang mengandung kromofor yang menghasilkan warna
melarutkan kolesterol yang terkandung di dalam sampel. hijau.(Poedjiadi 1994).
Di dalam kloroform yang mengandung kolesterol
ditambahkan asetat anhidrat. Alasan digunakannya asetat
anhidrat adalah untuk membentuk turunan asetil dari
steroid yang akan membentuk turunan asetil yang akan
bereaksi dengan asam sulfat pekat membentuk larutan
berwarna.
Pembahasan Test Lieberman Burchad
Menurut teori yang ada, minyak kelapa yang direaksikan dengan pereaksi Liebermann Burchard perubahan warna
larutan menjadi merah disebabkan karena di dalam minyak kelapa tidak terkandung kolesterol (artinya ia bereaksi
negatif). Hal ini karena minyak kelapa merupakan minyak nabati, sementara kolesterol tidak terkandung dalam
tumbuh-tumbuhan termasuk minyak nabati, hasil menunjukkan minyak kelapa tidak mengandung kolesterol.
UJI HIDROLISIS MENTEGA
● Hidrolisis lemak dalam suasana basa dalam alkohol panas disebut
saponifikasi atau penyabunan.
● Reaksi saponifikasi dikatakan lengkap atau sempurna, bila tetesan hidrolisat
ini pada air tidak lagi menunjukkan ada minyak.
CARA KERJA
1. Masukkan 5 gram mentega dan 35 ml NaOH dalam alkohol, ke dalam gelas
kimia kecil.
2. Panaskan dalam penangas air.
3. Lakukan tes penyabunan dengan meneteskan hasil hidrolisat ke dalam
tabung berisi air. Bila penyabunan telah sempurna, larutan dalam tabung
reaksi akan jernih dan tidak terlihat oleh tetesan minyak di atas permukaan
air.
4. Pindahkan hidrolisat ke dalam gelas kimia 250 mL.
5. Tambahkan 10 mL air, panaskan sehingga semua alkohol menguap.
6. Tambahkan H₂SO₄ encer sampai asam test dengan lakmus biru.
7. Pindahkan lapisan minyak dengan pipet ke dalam tabung reaksi.
CARA KERJA
8. Panaskan hati-hati sampai asam-asam yang mudah menguap hilang.
9. Dinginkan minyak.
10. Tes minyak dengan tes ikatan rangkap (lihat I.1)
HASIL DAN PENGAMATAN
Yang terdapat dalam minyak hidrosilat adalah gliserol dan sabun (garam
natrium dan asam lemak).
PEMBAHASAN
● Reaksi penyabunan atau saponifikasi adalah hidrolisis suatu asam lemak (ester) oleh adanya basa
kuat dan panas, merupakan reaksi ireversibel. Alkohol yang digunakan berfungsi untuk mempercepat
reaksi hidrolisis. Hidrolisis lemak dari mentega akan menghasilkan gliserol dan sabun (garam natrium
dari asam lemak).
● Ketika trigliserida bereaksi dengan NaOH, ikatan antara atom karbon gliserol dan atom oksigen asam
karboksilat akan rusak. Atom oksigen mengambil atom natrium dari NaOH sehingga rantai asam
lemak larut dalam air. Garam natrium dari asam lemak disebut sabun. Kelompok hidroksida dari
NaOH akan melekat dengan gliserol.
● Uji ketidakjenuhan bertujuan untuk menentukan ikatan rangkap yang ada dalam suatu asam lemak.
Ikatan rangkap pada struktur lipid dapat diadisi oleh unsur halogen dari iodium, sehingga warna
pereaksi tidak terlihat. Ikatan rangkap terdapat pada asam lemak yang tidak jenuh. Pada percobaan,
diperlukan 22 tetesan hingga warna pada tabung percobaan sama dengan warna kontrol (berisi
larutan Hubl). Hal ini menunjukkan bahwa asam lemak dalam minyak hidrolisat memiliki ikatan
rangkap, sehingga merupakan asam lemak tidak jenuh .
UJI AKROLEIN
Uji akrolein merupakan uji pada gliserol dalam bentuk bebas atau yang terdapat
pada lemak dan minyak bila mengalami dehidrasi akan membentuk aldehid akrilat
atau disebut juga dengan akrolein.
Reaksi (+) : bila lemak yang dipanaskan dan terdehidrasi memiliki bau lemak
terbakar dengan asap putih
Lemak (kemdikbud.go.id)
REAKSI UJI AKROLEIN
Lemak (kemdikbud.go.id)
Prosedur kerja
Percobaan ini sebaiknya dilakukan dalam lemari asam
1. Gliserol Tengik
- Ekstrak tumbuhan
- Akuades
- TMP
- TBA 1% (v/v) dalam asam asetat 50%
- Trichloroacetic acid (TCA) 20%
- Asam linoleate 50 m M dalam etanol 99.8%
- Buffer fosfat 0.1 M Ph 7
- Vitamin E 200 ppm
Prosedur
A B C
larutan uji 1 ml - -
akuades - 1 ml 1 ml
2 ml TCA + 2 ml TBA
A B C
A B C
A B C A B C
Tabung C