Anda di halaman 1dari 48

Kelompok 1B

1. Yonashan Tanak (1861050023)


2. Shakina Alifia Kusuma (1861050039)
3. Naomi Martha Micella Situmeang (1861050043)
4. Anastasia Bella Christophila (1861050063)
5. Josya Imanuella Adriaansz (1861050078)
6. Leo Mahendra (1861050118)
7. Angela Lady Kezia (1861050144)
Dasar Percobaan
Ikatan rangkap pada asam lemak dalam minyak dan lemak dapat mengikat (adisi)
halogen, biasanya digunakan yodium, misalnya dalam larutan Hubl.
Cara Kerja
1. Masukkan sedikit minyak kelapa ke
dalam tabung kering
2. Tambahkan kloroform dengan volume
yang sama, campur.
3. Teteskan larutan Hubl (Yodium) dan
goyang pada setiap penambahan
yodium
4. Perhatikan warna yodium yang hilang
akibat teradisi oleh ikatan rangkap.
5. Lakukan juga test ini pada minyak
kelapa merk, minyak kelapa curah
yang dipanaskan, serta merek yang
dipanaskan.
warna 6. Bandingkan ketidak jenuhan lipid
berdasarkan jumlah tetesan yodium
yang dapat diadisi.
Hasil dan Pengamatan
NO Bahan Uji
Larutan Yodium yang diadisi

Teori Praktikum

++
1. Minyak kelapa curah 10 tetes

2. Minyak kelapa bermerek +++ 8 tetes

+
3. Minyak kelapa curah dipanaskan 5 tetes

++
4. Minyak kelapa merek (dipanaskan) 10 tetes
Pembahasan
Asam lemak dibagi menjadi dua golongan yaitu asam lemak jenuh dan asam lemak tidak
jenuh. Asam lemak jenuh biasanya padat sedangkan asam lemak tidak jenuh cair oleh karena
itu semakin banyak yodium yang digunakan semakin tidak jenuh.

Tes ini dapat digunakan untuk menentukan banyaknya ikatan rangkap. Semakin banyak
ikatan rangkap maka semakin banyak warna yodium yang teradisi sehingga warna yodium
hilang. Warna yodium menetap jika sudah tidak lagi terjadi adisi.
DASAR PERCOBAAN
Alkohol yang terdapat dalam lemak adalah gliserol dan kolesterol. Kolesterol banyak terdapat
dalam sel tubuh, terutama pada jaringan saraf. Hanya terdapat pada lemak hewan dan tidak
terdapat pada lemak tumbuh – tumbuhan. Untuk menentukan adanya kolesterol dapat dipakai test
Lieberman-Burchard dan test Salkowski. Kedua test ini mengakibatkan dehidrasi kolesterol dan
menghasilkan zat – zat berwarna. Tabung reaksi yang digunakan harus kering benar.
Langkah Kerja

A. Test Salkowski
1. Campurkan dengan hati – hati 1 ml larutan kolesterol dalam 0,05 % kloroform dan 1ml bahan uji dengan
1 ml H2SO4 pekat.
2. Perhatikan warna merah, biru dan ungu dalam lapisan kloroform dan flouresensi kuning dalam lapisan
asam.
Langkah Kerja
B. Test Lieberman –Burchard

1. Campurkan 2 ml kolesterol dalam 0,05 % kloroform dan 2 ml bahan uji dengan 10 tetes
asam asetat anhidrida.
2. Masukkan ke dalam campuran ini 2 -3 tetes asam sulfat pekat.
3. Kocok dengan hati- hati dan perhatikan perubahan warna yang timbul. Warna ini tidak
stabil dan dapat berubah warna dari merah ke biru ke hijau.
Bahan Uji Test Warna yang timbul

Hasil merah, kuning dengan


Kolesterol Salkowski flurosensi hijau (+)
dan hijau pekat(+)
Lieberman- Burchard
Pengamatan
kuning (-)
Minyak kelapa Salkowski

Merah (-)
Lieberman- Burchard
Pembahasan Tes Salkowski
Kolestrol yang dilarutkan dengan
Berdasarkan praktikum mengenai klorofom dan dengan H2SO4 berfungsi
Percobaan Salkowski, dalam menentukan untuk memutus ikatan ester lipid dengan
adanya kolesterol atau tidak, dapat dilakukan
memindahkan molekul air dari gugus C3
dengan melihat adanya
fluorosensi. sehingga berubah menjadi 3,5-
kholestadiena dan kemudian akan
Pada keadaan sebelum diberikan berikatan pada cincin aromatik (7,7)
H2SO4 pekat hanya terbentuk dua lapisan membentuk warna merah.
yaitu antara kloroform dan kolestrol. Ketika
telah dicampurkan dengan H2SO4 pekat maka
terbentuklah 3 lapisan yaitu berwarna kuning,
hijau, dan bening. Lapisan yang berwarna
hijau inilah yang disebut fluorsensi. Lapisan
fluorsensi ini terbentuk karena H2SO4 pekat
tercampur dengan kolestrol dan
kloroform
Pembahasan Test Lieberman Burchad
pada percobaan ini, kita ingin membuktikan adanya H2SO4 ini berfungsi untuk memutuskan ikatan
sterol (kolesterol) dalam suatu bahan. Prinsip uji ester pada lemak. Mekanismenya ialah ketika asam
Lieberman Buchard ialah kolesterol dengan asam asetat sulfat ditambahkan ke dalam campuran yang berisi
anhidrida dan asam sulfat pekat membentuk warna hijau kolesterol, maka molekul air berpindah dari gugus C3
kecoklatan. Absorben warna ini sebanding dengan kolesterol, kolesterol kemudian teroksidasi membentuk
kolestrol dalam sampel (Poedjiadi 1994) 3,5-kolestadiena. Produk ini dikonversi menjadi polimer
Penambahan kloroform berfungsi untuk yang mengandung kromofor yang menghasilkan warna
melarutkan kolesterol yang terkandung di dalam sampel. hijau.(Poedjiadi 1994).
Di dalam kloroform yang mengandung kolesterol
ditambahkan asetat anhidrat. Alasan digunakannya asetat
anhidrat adalah untuk membentuk turunan asetil dari
steroid yang akan membentuk turunan asetil yang akan
bereaksi dengan asam sulfat pekat membentuk larutan
berwarna.
Pembahasan Test Lieberman Burchad
Menurut teori yang ada, minyak kelapa yang direaksikan dengan pereaksi Liebermann Burchard perubahan warna
larutan menjadi merah disebabkan karena di dalam minyak kelapa tidak terkandung kolesterol (artinya ia bereaksi
negatif). Hal ini karena minyak kelapa merupakan minyak nabati, sementara kolesterol tidak terkandung dalam
tumbuh-tumbuhan termasuk minyak nabati, hasil menunjukkan minyak kelapa tidak mengandung kolesterol.
UJI HIDROLISIS MENTEGA
● Hidrolisis lemak dalam suasana basa dalam alkohol panas disebut
saponifikasi atau penyabunan.
● Reaksi saponifikasi dikatakan lengkap atau sempurna, bila tetesan hidrolisat
ini pada air tidak lagi menunjukkan ada minyak.
CARA KERJA
1. Masukkan 5 gram mentega dan 35 ml NaOH dalam alkohol, ke dalam gelas
kimia kecil.
2. Panaskan dalam penangas air.
3. Lakukan tes penyabunan dengan meneteskan hasil hidrolisat ke dalam
tabung berisi air. Bila penyabunan telah sempurna, larutan dalam tabung
reaksi akan jernih dan tidak terlihat oleh tetesan minyak di atas permukaan
air.
4. Pindahkan hidrolisat ke dalam gelas kimia 250 mL.
5. Tambahkan 10 mL air, panaskan sehingga semua alkohol menguap.
6. Tambahkan H₂SO₄ encer sampai asam test dengan lakmus biru.
7. Pindahkan lapisan minyak dengan pipet ke dalam tabung reaksi.
CARA KERJA
8. Panaskan hati-hati sampai asam-asam yang mudah menguap hilang.
9. Dinginkan minyak.
10. Tes minyak dengan tes ikatan rangkap (lihat I.1)
HASIL DAN PENGAMATAN

NO BAHAN UJI TEST IKATAN RANGKAP


(TEST YODIUM)
TEORI PRAKTIKUM

1. Minyak Hidrolisat Diperlukan banyak Larutan Yodium yang


tetesan larutan Yodium diadisi pada minyak
untuk diadisi minyak hidrolisat = 22 tetes
hidrolisat.
PEMBAHASAN
1. Mengapa tidak terlihat tetesan minyak bila penyabunan sudah tuntas?

Karena lemak (trigliserida) telah terhidrolisis menjadi asam lemak dan


gliserol. Gliserol yang dihasilkan merupakan zat yang tidak memiliki zat
warna. Asam lemak yang dihasilkan akan berikatan dengan natrium
membentuk sabun.

2. Apakah yang terdapat dalam minyak hidrolisat?

Yang terdapat dalam minyak hidrosilat adalah gliserol dan sabun (garam
natrium dan asam lemak).
PEMBAHASAN
● Reaksi penyabunan atau saponifikasi adalah hidrolisis suatu asam lemak (ester) oleh adanya basa
kuat dan panas, merupakan reaksi ireversibel. Alkohol yang digunakan berfungsi untuk mempercepat
reaksi hidrolisis. Hidrolisis lemak dari mentega akan menghasilkan gliserol dan sabun (garam natrium
dari asam lemak).
● Ketika trigliserida bereaksi dengan NaOH, ikatan antara atom karbon gliserol dan atom oksigen asam
karboksilat akan rusak. Atom oksigen mengambil atom natrium dari NaOH sehingga rantai asam
lemak larut dalam air. Garam natrium dari asam lemak disebut sabun. Kelompok hidroksida dari
NaOH akan melekat dengan gliserol.
● Uji ketidakjenuhan bertujuan untuk menentukan ikatan rangkap yang ada dalam suatu asam lemak.
Ikatan rangkap pada struktur lipid dapat diadisi oleh unsur halogen dari iodium, sehingga warna
pereaksi tidak terlihat. Ikatan rangkap terdapat pada asam lemak yang tidak jenuh. Pada percobaan,
diperlukan 22 tetesan hingga warna pada tabung percobaan sama dengan warna kontrol (berisi
larutan Hubl). Hal ini menunjukkan bahwa asam lemak dalam minyak hidrolisat memiliki ikatan
rangkap, sehingga merupakan asam lemak tidak jenuh .
UJI AKROLEIN
Uji akrolein merupakan uji pada gliserol dalam bentuk bebas atau yang terdapat
pada lemak dan minyak bila mengalami dehidrasi akan membentuk aldehid akrilat
atau disebut juga dengan akrolein.

Reaksi (+) : bila lemak yang dipanaskan dan terdehidrasi memiliki bau lemak
terbakar dengan asap putih

uji ini digunakan mengidentifikasi keberadaan gliserol atau lemak

Lemak (kemdikbud.go.id)
REAKSI UJI AKROLEIN

Lemak (kemdikbud.go.id)
Prosedur kerja
Percobaan ini sebaiknya dilakukan dalam lemari asam

1. Masukkan ke dalam sebuah tabung reaksi bubuk halus KHSO4 sehingga


kira-kira 1cm.
2. teteskan ke dalamnya gliserol dan panaskan hati-hati di nyala api. Kemudian
panaskan lebih kuat
3. perhatikan bau akrolein yang terbentuk. Pada pemanasan mendadak yang
akan tercium adalah bau SO4 yang mirip dengan bau akrolein
4. Lakukan juga test ini pada minyak kelapa
HASIL DAN PENGAMATAN

No. Bahan uji Teori

1. Gliserol Tengik

2. Minyak kelapa Tengik


HASIL DAN PENGAMATAN
Ketengikan kedua sampel tersebut disebabkan oleh adanya reaksi antara molekul
oksigen dengan asam lemak berikatan ganda. Ketengikan juga terjadi bila
triasilgliserol yang mengandung asam lemak tak jenuh mengalami proses oksidasi
KESIMPULAN
Minyak kelapa dan gliserol menghasilkan bau tengik menyengat pada uji akrolein
yang disebabkan oleh terdehidrasinya asam lemak. Hal ini menunjukkan
keberadaan gliserol dan minyak kelapa yang terdehidrasi menghasilkan akrolein
UJI TBA (THIOBARBITURIC ACID)
UJI TBA Uji TBA (Thiobarbituric acid)
Merupakan uji spesifik untuk menilai aktivitas antioksidan dengan melihat hasil
oksidasi asam lemak tak jenuh. Sample yang mengandung antioksidan, jika
diperiksa menggunakan spektofotometer, absorban akan menyerap cahaya lebih
rendah (panjang gelombang lebih rendah) dibandingkan dengan sample yang
tidak mengandung antioksidan
Alat & Bahan

- Ekstrak tumbuhan
- Akuades
- TMP
- TBA 1% (v/v) dalam asam asetat 50%
- Trichloroacetic acid (TCA) 20%
- Asam linoleate 50 m M dalam etanol 99.8%
- Buffer fosfat 0.1 M Ph 7
- Vitamin E 200 ppm
Prosedur

A B C

isi sampel kontrol negatif kontrol positif

buffer fosfat 0,1 M pH 7 2 ml 2 ml 2 ml

asam linoleat 50 Mm - 2 ml 2ml 2 ml


etanol 99,8%

larutan uji 1 ml - -

akuades - 1 ml 1 ml

vitamin E (200 ppm) - - 1 ml


Cara Kerja
Menghasilkan
malonalaldehida (MDA)

Malonalaldehid (MDA), radikal bebas. Produk


A B C yang dibentuk dari proses peroksidase lipid.
Peroksidase lipid ini merupakan proses yang
disebabkan oleh paparan radikal bebas
terhadap asam lemak tidak jenuh rantai
panjang (lipid).
inkubasi dalam suhu Malonalaldehid merupakan biomarker telah
40C selama 9 hari terjadinya paparan radikal bebas terhadap
lipid terutama di dalam tubuh.
Pemanasan akan membebaskan MDA sehingga
dapat berikatan dengan TBA dan menghasilkan
warna merah dalam suasana asam.

ambil 1 ml @ tabung tambahkan :

2 ml TCA + 2 ml TBA

A B C

A B C
A B C A B C

sentrifugasi 3000 Ukur absorban pada


rpm selama 15 532 nm
menit

● kurva standar dibuat dengan variasi


konsentrasi larutan standar TMP
Inkubasi pada suhu 100 ● daya antioksidan dihitung dengan
membandingkan nilai absorbansi sampel dan
C selama 10 menit
persamaan dari kurva standar
Hasil dan pembahasan
❖ Tabung A → berwarna kemerahan.

Pembahasan: memiliki kandungan MDA tinggi→ absorbansi tinggi→ intesitas


cahaya rendah

❖ Tabung B → berwarna kemerahan

Pembahasan: memiliki kandungan MDA tinggi→ absorbansi tinggi→ intesitas


cahaya rendah

❖ Tabung C → MDA rendah→ absorbansi rendah→ intesitas cahaya tinggi


Hasil dan pembahasan
Tabung A dan B

Sedikit antioksidan→ banyak radikal bebas (MDA) → absorbansi meningkat→ intesitas


cahaya menurun.

Tabung C

Banyak antioksidan (Vitamin E) → sedikit radikal bebas → absorbansi menurun→


intensitas cahaya meningkat.
Dasar Teori
Jika pada larutan vitamin A yang cukup murni
ditambahkan pereaksi Carr-Price akan timbul
warna biru. Warna biru yang timbul tersebut
dengan cepat mencapai intensitas maksimal
kemudian akan berubah menjadi merah coklat.
Intensitas warna ini setara dengan kadar vitamin A
di dalam larutan sehingga cara penentuan vitamin
ini dapat dijadikan dasar pengukuran kualitatif.
Cara Kerja
3 Tetes bahan uji ke dalam 3 ml pereaksi Carr-
Price. Perhatikan warna yang timbul.
Biru Keruh Kuning
Pembahasan
Pengujian vitamin A dengan menggunakan pereaksi Carr-price
memberikan warna biru yang kemudian berubah menjadi warna merah
cokelat, maka zat tersebut positif mengandung vitamin A.

Intensitas warna biru sebanding dengan jumlah vitamin A yang terkandung


dalam sebuah bahan.

Reaksi dapat dijadikan dasar penentuan kualitatif vitamin A secara


kalorimetri.
HASIL BERDASARKAN TEORI
PEMBAHASAN
Pada percobaan ini digunakan minyak ikan, ditambahkan H202 dan dipanaskan.
Pemanasan dan penambahan H202 bertujuan untuk merusak vitamin A yang
terdapat di dalam minyak ikan sehingga vitamin D teridentifikasi dengan jelas,
sebab vitamin D tahan terhadap panas, asam dan oksigen. Kemudian diuji
kandungan vitamin nya dengan pereaksi car price yaitu TCA. Minyak ikan
bereaksi dengan TCA menunjukkan warna jingga kuning yang berarti minyak ikan
positif mengandung vitamin D

Anda mungkin juga menyukai