Anda di halaman 1dari 12

PENEGAKAN DIAGNOSIS

MULTIAKSIAL
TUJUAN DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
Aksis I

Aksis II
Diagnosis
Multiaksial Aksis III

Aksis IV

Aksis V
Skenario 2
 
Selalu ketakutan
 
Seorang perempuan umur 25 tahun
terus menerus merasa ketakutan dan
was was berlebihan setelah melayat
tetangga 2 bulan yang lalu. Pasien
juga sering mengeluh insomnia,
anoreksia dan berdebar-debar.
 
Pemeriksaan status mental: Disforik
 
Pemeriksaan lab: DBN
Perbedaan pedoman diagnosis menurut PPDGJ-III
(semua kriteria harus dipenuhi)
F40 Gangguan Ansietas 2) F40.1 Fobia sosial F41.0 Gangguan Panik (Anxietas Paroksismal
Fobik (a) gejala psikologis, perilaku Episodik)
1) F40.0 Agorafobia atau otonom  manifestasi • Ditemukan beberapa kali serangan anxietas
(a) gejala psikologis, primer dari anxietasnya berat dalam masa kira-kira satu bulan
perilaku atau otonom (b) Anxietas mendominasi atau (a) dalam kondisi situasi tidak berbahaya
 manifestasi primer terbatas di situasi tertentu (b) situasi tidak diduga
dari anxietasnya (c) Penderita terlihat jelas (C) Relatif bebas dari gejala-gejala anxietas di
(b) anxietas timbul menghindari situasi fobik antara serangan panik
harus terbatas – dua • negatif gejala mengarah pada F40
dari situasi 3) F40.2 Fobia khas (Terisolasi)
(c) menghindari situasi (a) sama dengan F.40.0 dan
fobik (” house bound”) F40.1
• F40.00 = Tanpa (b) Anxietas harus terbatas
gangguan panik pada objek/situasi fobik khas
• F40.01 = Dengan (c) Penderita terlihat jelas
gangguan panik sangat menghindari situasi
fobik
Pedoman diagnosis menurut PPDGJ-III (semua kriteria harus dipenuhi)
Skenario 2
  Ditetapkan sebagai
Selalu ketakutan
  Axis I
Seorang perempuan umur 25
tahun terus menerus merasa
ketakutan dan was was
berlebihan setelah melayat
tetangga 2 bulan yang lalu.
Pasien juga sering mengeluh
insomnia, anoreksia dan
berdebar-debar.
 
Pemeriksaan status mental:
Disforik
 
Pemeriksaan lab: DBN
Skenario 2
 
Selalu ketakutan
  Aksis I :
Seorang perempuan umur 25 tahun •F40 Gangguan Ansietas Menyeluruh
terus menerus merasa ketakutan dan •F50.8 Kehilangan Nafsu Makan Psikogenik.  (F.50 ganguan
was was berlebihan setelah melayat makan)
tetangga 2 bulan yang lalu. Pasien
juga sering mengeluh insomnia, •F51.0 Insomnia Non-organik  (F51 gangguan tidur non
anoreksia dan berdebar-debar. organik)  insomnia (dyssomia) == kondisi psikogenik primer
  (gg jumlah, kualitas/waktu tidur)
Pemeriksaan status mental: Disforik
 
Pemeriksaan lab: DBN
Skenario 2
 
Selalu ketakutan
 
Seorang perempuan umur 25 tahun
terus menerus merasa ketakutan dan
was was berlebihan setelah melayat
tetangga 2 bulan yang lalu. Pasien
juga sering mengeluh insomnia,
anoreksia dan berdebar-debar.
 
Pemeriksaan status mental: Disforik
 
Pemeriksaan lab: DBN
Skenario 2
 
Selalu ketakutan
 
Seorang perempuan umur 25
tahun terus menerus merasa
ketakutan dan was was
berlebihan setelah melayat
tetangga 2 bulan yang lalu.
Pasien juga sering mengeluh
insomnia, anoreksia dan
berdebar-debar.
 
Pemeriksaan status mental:
Disforik
 
Pemeriksaan lab: DBN
Skenario 2
 
Selalu ketakutan
 
Seorang perempuan umur 25 tahun
terus menerus merasa ketakutan dan
was was berlebihan setelah melayat
tetangga 2 bulan yang lalu. Pasien
juga sering mengeluh insomnia,
anoreksia dan berdebar-debar.
 
Pemeriksaan status mental: Disforik
 
Pemeriksaan lab: DBN
Pencatatan Diagnosis Multiaksial

Aksis I : F40 Gangguan Ansietas Menyeluruh


F50.8 Kehilangan Nafsu Makan Psikogenik.
F51.0 Insomnia Non-organik
Aksis II : F60.6 Gangguan kepribadian cemas
Aksis III : Tidak ada ( none )
Aksis IV : Melayat tetangga 2 bulan yang lalu
Aksis V : 40

Anda mungkin juga menyukai