Anda di halaman 1dari 11

LEARNING ISSUE LBM 4 MASALAH JIWA

1. Apa perbedaan cemas secara fisiologis dan patologis dan perbedaan antara takut fisiologis
dan patologis?
Menurut DSM IV:
- Cemas fisiologis  perasaan yang ditandai dengan rasa ketakutan yang difus, tidak
menyenangkan dan samar-samar, serta diawali dengan sebuah sebab yang jelas.
Seringkali disertai gejala otonom seperti nyeri kepala, berkeringat, palpitasi, kekakuan
pada dada, dan gangguan lambung ringan.
- Cemas patologis  kecemasan yang berlebihan terhadap stimuli internal atau eksternal,
dan tidak berfungsi untuk menyelamatkan keutuhan jiwanya. Kecemasan ini didasari
tanpa sebab yang jelas dan tidak berpotensi untuk mengancam jiwanya.
- Ketakutan 
2. Apa saja macam dari gangguan cemas dan bagaimana perbedaan gejalanya?
Tingkatan kecemasan:
a. Kecemasan ringan  berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari
dan menyebabkan seseorang waspada dan meningkatkan lahan persepsinya. Dapat
memotivasi belajar dan menghasilkan pertumbuhan dan kreativitas.
b. Kecemasan sedang  membuat seseorang memusatkan pada masalah yang penting dan
mengesampingkan yang lain sehingga seseorang mengalami perhatian yang selektif
tetapi dapat melakukan sesuatu yang terarah
c. Kecemasan berat  seseorang akan cenderung untuk memusatkan pada sesuatu yang
rinci dan spesifik serta tidak dapat berpikir tentang hal lain. Orang ini memerlukan
banyak pengarahan untuk dapat memusatkan pada suatu area yang lain
d. Panik  berhubungan dengan terperangah, ketakutan, dan teror mengalami hilang
kendali. Orang yang sedang panik tidak mampu focus pada sesuatu walaupun dengan
pengarahan.

Berdasarkan sumber timbulnya kecemasan, kecemasan dibagi menjadi:

a. Kecemasan neurotic  berhubungan erat dengan mekanime pembelaan diri dan


disebabkan oleh perasaan bersalah/berdosa, konflik emosional yang serius, frustasi,
serta ketegangan batin
b. Kecemasan moral  rasa takut akan suara hati, pada masa lampau pernah melanggar
moral dan bisa dihukum lagi
c. Kecemasan realistic  rasa takut akan bahaya nyata di dunia luar.
F40-F42, F43, Gangguan disosiatif.
F40 Gangguan Anxietas Fobik
Dicetuskan oleh adanya situasi atau objek yang jelas (dari luar individu itu sendiri), yang
sebenarnya pada saat kejadian ini tidak membahayakan. Akibatnya, objek atau situasi
tersebut dihindari atau dihadapi dengan rasa terancam. Secara subjektif, fisiologik dan
tampilan perilaku, anxietas fobik tidak berbeda dari anxietas yang lain dan dapat dalam
bentuk yang ringan sampai yang berat (gangguan hipokondrik).
F40.0 Agorafobia
F40.00  Tanpa gangguan panik
F40.01  Dengan gangguan panik
F40.1 Fobia Sosial

F40.2 Fobia Khas (terisolasi)

F40.8 Gangguan Anxietas Fobik Lainnya


F40.9 Gangguan Anxietas Fobik YTT
F41 Gangguan Anxietas Lainnya
Manifestasi anxietas merupakan gejala utama dan tidak etrbatas pada situasi lingkungan
tertentu saja. Dapat disertai gejala-gejala ddepresif an obsesif, bahkan juga beberapa unsur
dari anxietas fobik, asal saja jelas bersifat sekunder atau ringan.
F41.0 Gangguan Panik (Anxietas Paroksismal Episodik)

F41.1 Gangguan Cemas Menyeluruh


F41.2 Gangguan Campuran Anxietas dan Depresi

F41.3 Gangguan Anxietas Campuran Lainnya

F41.8 Gangguan Anxietas Lainnya YDT


F41.9 Gangguan Anxietas YTT
F42 Gangguan Obsesif-Kompulsif
F42.0 Predominan Pikiran Obsesif dan Pengulangan

F42.1 Predominan Tindakan Kompulsif (Obsessional Rituals)

F42.2 Campuran Pikiran dan Tindakan Obsesif


F42.8 Gangguan Obsesif-Kompulsif Lainnya
F42.9 Gangguan Obsesif-Kompulsif YTT
F43 Reaksi Terhadap Stres Berat dan Gangguan Penyesuaian
Karakteristik dari kategori ini adalah tidak hanya di atas identifikasi dasar simtomatologi dan
perjalanan penyakit, akan tetapi juga dasar salah satu dari factor pencetus:
- Suatu stress kehidupan yang luar biasa, yang menyebabkan reaksi stress akut, atau
- Suatu perubahan penting dalam kehidupan, yang menimbulkan situasi tidak nyaman
yang berkelanjutan, dengan akibat terjadi suatu gangguan penyesuaian.
Gangguan dalam kategori ini selalu merupakan konsekuensi langsung dari stress akut yang
berat atau trauma yang berkelanjutan. Stress yang terjadi atau keadaan tidak nyaman yang
berkelanjutan merupakan factor penyebab utama, dan tanpa hal itu gangguan tersebut tidak
akan terjadi.
F43.0 Reaksi Stres Akut

F43.1 Gangguan Stres Pasca-trauma


F43.2 Gangguan Penyesuaian

F43.20 Reaksi depresi singkat


F43.21 Reaksi depresi berkepanjangan
F43.22 Reaksi campuran anxietas dan depresi
F43.24 Dengan predominan gangguan perilaku
F43.25 Dengan gangguan campuran emosi dan perilaku
F43.28 Dengan gejala predominan lainnya YDT
F43.8 Reaksi Stres Berat lainnya
F43.9 Reaksi Stres Berat YTT
F44 Gangguan Disosiatif (Konversi)
Gejala utama adalah adanya kehilangan (Sebagian atau seluruh) dari integrasi normal
(dibawah kendali kesadaran) antara:
- Ingatan masa lalu
- Kesadaran identitas dan penginderaan segera (awareness of identity and immediate
sensations)
- Kontrol terhadap gerakan tubuh.
F44.0 Amnesia Disosiatif

F44.1 Fugue Disosiatif

F44.2 Stupor Disosiatif

F44.3 Gangguan Trans dan Kesurupan


F44.4 Gangguan Motorik Disosiatif

F44.5 Konvulsi Disosiatif

F44.6 Anestesia dan Kehilangan Sensorik Disosiatif

F44.7 Gangguan Disosiatif (Konversi) Campuran


Campuran dari gangguan-gangguan tersebut di atas (F44.0-F44.6)
F44.8 Gangguan Disosiatif (Konversi) Lainnya
F44.80 Sindrom Ganser  ciri khas  approximate answers, disertai beberapa
gejala disosiatif lain
F44.81 Gangguan kepribadian multiple
F44.82 Gangguan disosiatif (konversi) sementara masa kanak dan remaja
F44.88 Gangguan disosiatif (konversi) lainnya YDT (termasuk psychogenic
confusion, twilight state)
F44.9 Gangguan Disosiatif (Konversi) YTT
3. Apa etiologi penyakit pada kasus di scenario?
Ada 3 teori yang menyebabkan kecemasan yaitu:
a. Psikologis
- Teori psikoanalitik  kecemasan merupakan suatu sinyal kepada ego yang
memberitahukan adanya suatu dorongan yang tidak dapat diterima dan menyadarkan
ego untuk mengambil tindakan defensif
- Teori perilaku  disebabkan oleh stimuli lingkungan spesifik. Pola berpikira yang salah,
terdistorsi atau tidak produktif dapat mendahului atau menyertai perilaku maladaptive
dan gangguan emosional.
- Teori eksistensial  kecemasan menyeluruh, dimana tidak terdapat stimulus yang dapat
diidetifikasikan secara spesifik
b. Biologis
Mencakup masalah biokimia yang ada di otak, salah satunya gangguan neurotransmitter.
Tiga neurotransmitter yang terkait adalah norepinephrine, serotonin, dan GABA.
Stimulasi system saraf otonom juga dapat menimbulkan gejala tertentu yang disebabkan
oleh pelepasan epinefrin dari adrenal.
c. Genetic
Orang lebih cenderung memiliki gangguan kecemasan jika mereka memiliki kerabat yang
memiliki gangguan kecemasan

Kaplan.

4. Mengapa sejak 2 minggu yang lalu pasien merasakan berdebar-debar, sesak nafas dan
keringat dingin?

Stress  mengaktifkan limbic hipotalamus pituitary adrenal axis (LHPA)  merangsang


hipotalamus  sekresi hormone CRH  peningkatan sympathetic adrenal medular axis
(SAM)  stimuli pada alur limbic hipotalamus pituitary adrenal axis (LHPA)  merangsang
hipotalamus dan sekresi hormone CRH  teraktivasinya adeno cortico trophin hormone
(ACTH)  menstimuli produksi hormone kortisol dari korteks adrenal dan aktivasi neuron
adrenergic dari locus ceruleus (LC)  produksi NE  sekresi epinerin  saraf simpatis 
denyut jantung cepat.
Aktivitas system norepinefrin  menghasilkan gejala fisik kecemasan  berkeringat dan
palpitasi  khawatir
Calgary guide.

5. Apa hubungan antara hiperaktivitas otonomik dengan gejala psikis dan ketegangan motorik?

Seseorang mengalami kecemasan  korteks cerebri  mengirimkan tanda bahaya ke


hipotalamus  stimulasi system saraf simpatis  meningkatkan hormone adrenalin
(epinefrin dan norepinefrin)  menghasilkan energi  mengakibatkan ketegangan motoric,
hiperaktivitas saraf otonom, dan meningkatkan kewaspadaan.

Calgary guide.
Sarifah M, etc. 2016. Pengaruh Senam Otak Terhadap Kecemasan pada Anak Usia Sekolah
yang Mengalami Hospitalisasi. Journal of Islamic Nursing Vol. 1 No 1
6. Bagaimana interpretasi hasil pemeriksaan fisik di scenario?
TD: 110/70 masih normal blm hipertensi
RR: 28x/menit, nafas cepat, normal 16-20x/menit
Nadi: 100x/menit, masih batas normak krn 60-100x/menit (ambang batas atas)
Suhu: masih normal

Jantung dan pulmo  masih normal


Yang tidak normal respiration ratenya krn pasien mengalami berdebar-debar

7. Apa diagnosis multiaxial dan banding pada kasus di scenario?


Axis I  gangguan cemas menyeluruh
Axis II  Z03.2 Tidak ada diagnosis
Axis III  Tidak ada
Axis IV  masalah keluarga/interpersonal
Axis V  GAF 50
Diagnosis banding: gangguan panik, gangguan somatisasi

8. Bagaimana tatalaksana kasus di scenario?

Anda mungkin juga menyukai