Anda di halaman 1dari 6

STEP 1

1. Hiperaktivitas otonomik
Aktivitas berlebih dari saraf-saraf otonom yang dapat mempengaruhi system saraf otonom.
Keadaan dimana terjadi peningkatan otonom tubuh, misal keringat berlebih, detak jantung
meningkat, mulut kering, wajah merah.
2. Ketegangan motoric
Kompensasi tubuh karena adanya rasa cemas sehingga terjadi peningkatan aktivitas otot yg
berlebihan seperti kedutan, gemetar, tidak bisa diam.

STEP 2

1. Mengapa pasien merasa berdebar, sesak nafas, dan keringat dingin?


2. Mengapa pasien mengeluh sulit konsentrasi, khawatie, ketakutan disertai kencang didaerah
tengkuk?
3. Bagaimana definisi, klasifikasi dan kriteria diagnosis dari gangguan cemas?
4. Apa saja gejala otonom dari cemas?
5. Bagaimana patofisiologi cemas?
6. Mengapa pada cemas terjadi hiperaktivitas otonom dan ketegangan motorik?
7. Apa saja tingkatan dari cemas?
8. Apa saja etiologi dan factor-faktor pada gangguan cemas?
9. Apa perbedaan cemas normal, cemas patologis, panik, dan phobia, obsesif kompulsif?
10. Apa yang dimaksud obsesif kompulsif?
11. Bagaimana diagnosis dan diagnosis banding di scenario dan cara penegakan diagnosis?
12. Bagaimana tatalaksana dari scenario tersebut?
13. Bagaimana prognosis scenario diatas?

STEP 3

1. Mengapa pasien merasa berdebar, sesak nafas, dan keringat dingin?


Hiperaktivitas otonom bisa disebabkan stressor -> dapat memicu neurotransmitter noradrenegik
-> berpengaruh pada stimuli stressor -> aktivasi pelepasan NE -> stimulasi saraf simpatik dan
para simpatik -> berdebar, keringat dingin, sesak nafas.
Keadaan stress, saraf simpatis berefek menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah -> perkusi
menurun -> menuju keotot terjadi efek seperti tenggorokan tertekan, jika di otak akan hipoksial,
kontriksi di diafragma akan sesak nafas, dikulit panas akan menumpuk dan mengakibatkan
keringat menumpuk.
2. Mengapa pasien mengeluh sulit konsentrasi, khawatir, ketakutan disertai kencang didaerah
tengkuk?
Ketegangan berasal dari pengaruh pikiran yg salah -> terpancing menjadi tegang-> disarankan
untuk berpikir positif.
Seseorang cemas hb meningkat -> mengganggu saraf simpatis -> takikardi, vasokonstriksi
sehingga performa organ menurun, pada kepala akan pusing, otot pada tenggorokan tegang dan
menjadi kering jika ditelinga akan ada suara mendengung.

3. Bagaimana definisi, klasifikasi dan kriteria diagnosis dari gangguan cemas?


Kecemasan : respon terhadap situasi tertentu yang mengancam dan hal normal yang terjadi
menyertai perkembangan perubahan pengalaman baru atau yang blm pernah dilakukan.
Menurut DSM IV
- Serangan panik dengan atau tanpa agoraphobia
- Agoraphobia dengan atau tanpa serangan panik
- Phobia spesifik
- Phobia sosial
- Gangguan obsesif kompulsif
- Pos traumatic stress disorder
- Stress akut

Ciri-ciri :

- Fisik; kegelisahan, banyak keringat, anggota tubuh bergetra, mulut dan kerongkongan
kering, bernafas pndek, berdebar keras ataua kencang
- Behaviour; perilaku menghindar, perilaku dependen, perilaku terguncang
- Kognitif; merasa khawatir tentang sesuatu, sensitive, merasa terancam, ketakutan
kehilangan control, pikiran campur aduk, khawatir hal-hal sepele

Menurut PPDGj III

F40-f48 :

- F40 : gangguan anxietas phobic -> adanya kecemasan karena objek yang jelas diluar individu
sendiri dan tidak membahayakan, jika ada phobia akan menghindari, sering berbarengann
dengann depresi, episode depresi akan memperburuk anxietas phobic.
F40.0 : agoraphobia -> ketakutan terhadap tempat atau situasi yang memberikan kesulitan
dari seseorang untuk kabur, cenderung menghindaari tempat umum,
Gejala psikologis -> perilaku yg timbul merupakan manifestasi primer dari anxietas bukan
sekunder dari gejala lain.
Anxietas yang timbul harus terbatas pada setidaknya 2 siatuasi yaitu, banyak
orang/keramaian, tempat umum, bepergian luar rumah, sendiri
Menghindari siatuasi phobic harus atau sudah merupakan gejala menonjol
Agotaphobia sosial -> mencoba mengindari lingkkungan sosial. Ada gejala psikologis
menjaddi manifestasi sekunder dari anxietas, anxietas harus mendominasi, menghindari
situasi phobic.
Phobia khas -> terisolasi, gejala psikologi harus merupakan manifestasi primer anxietas,
harus terbatas pada adannya objek.
Phobia spesifik -> ketakutan beralasan karena kehaddiran suatu objek missal binatang
- F41 : gangguan anxietas lain
Gangguan panik/ anxietas parosisme periodic -> ditegakkan jika ada diagnosis gangguana
utama dan tidak ditemukan anxirtas phobis, ditemukan beberapa kali anxietas berat dalam
1 bulan.
Gangguan cemas menyeluruh -> 3 gejala umum : kecemasa(khawatir nasib buruk),
ketegangan motoric(gelisah, sakit kepala, gemetar, tidak bisa santai), overaktivitas
otonomi(kepala terasa ringan, jantung berdebar, sesak nafas, keluhan lambung, kepala
pusing, mulut kering)
Gangguan campuran dan depresi
Gangguan anxietas dan lainnya
4. Apa saja gejala otonom dari cemas?
Kardiovaskuler -> peningkatan tekanan darah -> denyut nadi meningkat -> jantung berdebar
Respirasi : nafas cepat dan dangkal, rasa tertekan pada dada, rasa tercekik
Kullit : pucat, perasaan panas/dingin, berkerringat, gatal-gatal, rasa terbakar
Git : anoreksia, perasaan tidak nyaman pada perut, diare
Neuromuskuler : reflek meningkat, tremor, kejang, insomnia
5. Bagaimana patofisiologi cemas?
Factor prediposisi : adanya fungsi yang tidak seimbang, NE, serotonin, dopamine, GABA ->
berpengaruh ke hipocampus dan gyrus cingulate -> bisa menyebabkan hilangnya konsentrasi ->
akan memproses ancaman yg mengakibatkan cemas -> amygdala berespon takut -> aktivasi
aksis hipotalamus, pituitary dan kelenjar adrenal. Aksis kedua mengaktivasi hormone epinfrin
dan kortisol -> gejala-gejala kecemasan.
6. Apa saja tingkatan dari cemas?
- Kecemasan ringan : hal normal, tanda keadaan jiwa dan tubuh bisa memperrtahankan
sewaktu-waktu; missal pada kehidupan sehari-hari. Tegang otot ringan, orientasi baik, bisa
merasa rileks bisa juga mengalami kegelisahan. Kognitif: masih tenang dan PD, sudah timbul
sikap waspadda. Emosional : menyendiri, tenang
- Sedang : memungkinkan seseorang memusatkan pada maslaah yang penting, sesuatu yg
terarah; manifestasi :ketegangan otot meningkat, bicara cepat, konsentrasi menurun.
Respon fisik : tegang otot sedang, TTV meningkat, berkeringat, pupil dilatasi, kewaspadaan
meningkat. Kognitif : menyelesaikan masalah menurun, perhatian dan konsntrasi menurun.
Emosional : tidak nyaman, mudah tersinggung, tidak sabar,
- Berat : cenderung memusatkan pada yang spesifik, membuat memerlukan pengarahan
untuk berpikir. Respon fisik : ketegangan otot berat, biacara cepat, nada suara tinggi,
kegugupan meremas tangan, kognitif: proses berpikir terpecah, hanya focus pada ancaman.
Emosional : terdapat rasa takut, bingung, agitasi
- Panik : berhubungan dengan terperangah, kehilangan kendali, tidak mampu melakukan
sesuatu walaupun dengan pengarahan orang
7. Apa saja etiologi dan factor-faktor pada gangguan cemas?
Factor
- Mempunyai pengalaman negative di masa lalu; gagal mengikuti tes -> bisa disebabkan
berbagai pikiran tidak rasional dan berpikir negative. Missal dikeramain ada ancaman.
- Eksternal : karena stressor kehidupan, konflik intapersonal, kehilangan
- Internal : pengalaman buruk masa lalu, kepribadian, disposisi keluarga
- Genetic : kontribusi terjadinya cemas,
- Neurotransmitter : antagonis adrenergic alfa 2 menurun -> panik menurun
- Lingkungan : kejadian buruk kehidupan, gaya hidup.
- Neurobiologis : peningkatan aksi hipotalamus, adrenal terhadap situasi
- Genetic : 30% dari varian
- Tempramen : terhambat dalam berperilaku dan merasa malu
8. Apa perbedaan cemas normal, cemas patologis, panik, dan phobia, obsesif kompulsif?
9. Apa yang dimaksud obsesif kompulsif?
10. Bagaimana diagnosis dan diagnosis banding di scenario dan cara penegakan diagnosis?
11. Bagaimana tatalaksana dari scenario tersebut?
12. Bagaimana prognosis scenario diatas?

STEP 4
STEP 5

1. Mengapa pasien merasa berdebar, sesak nafas, dan keringat dingin?


2. Mengapa pasien mengeluh sulit konsentrasi, khawatie, ketakutan disertai kencang didaerah
tengkuk?
3. Bagaimana definisi, klasifikasi dan kriteria diagnosis dari gangguan cemas?
4. Apa saja gejala otonom dari cemas?
5. Bagaimana patofisiologi cemas?
6. Apa saja tingkatan dari cemas?
7. Apa saja etiologi dan factor-faktor pada gangguan cemas?
8. Apa perbedaan cemas normal, cemas patologis, panik, dan phobia, obsesif kompulsif?
9. Apa yang dimaksud obsesif kompulsif?
10. Bagaimana diagnosis dan diagnosis banding di scenario dan cara penegakan diagnosis?
11. Bagaimana tatalaksana dari scenario tersebut?
12. Bagaimana prognosis scenario diatas?

Anda mungkin juga menyukai