Anda di halaman 1dari 15

GANGGUAN CAMPURAN ANXIETAS

DAN DEPRESI

Imam Mulyadi
19360250

Pembimbing
dr. Nazli Mahdinasari Nasution, M.Ked, Sp.KJ

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR ILMU PSIKIATRI RUMAH SAKIT UMUM


HAJI MEDAN FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MALAHAYATI
TAHUN 2020
Pendahuluan
Tiap manusia pasti mempunyai rasa cemas, rasa ini terjadi pada saat adanya kejadian atau
peristiwa tertentu maupun dalam menghadapi suatu hal. Misalkan orang merasa cemas, ketika
tampil dihadapan banyak orang atau ketika sebelum ujian berlangsung. Kecemasan yang dimiliki
seperti orang diatas adalah normal, akan tetapi kecemasan berubah menjadi abnormal
ketikakecemasan yang ada didalam diri individu menjadi berlebih atau melebihi dari kapasitas
umumnya.
Individu yang mengalami ganggua seperti ini bisa dikatakan mengalami anxiety disorder
(gangguan kecemasan) yang berlebih dan sifatnya tidak rasional. Seseorang dikatakan menderita
gangguan kecemasan apabila gangguan kecemasan ini menggangu aktivitas dalam kehidupan dari
diri individu tersebut, salah satunya yakni gangguan fungsi social.
Dan juga kita semua merasa sedih bila ada kejadian yang menyedihkan, dan biasanya
perasaan tersebut teratasi dengan sendirinya. Hal demikian adalah wajar. Lain halnya dengan
“gangguan depresi”, yang sudah merupakan gangguan sakit yang menyangkut keluhan badaniah,
perasaan atau pikiran. Bila tidak diobati, depresi dapat menetap berbulan-bulan atau bahkan
menahun. Depresi dapat memperberat atau meningkatkan resiko penyakit fisik dan meningkatkan
resiko bunuh diri.
Epidemiologi

 Keberadaan ganggguan depresif berat dan gangguan panik secara bersamaan


lazim ditemukan. Dua pertiga pasien dengan gejala depresif memiliki gejala
ansietas yang menonjol, dan dua pertiganya dapat memenuhi kriteria
diagnostik ganguan panik. Peneliti telah melaporkan bahwa 20 sampai 90
persen pasien dengan ganggguan panik memiliki episode gangguan depresif
berat.
 sejumlah klinisi dan peneliti memperkirakan bahwa pravelensi gangguan ini
pada populasi umum adalah 10 persen dan di klinik pelayanan primer sampai
tertinggi 50 persen, walaupun perkiraan konservatif mengesankan pravelensi
sekitar 1 persen pada populasi umum.
Definisi

 Kecemasan adalah keadaan individu atau kelompok mengalami perasaan


gelisah (penilaian atau opini) dan aktivitas sistem saraf autonom dalam
berespons terhadap ancaman yang tidak jelas, nonspesifik. Kecemasan
merupakan unsur kejiwaan yang menggambarkan perasaan, keadaan
emosional yang dimiliki seseorang pada saat menghadapi kenyataan atau
kejadian dalam hidupnya.
 Gangguan depresif merupakan suatu masa terganggunya fungsi manusia yang
berkaitan dengan alam perasaan yang sedih dengan gejala penyerta termasuk
perubahan pola tidur, nafsu makan, psikomotor, konsentrasi, anhedonia,
kelelahan, rasa putus asa, tak berdaya dan gagasan bunuh diri.
 Penyebab gangguan ini kurang jelas.
 Gejala muncul biasanya disebabkan interaksi dari aspek-aspek biopsikososial
termasuk genetik dengan beberapa situasi, stres atau trauma yang merupakan
stressor munculnya gejala.
 sistem saraf pusat beberapa mediator utama dari gejala ini adalah
norepinephrine dan serotonin.
Etiologi  anxietas diperantarai oleh suatu system kompleks yang melibatkan system
limbic, thalamus, korteks frontal secara anatomis dan norepinefrin, serotonin
dan GABA pada sistem neurokimia, tapi hingga saat ini belum diketahui jelas
bagaimana kerja bagian-bagian tersebut menimbulkan anxietas.
 Depresi -> penyebabnya tidak dapat dipastikan namun biasanya ditemukan
defisensi relatif salah satu atau beberapa aminergic neurotransmitter
(noeadranaline, serotonin, dopamine) pada sinaps neuron di susunan saraf pusat
khususnya sistem limbic.
Manifestasi Klinis
 cemas, khawatir, was-was, ragu untuk bertindak, perasaan takut yang
berlebihan, gelisah pada hal-hal yang sepele dan tidak utama yang mana
perasaan tersebut mempengaruhi seluruh aspek kehidupannya, sehingga
pertimbangan akal sehat, perasaan dan perilaku terpengaruh. Selain itu
spesifik untuk Gangguan Anxietas Menyeluruh adalah kecemasanya terjadi
kronis secara terus-menerus mencakup situasi hidup (cemas akan terjadi
kecelakaan, kesulitan finansial), cemas akan terjadinya bahaya, cemas
kehilangan kontrol, cemas akan`mendapatkan serangan jantung. Sering
penderita tidak sabar, mudah marah, sulit tidur.
 

Gejala umum 1. Kedutan otot/ rasa gemetar


2. Otot tegang/kaku/pegal
3. Tidak bisa diam

anxietas Ketegangan Motorik 4. Mudah menjadi lelah


 

 
5. Nafas pendek/terasa berat
6. Jantung berdebar-debar
7. Telapak tangan basah/dingin
8. Mulut kering
9. Kepala pusing/rasa melayang
10. Mual, mencret, perut tak enak
Hiperaktivitas Otonomik 11. Muka panas/ badan menggigil
12. Buang air kecil lebih sering
 

 
13. Perasaan jadi peka/mudah ngilu
14. Mudah terkejut/kaget
15. Sulit konsentrasi pikiran
16. Sukar tidur
Kewaspadaan berlebihan dan
17. Mudah tersinggung
Penangkapan berkurang
Gejala depresi

 Gejala utama :
 Afek depresi
 Kehilangan minat dan kegembiraan, dan
 Berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah ( rasa lelah yang nyata sesudah kerja yang
sedikit) dan menurunnya aktifitas.
 
 Gejala lainnya dapat berupa :
 Konsentrasi dan perhatian berkurang
 Harga diri dan kepercayaan diri berkurang
 Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna
 Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis
 Gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri
 Tidur terganggu
 Nafsu makan berkurang.
Diagnosis
 Kriteria DSM-IV-TR Gangguan Campuran Ansietas Depresif
Mood disforik yang berulang atau menetap dan bertahan sedikitnya 1 bulan

Mood disforik disertai empat (atau lebih) gejala berikut selama sedikitnya 1 bulan :

1. Kesulitan berkonsentrasi atau pikiran kosong


2. Gangguan tidur (sulit untuk jatuh tertidur atau tetap tidur atau gelisahm tidur tidak puas)
3. Lelah atau energi rendah
4. Iritabilitas
5. Khawatir
6. Mudah nangis
7. Hipervigilance
8. Antisipasi hal terburuk
9. Tidak ada harapan (pesimis yang menetap akan masa depan)
10. Harga diri yang rendah atau rasa tidak berharga

Gejala menimbulkan penderitaan yang secara klinis bermakna atau hendaya dalam area fungsi sosial, pekerjaan atau area fungsi penting lain.

Gejala tidak disebabkan efek fisiologis langsung suatu zat (cth. Penyalahguanaan obat atau pengobatan) atau keadaan medis umum

Semua hal berikut ini :


1. Kriteria tidak pernah memenuhi gangguan depresif berat, gangguan distimik; gangguan panik, atau gangguan ansietas menyeluruh
2. Kriteria saat ini tidak memenuhi gangguan mood atau ansietas lain (termasuk gangguan ansietas atau gangguan mood, dalam remisi parsial)
3. Gejala tidak lebih mungkin disebabkan gangguan jiwa lain.
 Pedoman diagnostik menurut PPDGJ-III
 Terdapat gejala-gejala anxietas maupun depresi, dimana masing-masing tidak
menunjukkan rangkaian gejala yang cukup berat untuk menegakkan diagnosis
tersendiri. Untuk anxietas, beberapa gejala otonomik harus ditemukan walaupun
tidak terus-menerus, disamping rasa cemas atau kekhawatiran berlebihan.
 Bila ditemukan anxietas berat disertai depresi yang lebih ringan, harus
dipertimbangkan kategori gangguan anxietas lainnya atau gangguan anxietas fobik.
 Bila ditemukan sindrom depresi dan anxietas yang cukup berat untuk menegakkan
masing-masing diagnosis, maka kedua diagnosis tersebut dikemukakan, dan
diagnosis gangguan campuran tidak dapat digunakan. Jika karena sesuatu hal hanya
dapat dikemukakan satu diagnosis maka gangguan depresif harus diutamakan.
 Bila gejala-gejala tersebut berkaitan erat dengan stres kehidupan yang jelas, maka
harus digunakan kategori F43.2 gangguan penyesuaian.
 Gangguan ansietas menyeluruh merupakan gangguan yang lebih besar
kemungkinannya untuk bertumpang tindih dengan gangguan campuran
ansietas-depresif. Diantara gangguan mood, gangguan dstimik, dan

Diagnosis Banding gangguan depresif ringan adalah gangguan yang lebih besar
kemungkinannya untuk bertumpang tindih dengan gangguan campuran
ansietas-depresif. Diantara ganggguan kepribadian, gangguan
kepribadian mengindar, dependen, dan obsesfi kompulsif dapar
memliki gejala yang mirip dengan gejala gangguan campuran ansietas-
depresif. Diagnosis gangguan somatoform juga harus dipertimbangkan.
Penatalaksanaan
 Psikoterapi
Pendekatan psikoterapetik utama untuk gangguan kecemasan umum adalah
kognitif-perilaku, suportif, dan berorientasi-tilikan.
Pendekatan kognitif secara langsung menjawab distorsi kognitif pasien yang
dihipotesiskan, dan pendekatan perilaku menjawab keluhan somatik secara
langsung.
Psikoterapi berorientasi-tilikan memusatkan untuk mengungkapkan konflik bawah
sadar dan mengenali kekuatan ego. Manfaat psikoterapi berorientasi-tilikan
untuk gangguan kecemasan umum dilaporkan pada banyak kasus anekdotal,
tetapi tidak terdapat penelitian besar yang terkendali.
 Farmakoterapi
Dua golongan obat utama yang dipakai dalam pengobatan gangguan anxietas adalah
Benzodiazepine dan Non-Benzodiazepine, dengan Benzodiazepine sebagai pilihan
utama. Sedang untuk depresi dipakai golongan Trisiklik, Tetrasiklik, Monoamine
Oxidase Inhibitor(Inhibitor MAO), Selective Serotonin Reuptake Inhibitor(SSRI), dan
Atypical anti depresi. Dimana SSRI menjadi pilihan utama.
 Gangguan anxietas
 Benzodiazepine (Diazepam)-> sediaan tab. 2-5mg, ampul 10 mg/2cc dosis anjuran
l0-30mg/hari 2-3xsehari, i.v./i.m 2-10mg /3-4 jam.
 Non-Benzodiazepine (Buspirone)-> Sediaan tab. 10mg dosis anjuran 3x25mg/h.
 Depresi
 Selective Serotonin Reuptake Inhibitor(SSRI) efek samping yang ditimbulkan relatif
lebih ringan. Golongan obat ini adalah fluoxetine, sertraline, paroxetine,
citalopram, fluvoxamine.
Perjalanan penyakit dan Prognosis

Perjalanan klinis dan prognosis gangguan adalah sukar untuk diperkirakan.


Namun demikian, beberapa data menyatakan peristiwa kehidupan berhubungan
dengan onset gangguan ini. Terjadinya beberapa peristiwa kehidupan yang
negatif secara jelas meningkatkan kemungkinan akan terjadinya gangguan. Hal
ini berkaitan pula dengan berat-ringannya gangguan tersebut.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai