Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN

DENGAN MASALAH KESEHATAN ANSIETAS

oleh
Larasati Ramadhani, S.Kep
NIM 202311101071

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2020
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN
DENGAN MASALAH KESEHATAN ANSIETAS

Disusun untuk memenuhi tugas Program Studi Pendidikan Profesi Ners (PSP2N)
Stase Keperawatan Jiwa Komunitas

oleh
Larasati Ramadhani, S.Kep
NIM 202311101071

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2020
A. KASUS (MASALAH UTAMA)
1. Definisi Ansietas
Menurut Livana dkk (2018) ansietas merupakan suatu respon
emosional individu terhadap pemikiran atau persepsi adanya suatu
bahaya, baik yang hanya dalam pikiran individu maupun yang
dibayangkan saja. Ansietas merupakan salah satu distres psikologis
individu. Ansietas merupakan suatu respon umum yang dialami oleh
seseorang dalam menghadapi stresor. Ansietas ringan dapat memotivasi
seseorang untuk dapat berkembang dan produktif. Namun, apabila
individu tidak mampu mengatasi ansietas yang timbul, maka dapat
menimbulkan permasalahan bagi seorang individu. Ansietas dapat
menjadi masalah apabila mengganggu perilaku adaptif individu,
menyebabkan gejala fisik maupun psikologis, dan dapat menjadi berat.
Pada saat timbul respon ansietas dan individu yang bersangkutan tidak
mampu untuk mengatasinya, maka akan menimbulkan masalah negatif
(Wuryaningsih dkk, 2018).

2. Klasifikasi Ansietas
Menurut Stuart (2014) tingkatan ansietas dibagi menjadi 4 yaitu
ansietas ringan, ansietas sedang, ansietas berat dan tingkat panik
a. Ansietas ringan
Ansietas ringan berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan
seharihari, ansietas ini menyebabkan individu menjadi waspada dan
meningkat lapang persepsinya. Ansietas ini dapat memotivasi dan
menghasilkan pertumbuhan serta kreativitas.
b. Ansietas sedang
Ansietas sedang memungkinkan individu untuk berfokus padahal
yang penting dan mengesampingkan yang lain. Ansietas ini
mempersempit perhatian lapang persepsi individu. Dengan demikian,
individu mengalami tidak perhatian yang selektif namun berfokus pada
lebih banyak area jika diarahkan untuk melakukannya
c. Ansietas berat
Ansietas berat sangat mengurangi lapang persepsi individu.
Individu cenderung berfokus pada sesuatu yang rinci dan spesifik serta
tidak berpikir tentang hal lain. Semua perilaku ditujukan untuk
mengurangi ketegangan. Individu tersebut memerlukan banyak arahan
untuk berfokus pada area lain.
d. Tingkat Panik
Tingkat panik dari ansietas berhubungan dengan terperangah,
ketakutan, dan terror. Hal ini rinci terpecah dari porsinya. Karena
mengalami kehilangan kendali, individu yang mengalami panik tidak
mampu melakukan sesuatu walaupun dengan arahan. Panik mencakup
disorganisasi kepribadian dan menimbulkan peningkatan aktivitas
motorik, menurunnya kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain,
perepsi yang menyimpang, dan kehilangan pemikiran yang rasional.
Tingkat ansietas ini tidak sejalan dengan kehidupan, jika berlangsung
terus dalam waktu yang lama, dapat terjadi kelelahan dan kematian.

Respon Adaptif Respon Maladaptif

Antisipasi Ringan Sedang Berat Panik


Gambar 1. Rentan Respon Kecemasan (Sumber : Stuart, 2014)

3. Etiologi Ansietas

Etiologi ansietas bervariasi dan terjadi sepanjang rentang


kehidupan individu. Mengurangi faktor-faktor yang berhubungan dalam
kategori yang luas “persepsi akan ancaman”. Ansietas mudah dikenali
pada seorang pasien, tapi sulit untuk di diagnosa karena rentangnya yang
teru berlanjut yaitu dari normal, kondisi di stress, berkembang menjadi
gangguan total (Maas dkk, 2011).

Menurut PPNI (2017) etiologi atau penyebab ansietas, yakni:


a. Krisis situasional
b. Kebutuhan tidak terpenuhi
c. Krisis maturasional
d. Ancaman terhadap konsep diri
e. Ancaman terhadap kematian
f. Kekhawatiran mengalami kegagalan
g. Disfungsi sistem keluarga
h. Hubungan orang tua-anak tidak memuaskan
i. Faktor keturunan (tempramen mudah teragitasi sejak lahir)
j. Penyalahgunaan zat
k. Terpapar bahaya lingkungan (mis,toksin, polutan, dan lain-lain)
l. Kurang terpapar informasi

4. Tanda Gejala Ansietas


Ansietas atau kecemasan memiliki beberapa tanda, baik secara fisik,
kognitif, perilaku dan emosi. Tanda fisik pada kecemasan adalah sering
nafas pendek, nadi dan tekanan darah naik, mulut kering, anoreksia,
diare/konstipasi, gelisah, tremor, sulit tidur dan sakit kepala. Dari segi
respon emosi, adanya gangguan. Biasanya disertai dengan rasa menyesal,
kesedihan yang mendalam, iritabel, gugup, fokus pada diri sendiri,
ketakutan, khawatir, dan prihatin (Donsu, 2017).

5. Penatalaksanaan Ansietas
Menurut Davies (2009), terdapat beberapa penatalaksanaan baik
medis maupun keperawatan untuk menangani permasalahan ansietas,
meliputi:
a. Penatalaksanaan Medis
1) Benzodiazepine
Digunakan dalam jangka pendek dengan tetap memperhatikan
tanda-tanda toleransi atau adiksi. Penggunaan jangka panjang
dilaksanakan pada sekelompok kecil pasien dengan ansietas
kronik dan paparan yang lama terhadap benzodiazepine
2) Antidepresan
Obat ini tidak menimbulkan adiktif tetapi memiliki banyak efek
samping
3) Buspirone
Obat ini tidak menimbulkan ketergantungan pada individu yang
mengkonsumsinya, tetapi onset obat ini berlangsung lambat
4) Penyekat β
Menyekat manifestasi perifer ansietas, terutama pada jantung
b. Penatalaksanaan Keperawatan
1) Melakukan konseling untuk memecahkan masalah
2) Psikoterapi: terapi kognitif-perilaku, terapi berorientasi insight,
manajemen ansietas dengan relaksasi, latihan pernapasan, dan
distraksi
6. Pathway

Biologis Frustasi dan Trauma Penyakit Faktor


kegagalan Presipitasi
Thalamus
Imbalance
Neutransmitter Persepsi negatif Ancaman
pada hipocamus
Neurokorteks Amigdalam
Hipocampus

Tidak ada Emosi G. suprareal


yang dialami negatif

Nonepinefrine
menurun

TD naik,
Ansietas
nadi naik

Waspada,
curiga
7. Komplikasi
1. Depresi
2. Somatoform
3. Skizofrenia Hiberfrenik
4. Skizofrenia Simplek

8. Asuhan Keperawatan
a. Batasan Karakteristik

Gejala dan tanda Gejala dan tanda


mayor minor

Subjektif 1. Merasa bingung 1. Mengeluh pusing


2. Merasa khawatir 2. Anoreksia
dengan akibat 3. Palpitasi
dari kondisi yang 4. Merasa tidak
dihadapi berdaya
3. Sulit
berkonsentrasi

Objektif 1. Tampak gelisah 1. Frekuensi napas


2. Tampak tegang meningkat
3. Sulit tidur 2. Frekuensi nadi
meningkat
3. Tekanan darah
meningkat
4. Diaforesis
5. Tremor
6. Muka tampak
pucat
7. Suara
bergetarkontak
mata buruk
8. Sering berkemih
9. Berorientasi pada
masa lalu

b. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa Keperawatan Definisi

D.0080 Ansietas Kondisi emosi dan pengalaman


subjektif individu terhadap objek
yang tidak jelas dan spesifik
akibat antisipasi bahaya yang
memungkinkan individu
melakukan tindakan untuk
menghadapi ancaman

c. Intervensi

Intervensi Keperawatan

I.09314 Reduksi ansietas Observasi


1. Identifikasi saat tingkat ansietas
berubah (mis.kondisi, waktu,
stresor)
2. Identifikasi kemampuan
mengambil keputusan
3. Identifikasi tanda-tanda ansietas
(verbal dan nonverbal)
Terapeutik
4. Ciptakan suasana terapeutik
untuk menumbuhkan
kepercayaan
5. Temani pasien untuk
mengurangi kecemasan, jika
perlu
6. Pahami situasi yang membuat
ansietas
7. Dengarkan dengan penuh
perhatian
8. Gunakan pendekatan yang
tenang dan meyakinkan
9. Tempatkan barang pribadi yang
memberikan kenyamanan
10. Motivasi mengidentifikasi
situasi yang memicu kecemasan
11. Diskusikan perencanaan realistis
tentang peristiwa yang akan
datang
Edukasi
12. Jelaskan prosedur, termasuk
sensasi yang mungkin dialami
13. Informasikan secara faktual
mengenai diagnosis, pengobatan
dan prognosis
14. Anjurkan keluarga untuk tetap
bersama pasien, jika perlu
15. Anjurkan melakukan kegiatan
yang tidak kompetitif, sesuai
kebutuhan
16. Anjurkan pengungkapan
perasaan dan persepsi
17. Latih kegiatan pengalihan untuk
mengurangi ketegangan
18. Latih penggunaan mekanisme
pertahanan diri yang tepat
19. Latih teknik relaksasi
Kolaborasi
20. Kolaborasi pemberian obat
antiansietas, jika perlu

I.05187 Terapi relaksasi Observasi


otot progresif
1. Identifikasi tempat yang tenang
dan nyaman
2. Monitor secara berkala untuk
memastikan otot rileks
3. Monitor adanya indikator tidak
rileks (mis.adanya gerakan,
pernapasan yang berat)
Terapeutik

4. Atur lingkungan agar tidak ada


gangguan saat terapi
5. Berikan posisi bersandar pada
kursi atau posisi lainnya yang
nyaman
6. Hentikan sesi relaksasi secara
bertahap
7. Beri waktu mengungkapkan
perasaan tentang terapi
Edukasi

8. Anjurkan memakai pakaian yang


nyaman dan tidak sempit
9. Anjurkan melakukan relaksasi
rahang
10. Anjurkan menegangkan otot
selama 5 sampai 10 detik,
kemudian anjurkan untuk
merilekskan otot 20-30 detik,
masing-masing 8 sampai 16 kali
11. Anjurkan menegangkan otot kaki
selama tidak lebih dari 5 detik
untuk menghindari kram
12. Anjurkan fokus pada sensasi otot
yang menegang
13. Anjurkan fokus pada sensasi otot
yang rileks
14. Anjurkan bernapas dalam dan
perlahan
15. Ajarkan berlatih diantara sesi
reguler dengan perawat
DAFTAR PUSTAKA

Davies, Teifion. 2009. ABC Kesehatan Mental. Jakarta: EGC


https://books.google.co.id/books?
id=gW9Gj8lKmogC&pg=PA62&dq=klasifikasi+ansietas&hl=id&sa=X&ve
d=2ahUKEwiH-
uzYvtnqAhX1ILcAHVESDmQQ6AEwAXoECAAQAg#v=onepage&q=kla
sifikasi%20ansietas&f=false

Donsu, Jenita Doli Tine. 2017. Psikologi Keperawatan. Klaten: Pustaka Press.

Livana, P. H., Fatoni, N., dan Mubin, M. F. 2019. Gambaran Tingkat Ansietas
Suami Atau Istri Yang Ditinggal Pasangannya Bekerja Diluar
Negeri. Jurnal Keperawatan Jiwa. 5(1): 48-52
https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/JKJ/article/view/4486

Maas, M., dkk. 2011. Asuhan Keperawatan Geriatrik: Diagnosis Nanda, Kriteria
Hasil NOC, & Intervensi NIC. Jakarta: EGC

PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (Definisi dan Indikator


Diagnostik). Ed 1. Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat PPNI

PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (Definisi dan Tindakan


Keperawatan). Ed 1. Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat PPNI

PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan). Ed 1. Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat PPNI

SDKI DPP PPNI 2016. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia. Edisi 1.


Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Edisi 1.


Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Stuart,G.W.,Sundden, S. J. (2014). Buku Saku Keperawatan Jiwa (5th ed.).
Jakarta: EGC.
Wuryaningsih, E.W., Windarwati, H.D., Dewi, E.I., Devianto, F., Hadi, E. 2018.
Keperawatan Kesehatan Jiwa 1. Jember: UNEJ PRESS
https://books.google.co.id/books?
id=PFnYDwAAQBAJ&printsec=frontcover&dq=ansietas&hl=id&sa=X&v
ed=2ahUKEwiDrPzGs9nqAhXWdH0KHQjjCVkQ6AEwCHoECAkQAg#v
=onepage&q=ansietas%20adalah&f=false

Anda mungkin juga menyukai