Anda di halaman 1dari 28

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

POST TRAUMATIC STRESS


DISORDER (PTSD)
Disusun Oleh
Kelompok 2
Aldi Ichsan Pratama 18631714
Cici Andri Widiasari 18631709
Silvi Zuhrotus Sholikhah 18631701
Heny Mahirotul Laily 18631681
Hesti Triana Saulistyari 18631654
Dela Trika Buana 18631652
KONSEP PENYAKIT
DEFINISI
Post Traumatic Stress Disorder (PTSD) adalah kecemasan
patologis yang umumnya terjadi setelah seseorang
mengalami atau menyaksikan trauma berat yang mengan-
cam secara fisik dan jiwa orang tersebut.
PTSD adalah pengalaman traumatik yang sering disebabkan
oleh phyisical abuse, korbakriminalitas, korban peperangan,
bencana alam yang dipengaruhi support system yang ada
dan mekanisme koping individu (Iyus Yosep., 2014)
ETIOLOGI
Sedangkan Faktor Penyebab Post Traumatic Stress Disorder (PTSD)
menurut (Iyus Yosep., 2014) :
Trauma yang Trauma yang
disebabkan oleh disebabkan
bencana individu

Trauma yang terjadi Trauma yang


akibat perang atau disebabkan oleh
konflik bersenjata penyakit berat yang
diderita individu
MANIFESTASI KLINIS

Menurut (Iyus Yosep., 2014) Tanda Gejala dari Post 3. Perasaan terasing dari orang lain :
Traumatic Stress Disorder (PTSD) adalah :
• Emosi yang dangkal,
• Sensitifitas yang meningkat,
1. Pengulangan pengalaman trauma ditunjukkan dengan
2. Penghindaran dan emosional yang dangkal 1.Susah tidur
2.Mudah marah/tidak dapat
mengendalikan marah
3.Susah berkonsentrasi
4.Kewaspadaan yang berlebih
5.Respon yang berlebihan atas
segala sesuatu
6. Gangguan kognitif:
4. Gejala gangguan fisik :
• Gangguan pikiran seperti
• Pusing disorientasi
• Gangguan pencernaan •Mengingkari kenyataan
• Sesak napas •Linglung
• Tidak bisa tidur •Melamun berkepanjangan
•Lupa
• Kehilangan selera makan
• Terus menerus dibayangi ingatan
• Impotensi, dan sejenisnya yang tak dinginkan
5. Gangguan Perilaku : •Tidak fokus dan tidak konsentrasi
• Menurunnya aktivitas fisik, seperti • TIdak mampu menganalisa dan
gerakan tubuh yang minimal. contoh, merencanakan hal-hal yang
dudu berjam-jam dan perilaku repetitif sedernana
(berulang-ulang). •Tdak mampu mengambil
keputusan
. 7. Gangguan emosi: 8. Gangguan sosial:
• Ausinasi dan depresi (suatu • Memisahkan diri dari
keadaan yang menekan, lingkungan
berbahaya,Memerlukan • Menyepi
perawatan aktif yang dini) • Agresif
• Mimpi buruk • Prasangka
• Marah • Konflik dengan
• Merasa bersalah lingkungan
• Malu
• Kesedihan yang berlarut-larut
• kecemasan dan ketakutan
KLASIFIKASI
Klasifikasi Post Traumatic Stress Disorder (PTSD)
Post Traumatic Stress Disorder (PTSD) terbagi atas tiga jenis,
yaitu :

PTSD akut,.
PTSD kronik,
PTSD with delayed onset,
POHON MASALAH
Potensi Effect
Membahayakan Diri

Ansietas Core problem

Pengalaman traumatic seperti


physical abuse, korban kriminalitas, Causa
korban peperangan
RENTANG RESPON

Responf Respon
adaktif maladiktif

Antisip Ringan Sedang Berat Panik


asi

Gambar 2. Rentang Respon


Respon Adaptif
Hal yang positif akan didapatkan jika individu dapat menerima dan
mengatur kecemasan. Kecemasan dapat menjadi suatu tantangan,
motivasi yang kuat untuk menyelesaikan masalah dan merupakan sarana
untuk mendapatkan penghargaan yang tinggi. Strategi adaptif biasanya
digunakan seseorang untuk mengatur kecemasan antara lain dengan
berbicara kepada orang lain, menanggis, tidur, latihan, dan menggunakan
teknik relaksasi.
Respon Maladaptif
Ketika kecemasan tidak dapat diatur, individu menggunakan mekanisme
koping yang disfungsi dan tidak berkesinambungan dengan yang lainnya.
Koing maladaptive mempunyai banyak jenis termasuk perilaku agresif,
bicara tidak jelas isolasi diri, banyak makan, konsumsi alkohol, berjudi,
dan penyalahgunaan obat terlarang.
FASE FASE PTSD
a. FaseKritis
Fase dimana terjadi gangguan stres pasca akut (dini/cepat) yangmana terjadi
selama kira-kira kurang dari sebulan setelah menghadap bencana. Pada fase ini
kebanyakan orang akan mengalami gejala-gejala depresi
b. Fase setelah kritis
Fase dimana telah terjadi penerimaan akan keadaan yang dialami dan
kejiwaan, umumnya terjadi setelah 1 bulan hingga tahunan setelah bencana, pada
fase ini telah tertanam suatu mindset yang menjadi suatu phobia/trauma akan
suatu bencana tersebut
c. Fase stressor
Fase dimana terjadi perubahan kepribadian yang berkepanjangan (dapat
berlangsung seumur hidup) akibat dari suatu bencana dimana terdapat dogma
“semua telah berubah
PROGNOSIS
Pada umumnya, orang yang sangat muda atau sangat tua lebih banyak
kesulitan dengan peristiwa traumatik dibandingkan mereka yang dalam usia
paruh baya. anak-anak belum memiliki mekanisme mengatasi kerugian fisik
dan emosional akibat trauma.
Demikian juga dengan orang lanjut usia, jika dibandingkan dengan orang
dewasa yang lebih muda kurang mampu melakukan pendekatan fleksibel
untuk mengatasi efek trauma.Pada umumnya, pasien yang memiliki jaringan
dukungan sosial yang baik, kemungkinan tidak menderita gangguan atau
tidak mengalami gangguan dalam bentuk yang parahnya
PENATALAKSANAAN
1. Farmakologi
a. Terapi anti depresan
b. Antiansietas
2. Non- farmakologi
a. Breathing retraining
b.Positive thinking dan self-talk
c.Assertiveness training
d.Thought stopping
e.Exposure therapy
f.Terapi bermain (play therapy)
ASUHAN
KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
1. Identitas 2. Sirkulasi
meliputi Nama, tempat tanggal lahir,  Denyut jantung meningkat
alamat, agama, perkejaan, status perkawinan,  Palpitasi
 Tekanan darah meningkat
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama : cemas/ansietas
b.Pengkajian fisik : 3. Integritas Ego
• Derajat ansietas bervariasi
1.Aktivitas atau istirahat
• PTSD akut : gejala kurang dari
Ganguan tidur bulan
Mimpi buruk • PTSD kronik : gejala lebih dari
Hipersomnia bulan
Mudah letih2. • Perasaan bersalah, tidak
Keletihan kronis berdaya, isolasi
• Perasaan tentang masadepan
yang suram
4. Neurosensorik
• Gangguan kognotif : sulit 5. Nyeri atau ketidaknyamanan
berkonsentrasi • Nyeri fisik karena cedera mungkin
• Kewaspadaan tinggi diperberat melebih keparahan cedera
• Ketakutan berlebihan
• Ingatan persisten atau berbicara 6. Pernapasan
• Frekuensi pernapasan meningkat
• terus tentang suatu kejadian
Dispneu
• Pengendalian keinginan yang buruk
dengan ledekan perilaku yang 7. Keamanan
agresif tidak dapat diprediksi atau • Marah yang meledak-ledak
mensori
• Perilaku kekerasan terhadap
• emunculkan perasaan kekerasan terhadap lingkungan
• Gagasan bunuh diri
8. Seksualitas
• Hilangnya gairah
• Impotensi
• Ketidakmampuan mencapai orgasme

9. interaksi Sosial
• Menghindari orang/tempat/kegiatan
yang menimbulkan ingatan tentang
trauma,
• Hilangnya minat secara nyata pada
kegiatan yang signifikan, termasuk
pekerjaan
Pembatasaan rentang afek, tidak ada
respon emosi
• Pengajaran atau pembelajaran
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. ANSIETAS ( berat sampai panic ) / kekerasan
2. ketidakberdayaan
3. Potensial membahayakan diri
4. Ketidakefektifan koping individu
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Perencanaan
Diagnosa
NO Tujuan Kriteria Hasil Intervensi
Keperawatan

1 Ansietas TUM : 1) Klien dapat mengungkapkan 1) Beri salam atau panggil nama
Klien mampu perasaanya 2) Sebutkan nama perawat sambil jabat tangan
mengantisipasi bahaya 3) Tanyakan dan panggil nama kesukaan klien
2) Ekspresi wajah bersahabat
yang memungkinkan 4) Jelaskan maksud hubungan interaksi :
klien melakukan 3) Adanya kontak mata
melatih mengendalikan ansietas agar proses
tindakan untuk 4) Klien mau menjabat tangan penyembuhan cepat
menghadapi ancaman 5) Klien mau menyebutkan nama 5) Jelaskan tentang kontrak (inform consent)
6) Klien mau tersenyum yang akan dibuat
TUK : 7) Klien mau mengetahui nama 6) Tunjukkan sikap empati dan menerima klien
1. Klien dapat perawat
apa adanya
membina 7) Beri perhatian dan pengertian kebutuhan
8) Klien mau duduk berdampingan
hubungan saling dasar klien
9) Klien mau mengutarakan
percaya
masalah yang dihadapi
Perencanaan
Diagnosa
NO Tujuan Kriteria Hasil Intervensi
Keperawatan

2. Klien dapat 1) Klien mampu Diskusikan klien tentang :


mengidentifikasi aspek mempertahankan • Aspek positif klien, keluarga dan
positif dan kemampuan aspek yang positif lingkungan
yang dimiliki • Kemampuan yang dimiliki klien
Bersama klien buat daftar tentang :
• Aspek positif klien, keluarga dan
lingkungan
• Kemampuan yang dimiliki klien
Beri pujian yang realistis, dan
hindarkan memberi penilaian negatif
3. Klien dapat mengatasi a. Klien mampu Latih cara mengatasi terjadinya
masalah ansietas melalui melakukan latihan ansietas
teknik relaksasi dan napas dalam a. Tarik napas dalam
distraksi b. Klien mau bercakap- b. Distraksi : bercakap-cakap hal
cakap tentang hal positif
positif klien c. Hipnotis lima jari yang
c. Klien bersedia fokus pada hal positif :
melakukan hipnotis • Jempol dan telunjuk disatukan ,
lima jari dan berfokus bayangkan saat badan sehat
pada hal positif • Jempol dan jari tengah
• Klien mau disatukan, dan dibayangkan
menyatukan jempol
dan telunjuk lalu
membayangkan saat
Perencanaan
Diagnosa
NO Tujuan Kriteria Hasil Intervensi
Keperawatan
• Klien mampu menyatukan Orang yang peduli
jempol dan jari tengah lalu dan sayang pada saudara
membayangkan orang yang • Jempol dan jari manis
peduli dan sayang pada klien disatukan, dan bayangkan
• Klien mau menyatukan jempol saat saudara mendapat
dan jari manis, dan
membayangkan saat klien dapat pujian dan prestasi
mendaptkan pujian dan prestasi • Jempol dan kelingking
• Klien mau menyatukan jempol disatukan, dan bayangkan
dan kelingking lalu tempat yang paling saudara
membayangkan tempat yang sukai
paling disukai klien
 
4. Klien dapat a. Klien dapat 1. Diskusikan dengan klien
mendemonstrasikan mendemonstrasikan cara kegiatan ibadah yang biasa
kegiatan spiritual ibadah yang dipilih dilakukan
b. Klien mempunyai jadwal 2. Bantu klien menilai kegiatan
untuk melatih kegiatan ibadah yang dapat dilakukan
ibadah di ruang rawat
c. Klien melakukan evaluasi 3. Bantu klien memilih kegiatan
terhadap kemampuan ibadah yang akan dilakukan
melakukan kegiatan
ibadah
Perencanaan
Diagnosa
NO Tujuan Kriteria Hasil Intervensi
Keperawatan
4. klien mendemonstrasikan
kegiatan ibadah yang dipilih
5. Beri pujian atas keberhasilan
klien
6. Diskusikan dengan klien
tentang waktu pelaksanaan
kegiatan ibadah
7. Susun jadwal kegiatan untuk
melatih kegiatan ibadah
8. Klien mengevaluasi
pelaksanaan kegiatan ibadah
dengan mengisi jadwal
kegiatan harian (self-
evaluation)
9. Validasi kemampuan klien
dalam melaksanakan latihan
10. Berikan pujian atas
keberhasilan klien
Perencanaan
Diagnosa
NO Tujuan Kriteria Hasil Intervensi
Keperawatan
a. Klien mempunyai 1. Diskusikan dengan klien
5. . Klien dapat merasakan jadwal untuk melatih bagaimana perasaan klien
manfaat dari latihan yang cara pencegahan fisik saat melakukan latihan
yang telah dipelajari 2. Beri pujian atas kegiatan
dilakukan sebelumnya fisik yang biasa dilakukan
b. Klien mengevaluasi klien
kemampuannya 3. Diskusikan dengan klien
dalam melakukan mengenai frekuensi latihan
cara fisik sesuai yang akan dilakukan sendiri
jadwal yang disususn  oleh klien
4. Susun jadwal kegiatan untuk
melatih cara yang dipelajari
5. Klien mengevaluasi
pelaksanaan kegiatan
6. Validasi kemampuan klien
dalam melakukan latihan
EVALUASI
Evaluasi dilakukan dengan pendekatan pada SOAP, yaitu:
S : Respon subjektif klien terhadap intervensi keperawatan yang
telah dilakasanakan
O : Respon objek terhadap tindakan keperawatan yang telah
dilaksanakan
A : Analisa ulang data subjektif dan objektif untuk menyimpulkan
apakah masalah masih tetap atau muncul masalah baru atau ada data
yang kontradiktif dengan masalah yang ada .
P : Perencanaan atau tindak lanjut berdasar hasil analisa pada respon
keluarga
STRAEGIPELAKSANAANTINDAKANKEPERAWATAN
Sp 1 pasien  Mempraktikkan latihan cara verbal
 Mendiskusikan peristiwa mengeskpresikan perasaan
traumatis yang dialami
 Mendiskusikan dampak Sp 2 pasien
terjadinya peristiwa traumatis  Mengevaluasi jadwal kegiatan
 Mendiskusikan keadaan emosi harian pasien
dan pikiran  Melatih pasien mengendalikan
 Mendiskusikan keadaan fisik sindrom pasca trauma dengan cara
 Mendiskusikan keadaan spiritual fisik
 Mendiskusikan cara mengatasi  Menganjurkan pasien memasukkan
sindroma pasca trauma dalam jadwal kegiatan harian.
 
Sp 3 pasien
 Mengevaluasi jadwal kegiatan harian  Melatih pasien mengendalikan
pasien sindrom pasca Trauma dengan cara
 Melatih pasien mengendalikan spiritual
sindrom pasca trauma dengan cara  Menganjurkan pasien memasukkan
sosial dalam jadwal kegiatan harian.
 Menganjurkan pasien memasukkan Sp 5 pasien
dalam jadwal kegiatan harian.  Mengevaluasi jadwal kegiatan
harian pasien
Sp 4 pasien  Melatih pasien menggunakan obat
 Mengevaluasi jadwal kegiatan harian sesuai aturan
pasien.  Menganjurkan pasien memasukkan
  dalam jadwal kegiatan harian
 
TERIMA
TERIMAKASIH
KASIH

+62

Anda mungkin juga menyukai