Anda di halaman 1dari 16

Asuhan Keperawatan PTSD

 Pengkajian
A. Anamnesa
 Data Demograf
o Nama : Ny/Tn. X
o Usia : x Tahun
o Jenis Kelamin : Perempuan/Laki-laki
o Alamat :
o Pekerjaan :
o Agama :
o Status Perkawinan :
 Keluhan Utama
o Cemas/ Ansietas
 Pengkajian Fisik
1. Aktivitas dan Istirahat
o Gangguan tidur
o Mimpi buruk
o Hipersomnia
o Mudah letih 
o Keletihan kronis
2. Sirkulasi
o Denyut jantung meningkat
o Palpitasi
o Tekanan darah meningkat
o Terasa panas
3. Integritas Ego
o Derajat ansietas bervariasi dengan gejala yang berlangsung berhari-hari
berminggu-minggu, dan berbulan-bulan
o Gangguan stress akut terjadi 2 hari – 4 minggu dalam 4 minggu peristiwa
traumatik
o PTSD akut gejala kurang 3 bulan
o PTSD kronik gejala lebih dari 3 bulan
o Melambat awitan sedikitnya 6 bulan setelah peristiwa traumatik
o Kesulitan mencari bantuan atau menggerakan sumber personal
( menceritakan pengalamannya pada keluarga/teman)
o Perasaan bersalah, tidak berdya, isolasi
o Perasaan malu terhadap ketidak berdayaan sendiri (Demoralisasi)
o Perasaan tentang masa depan yang suram atau memendek
4. Neurosensori
o Gangguan kognitif sulit berkomunikasi
o Kewaspadaan tinggi
o Ketakutan berlebih
o Ingatan persisten atau berbicara terus tentang suatu kejadian
o Pengendalian keinginan yang buruk dengan ledakan perilaku agresif tidak
dapat diprediksi atau memunculkan perasaan (marah,dendam, benci, sakit
hati)
o Perubahan perilaku (murung, pesimistik, berpikir yang menyedihkan,
iritabel), tidak mempunyai kepercayaan diri, afek depresi, merasa tidak
nyata, kehidupan bisnis tidak dipedulikan lagi
o Ketegangan otot, gemetar, kegelisahan motorik
o Nyeri atau ketidaknyamanan
5. Pernapasan
o Frekuensi pernapasan meningkat
o Dispneu
6. Keamanan
o Marah yang meledak-ledak
o Perilaku kekerasan terhadap lingkungan atau individu lain
o Gagasan bunuh diri
7. Seksualitas
o Hilangnya gairah
o Impotensi
o Ketidakmampuan mencapai orgasme
8. Interaksi sosial
o Menghindari orang/tempat/kegiatan yang menimbulkan ingatan tentang
trauma, penurunan responsif, mati rasa secara psikis, pemisahan
emosi/mengasingkan diri dari orang lain
o Hilangnya minat secara nyata pada kegiatan yang signifikan, termasuk
pekerjaan
o Pembatasan rentang afek, tidak ada respon emosi

B. Analisis Data

Data Subjektif Data Objektif


o Merasa cemas/Ansietas o Denyut jantung meningkat
o Gangguan tidur o Palpitasi
o Mimpi buruk o Tekanan darah meningkat
o Hipersomnia o Terasa panas
o Mudah letih  o Gangguan stress akut
o Kesulitan mencari bantuan atau o Gangguan kognitif sulit berkomunikasi
menggerakan sumber personal o Kewaspadaan tinggi
o Perasaan bersalah, tidak berdya, isolasi o Ketakutan berlebih
o Perasaan malu terhadap ketidak o Ingatan persisten
berdayaan sendiri (Demoralisasi) o Ketegangan otot, gemetar, kegelisahan
o Perasaan tentang masa depan yang motorik
suram atau memendek o Frekuensi pernapasan meningkat
o Perubahan perilaku o Dispneu
o Pengendalian keinginan yang buruk o Pembatasan rentang afek, tidak ada respon
dengan ledakan perilaku agresif emosi
o Nyeri atau ketidaknyamanan
o Marah yang meledak-ledak
o Perilaku kekerasan terhadap lingkungan
atau individu lain
o Gagasan bunuh diri
o Hilangnya gairah
o Impotensi
o Ketidakmampuan mencapai orgasme
o Mengasingkan diri dari orang lain
o Hilangnya minat secara nyata pada
kegiatan yang signifikan, termasuk
pekerjaan

 Diagnosis Keperawatan

No Data Masalah Etiologi Diagnosa


1. Ds : Ansietas Krisis situasional Ansietas b.d Krisis situasional
 Sulit berkonsentrasi d.d Sulit berkonsentrasi,
 Palpitasi Palpitasi, Merasa khawatir,
 Merasa khawatir Merasa tidak berdaya, Merasa
 Merasa tidak berdaya cemas, Gelisah, Sulit tidur,
Do: Tegang, Frekuensi napas
 Merasa cemas meningkat, Frekuensi nadi
 Gelisah meningkat, Tekanan darah
 Sulit tidur meningkat, Tremor,
 Tegang Berorientasi pada masa lalu
 Frekuensi napas
meningkat
 Frekuensi nadi meningkat
 Tekanan darah meningkat
 Tremor
 Berorientasi pada masa
lalu

2. Ds: Sindrom  Bencana Sindrom Pasca Trauma b.d


 Menghindari kejadian Pasca Trauma  Peperangan Bencana, Peperangan, Riwayat
trauma  Riwayat korban perilaku kekerasan,
 Merasa cemas korban Kecelakaan, Saksi Pembunuhan
 Mengingat kejadian perilaku d.d Menghindari kejadian
traumatis kekerasan trauma, Merasa cemas,
 Tidak percaya kepada  Kecelakaan Mengingat kejadian traumatis,
orang lain  Saksi Tidak percaya kepada orang
 Menyalahkan diri sendiri Pembunuhan lain, Menyalahkan diri sendiri,
Do: Ketakutan, Mimpi buruk,
 Ketakutan Menghindari aktivitas , tempat
 Mimpi buruk atau orang yang
 Menghindari aktivitas , membangkitkan kejadian
tempat atau orang yang trauma, Minat berinteraksi
membangkitkan kejadian dengan orang lain menurun,
trauma Sulit berkonsentrasi, Tidur
 Minat berinteraksi dengan terganggu, Merusak diri sendiri,
orang lain menurun Waspada berlebihan
 Sulit berkonsentrasi
 Tidur terganggu
 Merusak diri sendiri
 Waspada berlebihan
3. Ds: Koping Tidak  Ketidakadekuat Koping Tidak Efektif b.d
 Kekhawatiran kronis Efektif an strategi Ketidakadekuatan strategi
 Tidak mampu mengatasi koping koping, Ketidakteraturan atau
masalah yang ada  Ketidakteratura kekacauan lingkungan, Krisis
Do: n atau situasional, Ketidakadekuatan
 Menggunakan kekacauan sistem pendukung d.d
mekanisme koping yang lingkungan Kekhawatiran kronis,
tidak sesuai  Krisis Menggunakan mekanisme
 Partisipasi sosial kurang situasional koping yang tidak sesuai,
 Ketidakadekuat Partisipasi sosial kurang,
an sistem perilaku tidak asertif
pendukung
(Tim Pokja,2017)
 Diagnosa Prioritas
1. Sindrom Pasca Trauma b.d Bencana, Peperangan, Riwayat korban perilaku kekerasan,
Kecelakaan, Saksi Pembunuhan d.d Menghindari kejadian trauma, Merasa cemas,
Mengingat kejadian traumatis, Tidak percaya kepada orang lain, Menyalahkan diri
sendiri, Ketakutan, Mimpi buruk, Menghindari aktivitas , tempat atau orang yang
membangkitkan kejadian trauma, Minat berinteraksi dengan orang lain menurun, Sulit
berkonsentrasi, Tidur terganggu, Merusak diri sendiri, Waspada berlebihan.
2. Ansietas b.d Krisis situasional d.d Sulit berkonsentrasi, Palpitasi, Merasa khawatir,
Merasa tidak berdaya, Merasa cemas, Gelisah, Sulit tidur, Tegang, Frekuensi napas
meningkat, Frekuensi nadi meningkat, Tekanan darah meningkat, Tremor,
Berorientasi pada masa lalu
3. Koping Tidak Efektif b.d Ketidakadekuatan strategi koping, Ketidakteraturan atau
kekacauan lingkungan, Krisis situasional, Ketidakadekuatan sistem pendukung d.d
Kekhawatiran kronis, Menggunakan mekanisme koping yang tidak sesuai, Partisipasi
sosial kurang, perilaku tidak asertif.

C. Intervensi Keperawatan
SDKI SLKI SIKI
Sindrom Pasca Trauma Setelah dilakukan intervensi Dukungan Proses
b.d Bencana, Peperangan,
keperawatan 4x24 jam, Berduka
Riwayat korban perilaku
kekerasan, Kecelakaan, diharapkan ketahanan Observasi
Saksi Pembunuhan d.d
personal meningkat - Identifikasi kehilangan
Menghindari kejadian
trauma, Merasa cemas, dengan kriteria hasil: yang dihadapi
Mengingat kejadian
 Verbalisasi harapan - Identifikasi proses barduka
traumatis, Tidak percaya
kepada orang lain, yang positif meningkat yang dialami
Menyalahkan diri sendiri,
Ketakutan, Mimpi buruk,  Menggunakan strategi - Identifikasi sifat
Menghindari aktivitas , koping yg efektif keterikatan pada benda yang
tempat atau orang yang
meningkat hilang alau orang yang
membangkitkan kejadian
trauma, Minat berinteraksi  Verbalisasi perasaan meninggal
dengan orang lain menurun,
meningkat - Identifikasi reaksi awal
Sulit berkonsentrasi, Tidur
terganggu, Merusak diri  Menunjukkan harga diri terhadap kehilangan
sendiri, Waspada berlebihan
positif meningkat Terapeutik

 Mengambil tanggung - Tunjukkan sikap


jawab meningkat menerima dan empati
 Mencari dukungan - Motivasi agar mau
emosional meningkat mengungkapkan perasaan
 Menganggapp kesulitan kehilangen
sebagai tantangan - Motivasi untuk
meningkat menguatkan dukungan
keluarga atau orang terdekat
- Fasilitasi melakukan
kebiasaan sesuai dengan
budaya, agama dan norma
sosial
- Fasilitasi mengekspresikan
perasaan dengan cara yang
nyaman (mis. membaca
buku, menulis, menggambar
atau bermaln)
- Diskusikan strategi koping
yang dapat digunakan
Edukasi
- Jelaskan kepada pasien
dan keluarga bahwa sikap
mengingkari, marah, tawar
menawar, sepresi dan
menerima adalah wajar
dalam menghadapi
kehilangan
- Anjurkan mengldentifikasi
ketakutan terbesar pada
kehilangan
- Anjurkan
mengekspreslkan perasaan
tentang kehilangan
- Ajarkan melewati proses
berduka secara bertahap
Ansietas b.d Krisis Setelah dilakukan intervensi Reduksi Ansietas
situasional d.d Sulit keperawatan 4x24 jam Observesi
berkonsentrasi, Palpitasi, diharapkan tingkat - Identifikasi saat tingkat
Merasa khawatir, Merasa anxietas menurun dengan ansietas berubah (mis,
tidak berdaya, Merasa kriteria hasil: kondisi, waktu, stresor)
cemas, Gelisah, Sulit tidur,  Verbalisasi khawatir - Identifikasi kemampuan
Tegang, Frekuensi napas akibat kondisi yang mengambil keputusan
meningkat, Frekuensi nadi dihadapi menurun - Monitor tanda-tanda
meningkat, Tekanan darah  Perilaku gelisah ansietas (verbal dan
meningkat, Tremor, menurun nonverbal)
Berorientasi pada masa lalu  Perilaku tegang Terapeutik
menurun - Ciptakan suasana

 Konsentrasi membaik terapeutik untuk

 Pola tidur membaik menumbuhkan kepercayaan


- Temani pasien untuk
 Orientasi membaik
mengurangi kecemasan, jika
 Palpitasi menurun
memungkinkan
 Frekuensi napas
- Pahami situasi yang
menurun
membuat ansietas
 Frekuensi nadi menurun
- Dengarkan dengan penuh
 Tekanan darah menurun
perhatian
 Tremor menurun
- Gunakan pendekatan yang
tenang dan meyakinkan
- Tempatkan barang pribadi
yang memberikan
kenyamanan
- Motivasi mengidentifikasi
situasi yang memicu
kecemasan
- Diskusikan perencanaan
realistis tentang peristiwa
yang akan datang
Edukasi
- Jelaskarn prosedur,
temasuk sensasi yang
mungkin dialami
- Informasikan secara
faktual mengenai diagnosis,
pengobatan, dan prognosis
- Anjurkan keluarga untuk
tetap bersama pasien, jika
perlu
- Anjurkan melakukan
kegiatan yang tidak
kompetitif, sesual
kebutuhan
- Anjurkan mengungkapkan
perasaan dan persepsi
- Latih kegiatan pengalihan
untuk mengurangi
ketegangan
- Latih penggunaan
mekanisme pertahanan diri
yang tepat
- Latih teknik relaksasi
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian obat
antiansietas, jika pertu

Terapi Relaksasi
Observasi
- Identifikasi penurunan
tingkat energi,
ketidakmampuan
berkonsentrasi, atau gejala
lain yang mengganggu
kemampuan kognitif
- Identifikasi teknik
relaksasi yang pernah
efeklif digunakan
- Identifikasi kesediaan,
kemampuen, dan
penggunaan teknik
sebelumnya
- Periksa ketegangan otot,
frekuensi nadi, tekanan
darah, dan suhu sebelum
dan sesudah latihan
- Monítor respons terhadap
terapi relaksasi
Terapeutik
- Ciptakan lingkungan
tenang dan tanpa gangguan
dengan pencahayaan dan
suhu ruang nyaman, jika
memungkinkan
- Berikan informasi tertulis
tentang persiapan dan
prosedur teknik relaksasi
- Gunakan pakaian longgar
- Gunakan nada suara
lembut dengan irama lambat
dan berirama
- Gunakan relaksasi sebagai
strategi penunjang dengan
analgetik atau tindakan
medis lain, jlka sesuai
Edukasi
- Jelaskan tujuan, manfaat,
batasan, dan jenis relaksasi
yang tersedia (mis. musik,
meditasi, napas dalam,
relaksasi otot progresif)
- Jelaskan secara rinci
intervensi relaksasi yang
dipilih
- Anjurkan mengambil
posisi nyaman
- Anjurkan rileks dan
merasakan sensasi relaksasi
- Anjurkan sering
mengulangi atau melatih
teknik yang dipilih
- Demonstrasikan dan latih
teknik relaksasi (mis. napas
dalam, peregangan, atau
imajinasi terbimbing)
Koping Tidak Efektif b.d Setelah dilakukan intervensi Dukungan Pengambilan
Ketidakadekuatan strategi keperawatan 4x24 jam, Keputusan
koping, Ketidakteraturan diharapkan Status Koping Observasi
atau kekacauan lingkungan, membaik dengan kriteria - Identifikasi persepsi
Krisis situasional, hasil: mengenai masalah dan
Ketidakadekuatan sistem  Kemampuan memenuhi informasi yang memicu
pendukung d.d peran sesuai usia konflik
Kekhawatiran kronis, meningkat Terapeutik
Menggunakan mekanisme  Perilaku koping adaptif - Fasilitasi mengklarifikasi
koping yang tidak sesuai, meningkat nilai dan harapan yang
Partisipasi sosial kurang,  Verbalisasi kemampuan membantu membuat pilihan
perilaku tidak asertif mengatasi masalah - Diskusikan kelebihan dan
meningkat kekurangan dari setiap

 Partisipasi social solusi


meningkat - Fasilitasi melihat situasi

 Perilaku asertif secara realistik


meningkat - Motivasi mengungkapkan
tujuan perawatan yang
diharapkan
- Fasilitasi pengambilan
keputusan secara
kolaboratif
- Hormati hak pasien untuk
menerima atau menolak
informasi
- Fasilitas yg menjelaskan
keputusan kepada orang
lain, Jika perlu
- Fasilitasi hubungan antara
pasien, keluarga dan tenaga
kesehatan lainnya
Edukasi
- Informasikan alternatif
solusi secara jelas
- Berikan informasi yang
diminta pasien
Kolaborasi
- Kolaborasi dengan tenaga
kesehatan lain dalam
memfasilitasi pengambilan
keputusan

Dukungan Penampilan
Peran
Observasi
- Identifikasi berbagai peran
dan periode transisi sesuai
tingkat perkembangan
- Identifikasi peran yang
ada dalam keluarga
- Identifikasi adanya peran
yang tidak terpenuhi
Terapeutik
- Fasilitasi adaptasi peran
keluarga terhadap
perubahan peran yang tidak
diinginkan
- Fasilitasi bermain peran
dalam mengantisipasi reaksi
orang lain terhadap perilaku
- Fasilitasi diskusi
perubahan peran anak
terhadap bayi baru lahir,
Jika perlu
- Fasilitasi diskusi tentang
peran orang tua, Jika perlu
- Fasilitasi diskusi tentang
adaptasi peran saat hendak
meninggalkan rumah, Jika
perlu
- Fasilitasi diskusi harapan
dengan keluarga dalam
peran timbal balik

Edukasi
- Diskusikan perilaku yang
dibutuhkan untuk
pengembangan peran
- Diskusikan perubahan
peran yang diperlukan
akibat penyakit atau
ketidakmampuan
- Diskusikan perubahan
peran dalam menerima
ketergantungan orang tua
diskusikan strategi positif
untuk mengelola perubahan
peran
- Ajarkan perilaku baru
yang dibutuhkan oleh
pasien atau orang tua untuk
memenuhi peran
Kolaborasi
- Rujuk dalam kelompok
untuk mempelajari peran
baru

Promosi Koping
Observasi
- Identifikasi kegiatan
jangka pendek dan panjang
sesuai tujuan
- Identifikasi kemampuan
yang dimiliki
- Identifikasi sumber daya
yang tersedia untuk
memenuhi tujuan
- Identifikasi pemahaman
proses penyakit
- Identifikasi dampak situasi
terhadap peran dan
hubungan
- Identifikasi metode
penyelesaian masalah
- Identifikasi kebutuhan dan
keinginan terhadap
dukungan sosial
Terapeutik
- Diskusikan perubahan
peran yang dialami gunakan
pendekatan yang tenang dan
meyakinkan
- Diskusikan alasan
mengkritik diri sendiri
- Diskusikan untuk
mengklarifikasi
kesalahpahaman dan
mengevaluasi perilaku
sendiri diskusikan
konsekuensi tidak
menggunakan rasa bersalah
dan rasa malu
- Diskusikan risiko yang
menimbulkan bahaya pada
diri sendiri
- Fasilitasi dalam
memperoleh informasi yang
dibutuhkan
- Berikan pilihan realistis
mengenai aspek-aspek
tertentu dalam perawatan
- Motivasi untuk
menentukan harapan yang
realistis
- Tinjau kembali
kemampuan dalam
pengambilan keputusan
-Hindari pengambilan
keputusan saat pasien
berada di bawah tekanan
- Motivasi terlibat dalam
kegiatan sosial
- Motivasi mengidentifikasi
sistem pendukung yang
tersedia
- Dampingi saat berduka
- Perkenalkan dengan orang
atau kelompok yang
berhasil mengalami
pengalaman sama
- Dukung penggunaan
mekanisme pertahanan yang
tepat
- Kurangi rangsangan
lingkungan yang
mengancam
Edukasi
- Anjurkan menjalin
hubungan yang memiliki
kepentingan dan tujuan
sama
- Anjurkan penggunaan
sumber spiritual, Jika perlu
- Anjurkan menggunakan
perasaan dan persepsi
- Anjurkan keluarga terlibat
- Anjurkan membuat tujuan
yang lebih spesifik
- Ajarkan cara memecahkan
masalah secara konstruktif
- Latih penggunaan teknik
relaksasi
- Latih keterampilan sosial
sesuai kebutuhan
- Latih mengembangkan
penilaian objektif

Anda mungkin juga menyukai