Anda di halaman 1dari 11

PROPOSAL TAK (TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK)

ANSIETAS

“Diajukan untuk memenuhi tugas Praktik Profesi Stase Keperawatan Jiwa”


Disusun oleh:

WINDY DWI FATMAWATI


NIM : 14901.06.19052

PRODI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HAFSHAWATY PESANTREN ZAINUL

HASAN GENGGONG – PROBOLINGGO

2020

1
Topik
Mengurangi Ansietas dengan melakukan relaksasi, distraksi , spiritual
Tujuan
A. Umum
Klien mererapkan relaksasi/distraksi setelah melakukan terapi aktivitas
kelompok.
B. Khusus
1. Klien dapat menjelaskan atau menyebutkan cara distraksi
2. Klien dapat menyebutkan dan menjelaskan cara relaksasi
3. Klien dapat menyebutkan terapi spiritual apasaja yang bisa dilakukan
untuk mengurangi kecemasan.
Peran Perawat
A. Leader:
1. Menyusun rencana pembuatan proposal TAK
2. Memimpin jalannya terapi aktivitas kelompok dengan tertib
3. Memimpin diskusi dan terapi aktivitas kelompok.
4. Merencanakan, mengontrol dan mengatur jalannya TAK
5. Membacakan aturan main (membuka acara, memperkenalkan diri,
membacakan kontrak waktu, memimpin kegiatan kelompok,
membacakan tata tertib dan menutup acara)
B. Co-leader:
1. Membantu leader mengoraganisasikan kelompok
2. Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader atau sebaliknya
3. Mengingatkan leader jika kegiatan menyimpang
C. Fasilitator:
1. Memfasilitasi klien dalam TAK.
2. Mengatur dan mengarahkan klien dalam jalannya aktivitas kelompok
3. Membantu kelompok berperan aktif untuk jalannya permainan.
4. Berperan sebagai role model bagi klien selama proses aktivitas kelompok
5. Mengantisipasi masalah yang akan terjadi

2
D. Observer:
1. Mengobservasi respon klien
2. Mencatat perilaku klien selama dinamika kelompok
3. Mencatat semua proses yang terjadi dan melaporkannya

Landasan Teori
A. Definisi Ansietas/Cemas
Reaksi umum terhadap stress adalah Ansietas, satu kondisi
kegelisahan mental, keprihatinan, ketakutan, atau perasaan putus asa
karena pengancaman yang akan terjadi atau ancaman antisipasi yang
tidak dapat diidentifikasi terhadap diri sendiri atau terhadap hubungan
yang bermakna. Ansietas dapat dialami pada tingkat sadar, setengah
sadar, atau tidak sadar (Barbara, 2010).
B. Tingkat Kecemasan.
1. Ansietas ringan
Ansietas ringan berhubungan dengan ketegangan akan peristiwa
kehidupan sehari-hari. Pada tingkat ini lapangan persepsi melebar dan
individu akan berhati-hati dan waspada.
2. Ansietas Sedang
Pada tingkat ini lapangan persepsi terhadap lingkungan menurun.
Individu lebihmemfokuskan hal-hal penting saat itu dan
mengenyampingkan hal lain.
3. Ansietas berat.
Pada ansietas berat lapangan persepsi menjadi sangat sempit,
individu cenderung memikirkan hal yang kecil saja dan mengabaikan
hal lain. Individu tidak mampu lagi berpikir realistis dan membutuhkan
banyak pengarahan untuk memusatkan perhatian pada area lain
4. Panik
Pada tingkatan ini lapangan persepsi individu sudah sangat
menyempit dan sudah terganggu sehingga tidak dapat mengendalikan
diri lagi dan tidak dapat melakukan apa-apa walaupun telah di berikan
pengarahan.

3
C. Rentang Respon
Rentang Respon Ansietas (Stuart, 2007)

Respon Adaptif Respon Maladaptif

Antisipasi Ringan Sedang Berat Panik

D. Indikator Tingkat Ansietas


Tingkat Ansietas
Kategori
Ringan Sedang Berat Panik
Perubahan Semakin Tremor dan Komunikasi sulit Komunikasi
verbalisasi sering perubahan dipahami mungkin
bertanya nada suara. tidak
dapat dipahami
Perubahan Gelisah Tremor, Peningkatan
aktifitas ringan kedutan aktifitas motorik, Peningkatan
motorik wajah, dan ketidakmampuan aktifitas motorik,
gemetar. untuk relaks. agitasi.

Perubahan Peningkatan Ekspresi wajah


persepsi Mengantuk, ketegangan ketakutan. Respon tidak
dan otot. dapat diprediksi,
perhatian

Perubahan Peningkatan Fokus Ketidak Gemetar,koordina


respirasi perasaan perhatian mampuan untuk si motorik buruk
dan gelisah dan menyempit. fokus atau
sirkulasi. waspada. berkonsentras,
mudah distraksi

4
Perubahan Penggunaan Mampu Kemampuan Persepsi
lain belajar berfokus belajar mengalami
untuk tetapi tidak sangat distorsi
beradaptasi. perhatian terganggu atau
pada hal-hal melebih-lebihkan
tertentu.

Kemampuan
Tidak ada belajar Takikardia, Ketidakmampuan
sedikit hiperventilasi untuk belajar atau
mengalami berfungsi
gangguan.

Kecepatan
Tidak ada napas dan Sakit kepala, Dispnea,
jantung lambung, mual. palpitasi,
sedikit tersedak nyeri
meningkat. dada atau
Gejala tertekan.
gaster Firasat akan di
ringan timpa musibah
(mulas) parestesia,
berkeringat.

E. Faktor pencetus ansietas


Faktor yang dapat menjadi pencetus seseorang merasa cemas dapat
berasal dari diri sendiri (faktor internal) maupun dari luar dirinya (faktor
eksternal). Namun demikian pencetus ansieta dapat dikelompokkan
kedalam dua kategori yaitu:
1. Ancaman terhadap integritas diri, meliputi ketidakmampuan fisiologis
atau gangguan dalam melakukan aktivitas sehari-hari guna
pemenuhan terhadap kebutuhan dasarnya.

5
2. Ancaman terhadap sistem diri yaitu adanya sesuatu yang dapat
mengancam terhadap identitas diri, kehilangan status/peran diri dan
hubungan interpersonal (Asmadi 2008).

F. Pelaksanaan.
Penatalaksanaan ansietas pada tahap pencegahaan dan terapi
memerlukan suatu metode pendekatan yang bersifat holistik, yaitu
mencangkup fisik (somatik), psikologik atau psikiatrik, psikososial dan
psikoreligius (Hawari, 2008) selengkapnya seperti pada uraian berikut :
1. Upaya meningkatkan kekebalan terhadap stress, dengan cara :
a. Makan yang bergizi dan seimbang.
b. Istirahat yang cukup.
c. Cukup.olahraga.
d. Jangan merokok
2. Terapi psikofarmaka
Terapi psikofarmaka merupakan pengobatan untuk cemas dengan
memakai obat-obatan yang berkhasiat memulihkan fungsi gangguan
neuro-transmitter (sinyal penghantar saraf) di susunan saraf pusat
otak (limbic system). Terapi psikofarmaka yang sering dipakai adalah
obat anti cemas (anxiolytic), yaitu seperti diazepam, clobazam,
bromazepam, lorazepam, buspirone HCl, meprobamate dan
alprazolam.
3. Terapi somatic
Gejala atau keluhan fisik (somatik) sering dijumpai sebagai gejala
ikutan atau akibat dari kecemasan yang bekerpanjangan. Untuk
menghilangkan keluhankeluhan somatik (fisik) itu dapat diberikan
obat-obatan yang ditujukan pada organ tubuh yang bersangkutan.
4. Psikoterapi
Psikoterapi diberikan tergantung dari kebutuhan individu, antara lain :
a. Psikoterapi suportif, untuk memberikan motivasi, semangat dan
dorongan agar pasien yang bersangkutan tidak merasa putus
asa dan diberi keyakinan serta percaya diri.

6
b. Psikoterapi re-edukatif, memberikan pendidikan ulang dan
koreksi bila dinilai bahwa ketidakmampuan mengatsi
kecemasan.
c. Psikoterapi re-konstruktif, untuk dimaksudkan memperbaiki
kembali (rekonstruksi) kepribadian yang telah mengalami
goncangan akibat stressor.
d. Psikoterapi kognitif, untuk memulihkan fungsi kognitif pasien,
yaitu kemampuan untuk berpikir secara rasional, konsentrasi
dan daya ingat.
e. Psikoterapi psiko-dinamik, untuk menganalisa dan menguraikan
proses dinamika kejiwaan yang dapat menjelaskan mengapa
seseorang tidak mampu menghadapi stressor psikososial
sehingga mengalami kecemasan.
f. Psikoterapi keluarga, untuk memperbaiki hubungan
kekeluargaan, agar faktor keluarga tidak lagi menjadi faktor
penyebab dan faktor keluarga dapat dijadikan sebagai faktor
pendukung.
5. Terapi psikoreligius
Untuk meningkatkan keimanan seseorang yang erat hubunganya
dengan kekebalan dan daya tahan dalam menghadapi berbagai
problem kehidupan yang merupakan stresor psikososial.
Psikoterapi spiritual yang digunakan ialah dengan mandi taubat,
solat taubat dan zikir. Ketiga domain tersebut memiliki kesan yang baik
bagi mencegah dan mengobati anxiety disorder.

G. Kriteria Klien
1. Klien mengalami ansietas
2. Klien sehat fisik.
3. Klien kooperatif, dan dapat berinteraksi.
4. Bersedia mengikuti TAK.

7
Persiapan
A. Kriteria Peserta Kelompok
1. Klien ansietas
2. Klien yang dapat diajak kerjasama
B. Proses Seleksi
1. Berdasarkan observasi dan wawancara
2. Menindak lanjuti asuhan keperawatan
3. Informasi dan keterangan dari klien sendiri dan perawatan
4. Penyelesaian masalah berdasarkan masalah keperawatan
5. Klien cukup kooperatif dan dapat memahami pertanyaan yang
diberikan
6. Mengadakan kontrak dengan klien.
C. Tata tertib aturan main
1. Peserta tidak meninggalkan ruangan selama kegiatan TAK.
2. Peserta yang BAK atau ke WC di perbolehkan sebelum TAK
berlangsung.
3. Tidak diperkenankan makan, minum, dan merokok.
4. Tidak diperkenankan membicarakan di luar hal-hal lain TAK.
5. Peserta yang ingin bertanya tunjuk tangan dan berbicara setelah di
persilahkan.
D. Pengorganisasian
Leader : Windy DF
Co Leader : Windy DF
Fasilitator : Windy DF
Observer : Windy DF
Pasien : Icha Meiliana
Wildani Putri Nf
Ibu Icha
Adek Icha
E. Media dan Alat yang Digunakan
1. Pulpen
2. Bola
3. Alat musik (Laptop dan HP)
4. Kertas HVS

8
F. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Hari /Tanggal : Kamis, 30 Juli 2020
Tempat : Di Rumah Klien
Waktu : 15.00-16.00
Jumlah klien : 4 orang.
G. Setting Tempat

Keterangan:

: Leader

: Klien

9
H. Tata Tertib dan Metode TAK
Metode
Dinamika kelompok.
Diskusi Tanya jawab.
Role Play/bermain peran/simulasi.
Tata Tertib
Apabila ada klien yang ingin meninggalkan kelompok , harus minta izin
dengan para terapis.
Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.

I. Program Antisipasi
a. Penanganan terhadap klien yang tidak aktif dalam aktivitas
1. Memanggil klien.
2. Memberi kesempatan pada klien untuk menjawab sapaan perawat
atau klien lain.
b. Bila klien meninggalkan kegiatan tanpa izin
1. Panggil nama klien.
2. Tanyakan alasan klien meninggalkan kegiatan.
c. Untuk mengantisipasi bila peserta yang dipilih tidak dapat mengikuti
kegiatan hari yang telah ditentukan, maka TAK dilaksanakan dengan
klien yang bisa saja.
d. Bila dalam kegiatan tersebut ada anggota yang membicarakan hal lain
dalam diskusi, leader harus memfokuskan pembicaraan.

Pelaksanaan
A. Orientasi (5 menit)
Salam Terapeutik
1. Mengatur posisi duduk peserta
2. Memperkenalkan diri (pakai papan nama)
3. Menanyakan nama dan panggilan semua klien (beri papan nama).
4. Menjelaskan kontrak waktu.
5. Menjelaskan tata tertib dan aturan main. (Memberikan penjelasan
kontrak waktu fase waktu selama 20 menit)

10
B. Tahap Kerja (20 menit)
1. Terapis Mendiskusikan cara cara mengatasi rasa cemas
(upayakan tiap klien dapat menyampaikannya)
2. Beri pujian kepada klien yang melakukan dengan baik.
3. Mendiskusikan cara mengatasi cemas yang biasa di lakukan klien.
4. Tuliskan dikertas hvs yang telah didiskusikan.
5. Menjelaskan cara mengatatasi cemas yaitu dengan distraksi,
relaksasi nafas dalam, relaksasi otot progresif, dan hipnotik 5 jari.
6. Musik dimainkan, sambil bola digilir ke setiap klien
menggunakan bola, saat musik berhenti klien yang mendapati
bola tersebut harus menjawab pertanyaan yang di ajukan oleh
leader yaitu:
a. Cara apa saja yang bisa digunakan untuk mengurangi rasa
cemas ?
b. Menayakan cara relaksasi nafas dalam?
c. Menayakan cara relaksasi otot progresif ?
d. Menayakan cara hipnotik 5 jari ?
e. Menanyakan apa saja terapi spiritual yang bisa dilakukan?
7. Beri pujian pada klien yang menjawab benar.
C. Fase Terminasi (10 menit)
a. Evaluasi
1. Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2. Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
TAK.
b. Tindak Lanjut
1. Terapis menganjurkan klien untuk menggunakan kegiatan
fisik dengan berolaraga, berjemur, memasak, kegiatan
ibadah, dan patuh terhadap protokol kesehatan untuk
menurunkan kecemasan terhadap kondisi pandemik saat ini.
2. Memasukkan relaksasi/distraksi pada jadwal kegiatan harian
klien.

11

Anda mungkin juga menyukai