Anda di halaman 1dari 31

ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN ALAM

PERASAAN

Disusun oleh : Kelompok 5

1. Ira Febriani (1911319030)


2. Nila Safitri (1911319032)
3. Susi Marleni Syam (1911319033)
4. Tisa Englidya (1911319034)
5. Vivi Febriyeni (1911319031)

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ANDALAS

2020
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya yang berjudul “ASUHAN KEPERAWATAN PADA GANGGUAN ALAM
PERASAAN”.

Makalah ini berisikan tentang informasi tentang bilangan. Diharapkan makalah ini
dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang Gangguan Alam Perasaan. Kami
menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua
pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih dan kami berharap semoga makalah ini bisa
bermanfaat bagi kita semua.

Padang , Februari 2020

Penyusun

2
Daftar Isi
Kata Pengantar...............................................................................................................2

Daftar Isi.........................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................4

1.1.       Latar Belakang..............................................................................................4

1.2.       Rumusan Masalah.........................................................................................5

1.3.       Tujuan...........................................................................................................5

1.4.       Manfaat.........................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................4

2.1.       Definisi..........................................................................................................7

2.2.       Klasifikasi.....................................................................................................8

2.3.       Etiologi..........................................................................................................9

2.4.       Patofisiologi................................................................................................12

2.5.       Manifestasi Klinis.......................................................................................12

2.6.       Pencegahan..................................................................................................13

2.7.       Pengobatan..................................................................................................14

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN

GANGGUAN ALAM PERASAAN............................................................................17

3.1.       Pengkajian...................................................................................................17

3.2.       Daftar Masalah Keperawatan......................................................................20

3.3.       Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan Depresi................................21

BAB IV PENUTUP.....................................................................................................26

4.1.    Kesimpulan....................................................................................................30

4.2.    Saran...............................................................................................................30

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................31
3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.       Latar Belakang
Alam perasaan adalah keadaan emosional yang berkepanjangan yang mempengaruh
seluruh kepribadian dan fungsi kehidupan seseorang. Alam perasaan adalah perpanjangan
keadaan emosional yang mempengaruhi seluruh kepribadian dan fungsi kehifupan seseorang.
Gangguan alam perasaan ditandai oleh sindroma depresif sebagian atau total dan ditandai
engan kehilangan minat terhadap aktivitas sehari-hari.

Gangguan alam perasaan depresi dapat disebabkan karena ketidakseimbangan


elektrolit yaitu, natrium dan kalium di dalam neuron. Neurotransmitter yang ada di system
syaraf pusat dan perifer juga memiliki implikasi pada psikiatrik. Transmisi monoamin seperti
neropinefrin, dopamine dan serotonin berimplikasi pada etiologi gangguan emosi tertentu
seperti gangguan alam perasaan: depresi dan mania. Norepinefrin dan dopamine mempunyai
implikasi menurunkan derajat depresi dan meningkatkan derajat mania sedangkan serotonin
memiliki implikasi menurunkan kadar depresi.

Dari penjelasan di atas penting untuk kita ketahui mengenai terjadinya mania oleh
karena mania memiliki psikopatologi yang tidak jauh berbeda dengan depresi, sehingga
berdasarkan uraian-uraian di atas, dalam makalah ini akan dibahas mengenai konsep dasar
asuhan keperawatan dengan gangguan alam perasaan (mania) untuk menunjang pembelajaran
yang akan berguna dalam melakukan asuhan keperawatan melalui pendekatan proses
keperawatan.

4
1.2.       Rumusan Masalah
1) Apa definisi dari gangguan alam perasaan ?
2) Apa saja Klasifikasi gangguan alam perasaan?
3) Apa Etiologi dari gangguan alam perasaan ?
4) Bagaimana Patofisiologi dari gangguan alam perasaan?
5) Apa saja Manifestasi klinis dari gangguan alam perasaan
6) Bagaimana Penatalaksanaan Medis dari gangguan alam perasaan?
7) Bagaimana Pencegahan dari gangguan alam perasaan?
8) Apa saja Komplikasi dari gangguan alam perasaan ?
9) Bagaimana Asuhan Keperawatan dari gangguan alam perasaan?

1.3.       Tujuan
1.3.1.           Tujuan Umum

Tujuan umum tentang asuhan keperawatan gangguan alam perasaan ini yaitu
diharapkan mampu untuk mengetahui, melaksanakan dan memahami gangguan alam
perasaan beserta asuhan keperawatannya

1.3.2.           Tujuan Khusus

a. Mengetahui definisi gangguan alam perasaan.


b. Mengetahui etiologi gangguan alam perasaan.
c. Mengetahui patofisiologi gangguan alam perasaan.
d. Mengetahui manifestasi klinis gangguan alam perasaan.
e. Mengetahui pemeriksaan diasnotik gangguan alam perasaan
f. Mengetahui penatalaksanaan gangguan alam perasaan.
g. Mengetahui komplikasi gangguan alam perasaan..
h. Mengetahui konsep asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan
alam perasaan.

5
1.4.       Manfaat
 Setelah menyelesaikan makalah ini diharapkan kami sebagai mahasiswa dapat
meningkatkan pengetahuan dan wawasan penyebabserta upaya pencegahan
gangguan alam perasaan terciptanya kesehatan masyarakat yang lebih baik.
 Diharapkan bagi pembaca dapat mengetahui tentang gangguan alam perasaan
dalam sehingga dapat mencegah serta mengantisipasi diri dari penyakit
tersebut.
 Diharapkan dalam menambah wawasan dan informasi dalam penanganan
gangguan alam perasaan sehingga dapat meningkatkan pelayanan kesehatan
lebih baik.
 Dapat menambah informasi tentang gangguan alam perasaan serta dapat
meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit tersebut.

6
BAB II

PEMBAHASAN

2.1.       Definisi
Alam perasaan adalah keadaan emosional yang berkepanjangan yang mempengaruhi
seluruh keperibadiaan dan fungsi kehidupan seseorang. Gangguan alam perasaan ditandai
oleh syndrom depresif sebagian atau penuh, selain itu juga ditandai oleh kehilangan minat
atau kesenangan dalam aktifitas sehari-hari dan rekreasi.

Gangguan Alam perasaan adalah keadaan emosional yang berkepanjangan yang


mempengaruhi seluruh kepribadian dan fungsi hidup seseorang.

Mania adalah suatu gangguan alam perasaan yang ditandai dengan perasaan
kegembiraan yang berlebihan, arus berpikir yang cepat, mudah tersinggung dan kegiatan
motorik meningkat, sehingga menyebabkan energi banyak yang keluar (Standar Asuhan
Keperawatan Jiwa, DEPKES).

Mania adalah suatu gangguan alam perasaan yang ditandai dengan adanya alam
perasan yang meningkat, meluas atau keadaan emosional yang mudah tersinggung dan
terangsang. Kondisi ini dapat diiringi dengan perilaku yang berlebihan berupa peningkatan
kegiatan, banyak bicara, ide-ide yang meloncat, senda gurau, tertawa berlebihan,
penyimpangan seksual.

Depresi merupakan satu masa terganggunya fungsi manusia yang berkaitan dengan
alam perasaan yang sedih dan gejala penyertanya, termasuk perubahan pola tidur dan nafsu
makan, psikomotor, konsentrasi, keindahan, rasa putus asa dan tidak ber daya, serta gagasan
bunuh diri.

Depresi adalah salah satu bentuk gangguan kekecewaan pada alam perasaan,
(affective atau mood disorder) yang ditandai dengan kemurungan, kelesuan, ketiadaan gairah
hidup, perasaan tidak berguna, putus asa (Dadang Hawari, 2001)
7
Depresi ditandai dengan perasaan sedih yang ber lebihan, murung tidak bersemangat,
merasa tak berguna, merasa tak berharga, merasa kosong dan tak ada harapan berpusat pada
kegagalan dan bunuh diri, sering disertai ide dan pikiran bunuh diri klien tidak berniat pada
pemeliharaan diam dan aktivitas sehari-hari .

Dari ketiga pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa depresi adalah gangguan alam
perasaan yang disertai oleh komponen psikologik dan komponen somatik yang terjadi akibat
mengalami kesedihan yang panjang.

2.2.       Klasifikasi
2.2.1.           Depresi Ringan

Sementara, alamiah, adanya rasa pedih perubahan proses pikir  komunikasi sosial dan
rasa tidak nyaman.

2.2.2.           Depresi Sedang 

a. Afek
Murung, cemas, kesal, marah, menangis
b. Proses pikir
Perasaan sempit, berfikir lambat, berkurang komunikas verbal komunikasi
non verbal meningkat.
c. Pola komunikasi
Bicara lambat, berkurang komunikasi verbal, komunikasi non verbal
meningkat
d. Partisipasi sosial
Menarik diri tak mau bekerja sekolah, mudah tersinggung

2.2.3.           Depresi Berat 

a. Gangguan afek
Pandangan kosong, perasaan hampa, murung, inisiatif berkurang
b. Gangguan proses pikir 
c. Sensasi somatik dan aktivitas motoric

Diam dalam waktu lama, tiba-tiba hiperaktif, kurang merawat diri, tak
8
mau makan dan minum, menarik diri, tidak peduli dengan lingkungan

2.2.4.           Rentang Respon
a. Reaksi Emosi Adaptif
1) Respon emosi yang responsif

Keadaan individu yang terbuka mau mempengaruhi dan menyadari


perasaannya sendiri dapat beradaptasi dengan dunia internal dan
eksternal.

2) Reaksi kehilangan yang wajar

Reaksi yang dialami setiap orang mempengaruhi keadaannya


seperti:

a) Bersedih
b) Berhenti kegiatan sehari-hari
c) Takut pada diri sendiri
d) Berlangsung tidak lama.
b. Reaksi Emosi Maladaptif
Merupakan reaksi emosi yang sudah  merupakan gangguan respon ini
dapat dibagi 3 tingkatan yaitu :

1) Supresi
Tahap awal respon maladaptif individu menyangkal perasaannya
dan menekan atau menginternalisasi aspek perasaan terhadap
lingkungan.
2) Reaksi kehilangan yang memanjang
3) Supresi memanjang mengganggu fungsi kehidupan individu.
Gejala : bermusuhan, sedih terlebih, rendah diri.
4) Mania/ Depresi
Gangguan alam perasaan kesal dan dimanifestasikan dengan
gangguan fungsi sosial dan fungsi fisik yang hebat dan menetap
pada individu yang bersangkutan.

2.3.       Etiologi
9
 Kekecewaan
Karena adanya tekanan dan kelebihan fisik menyebabkan seseorang menjadi jengkel
tak dapat berfikir sehat atau kejam pada saat khusus jika cinta untuk diri sendiri lebih
besar dan pada cinta pada orang lain yang menghimpun kita, kita akan terluka, tidak
senang dan cepat kecewa, hal ini langkah per tama depresi jika luka itu direnungkan
terus-menerus akan menyebabkan kekesalan dan keputusasaan.
 Kurang Rasa Harga Diri
Ciri-ciri universal yang lain dari orang yang depresi adalah kurangnya rasa harga diri
sayangnya kekurangan ini cenderung untuk dilebih-lebihkan menjadi ekstrim, karena
harapan-harapan yang realistis membuat dia tak mampu merestor  dirinya sendiri hal
ini memang benar khususnya pada individu yang ingin segalanya sempur na yang tak
pernah puas dengan prestasi yang dicapainya
 Perbandingan yang tidak adil
Setiap kali kita membandingkan diri dengan seseorang yang mempunyai nilai lebih
baik dari kita dimana kita merasa kurang dan tidak bisa sebaik dia maka depresi
mungkin terjadi
 Penyakit
Beberapa faktor yang dapat mencetuskan depresi adalah organik contoh individu yang
mempunyai penyakit kronis seperti  Ca Mammae  dapat menyebabkan depresi.
 Aktivitas Mental yang  Berlebihan
Orang  yang produktif dan aktif sering menyebabkan depresi.
 Penolakan
Setiap manusia butuh akan rasa cinta, jika kebutuhan akan rasa cinta itu tak terpenuhi
maka terjadilah depresi.

Dapat timbul karena adanya factor predisposisi dan factor presipitasi yaitu:

a. Faktor Predisposisi
1) Faktor Genetik
Faktor genetik mengemukakan, transmisi gangguan alam perasaan
diteruskan melalui garis keturunan. Frekuensi gangguan alam perasaan
meningkat pada kembar monozigote.
2) Teori Agresi Berbalik pada Diri Sendiri
Mengemukakan bahwa depresi diakibatkan oleh perasaan marah yang
dialihkan pada diri sendiri.
10 Freud mengatakan bahwa kehilangan
objek/orang, ambivalen antara perasaan benci dan cinta dapat berbalik
menjadi perasaan menyalahkan diri sendiri dan dimunculkan dengan
perilaku mania (sebagai suatu mekanisme kompensasi)
3) Teori Kehilangan
Berhubungan dengan faktor perkembangan, misalnya kehilangan orangtua
yang sangat dicintai. Individu tidak berdaya mengatasi kehilangan.
4) Teori Kepribadian
Mengemukakan bahwa tipe kepribadian tertentu menyebabkan seseorang
mengalami mania.
5) Teori Kognitif
Mengemukakan bahwa mania merupakan msalah kognitif yang dipengaruhi
oleh penilaian terhadap diri sendiri, lingkungan dan masa depan.
6) Model Belajar Ketidakberdayaan
Mengemukakan bahwa mania dimulai dari kehilangan kendali diri lalu
menjadi aktif dan tidak mampu menghadapi masalah. Kemudian individu
timbul keyakinan akan ketidakmampuannya mengendalikan kehidupan
sehingga ia tidak berupaya mengembangkan respons yang adaptif.
7) Model Perilaku
Mengemukakan bahwa depresi terjadi karena kurangnya reinforcemant
positif selama berinteraksi dengan lingkungan.
8) Model Biologis
Mengemukakan bahwa dalam keadaan depresi/mania terjadi perubahan
kimiawi, yaitu defisiensi katekolamin, tidak berfungsinya endokrin dan
hipersekresi kortisol.  

b. Faktor Presipitasi

Stressor yang dapat menyebabkan gangguan alam perasaan meliputi faktor


biologis, psikologis dan sosial budaya.

1) Faktor Biologis
Meliputi perubahan fisiologis yang disebakan oleh obat-obatan atau
11
berbagai penyakit fisik seperti infeksi, neoplasma, dan
ketidakseimbangan metabolisme.
2) Faktor Psikologis
Meliputi kehilangan kasih sayang, termasuk kehilangan cinta,
seseorang dan kehilangan harga diri.
3) Faktor Sosial Budaya
Meliputi kehilangan peran, perceraian, kehilangan pekerjaan.

2.4.       Patofisiologi
Alam perasaan adalah kekuatan/ perasaan hati yang mempengaruhi seseorang dalam
jangka waktu yang lama setiap orang hendaknya ber ada dalam afek yang tidak  stabil tapi
tidak berarti orang tersebut tidak per nah sedih, kecewa, takut, cemas, marah dan sayang
emosi ini terjadi sebagai kasih sayang  seseorang terhadap rangsangan yang diterimanya dan
lingkungannya baik interenal maupun eksternal. Reaksi ini bervariasi dalam rentang dari
reaksi adaptif sampai maladaptif.

2.5.       Manifestasi Klinis
2.5.1.           Gejala Fisik  yaitu:

a. Gangguan tidur,
b. Kelesuan fisik,
c. Hilangnya nafsu makan dan
d. Penyakit fisik yang ringan.
2.5.2.           Gejala Emosional  yaitu:

a. Kehilangan kasih sayang,


b. Kesedihan,
c. Hilangnya kekuatan,
d. Hilangnya konsentrasi,
e. Rasa bersalah,
f. Permusuhan dan
g. Hilangnya harapan.
2.5.3.      Perilaku

Gambaran utama dari mania adalah perbedaan intensitas psikofisiologikal


yang tinggi. Tingkah laku mania merupakan mekanisme pertahanan terhadap
12
depresi yang diakibatkan dari kurang efektifnya koping dalam menghadapi
kehilangan.
Afektif Sedih, cemas apatis, murung, kebencian, kekesalan,
marah, perasaan ditolak, perasaan bersalah, meras tidak
berdaya, putus asa, merasa sendirian, merasa rendah diri,
merasa tak berharga.
Kognitif Ambivalence, bingung, ragu-ragu, tidak mampu
konsentrasi, hilang perhatian dan motivasi, menyalahkan diri
sendiri, pikiran merusak diri, rasa tidak menentu, pesimis.
Fisik Sakit perut, anoreksia, mual, muntah, gangguan
pencernaan, konstipasi, lemah, lesu, nyeri kepal, pusing,
insomnia, nyeri dada, over acting, perubahan berat badan,
gangguan selera makan, gangguan menstruasi, impoten, tidak
berespon terhadap seksual.
Tingkah laku Agresif, agitasi, tidak toleran, gangguan tingkat
aktivitas, kemunduran psikomotor, menarik diri, isolasi social,
irritable, berkesan menyedihkan, kurang spontan, gangguan
kebersihan.

2.5.4  Mekanisme koping

Mekanisme koping yang digunakan pada reaksi kehilangan yang memanjang adalah
denial dan supresi, hal ini dilakukan untuk menghindari tekanan yang hebat. Pada depresi
mekanisme koping yang digunakan adalah represi, supresi, mengingkari dan disosiasi.
Tingkah laku mania merupakan mekanisme pertahanan terhadap depresi yang diakibatkan
karena kurang efektifnya koping dalam menghadapi kehilangan.

2.6.       Pencegahan
1. Usahakan untuk selalu punya seseorang yang dekat untuk bercurah hati. Jangan
pernah untuk menyimpan sendiri beban hidup kita. Karena hal ini dapat memperburuk
depresi yang sdah dialami mapun dapat mengakibatkan depresi
2. Berpartisipasi dalam suatu kegiatan yang dapat membuat diri lebih baik, hal ini dapat
mengalihkan perhatian kita terhadap masalah yang sedang kita hadapi. Ingat kita bkan
lari dari masalah tetapi labih cenderung menyegarkn pikiran kita sehingga kita lebih
siap untuk menghadapinya lagi nanti.
3. Berpikir realistis, jangan terlalu menghayal dan berimajinasi. Hilangkan kata
“seandainya saya…” dalam hidup kita
4. Melakukan olahraga, aktif dalam13kelompok agama dan sosial, kegiatan tersebut
membuat kita lebih jarang melamun
5. Mengubah suasana hati, Usahakan untuk selalu membuat suasan hati kita gembira
karena hal tersebut dapat menghindarkan diri dari menyalahkan diri sendiri
6. Jangan banyak berpengharapan
7. Berpikir positif
8. Lapang hati dan sabar dalam mengadapi segala cobaan hidup dapat menjauhkan diri
kita dari depresi

2.7.       Pengobatan
1. Litium karbonat, sebuah obat antimatik, adalah obat pilihan untuk klien yang
menderita gangguan bipolar.
2. Pengobatan antipsikotik digunakan untuk klien yang menderita hiperaktivitas
hebat dan untuk menangani perilaku manik.
3. Antikonvulsan kadang-kadang diberikan karena keefektifannya dalam antimanik.
4. Pengobatan antiansietas, misalnya klonazepam (klonopin) dan lotazepam
(Antivan), kadang-kadangdigunakan untuk klien yang menderita episode manik
akut dan untuk klien yang sulit ditangani.
5. Kombinasi litium antikonvulsan sudah digunakan untuk gangguan bipolar siklus
cepat,

Tiga fase penatalaksanaan farmakologis yang digambarkan dalam panel Pedolaman


Depresi adalah fase akut, fase lanjut, dan fase pemeliharaan. Dalam fase akut gejalanya
ditangan, dosis obat dsisesuaikan untuk mencegah efek yang merugikan, dan klien diberikan
penyuluhan.pada fase lanjut klien dimonitor pada dosis efektif untuk mencegah terjadinya
kambuh. Pada fase pemeliharaan, seorang klien yang berisiko kambuh seringkali tetap diberi
obat baahkan selama waktu remisi. Untuk klien yang dianggap tidak berisikotinggi
mengalami kambuh, pengobatan dihentikan.

a. Selsctive serotonin reuptake inhibitors (SSRIs) terbukti sudah sangat berguna untuk
menangani depresi, terutama karena obat tersebut lebih sedikit memiliki efek
antikolinergik yang merugikan, lebih sedikit toksisitas jantung, dan reaksi lebih cepat
daripada antidepresan trisiklik dan inhibitor oksidase monoamin (MAO)
14
b. Trisiklik dan inhibitor MAO, generasi pertama antidepresan, jarang digunakan sejak
adanya SSRI dan SSRIs atipikal.
c. Antipsikotik kadang-kadang digunakan untuk menangani gangguan tidur dan ansietas
sedang.
d. Dokter dapat memprogramkan, tetapi elektrokonvulsif (ECP) jika terdapat depsresi
hebat, klien sangat ingin mealkukan bunuh diri, atau jika klien tidak berespon
terhadap protokol pengobatan antidepresan.

15
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN

GANGGUAN ALAM PERASAAN

3.1 Pengkajian

1. Identitas

 Nama klien

 Usia dan no. rekam medik

 Sumber daya yang diambil

2. Alasan Masuk

 Apa penyebab klien masuk RS saat ini.

 Tindakan yang dilakukan keluarga untuk mengatasi masalah ini.

 Bagaimana hasilnya ?

3. Faktor Predisposisi

 Apakah klien pernah menderita gangguan jiwa di masa lalu ?

 Bagaimana hasil pengobatan sebelumnya ?

 Apakah klien pernah melakukan/menyaksikan penganiayaan fisik, seksual,


penolakan dari lingkungan dalam keluarga dan tindakan kriminal ?

 Apakah ada anggota keluarga yang lalu mengalami gangguan jiwa ?

 Apakah ada pengalaman yang tidak menyenangkan ?

16
4. Keadaan psikososial

a. Genogram : minimal 3 generasi masalah yang terkait

b. Pengkajian

Konsep diri meliputi :

 Citra tubuh : apersepsi klien terhadap tubuhnya ?

 Identitas diri : status dan posisi sebelum dirawat ?

 Peran : Kemampuan klien melakukan tugas ?

 Ideal diri : harapan terhadap tubuh, posisi, status, tugas ?

 Harga diri : hubungan dengan orang lain/

c. Hubungan sosial

 Siapa yang terdekat dengan klien, tempat mengadu, tempat bicara/curhat.

 Sejauh mana hubungan klien dan masyarakat.

d. Spiritual

 Nilai dan kegiatan

 Kegiatan ibadah

6. Status mental

a. Penampilan

 Rapi/tidak

 Penggunaan pakaian sesuai/tidak

 Cara berpakaian.

b. Pembicaraan

 Cepat, keras, gagap, apatis,17


membisu, dll

 Kalimat berpindah-pindah
c. Aktivitas motorik

 Lesu, tegang, gelisah

 TIK/gerakan tidak terkontrol

 Tremor

 Kompulsif (kegiatan yang berulang-ulang)

d. Alam perasaan

 Sedih, putus asa, gembira berlebihan

 Ketakutan

 Khawatir

e. Afek

 Datar tidak ada perubahan

 Tumpul (hanya bereaksi bila ada stimulus)

 Labil (emosi berubah dengan cepat)

 Tidak sesuai

 Kontak mata kurang, curiga

f. Persepsi

 Halusinasi sudah jelas

 Isi halusinasi

 Frekuensi halusinasi

g. Proses pikir

 Sirkumtonsial (berbelit-belit tapi sampai tujuan)

 Tangensial (berbelit-belit tidak sampai tujuan)

 Kehilangan asosiasi 18

 Flight of idea (pembicaraan yang meloncat-loncat)


 Blocking (berhenti tiba-tiba)

 Perseverasi (pengulangan)

h. Isi pikir

 Obsesi (pikiran yang sering muncul)

 Fobia (ketakutan)

 Hipokondria (keyakinan adanya gangguan)

 Depersonalisasi (perasaan asing pada diri sendiri)

 Pikiran magis (keyakinan akan kemampuan hal-hal yang mustahil)

 Waham

 Sedasi

 Stupor

 Orientasi waktu, tempat

i. Memori

 Gangguan daya ingat

 Konfubulasi (pembicaraan tidak sesuai dengan kenyataan)

j. Tingkat konsentrasi dan berhitung

 Mudah dialihkan

 Tidak mampu berkonsentrasi lagi

k. Kemampuan penilaian

 Penilaian ringan (dapat mengambil keputusan)

 Penilaian bermakna (tidak mampu mengambil keputusan)

19
7. Kebutuhan persiapan pulang

a. Makan

Frekuensi, jumlah, variasi, macam

b. BAK dan BAB

c. Mandi

Frekuensi, cara mandi, dll.

d. Berpakaian

e. Istirahat

f. Penggunaan obat dan pemeliharaan kesehatan

g. Aktivitas di luar rumah

h. Aktivitas di dalam rumah

8. Mekanisme koping

9. masalah psikososial dan lingkungan

10. pengetahuan

3.2 Daftar Masalah Keperawatan

1. Gangguan harga diri : harga


20diri rendah
2. Kerusakan interaksi sosial

3. Defisit perawatan diri


4. Resiko menciderai diri

3.3 Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan Depresi

Kasus (Masalah Utama) Gangguan alam perasaan : Depresi

Proses Terjadinya Masalah


a. Definisi

Depresi adalah suatu kondisi yang lebih dari suatu keadaan sedih, bila kondisi
depresi seseorang sampai menyebabkan terganggunya aktivitas social sehari-harinya
maka hal itu disebut sebagai suatu gangguan depresi. Beberapagejala gangguan
depresi adalah perasaan sedih, rasa lelah yang berlebihan setelahaktivitas rutin yang
biasa, hilang minat dan semangat, malas beraktivitas, dangangguan pola tidur. Depresi
merupakan salah satu penyebab utama kejadian bunuh diri.

Seseorang dikatakan depresi apabila aktifitas fisiknya menurun, berpikir


sangat lamban dan diikuti oleh perubahan suasana hati. Sesorang yang mengalami
depresi memiliki pemikiran yang negatif terhadap dirinya sendiri, terhadap masa
depan, dan ingatan mereka menjadi lemah, serta kesulitan dalam mengambil
keputusan.

b. Tanda dan gejala

 Psikologik

 rasa susah

 Murung

 Sedih

 putus asa

 tidak bahagia
21
 Somatik

 Anoreksia
 Konstipasi

 Kulit lembab (rasa dingin)

 Tekanan darah dan denyut nadi sedikit menurun

c. Etiologi

Depresi berhubungan dengan koping individu yang maladaptif, koping


merupakan respon pertahanan individu terhadap suatu masalah. Jika kopping individu
itu tidak efektif maka individu tidak bisa menghindari distress yang hebat, sehingga
menyebabkan perilaku yang tidak diinginkan.

d. Akibat

Resiko mencederai Diri Mekanisme terjadinya masalah :


Depresi merupakan gangguan alam perasaan yang disertai oleh komponen psikologik
dan komponen somatik yang terjadi akibat mengalami kesedihan yang panjang,
Individu yang mengalami depresi akan mengalami Gangguan tidur, kelesuan fisik,
hilangnya nafsu makan dan penyakit fisik yang ringan,selain itu dari segi emosional
individu cenderung merasa Kehilangan kasih sayang, kesedihan, hilangnya kekuatan,
hilangnya konsentrasi, rasa bersalah, permusuhan dan hilangnya harapan.Untuk
melampiaskan hal tersebut maka individu akan cenderung banyak diam, menyendiri,
tidak berkomunikasi, menyalahkan diri sendiri dan lebih membahayakan mencederai
diri sendiri.

Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan Depresi

PERTEMUAN I

Pertemmuan ke: I (TUK I)

I.      PROSES KEPERAWATAN

a.       Kondisi klien : 22

b.      Diagnosa keperawatan :


c.       Tujuan khusus : klien dapat membina hubungan saling percaya dengan
perawat.

d.      Tindakan keperawatan :

1)      Beri salam setiap berinteraksi

2)      Perkenalkan nama, nama panggilan perwat, dan tujuan berinteraksi

3)      Tanyakan dan panggil nama kesukaan pasien

4)      Tunjukkan sikap empati, jujur dan menepati janji

5)      Tanyakan peasaan klien dan masalah yang dihadapi

6)      Buat kontrak interaksi yang jelas

7)      Dengarkan ungkapan perasaan klien

II. PROSES TINDAKAN KEPERAWATAN

A.    ORIENTASI

1.      Salam terupetik

Assalamu Alaikum/selamat pagi, perkenalkan nama saya A, saya


senangnya dipanggil A,saya bertugas disini selama satu minggu mulai jam 07.00
pagi sampai jam 02.00 siang, saya yang akan merawat anda pagi ini. Nama anda
siapa, senangnya dipanggil apa.

2.      Evaluasi/validasi

Apa yang terjadi di rumah sampai ibu datang kemari ?

3.      Kontrak

1).  Topik

23
Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang kejadian di rumah , agar saya dapat
membantu mengatasinya

2)   Waktu
Berapa lama kita bercakap-cakap, bagaimana kalau 10 menit

3)   Tempat

Bagaimana kalau di ruangan ini.

4.      Kerja

“ Dirumah anda tinggal dengan siapa”

“ Siapa yang paling dekat dengan anda”

“ Apa yang membuat anda dekat dengannya”

“ Bagus sekali, anda dapat menyebutkan yang membuat dekat dengan seseorang”

“ Dengan siapa anda tidak dekat”

“ Apa yang membuat anda tidak dekat”

“ Apa yang harus anda lakukan agar dekat dengan seseorang”

5. Terminasi

1). Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan

    a). Evaluasi subyektif

“ Bagaimana perasaan ibu setelah kita bercakap-cakap tentang kejadian di rumah”

b). Evaluasi obyektif

 Tersenyum menatap perawat

2. Rencana lanjut klien

“ Baik, bagaimana kalau anda ingat-ingat kembali yang menyebabkan anda dekat
dengan seseorang dan siapa lagi kira-kira yang dekat dengan anda”

3. Kontrak yang akan datang (topic, waktu, tempat)

“Bagaimana kalau nanti kita bercakap-cakap


24 tentang penyebab tidak ingin bergaul 
lain dan mendiskusikan akibat yang dirasakan apabila tidak bergaul dengan orang lain”

 “ Anda mau ketemu lagi jam berapa ?” “ Bagaimana kalau jam 10 nanti”
“ Anda mau bercakap-cakap di mana?” “ bagaimana kalau di sini lagi”

Pertemuan II: TUK II

Proses Keperawatan

A.    Kondisi Klien

B.    Diagnose keperawatan:

Gangguan alam perasaan : sedih kronis

C.    Tujuan khusus

1.   Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat

2.   Klien dapat mempertahankan kontak mata selama wawancara

3.  Klien dapat mengenal masalah yang dihadapi dan dapat mengungkapkan
perasaannya.

D.    Tindakan keperawatan

1.      BHSP: salam terapeutik, perkenalkan diri, jelaskan tujuan, lingkungan yang
terapeutik, kontrak yang jelas.

2.      Dorong dan beri kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaannya.

3.      Dengarkan ungkapan klien dengan empati

4.      Bantu klien mengidentifikasi perasaannya.

5.      Beri reinforcement positifitas kemampuan klien mengungkapkan perasaannya.

Proses pelaksanaan Tindakan

A.    Orientasi

1.      Salam terapeutik. Selamat siang, pak. Apa kabar hari ini ?. masih ingat dengan
25
saya? Bangus bapak masih ingat.

2.      Evaluasi “bagaimana, pak, apa yang bapak rasakan saat ini?
3.      Kontrak

Topic: sesuai janji, kita akan melanjutkan ngobrol-ngobrol lagi untuk saling
mengenal dan bapak dapak mengungkapkan masalah bapak.

Waktu: janji kita tadi, kita akan ngobrol-ngobrol jam 11.00 WITA selama 15 menit
lagi. Setuju ?

4.      Tempat: baiknya kita ngobrol dimana pak ?

B. Kerja

1)      Kalau boleh tahu apakah Bapak sedang menghadapi suatu masalah ?

2)      Bagaimana hubungan Bapak dengan teman-teman atau keluarga Bapak ?

3)      Apa yang biasa Bapak lakukan jika mempunyai masalah ?

4)      Apakah Bapak pernah menceritakan tentang masalah yang Bapak hadapi kepada
seseorang ?

5)      Waah..bagus, kalau Bapak pernah mencoba menceritakannya.6 . K a l a u


B a p a k p u n y a masalah memang sebaiknya Bapak ceritakan kepada orang
yangBapak percaya, agar beban Bapak sedikit berkurang.’

C. Terminasi

1. Evaluasi:

 (Subyektif): Setelah kita ngobrol 15 menit tadi, bagaimana perasaan Bapak ?

(Obyektif): Klien mau menjawab pertanyaan perawat dan tampak gelisah ?

2.  Tindak lanjut

Nah...Bapak ini sudah 15 menit jadi kita cukupkan saja dulu pembicaraan
kita.Sekarang Bapak bisa istirahat dulu. Kalau ada yang mau diceritakan atau
26
ditanyakankepada saya, Bapak bisa sampaikan sekarang. Bagaimana kalau sekarang
kitalanjutkan saja pembicaraannya dengan topic yang lain?.

3.      Kontrak yang akan dating.


Topik: Sekarang kita lanjutkan ya pak ? kita ngobrol tentang bagaimana
caranya mengendalikan perasaan Bapak.

Waktu: jam berapa bapak mau ? apakah sesudah makan siang ?

Tempat: kita ngobrol dimana pak ?

Pertemuan III: TUK III

Proses Keperawatan

 A. kondisi klien: Klien tampak bengong.

 B. diagnosa keperawatan:

Gangguan alam perasaan : Sedih Kronis.

C. Tujuan khusus

 1. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat.

2. Klien dapat mempertahankan kontak mata selama wawancara.

3. Klien mau belajar untuk mengontrol perasaannya.

D. Tindakan keperawatan

1. BHSP: Salam teraupetik, perkenalkan diri, jelaskan tujuan, lingkungan yang


terapeutik, kontak yang jelas.

2.Dorong dan beri kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaannya.

3.Dengarkan ungkapan klien dengan empati.

4.Beri reinforcement positifitas kemampuan klien mengungkapkan perasaannya

5.Beri masukan-masukan kepada klien untuk belajar dan berusaha


mengontrol perasaannya

 
27
II. Proses Pelaksanaan Tindakan

 A. Orientasi
1. Salam teraupetik, Selamat siang, Pak. Apa kabar hari ini ?.Masih ingat dengan
saya ?. Bagus, Bapak masih ingat.

2. evaluasi “ bagaimana, pak, apa yang bapak rasakan saat ini ?

3. kontrak

Topic: sesuai janji, kita akan melanjutkan ngobrol-ngobrol lagi untuk mengontrol
perasaan Bapak.

Waktu: janji kita tadi, kita akan ngobrol-ngobrol jam 11.30 WITA selama 15 menit
lagi.

Tempat: baiknya kita ngobrol dimana pak ?

B. Kerja

1.Apa yang biasa Bapak lakukan untuk mengontrol perasaan Bapak ?

2.Jika perasaan Bapak meningkat atau tertekan, cobalah untuk menceritakan


perasaanBapak kepada orang yang Bapak percayai.

3.Bagus sekali kalau Bapak sudah mau bercerita seperti itu.

C. Terminasi

1. Evaluasi

  (Subyektif): Setelah kita ngobrol 15 menit tadi, bagaimana perasaan Bapak ?

(Obyektif): Klien lebih tenang dari sebelumnya, klien kooperatif dan maumengikuti
saran perawat.

2. Tindak lanjut

Nah...Bapak ini sudah 15 menit jadi kita cukupkan saja dulu pembicaraan
kita.Sekarang Bapak bisa istirahat dulu. Kalau ada yang mau diceritakan atau
28
ditanyakankepada saya, Bapak bisa sampaikan sekarang. Semoga lekas sembuh ya .
29
BAB IV

PENUTUP

4.1.    Kesimpulan
Dari penjelasan di ataas dapat disimpulkan bahwa Alam perasaan adalah keadaan
emosional yang berkepanjangan yang mempengaruhi seluruh keperibadiaan dan fungsi
kehidupan seseorang.

Gangguan alam perasaan ditandai oleh syndrom depresif sebagian atau penuh, selain
itu juga ditandai oleh kehilangan minat atau kesenangan dalam aktifitas sehari-hari.

Karena adanya tekanan dan kelebihan fisik menyebabkan seseorang menjadi jengkel
tak dapat berfikir sehat atau kejam pada saat khusus jika cinta untuk diri sendiri lebih besar
dan pada cinta pada orang lain yang menghimpun kita, kita akan terluka, tidak senang dan
cepat kecewa, hal ini langkah per tama depresi jika luka itu direnungkan terus-menerus akan
menyebabkan kekesalan dan keputusasaan.

4.2.    Saran
Mahasiswa mampu memahami dan mengaplikasikan segala tindakan dalam
menangani masalah keperawatan khususnya dalam menangani kasus gangguan alam
perasaan. Sehingga memberikan nilai positif yaitu sebagai perawat profesional yang
memberikan perawatan secara berkualitas

30
DAFTAR PUSTAKA

Purwaningsih, dkk. (2009). Asuhan Keperawatan Jiwa. Jogjakarta : Nuha Medika

Videbeck, Sheila L. (2008). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC.

Anonim. (2011). Konsep dasar klien dengan


depresi.http://thefuturisticlovers.wordpress.com.

http://widayantibhayangkari.wordpress.com/2013/01/20/asuhan-keperawatan-pada-
klien-gangguan-alam-perasaan-depresi-dan-mania/

31

Anda mungkin juga menyukai